Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193056 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dwitya Estu Nurpramana
"Jakarta Islamic Index (JII) sebagai salah satu indeks di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mengelompokkan saham-saham yang terpilih yang sesuai dengan syariah Islam, yang diciptakan karena tuntutan pasar sebagai tolok ukur dalam investasi yang sesuai syariah di pasar modal. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat tersebut sangat sensitif terhadap perubahan makro ekonomi, yang juga mempengaruhi kemampuannya dalam menghasilkan laba. Perubahan faktor makro ekonomi merupakan risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, yang disebut sebagai risiko sistematis. Selain risiko sistematis, juga ada risiko tidak sistematis yang tergantung pada kegiatan usaha dari perusahaam. Dalam penelitian ini digunakan metode Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel makro ekonomi dalam hal ini adalah suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB terhadap imbal hasil saham-saham JII dengan periode penelitian 1995-2004.

Jakarta Islamic Index (JII) as one of the index in the Jakarta Stock Exchange (JSX) is the group of shares that are chosen in accordance with Islamic Law is created because of the demand of the market as the benchmark in appropriate investment that obey the Islamic Law in the capital market. Companies which the shares are listed in JSX are very sensitive to the change in macro economics factors, that also influenced companies capacity to produce profit. The change of macro economics factors have risk that must be dealt with by the company, which is acknowledged as the systematic risk. Apart from the systematic risk, there is also unsystematic risk that is depended on the efforts activity from companies. In this research is used Arbitrage Pricing Theory method (APT) to know the influence of the change in the macro economics factors such as the rate of SBI promissory notes, the rate of inflation, and the GNP growth against return of JII shares with the period of the research is 1995-2004."
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T 15066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ardiansyah
"Penelitan ini bertujuan untuk mencari suatu model estimasi imbal hasil yang sesuai untuk kondisi pasar seperti di Bursa Efek Jakarta. Hal ini menjadi penting mengingat dalam penilaian sekuritas seperti saham dibutuhkan suatu tingkat imbal hasil yang wajar, yang mencerminkan semua risiko yang relevan.
Salah satu model estimasi imbal hasil yang diharapkan adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Konsep APT didasari oleh hukum satu harga (the law of one price), yaitu bahwa dua sekuritas yang memiliki karakteristik yang sama tidak dapat ditransaksikan pada harga yang berbeda. Jika sekuritas tersebut ditransaksikan dengan harga yang berbeda maka akan terjadt abitrage dengan membeli sekuritas yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga akan diperoleh tingkat imbal hasil tanpa menanggung risiko. Hukum satu harga diasumsikan berlaku karena sekuritas-sekuritas di bursa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama (common factors), yang bersumber dari berbagai variabel makro ekonomi seperti, suku bunga, inflasi* fluktuasi kurs, perkembangan harga minyak, dan sebagainya. Dengan demikian, penelitian mengenai APT pada prinsipnya berupaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor makro ekonomi yang diduga mempengaruhi imbal hasil saham di suatu bursa.
Pada penelitian ini, proses identifikasi faktor dilakukan secara intuitif yang bersumber dari berbagai referensi dan penelitian-penefitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, diidentifikasi sebanyak delapan belas variabel ekonomi makro yang diduga mempengaruhi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ selama periode waktu Januari 2001 sampai dengan September 2002. Faktor-faktor tersebut adalah : suku bunga SBI, suku bunga deposito bank pemerintah, suku bunga kredit, suku bunga investasi, tingkat produksi agregat (PDB), jumlah uang beredar, inflasi, pembelian bersih oleh investor asing, tingkat diskonto bank sentral Amerika dan Jepang, nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang dan Dollar Amerika, indeks Nikkei, indeks Hanseng, dan indeks Dow Jones, perkembangan harga emas dunia, serta perkembangan harga minyak dunia.
Kemudian dilakukan analisis cross-sectional dan uji statistik (/ test dan F test) untuk memverifikasi atau menolak ke-delapan belas variabel tersebut sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ.
Hasil akhir menyebutkan hanya lima faktor yang signifikan (dimana t hitting lebih besar dari ( tabel, dan F hitting lebih besar dari F tabel) yaitu, suku bunga deposito bank pemerintah, tingkat diskonto bank sentral Amerika, perkembangan harga emas dunia, perkembangan harga minyak dunia, dan pembelian bersih investor asing di BEJ. Kemampuan menjelaskan faktor-faktor yang diidentifikasi (R2) sebesar 35,5%, sehingga 64,5% dari variasi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ disebabkan oleh faktor-faktor lain yang belum diidentifikasi.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pengujian APT pada penelitian ini sangat tergantung pada sejauh mana variabel-variabel ekonomi yang digunakan mampu menjelaskan variasi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ. Dengan semakin banyaknya saham yang diamati (268 saham), dan semakin panjangnya periode waktu pengamatan maka akan semakin banyak variabel yang harus di dipertimbangkan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Puji Hartoyo
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh masing masing resiko terhadap return saham serta melihat model keseimbangan yang mempunyai standard error yang lebih kecil. Jenis penelitian ini adalah verifikatif yaitu dengan melakukan hipotesis melalui pengolahan data dan pengujian secara statistik. DAta peenelitian diperoleh dari data sekunder diambil dar Bursa Efek Indonesia. dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa variabel risiko pasar dan premi kurs berpengaruh secara signifikan dan sesuai dengan hipotesis, sedangkan variabel SMB, HML dan premi inflasi bukan determinan return saham. Hasil pengujian lain dengan menggunakan Mean Average Deviation membuktikan bahwa model keseimbangan CAPM mempunyai tingkat standard error ynagng lebih kecil daripada aAPT, namun dengan uji beda rata-rata menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. penelitian ini memberikan masukan kepada investor bahwa faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan investasi saham adalah memperhatiakn faktor resiko pasar dan premi kurs. sedangkan bagi perusahaan agar tetap nejaga stabilitas pendapatan untuk dapat menjaga kepercayaan investor, karena faktoe pSMB dan HML kurang diperhatikan dalam pengambilan investasi."
Lengkap +
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Della Santi Noviastuti
"Perumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah apakah variabel-variabel makro ekonomi (variabel independent) yaitu perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga rill, dan nilai tukar RpIUSS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG ( Indeks Harga Sahara Gabungan ) dan return tujuh portofolio saham sector industri ( variabel dependen) di BET (Bursa Efek Jakarta ) pada periode Juli 1997 s.d. Desember 2003 baik secara partial maupun bersama-lama.
Untuk menganalisis permasalahan dan menguji hipotesa penelitian digunakan model multi factor melalui pendekatan Arbitrage Pricing Theory (APT) sebagaimana yang digunakan Roll dan Ross (1986) dengan memakai model regresi multi variate.
Dari basil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi return IHSG dan tujuh portofolio saham sector industri. Kesimpulan secara garis besar adalah sebagai berikut : perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag terhadap return IHSG, Return Portofolio II ( aneka industri), Return Portofolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return Portofolio V ( infrastruktur, utility, dan transportasi), dan Return Portofolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Sedangkan Return Portofolio I ( Industri Dasar dan Kimia), Return Portofolio III ( Industri Barang Konsumsi), dan Return Portofolio VI ( Keuangan) hanya dipengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag oleh perubahan tingkat bunga rid dan nilai tukar RpIUS$. Namun Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh perubahan tingkat inflasi. Oleh karena itu Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI mempunyai korelasi positif dengan perubahan tingkat inflasi karena pada saat inflasi naik maka Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI juga naik.

Problem formulation of thesis is what macroeconomic variables ( exchanges of inflation rate , real interest rate, and RpIUS$ rate) are have significant influence toward Jakarta Stock Exchange Index (JSX Index) return and seven stock portfolios of industry sector return at Jakarta Stock Exchange (JSX) during July 1997 until December 2003 either partial or together.
The research uses multi factors model based on Arbitrage Pricing Theory Approach with multivariate regression model as used by Roll and Ross (1986),
Based on the analysis and investigation, we get some conclusions. First, the changes of inflation rate, real interest rate, and RpIUS$ exchange rate influence JSX index return and seven portfolio industry sector return in different directions depend on time Iag and each dependent variable. More specific, the changes of inflation rate, real interest rate, and Rp1US$ exchange rate have negative direction and significant influence in some time lag toward JSX index , Return of Portfolio II ( aneka industri), Return of Portfolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return of Portfolio V ( infrastruktur, utility, transportasi), Return of Portfolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Return of Portfolio I ( industri dasar dan kimia), Return of Portfolio III (industri barang konsumsi), and Return of Portfolio VI (keuangan) are only influenced negatively and significantly by the changes of real interest rate and RpIUS$ exchange rate in some time lag. Nevertheless, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV are influenced positively and significantly by the changes of inflation rate. Because of that, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV have positive correlation toward the change of inflation rate because when inflation rate goes up, the RPF1, RPF3, and RPF6 also go up.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muksin, Author
"Perumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah apakah variabel-varibel
makro ekonomi, yaitu: Suku Bllllga SBI, Inflasi, dan Kurs Rp/USD dan mikro
ekonomi, yaitu: Market Value Equigr, Debt to Equity Ratio, dan Book Market
Ratio mcmpunyzai pengaruh terhadap return saham-saham pertambangan pada
pcriode Januari 2003 s.cL Desembcr 2007.
Untuk menganalisis permasalahan dan menguji hipotesa penelitian
digunakan model multifaktor melalui pendekatan Arbitrage Pricing Theory
(APT), dimana harga dari suatu saham dipengaruhi oleh faktor-faktor mikro dan
makro ekonomi.
Dari hasil analisa dan pembahasan dan pengujian hipotesa dapat
disimpulkan bahwa variabel - variabel makro ckonomi, yaitu: Suku Bunga SBI
dan Infiasi berpengamh negatifterhadap return saham pertambangan sedangkan
Kurs berpengaruh positii Sedangkan variabel - vaxiabel mikro ekonomi, yaitu:
Market Value Equity dan Book Market Ratio berpengaruh positifterhadap return
saham pertambangan, sedangkan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif
terhadap return saham pertambangan.
Kata Kunci: Arbitrage Pricing Theory, return saham, mikro dan makro ekonomj"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34262
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyanda
"Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan bursa luar negeri adalah alternatif untuk memperluas kepemilikan saham oleh investor dalam dan luar negeri dan dalam rangka mendekatkan diri dengan para investor yang belum mengenal perusahaan tersebut sebelumnya. Di antaranya adalah PT Indosat dan PT Telkom yang dual listing di BEJ dan New York Stock Exchange (NYSE).
Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan berikut : pertama, apakah terdapat korelasi negatif antara imbal hasil (return) saham PT Indosat di BEJ dan di NYSE, dan antara imbal hasil saham PT Telkom di BEJ dan di NYSE ? Apabila terdapat korelasi negatif, maka dapat dibentuk suatu portofolio optimum. Kedua, adakah keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang melakukan dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika ? Ketiga, faktor-faktor apa yang menentukan imbal hasil (return) saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE ?
Hubungan antara imbal hasil saham yang dual listing seperti saham PT Indosat dan PT Telkom di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan New York Stock Exchange (NYSE) dapat diamati melalui koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus : pjj = a^ I (cjj x aj).
Imbal hasil saham atau return yang diharapkan sangatlah bervariasi tergantung dengan risiko pasar dan faktor-faktor lain di luar pasar. Hubungan antara imbal hasil sekuritas dengan risiko dapat diamati melalui analisis terhadap koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML). Koefisien beta (P) dapat dihitung dengan persamaan : (3j = <7j pjm / om = °~im / O m.
Sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika, maka perdagangan saham perusahaan yang dual listing sangatlah rentan terhadap kemungkinan transaksi arbitrase. Kemungkinan terjadinya transaksi arbitrase atas saham-saham yang dual listing tersebut, dapat diamati dengan menggunakan International Fisher Effect, yaitu : (l+rH)/(l+rF) =e,/e0.
Selain ditentukan oleh risiko pasar, imbal hasil saham juga ditentukan oleh faktor-faktor di luar pasar. Metode pendekatan ini adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Melalui model dengan 3 faktor, yaitu Faktor T-Bills, Faktor Certificate of Deposit dan Faktor Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, diamati signifikansinya dalam menentukan imbal hasil suatu sekuritas. Model APT dengan 3 faktor dirumuskan sebagai berikut: E(r) = a + Pi-Bills F(T-Bills) + PuS-CD F(US-CD) + PRp-sF(Rp-S)-
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari PT Indosat, PT Telkom, Bursa Efek Jakarta, Bursa NYSE, Bank Indonesia dan Federal Reserve Amerika Serikat. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1997 sampai 2001. Data pengamatan merupakan data bulanan, yaitu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran, pertama, tidak adanya korelasi negatif antara imbal hasil saham yang listing di BEJ dan yang listing di NYSE. Kedua, dimungkinkan terjadinya keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Ketiga, faktor-faktor T-Bills, Certificate of Deposit (CD) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sangat menentukan imbal hasil saham yang dual listing baik di BEJ maupun di NYSE dalam Model APT dengan 3 faktor."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>