Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Widia
Cibulan: Dep Dek Bud, 1977
930.1 WAY p (1);930.1 WAY p (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wolff, Laurisa Henriette
"Aturan dan tata cara hidup yang berciri tradisional diartikan sebagai suatu kehidupan masyarakat yang bersifat turun-temurun, berkembang dari generasi ke generasi melalui kesepakatan tertulis dan tidak tertulis (Ihromi, 1996: 24-26) Aturan dan tata cara hidup tersebut menjangkau beberapa aspek kehidupan, terutama terlihat pada aspek keagamaan atau aspek-aspek yang bersifat kepercayaan seperti upacara pemujaan, penataan kubur, penataan ruang upacara, dan perkawinan yang selalu mengandung ciri-ciri kontinuitas atau yang terjadi berulang-ulang. Ciri-ciri kontinuitas terjadi dari masa prasejarah dalam beberapa aspek kehidupan. Hal itu dapat terlihat dari gejala-gejala umum pada tinggalannya. Untuk melihat ciri-ciri yang sama dari peninggalan-peninggalan masa prasejarah diperlukan penggambaran secara detail dari setiap unsur yang mewakilkannya. Masyarakat prasejarah di Indonesia memiliki kepercayaan terhadap pendirian bangunan-bangunan batu besar yang dikenal dengan tradisi megalitik (mega berarti besar, lithos berarti batu). Tradisi megalitik selalu berdasarkan pada kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dan yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman (Soejono, 1993:205). Tradisi itu telah berlangsung dari masa bercocok-tanam sampai sekarang. Kebudayaan megalitik merupakan kebudayaan dari masa prasejarah yang diperkirakan dapat digunakan sebagai contoh kasus dari salah satu kebudayaan karena masih berlangsung sampai sekarang. Untuk dapat merekonstruksi kebudayaan megalitik dari suatu wilayah, diperlukan gambaran yang rinci dan menyeluruh dari tiap-tiap peninggalannya dari setiap situs yang terdapat di wilayah tersebut. Peninggalan megalitik, baik yang berasal dari masa prasejarah dan yang sudah tidak digunakan lagi (dead monuments) maupun dari daerah-daerah yang masih menggunakan benda-benda peninggalan megalitik dalam kegiatan keagamaan (living monuments), dapat memperkaya pemahaman kita tentang kebudayaan megalitik. Terdapat sejumlah ragam peninggalan megalitik yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, antara lain di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Sumbawa Barat, Jawa dan Bali. Tradisi megalitik yang masih digunakan terdapat di beberapa daerah di Indonesia, yaitu Nias, Toraja, dan Sumba. Ada beraneka ragam bentuk bangunan megalitik dari masa prasejarah yang ditemukan. Bentuk-bentuk bangunannya dapat berdiri sendiri ataupun berkelompok. Maksud utama dari pendirian bangunan tersebut adalah untuk pemujaan terhadap arwah leluhur atau yang telah mati, dan pengharapan kesejahteraan bagi yang masih hidup, serta kesempurnaan bagi yang telah meninggal dunia (Soejono 1993:210). Bentuk-bentuk bangunan megalitik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai tempat penguburan dan sebagai pelengkap pemujaan terhadap yang telah mati. Bentuk-bentuk tempat penguburan dapat berupa dolmen, peti kubur batu, bilik batu, sarkofagus, kalamba atau bejana batu, waruga, batu kandang, dan bate temugelang. Benda megalitik yang merupakan pelengkap pemujaan terhadap arwah leluhur seperti menhir, patung batu, batu saji, batu lumpang, batu lesung, batu dakon, pelinggih batu, tembok batu atau jalan berlapis batu. Di Jawa Barat ditemukan beranekaragam peninggalan dari masa prasejarah yang menunjukkan ciri-ciri tradisi megalitik seperti menhir, bangunan berundak, area menhir batu dater, batu pelor, bejana batu, susunan batu berbentuk persegi panjang dan bulat, dan batu dakon. Daerah temuan-temuan kebudayaan megalitik tersebut di Jawa Barat antara lain adalah di Bogor, Pandeglang, Cianjur, Garet, Cirebon, Ciamis dan Sukabumi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Badra
"ABSTRAK
Wasan merupakan nama sebuah subak yang terletak di sebelah timur Banjar Blahtanah dan di sekitar Banjar Canggi. Wasan mengandung beberapa tinggalan arkeologis di antaranya candi, kolam struktur bangunan, arca perwujudan, arca binatang, lingga, yoni, dan sejumlah fragmen gerabah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi temuan gerabah yang terdapat di pura tersebut. Data penelitian dikumpulkan melalui survei dan ekskavasi, kemudian dianalisis secara morfologi, teknologi, dan kontekstual. Hasil penelitian ini berupa tiga buah penyembean, tiga buah coblong, dan sebuah periuk. berdasarkan ketiga bentuk gerabah ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Penyembean dapat difungsikan sebagai wadah tempat menyalakan api, ketika upacara yadnya di Pura Wasan dimulai. Coblong dapat difungsikan sebagai wadah tempat air suci atau tirtha, sedangkan periuk yang bentuknya lebih besar, selain difungsikan sebagai tempat tirtha, dapat juga dipakai sebagai wadah tempat toye anyar dalam pelaksanaan upacara agama."
Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2017
930 BAS 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Sumerata
"ABSTRAK
Situs Tejakula sejak dahulu sudah dilirik oleh peneliti sebagai situs yang potensial untuk dikembangkan. Situs ini berada di kawasan pesisir pantai Bali Utara yang menurut beberapa sumber merupakan jalur pelayaran bagi kapal-kapal dari berbagai wilayah lain di Nusantara bahkan dari luar negeri. Beberapa titik lokasi penelitian ini antara lain adalah Situs Pantai Bangsal di Dusun Geretek, dan Sepanjang Pantai Bondalem. MEtode pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, survei berupa observasi di darat dan juga di bawah air dengan menggunakan teknik SCUBA Diving. Hasilnya diperoleh kontur dan kondisi dasar laut Smbirenteng yang berupa palung dan berlumpur, serta temuan bekas struktur beru[a batu padas di Pantai BAngsal, Dusun Geretek, Desa Sambirenteng, Temuan struktur dan gerabah ini memperkuat adanya aktifitas pelabuhan atau pemukiman, Selain itu temuan gerabah dari masa prasejarah yang kondisi saat ini di bawah permukaan air karena abrasi pantai yang parah di Desa Bondalem."
Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2017
930 BAS 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyad Adi Suriyanto
"Forensic archeology is defined as the application of archaeological principles and
techniques in medico-legal and/or humanity context related to buried evidence. Forensic
archaeologist has two roles, as the expert who unearth buried objects systematically and
reconstruct them. This paper discusses the role of archeology and archaeologists in the excavation
of criminal, humanitarian and disaster victims. Archaeologist?s role to reveal
paleoanthropological materials smuggled and theft is also discussed in this paper. Humanitarian
missions to investigate mass grave of victims of war, political strife and genocide in the past and
the present are other archaeologist?s role discussed in this paper.
The existence, condition and development of forensic archaeology in Indonesia
emphasize the significance of new paradigm in Indonesian archaeology. Forensic archeology not
merely focusess on the study of cultural materials of the past, education and museum
development, cultural resource management and its advocacy, but it also has role in medico-legal
works. Forensic archaeologist also engages in disaster victim identification (DVI) that addresses
issues related to victims buried by either natural or human disasters."
Universitas Gadjah Mada. Fakultas Kedokteran, 2016
930 ARKEO 36:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Alqaprint Jatinangor, 2010
930.1 ARK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lucas Partanda Koestoro
Medan: Balai Arkeologi Medan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata , 2010
930.1 KEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Muarif Ambary
Jakarta: Puslit Arkenas, 1998
930.1 HAS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
913.959 8 KEG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>