Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sartika
"Beberapa perusahaan mewajibkan karyawan wanita menggunakan sepatu hak tinggi. Faktanya bahwa sepatu hak tinggi merupakan produk yang tidak sehat untuk digunakan dalam jangka waktu lama. Selain itu, adanya faktor kebijakaan perusahaan dalam hal berpenampilan di area kerja seperti pakaian, sepatu. Penelitian ini mencoba untuk merancangan sepatu hak tinggi berdasarkan keinginan desain sepatu yang dapat digunakan di area kerja dan kenyamanan untuk karyawan. Untuk desain model sesuai keinginan menggunakan metode Kano dan Grey based Taguchi dan penelitian aspek kenyamanan meneliti tentang bentuk footbed pada area tumit. Hasil penelitian ini menghasilkan desain sepatu hak tinggi dengan model berbentuk pointed toe dengan atribut berbentuk pita kecil sedangkan bentuk footbed menghasilkan rancangan dimensi dengan heel height 5 cm, heel seat 7cm, dan heel wedge angle 10.

Several companies forced her employees to using a high heels shoe. The facts that the high heels are unhealthy products for use of the long term. In addition, the companies have a rule in appearance such as wearing clothes, shoes, etc in the work area. This study tried to designing high heels shoe design based on a desire that can be used in work area and comfort for employee. In model design of high heels desired using Kano method and Grey based Taguchi and researching for comfort aspects using the experiment the footbed shape in the heel area (rear foot). The results of this study resulted in the model design of high heels with pointed toe shaped with attribute a small ribbon and the result of footbed experiment with dimensions footbed ?heel height of 5 cm, 7 cm heel seat, and heel wedge angle 10"."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S940
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ardelia
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
899.221 MAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ardelia
Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2004
899.221 MAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Studi Pembanguna, 1983
307 HAK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis program pengembangan koleksi, pemanfaatan dan kebutuhan pemustaka Perpustakaan LAIN Antasari Banjarmasin. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian kebutuhan pemustaka belum terpenuhi dengan koleksi yang tersedia.
Secara khusus menyarankan kepada Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin agar memberikan perhatian terhadap pengadaan koleksi untuk jurusan yang ketersediaan koleksinya masih kurang seperti jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Tadris Bahasa Inggris, Tadris Matematika, Ekonomi Islam, Perbankan Syari'ah, Bimbingan Penyuluhan Islam dan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

The purpose of this research is to identify and analyze the the collection development program, the use and the user's needs of IA1N Antasari Banjarmasin Library. In this research, the researcher use quantitative and qualitative approaches to collect the data and uses descriptive analysis for the data analysis technique. The result of this research shows that the available collection cannot fulfill some of user's need.
It is suggested that the library of LAIN Antasari Banjarmasin give more attention to the collection acquisition for the program that has limited collection, such as Arabic education, English Education, Mathematics education, the Economy of Islam, Islamic Banking, Islamic counseling, and Islamic communication and publication in improving learning quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T39949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisbet
"Rockport masuk ke Indonesia mulai tahun 1996. Hak distribusi sepatu Rockport di Indonesia dipegang oleh PT. Mitra Adiperkasa. Total outlet utuk distribusi sepatu Rockport sampai sekarang berjumlah 26 yang tersebar di mal-mal terkemuka di kota-kota besar Indonesia. Namun distribusi lebih banyak terpusat di Jakarta, dimana hampir 60% dari total hasil penjualan lebih banyak didapat dari outlet-outlet yang terletak di Jakarta.
Harga sepatu Rockport sendiri terhitung relatif cukup mahal, apalagi dibandingkan dengan sepatu-sepatu merek lokal yang kualitas dan tampilannya sudah cukup bisa bersaing. Nilai tukar mata uang kita terhadap US Dollar yang kurang menguntungkan akibat krisis ekonomi dan sosial politik yang berkepanjangan memang jadi salah satu kendala utama Rockport dalam persaingan harga dengan kompetitor local dalam industri sepatu sejenis.
Principal sepatu merek Rockport, yakni mereka yang memegang hak akan nama merek Rockport di seluruh dunia mempunyai beberapa tuntutan bagi PT. Mitra Adiperkasa selaku perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pengembangan dan distribusi sepatu merek Rockport di Indonesia. Tuntutan paling utama yang akhir-akhir ini sering dikemukakan Principal sepatu merek Rockport adalah mengenai perluasan pasar di Indonesia, selain melalui menambah jumlah butik khusus untuk sepatu merek Rockport di Indonesia juga dengan me~gkatkan angka penjualan dan tentu saja pembelian sepatu merek Rockport dari PT Mitra Adiperkasa kepada Principal.
Perubahan yang terjadi pada pasar, baik karena krisis ekonomi dan sosial politik yang menurunkan daya bell konsumen maupun munculnya pesaing baru serta adanya tuntutan dari Principal untuk meningkatkan jumlah pembelian dan outlet, menuntut pemasar untuk melakukan evaluasi ulang terhadap strategi pemasarannya. Langkah awal yang perlu dilakukan PT. Mitra Adiperkasa adalah melakukan survey konsumen untuk lebih siapa sebenarnya konsumen bagi sepatu merek Rockport khususnya di Jakarta sebagai daerah yang memiliki pangsa pasar terbesar bagi Rockport saat ini.
Tipe penelitian yang dilakukan ini adalah deskriptif dengan metode survey. Pengambilan sample dilakukan secara convenience dan proportional stratified. Kuesioner akan dibagikan kepada sampel yang pemah dan sedang membeli sepatu merek Rockport di seluruh Jakarta. Tempat pengambilan sampel yang dipilih adalah butik Rockport Mal Pondok Indah, outlet Foot Gear di Mal Taman Anggrek dan Mal Kelapa Gading serta outlet Ath Leisure di Plaza Senayan. Pemilihan tempat dilakukan berdasarkan jumlah pembeli selama tahun 2003, dimana jumlah pembeli terbesar berasal dari keempat tempat tersebut. Jumlah sample yang diambil adalah 120 buah dari total empat outlet tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pria, dimana rentang usia terbanyak adalah pria yang berusia antara 26 sampai 50 tahun. Sedangkan responden wanita lebih banyak yang berusia antara 26 sampai 3 5 tahun. Sebagian besar responden adalah mereka yang berasal dari kalangan kelas so sial A+ dengan pengeluaran biaya rumah tangga perbulannya diatas dua juta rupiah. Diketahui bahwa kombinasi atribut produk yang diinginkan oleh responden dalam memilih dan membeli sepatu adalah sepatu yang dapat memberikan kenyamanan bagi si pemakai, mempunyai daya tahan lama, model dan style sepatu dan harga. Sedangkan alasan yang mendorong responden untuk membeli sepatu Rockport adalah alasan-alasan yang cukup praktis dan rasional be~pa alasan kenyamanan dipakai, model atau style yang klasik, dan daya tahan lama. Untuk asosiasi, sepatu Rockport dipandang responden sebagai sepatu yang nyaman dipakai, mempunyai style atau model yang cukup klasik yang tidak lekang oleh perkembangan jaman, merek yang cukup bergengsi dan harga yang cukup sesuai. Namun jika dibandingkan dengan sepatu merek lain, harga sepatu Rockport masih dianggap kurang murah oleh responden.
Saran-saran yang bisa diberikan adalah lebih aktif dalam menyampaikan persepsi positif yang sudah ada pada sebagian besar responden dalam penelitian ini, yakni sepatu yang nyaman dan berkualitas melalui kegiatan advertising dan promosi yang lebih sering dan efekti£ Penelitan lebih lanjut tentang kegiatan advertising dan promosi disarankan untuk dilakukan lagi, serta penelitian tentang masih terbatasnya jumlah konsumen wanita yang memakai atau membeli sepatu merek Rockport."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
"Indonesia telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang diratifikasi dalam Convention Establishing the WTO dan disahkan melalui UU No. 7 Tahun 1994 tentang "Agreement Establishing the World Trade Organization, sehingga Indonesia merupakan negara yang harus terbuka untuk perdagangan dan lalu lintas Internasional. Dalam ratifikasi / persetujuan tersebut salah satu yang di atur adalah tentang norma standar Internasional untuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dan aspek-aspek dagang yang terkait dengan HaKI atau Trade Related Aspect of Intellectual Property Right Agreement (TRIPs).
Menyikapi perkembangan tersebut saat ini Indonesia masih dikatagorikan Negara yang prioritas diawasi (Priority watch list) oleh karena adanya penjiplakan dan pemalsuan HaKI seperti pembajakan terhadap produk Video Compact Disk (VCD) dari program komputer, terjemahan buku-buku asing, hak paten untuk obat-obatan dan beberapa merek produk serta Desain Industri, sehingga negara yang tergabung dalam persetujuan TRIPs tersebut telah mengambil tindakan balasan di bidang perdagangan secara silang (cross-retaliatory measures) yaitu penangguhan terhadap beberapa produk Indonesia yang diekspor ke beberapa Negara maju telah ditangguhkan.
Di sisi lain HaKI belum banyak dikenal oleh para industri kecil dan menengah (IKM), untuk itu di era persaingan bebas saat ini perlu diberikan informasi untuk berperilaku yang berorientasi sikap pandang atau wawasan ke depan agar memperbaiki sikap berwawasan global, apalagi teknologi informasi kini sudah menjadi kunci kesuksesan usaha. Namun untuk memberikan pemahaman dan bahkan mungkin menyadarkan HaKI di IKM tentu bukanlah sesuatu hal yang mudah karena harus merubah aktivitas sehari-hari yang selama ini sudah mereka lakukan dan telah melembaga (institutionalized) yang sangat terikat oleh berbagai kepentingan dan telah tertanam (vasted interest), dengan berbagai nilai-nilai yang telah mendarah daging (internalized) serta tradisi yang mengakar dan bahkan kebiasaan pribadi (habit) untuk meniru dan menjiplak dan bahkan mengkomersialkan hasil karya intelektual pihak lain bahkan pihak asing.
Penelitian ini menyoroti tentang sikap dan perilaku IKM komoditi bambu di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya agar mau menerima konsep HaKI yang merupakan hak kekayaan intelektual bagi individu dan atau kelompok masyarakat sebagai penemu produk bidang paten maupun desain industri, sebab dari hasil penemuannya tersebut sebenarnya mempunyai nilai ekonomi maupun moral dan bahkan mungkin mempunyai nilai komersial yang harus dimiliki bagi si-penemu dan bukan dimiliki oleh peijiplak maupun peniru.
Jenis penelitian ini adalah eksplanatif dan diarahkan kepada preskriptif (memecahkan masalah), sedangkan pendekalan penelitian dilakukan dengan cara kuantitatif yang didasarkan pada studi lapangan, sedangkan populasi obyek penelitian adalah individu yang bekerja sebagai pengrajin di suatu badan usaha (CV, PD dan Koperasi). Teknik penarikan sampel ditetapkan berdasarkan teknik penarikan stratifikasi berdasarkan tempat mereka bekerja. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur, wawancara mendalam, pengamatan langsung dan dokumentasi, sedangkan analisa data diolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS PC.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 42 responden dapat diungkapkan bahwa, sikap IKM bambu terhadap HaKI cenderung negatif akan tetapi tidak sama pengertiannya dengan menolak, tetapi lebih disebabkan oleh ketidaktahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan HaKI atau lemah dalam aspek kognitif. Variabel sosial budaya yang mempengaruhi sikap IKM bambu terhadap HaKI secara hipotetik diduga berpengaruh terhadap pembentukan sikap IKM bambu. Hal ini dapat diungkapkan bahwa ternyata, (1) 61,1 % responden IKM bambu masih mempunyai orientasi nilai budaya untuk menghargai karya orang lain, (2) pernyataan angka (1) tersebut di atas, hal ini diakibatkan oleh karena latarbelakang tingkat pendidikan formal maupun non formal responden cukup memadai (3) 42,9 % responden ternyata hasil produksinya laku dijual di pasar berdasarkan pesanan, sedangkan 47,6 % responden kecenderungan untuk memproduksi produk bambu masih meniru dan menjiplak produk orang / penemu lain oleh karena banyak diminati konsumen di pasar, (4) Kecenderungan untuk menjiplak dan bahkan meniru produk bambu milik pihak lain sebagaimana diungkapkan pada angka (3) tersebut diakibatkan responden tersebut cenderung kurang melakukan kontak budaya. Responden yang kurang melakukan kontak budaya dimaksud terungkap sebesar 54,8 %.
Hasil penelitian juga terungkap bahwa 100 % responden sangat positif apabila individu dan atau kelompok perajin IKM bambu agar mempunyai kemampuan untuk menghasilkan karya intelektual bidang paten dan desain industri sangat ditentukan oleh adanya pendidikan (formal) yang dimiliki. Arah hubungan yang positif demikian maka, variable pendidikan (formal) dapat dijadikan kunci faktor keberhasilan bagi perubahan sikap negatif menjadi positif terhadap penerimaan konsep HaKI bagi masyarakat IKM bambu. Penelitian juga menyoroti tentang hubungan faktor-faktor sosial budaya, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari IKM bambu, perilaku aparat pemerintah dalam melayanan pendaftaran HaKI, dan kelompok masyarakat yang berpengaruh.
Untuk mempercepat bagaimanakah konsep HaKI dapat diterima oleh , masyarakat IKM Bambu, maka ditampilkan pula design rancangan percepatan kegiatan yang dibuat berdasarkan data dan fakta lapangan hasil penelitian.
Sedangkan tahapan yang perlu dilakukan untuk mengukur keberhasilan dari design dimaksud dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan teori yang dikemukakan oleh Rogers. Rogers membagi dalam 5 (lima) tahapan yang perlu dilakukan yaitu, pertama adalah pengenalan konsep HaKI, ke dua adalah pengenalan lebih jauh tentang konsep HaKI untuk meyakini manfaat (persuasi). Kee tiga pengambilan keputusan apakah akan menerima atau tidak terhadap konsep HaKI yang ditawarkan. ke empat penggunaan atau implementasi. Dan yang ke lima pemapanan atau konfirmasi. Serdasarkan rujukan dari teori yang diungkapkan oleh Rogers tersebut, kemudian penulis mencoba menuangkan dalam sebuah Matrik Perencanaan Program (MPP) selama 5 tahun yaitu dari tahun 2003 s/d tahun 2007 yang merupakan implementasi dari action plan kegiatan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemerintah Indonesia pascareformasi tampaknya mulai menyadari kebenaran yang dikatakan oleh fukuyama (1992) tentang the end history yang berimplikasi bahwa di masa depan ideologi yang dominan adalah liberalisme, pasar bebas dan hak asasi manusia (HAM). Oleh karena itu, sejak reformasi bergulir muncul komitmen kuat untuk melindungi dan melaksanakan HAM, tak terkecuali perlindungan terhadap HAM anak. Perwujudan komitmen itu setidaknya dapat dilihat dari pembentukan berbagai kelembagaan maupun perangkat hukum yang berkaitan dengan HAM di Indonesia. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara anak memiliki kedudukan yang istimewa dan khas. Anak adalah aset paling berharga yang dimiliki bangsa karena merupakan potensi, tunas masa depan, dan generasi penerus cita-cita. Agar setiap anak mampu memikul tanggungjawabnya selaku penerus cita-cita peruangan bangsa, maka perlu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang baik secara fisik, mental, intelektual maupun sosial secara utuh, serasi dan seimbang "
JHHP 3:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syahdi Hadiyanto
"Penelitian ini berfokus pada kompetensi Pemeriksa Desain Industri dengan mengukur nilai kesenjangan kompetensi antara kemampuan aktual dan kemampuan ideal pemeriksa. Dari hasil penilaian tersebut dibuat suatu peta kompetensi dengan analisa pemetaan Model Generic Competence yang dikemukakan oleh Spencer & Spencer. Penguasan kompetensi digolongkan ke dalam tingkat Introductory, Exploratory, Comfort dan Mastery. Penilaian kebutuhan pelatihan yang di nilai dari kompetensi aktual dan kompetensi ideal dilakukan menurut Mc Cann.
Kajian kompetensi menggunakan instrumen self appraisal yang berarti responden diminta untuk menilai sendiri kemampuan kompetensinya dalam melaksanakan pekerjaan kedalam tingkat penting dan kemampuan idealnya yang terdapat dalam kuesioner, sementara untuk kemampuan aktualnya direpresentasikan ke dalam bentuk tes kemampuan yang berkenaan dengan bidang pekerjaan sebagai pemeriksa. Penelitian ini bersifat penelitian populasi dimana seluruh Pemeriksa Desain Industri dijadikan objek penelitian. Nilai yang disediakan dari pernyataan verbal responden menggunakan skala interval atau Skala Likert. Teknik kuantitatif berupa distribusi frekuensi digunakan dalam penganalisaan data dan untuk memetakan kompetensi digunakan teknik kuantitatif berupa uji beda berpasangan.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi aktual Pemeriksa Desain Industri masuk dalam kategori comfort, yaitu dapat memahami dengan cukup sampai dengan baik terhadap item kompetensi serta sudah terbiasa melakukannya, tetapi mereka masih diliputi perasaan, yang kurang yakin untuk dapat melaksanakanya dengan efektif. Tetapi ada 3 (tiga) variabel kompetensi yang masuk pada kategori exploratory, yaitu kemampuan bahasa Inggris, kemampuan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan, dan kemampuan berkomunikasi dengan pimpinan.

This research focused on competency of Industrial Design Examiner through calculated gap score between actual and ideal abilities. According to the resulted a competency map is made using Generic Competence Model of Spencer & Spencer, Competency is grouped into Introductory, Exploratory, Comfort and Mastery level. The need of training was examined by Mc. Cann about actual and ideal competency.
The examinalion competency is made by self appraisal inslrument, where respondents were rcquired to self-evaluate how their competency to handle important assignments comparing with ideal nature, as questionnaire report. Mcanwhile, their actual ability was checked by the proficiency test of examiners. This research is dealing with population, where the whole industrial design examiners were subjected in this research. The scores from respondents verbal statement was analyzed using Likert Scale. Quantitative technique that in form of distribution frequency was utilized in order to analyze data; yet, quantitative technique was coupled-gap examination to map competency.
This research results show that the actual examiners competency level was comfort, which meant adequate to understand competency items and got used with them. Besides, thcy havc feeling of less self-confident to deploy effectively. There were three competency levels grouped into exploratory variables, namely English proficiency, Indonesia language proficiency including oral and written, and communication with supervisor ability.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26903
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>