Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Risya P.
"ABSTRAK
Provinsi Jawa Barat memiliki karakteristik usia perkawinan pertama rendah,salah satunya terdapat di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2010, didapatkan data bahwa lebih dari 50% wanita di Kabupaten Bogor memiliki usia kawin pertama rendah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui persebaran usia perkawinan pertama wanita berdasarkan
struktur wilayah di Kabupaten Bogor dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya. Kabupaten Bogor yang dikelompokkan menjadi wilayah perkotaan (urban),wilayah peralihan (sub-urban),dan wilayah pedesaan (rural). Metode analisis yang digunakan berupa analisis spasial, dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia perkawinan pertama wanita < 18 tahun lebih terkonsentrasi
pada wilayah rural dengan dominansi tingkat pendidikan wanita Tamat SD-SLTP, wanita yang tidak memiliki mata pencaharian, keluarga miskin, dan pendapat wanita yang setuju terhadap pernikahan pada usia muda. Usia perkawinan pertama wanita > 22 tahun lebih terkonsentrasi pada wilayah urban dengan dominansi tingkat pendidikan Tamat SLTA, wanita yang tidak memiliki mata pencaharian (pekerjaan), keluarga tidak miskin, dan pendapat wanita yang tidak setuju terhadap pernikahan pada usia muda.

ABSTRACT
West Java Province has a low age of first marriage, one of those was in Bogor Regency. More than 50% of women in Bogor Regency had a low age at first marriage during 2010 years. This research aims to determine the distribution on age at first marriage of women according the region structure in Bogor Regency and factors that affect it. Bogor Regency is classified into urban, sub-urban, and rural. Analysis method?s that used in this research is spatial analysis and statistical analysis. The results of this research is the first marriage age of women < 18 years were more concentrated in rural areas with a
dominance graduating primary school secondary until junior high school, women with no livelihood, poor families, and opinion which agree with marriage at young age .The first marriage age of women > 22 years were more concentrated in urban areas with the level of dominance graduating high school education, women with no livelihood,not poor family, and opinion which disagree with marriage at young age. There was a correlation between age at first marriage of women with level of education,women's livelihood, poor families, and women's perceptions about marriage."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2011
S1456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chabaud, Jacqueline
Jakarta: Gunung Agung, 1984
376 CHA et
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The modern system of life gives women effort to participate in public domain and even there are several occupations which are identified as profession for the women. In relation to the gender, especially with regard to married women in handling domestic tasks, it is very important to elaborate whether or not such social development actually supports gender equity. This is the big question that will be answered by this research. To do so, this research is only focused on how married female employees in Bayumas regency take part in handling education for their children. At the end, this research led to three conclusions. First, married female employees in Banyumas regency tend to correspond with feminist point of view or at least functionalist point of view. None of them supported patriarchal point of view. However, the second conclusion indicated that such attitude did not undermine their responsibility to take part in educating their children. The third conclusion found that the main reason for that is they enjoy performing their double tasks, both as mothers and employees."
Lengkap +
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Robiah Sidin
Bangi: University Kebangsaan Malaysia, 2000
376.959 5 ROB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evira Tri Noverni
"Pendidikan bagi wanita Cina pada umumnya masih rendah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara laki-laki dan wanita. Sejak dikeluarkannya peraturan agar wanita diperbolehkan masuk dalam sekolah-sekolah formal pada tahun 1907 semakin banyak wanita yang memperoleh pendidikan. Dengan demikian inereka dapat berpartisipasi dalam membangun negaranya, meskipun pendidikan formal yang mereka peroleh masih tetap terbatas."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S12953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fitrianti
"Tesis ini membahas tentang ketidaksetaraan gender dalam pendidikan di Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian eksplanatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksetaraan gender dalam pendidikan bagi perempuan yang disebabkan oleh pengaruh akses, partisipasi, kontrol, manfaat serta nilai terhadap pendidikan. Faktor penting yang mendorong terciptanya ketidaksetaraan gender dalam pendidikan adalah nilai. Nilai yang ada membentuk stereotip negatif yang menyebabkan terjadinya marjinalisasi, subordinasi dan beban kerja pada perempuan di Kecamatan Majalaya.

This thesis discusses gender inequality in education in Majalaya district, Karawang, West Java, by using an explanative qualitative approach. The result of the study shows that there is a gender inequality in women education influenced by the access, participation, control, benefits and value in the community. Value plays as an important influencing factor that creates gender inequality in education. The existing value in Majalaya district forms a negative stereotype that causes women marginalization, subordination and over-load work."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29599
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Fauziyah
"Status nutrisi prakonsepsi merupakan salah faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan singkat nutrisi prakonsepsi terhadap pengetahuan, sikap dan praktik makanan sehat wanita pranikah. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre test and post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 66 orang yang diseleksi dengan metode consecutive sampling . Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, McNemar dan Chi-Square, serta regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna pada pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,039), dan praktik (p=0,000) sebelum dan sesudah intervensi. Pendidikan nutrisi prakonsepsi dapat menyiapkan kehamilan lebih optimal dan bayi yang dilahirkan sehat. Disarankan memberikan edukasi nutrisi prakonsepsi sebelum wanita menikah.

Preconception nutrition status is a factor affect the condition of pregnancy and fetal well-being. One important factor is fulfillment of nutritional needs. The lack of nutrition factor that occured prior to pregnancy, can be addressed before pregnancy occurs, that is through health education. Health education can support premarital women has an optimal capacity of knowledge, change attitudes, and practices. The purpose of this study to determine the effect of brief education in nutrition preconception, on knowledge, attitudes and practices of healthy food consumption in premarital women. This study used quasi experiment design approach with pre test and post test with control group. The number of samples are 66 premarital womens which selected consecutive sampling . The data analysis used is univariete, Mc Nemar and chi square also logistic regression. The results showed there are significant difference in knowledge (p=0,001), attitude (p=0,039), and practice (0,000) before and after intervention. Preconception nutrition education can prepared the optimize pregnancy and the health of infants. Suggested providing preconception nutrition health education before the women married.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30440
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Yuktiani Hadipoero
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah adakah hubungan antara pendidikan dan jenis pekerjaan wanita di kalangan wanita pekerja di Perancis dan bagaimanakah sifat hubungan tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan dengan pembahasan secara deskripti f analitis atas data sekunder. Data yang berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa pendidikan wanita pada tahun 80-an sudah lebih baik daripada sekitar 40 tahun silam, di mana saat itu sebagian besar wanita hanya merupakan lulusan sekolah dasar, sedangkan pada tahun 80-an, sudah cukup banyak jumlah wanita yang menjalani masa pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Sementara jika ditinjau dari segi pekerjaan, hingga tahun 80-an mayoritas wanita bekerja pada bidang jasa, misalnya: pekerja dalam rumah tangga, pegawai biasa, pemberi jasa pelayanan. Setelah melakukan penelitian lebih jauh, maka penulis berkesimpulan bahwa sekalipun tampaknya pendidikan wanita pada tahun 80-an sudah semakin meni,ngkat, namun ternyata wanita yang hanya merupakan lulusan sekolah dasar dan sekolah kejuruan jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah wanita yang belajar sampai ke tingkat yang lebih tinggi, seperti sekolah lanjutan atas, perguruan tinggi maupun Grandes Ecoles. Maka tidaklah mengherankan jika ternyata mayoritas wanita bekerja dalam bidang jasa, yang mengutamakan ketrampilan dan tidak menuntut latar belakang pendidikan yang tinggi. Jadi mernang ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan wanita di kalangan wanita pekerja di Perancis yang sifatnya paralel/sejajar saja."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moniaga, Eveline E.
"Skripsi yang berjudul Pendidikan wanita di Minahasa : sebagai salah satu kegiatan PIKAT sejak awal berdirinya, sampai dengan tahun 1930 ini saya ajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana. Yang mendorong saya mantilla tentang wanita khususnya pendidikan wanita, yaitu sekolah kepandaian putri (huishoud school) yang dikelola oleh PIKAT, adalah pertama pada umumnya masih kurangnya buku-buku atau penultsan-penu1isan yang diungkapkan tentang pendidikan wanita di Indonesia pada permulaan abad keduapuluh khususnya penddidikan wanita di Minahasa. Kedua, penulisan tentang organisasi dan perserikatan pendidikan PIKAT ini, sejauh pengetahuan penulis belum pernah ditulis dan dibukukan. Dengan adanya sekolah kepandaian putri yang didirikan oleh PIKAT pada tahun 1918, maka bertambah pengetahuan kita tentang kegiatannya, yaitu mengelola lembaga pendidikan bagi Wanita.Sekolah ini hanya terdapat di Minahasa dan mempunyai dampak terhadap masyarakat Minahasa karena menggugah ke_inginan untuk maju dari wanita Minahasa yang didukung o_leh wataknya. Pada tanggal 2 Juli 1917 di suatu pertemuan terbuka, _"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul`Aidha Marlyana Dekatia
"Literasi gizi adalah kapasitas individu untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi gizi dasar yang diperlukan untuk membuat keputusan gizi yang tepat. Literasi gizi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu literasi gizi fungsional, interaktif, dan kritikal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat literasi gizi dan perbedaan proporsi tingkat literasi gizi berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas, dukungan petugas kesehatan dan keterpaparan informasi pada ibu hamil di Kecamatan Racaekek Kabupaten Bandung Jawa Barat Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis desain studi cross-sectional. Data diambil menggunakan kuesioner mandiri pada 100 ibu hamil yang sehat dan bisa membaca serta menulis di Desa Jelegong dan Desa Bojongloa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi gizi fungsional, interaktif, maupun kritikal pada responden secara umum tergolong masih kurang. Terdapat perbedaan proporsi antara pendidikan dan pendapatan dengan tingkat literasi gizi total dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara variabel independen dengan tingkat literasi gizi fungsional, interaktif, dan kritikal.

Nutritional literacy is an individual's capacity to acquire, process, and understand the basic nutritional information needed to make informed nutritional decisions. Nutritional literacy is divided into three groups, namely functional, interactive, and critical nutritional literacy. This study aims to describe the level of nutritional literacy and the difference in the proportion of nutritional literacy based on age, education, occupation, income, parity, support from health workers and information exposure to pregnant women in Racaekek District, Bandung Regency, West Java in 2022. This study uses a quantitative approach with type of cross-sectional study design. Data were taken using an independent questionnaire on 100 healthy pregnant women who could read and write in Jelegong Village and Bojongloa Village. The results showed that the level of functional, interactive, and critical nutritional literacy of the respondents in general was still low. There is a difference in the proportion between education and income with the level of total nutritional literacy and there is no significant difference between the independent variables and the level of functional, interactive, and critical nutrition literacy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>