Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meiftia Eka Puspasari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuyun Lestari Ningrum
"Skripsi ini membahas citra perempuan yang ditampilkan oleh majalah Islam Rusia, Musul'manka edisi 1 dan 2 Tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang menitik fokuskan pada wacana dan pendapat yang tertera didalam majalah. Penelitian juga menggunakan tiga teori: teori transisi demokrasi Anderson, teori wacana Foucault, dan teori gender dari Aan Oakley, Nira Yuval Davis, Robert Connell, konsep patriarki Judith Bennet dan John Tosh.
Hasil penelitian membuktikan bahwa gaya berjilbab Muslim Rusia dalam majalah Musul'manka adalah yang sesuai dengan aturan Islam, bukan seperti busana Muslim Arab yang mencakup wajah serta telapak tangan maupun Muslim Asia yang terlihat lebih meriah.

This thesis discusses image of women that is figured out from a Russian Islamic magazine, Musul'manka on 1st and 2nd edition of 2009. This research uses descriptive analysis method that focuses on discourses and opinions contained in the magazine. Research also use three theories: theory of democracy transition by Anderson, theory of discourse by Foucault, and theory of gender by Aan Oakley, Nira Yuval Davis, Robert Connell, concept of patriarchy by Judith Bennett and John Tosh.
Result of this research proves that Russia muslim's hijab style in Musul'manka magazine accordance the rules of Islam, rather than the Arab muslim's clothes that also cover the face and palms of hands or Asia muslim's who looks more festive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43375
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cheryska Nurina Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Gayatri
"Kemampuan media massa untuk membentuk realitas sosial menjadi realitas media memungkinkan media untuk melakukan distorsi (penyimpangan) makna tentang perempuan yang ditampilkannya. Media menata agendanya (agenda-setting) dengan dipengaruhi oleh apa yang disukai dan tidak disukai oleh masyarakat, berupa konvensi, ideologi, norma, serta nilai-nilai. Dalam kaitan inilah mitos-mitos tentang perempuan mempengaruhi penyimpangan makna perempuan yang ditampilkan media, sehingga citra yang terbentuk pada khalayak tentang perempuan juga terpengaruh. Permasalahan citra perempuan menjadi topik penelitian ini. Citra dalam hal ini dijelaskan melalui pembentukan makna konotasi, karena konotasi memungkinkan penggunaan tanda untuk mengungkapkan sesuatu "di balik" apa yang diungkapkan secara gamblang. Tanda dalam penelitian ini dibatasi pada foto tokoh perempuan pada artikel utama di halaman pertama tabloid Bintang Indonesia (BI). BI menarik untuk dikaji karena media tersebut hampir selalu menampilkan perempuan dalam artikel utamanya. Sebagai tabloid hiburan, BI sebenarnya termasuk dalam golongan media cetak yang gemar menjual sensasi berupa penampilan keseksian perempuan. Namun sejak tabloid itu mengganti gaya jurnalistiknya "Jurnalistik Kasih-Sayang" (JKS), BI ingin tampil lebih simpatik dan berempati kepada pembaca, termasuk dalam hal menampilkan tokoh perempuan. Sehubungan dengan ini, penelitian ini ingin mengetahui perbedaan citra perempuan pada BI sebelum periode JKS dan selama periode itu. Citra perempuan tersebut diungkapkan melalui makna konotasi yang terbentuk pada kelompok-kelompok partisipan Facus—Group Discussian.' Mereka terbagi dalam ke1ompok mahasiswa perempuan dan laki-laki, karyawan perempuan dan laki-laki, serta kelompok ibu rumah tangga. Dari berbagai penilaian mereka terhadap tokoh perempuan yang tampil dalam foto BI yang menjadi objek penelitian ini diuraikan rangkaian makna konotasi tentang perempuan tersebut. Untuk menjelaskan konotasi ini penulis menggunakan model konotasi dari Roland Barthes dan model pemaknaan tanda (semiosis) dari Charles Sanders F'eirce. Berdasarkan hasil penelitian, citra yang terbentuk tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil dalam foto-foto BI pada periode JKS lebih positif daripada citra yang terbentuk tentang tokoh perempuan pada foto sebelum periode JKS. F'ada umumnya tokoh perempuan dalam foto pra JKS memperoleh citra "pengumbar keseksian tubuh." Sedangkan pada foto-foto periode JKS, penilaian 'tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil di dalamnya lebih banyak dikaitkan dengan peran perempuan sebagai ibu, istri, atau kekasih. Namun, dari foto-foto periode JKS tetap terbentuk citra perempuan yang berkaitan dengan daya tarik seksualnya. Para partisipan FGD, yang termasuk dalam golongan pembaca BI, masih menilai objek-objek yang ditampilkan BI, terutama foto, berdasarkan citra mereka tentang BI pra JKS. Citra BI yang melekat di benak mereka adalah tabloid yang menjual sensasi melalui penampilan keseksian perempuan. Citra yang dibentuk oleh para partisipan FGD dalam penelitian ini hampir seluruhnya terbentuk dengan mengacu kepada foto tokoh perempuan dari artikel utama pada halaman pertama BI, bukan kepada judul artikel ataupun lead yang menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Hasna Shofiyya
"Tesis ini membahas tentang bentuk negosiasi identitas perempuan Muslim antara dirinya dan keluarga atau lingkungan sekitarnya terkait ideologinya yang menganut agnostisisme. Penelitian akan dilakukkan dengan melakukan analisis terhadap tiga artikel yang dipublikasikan di sebuah majalah-web yang bernama Magdalene.co. Analisis teks akan dilakukkan dengan menggunakan teknik analisis feminist stylistics yang dikemukakan oleh Sara Mills. Penelitian ini membuktikan bahwa merahasiakan identitas diri merupakan strategi negosiasi identitas diri sebagai seorang penganut agnostisisme yang dilakukan di dalam lingkup keluarganya yang masih konservatif. Meskipun demikian, konfrontasi juga perlu dilakukan untuk mencapai integrasi antara penulis dengan keluarganya. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa, berdasarkan artikel yang dipublikasikan, penulis belum mencapai hasil akhir dari negosiasi identitas yang dilakukan. Penulis belum mencapai hasil akhir berupa penerimaan dan pengakuan atas identitas penulis oleh keluarganya. Penelitian ini juga membuktikan bahwa Magdalene.co sebagai sebuah media yang mengusung nilai feminisme, mampu menjadi ruang aman bagi audiensnya untuk beropini. Seperti dalam kolom komentar, di mana para pembaca dapat dengan bebas mengungkapkan pandangannya mengenai artikel yang dipublikasikan. Oleh karena itu, pada kolom inilah pertarungan ideologi dapat terjadi antar-pembaca atau terkadang dengan penulis artikel itu sendiri.

This thesis will be analyzing the process of negotiating a Muslim woman's identity who is also an agnostic in front of her family or relatives. This research will analyze three articles published in a feminist web magazine called Magdalene.co. Sara Mills'theory of feminist stylistics will be used as a device to analyze the articles. According to this research, keeping their agnostic identity as a secret is the common way of negotiating their identity towards their conservative family. However, to some extent the writers need to confront their family as a way to find integration between them. This research also shows that the writers have not reach the desired results from their identity negotiation. The final outcomes of identity negotiation are approval and acknowledgement of their identiti from their family or environment in general. This research also shows Magdalene.co's role as a feminist media to provide safe space for their audience, especially women, to elicit their opinon. The comment section is where the reader can speak up their mind about the articles published in Magdalene.co. Hence the ideological contention in the comment section between readers and sometimes the writers themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Oinike Leonora S
"Penelitian ini adalah sebuah analisis diskursus kritis terhadap majalah wanita dengan mayoritas jurnalis perempuan dalam merepresentasi perempuan. Selama ini, representasi perempuan dalam media massa tidak pernah jauh digambarkan dari stereotip wanita yang pasif, tergantung pada pria, dan berada dalam ruang domestik. Untuk mengubah penggambaran tersebut, media massa mempunyai peranan besar karena salah satu fungsinya sebagai transmisi sosial. Karena dunia media massa masih sering dikuasai oleh laki-laki, maka keberadaan perempuan dalam media mempunyai arti yang cukup penting. Jurnalis perempuan diharapkan dapat menghasilkan tulisan yang berperspektif gender yang dapat mengubah posisi kaumnya yang selama ini sebagai subordinan dalam budaya patriarki. Sebagai majalah dengan komposisi jurnalis perempuan yang jauh lebih besar, femina diharapkan dapat merepresentasikan perempuan berbeda dengan penggambarannya di media massa selama ini.
Untuk melihat representasi perempuan dalam majalah femina ini, analisis akan dilakukan pada 3 tingkatan, yakni teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Untuk menganalisis teks, peneliti menggunakan metode framing, karena jenis analisis ini adalah yang paling tepat untuk menangkap ideologi suatu media. Setelah itu, analisis dilanjutkan dengan melihat bagaimana teks dihasilkan, yang menyangkut proses produksi, konsumsi dan pengaruh lingkungan sosial budaya masyarakat. Berdasarkan analisis teks dan intertekstual terhadap 2 artikel tokoh wanita diperoleh gambaran bahwa femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Perempuan digambarkan berperan ganda. Di satu sisi perempuan digambarkan berperan dalam ruang publik, namun di lain sisi perempuan tetap dituntut untuk mengurus rumah tangganya. Representasi perempuan ini ternyata tidak mengalami banyak perubahan dari gambaran perempuan di media massa selama ini. Perempuan tetap digambarkan sesuai dengan stereotipnya, bahwa perempuan yang ideal adalah yang bersifat penyayang dan keibuan Karena itu, meskipun seorang perempuan berperan di ruang publik, bila ia mau dikatakan sebagai perempuan yang ideal harus tetap memperhatikan peran domestiknya. Dihasilkannya teks seperti ini tidak terlepas dari proses produksi dan pengaruh lingkungan sosial budaya di sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis discourse practice dan socioculturalpractice, dapat diakatakan bahwa terjadi tarik ulur antara kepentingan ideal dan kepentingan bisnis.
Sebagai sebuah majalah, femina tidak dapat memungkin bahwa kehidupannya sangat bergantung pada iklan, dan untuk tetap bertahan hidup femina harus memberi perhatian ekstra terhadap kepentingan bisnis tersebut Sebagai majalah yang mengutamakan kepentingan bisnis, femina mau tidak mau harus mengikuti budaya apa yang dominan dan dapat diterima masyarakat, yakni budaya patriarki. Inilah yang menyebabkan femina menggunakan pedoman in harmony yang pada dasarnya tidak merubah posisi subordinat perempuan selama ini. Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa teks yang dihasilkan akhirnya menyudutkan perempuan dalam ruang domestiknya. Dengan demikian, keberadaan perempuan dalam media, bahkan media wanita yang proporsi jurnalis perempuannya jauh lebih besar, tidak mampu merubah penggambaran perempuan selama ini. Ada 2 kemungkinan penyebab: pertama, para jurnalis perempuan tersebut masih menganut pola patriarkal sehingga tidak memiliki kesadaran gender, atau kedua, sensitifitas gender yang dimiliki para jurnalis tidak tampak, terkalahkan oleh kepentingan bisnis yang lebih menguasai orientasi media. Secara keseluruhan, peneliti memperoleh 3 kesimpulan, yakni: Pertama, majalah femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Hasil penelitian Thamrin A Tamagola tentang arah 4 majalah wanita juga menunjukkan hal yang sama.
Penelitian terhadap 4 majalah wanita termasuk di dalamnya femina, menunjukkan bahwa majalah wanita bukannya membebaskan perempuan dan menyetarakannya dengan laki-laki, namun justru mendorong kaum perempuan ke kerangkeng privat yang menjauhkannya dari publik. Kedua, keberadaan mayoritas jurnalis perempuan di media massa tidak akan mengubah gambaran wanita di media massa selama ini bila ia tidak mempunyai kesadaran gender. Jurnalis perempuan ataupun laki-laki, bila masih menganut pola patriarkal akan tetap menghasilkan tulisan yang bias gender. Ketiga, kepentingan bisnis kapitalis patriarki ternyata masih menguasai majalah femina dan menentukan orientasi yang digunakan dalam perusahaan. Itulah sebabnya penggambaran perempuan di majalah ini tetap sama dengan penggambaran perempuan di media massa selama ini. Karena itu, untuk mengubah posisi yang tidak menguntungkan bagi salah satu pihak ini, diperlukan dukungan dari semua pihak, baik pria maupun wanita, untuk memiliki kesadaran bahwa sebenarnya perempuan dan laki-laki adalah setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S3911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paundra Pratiwi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5322
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Tri Rizka
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5141
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>