Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Benjamin
"Perubahan penggunaan tanah dan sawah-sawah pertanian menjadi daerah pemukiman baru dan lokasi pabrik-pabrik di daerah penelitian ini mempengaruhi kehidupan ekonomi penduduk di daerah tersebut. Sebelum terjadi perubahan, umumnya orang bekerja di bidang pertanian. Setelah terjadi perubahan , mereka berangsur-angsur beralih mata pencarian ke bidang non pertanian.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka pera-lihan mata pencarian dari bidang pertanian ke bidang non pertanian diduga membawa perbedaan antara pelaksanaan sosialisasi yang pernah dialaminya dengan pelaksanaan sosialisasi terhadap anak-anaknya.
Adapun tujuan penelitian ini , di antaranya 1. Sehu-bungan dengan adanya perubahan penggunaan tanah dan sawah-sawah pertanian menjadi daerah pemukiman baru dan lokasi pabrik-pabrik sampai di mana terjadi peralihan mata pencarian oleh individu sebagai anggota masyarakat dan peralihan mata pencarian yang terjadi antara orang tua dengan generasi selanjutnya; 2. Sehubungan dengan adanya perubahan penggunaan tanah dan sawah-sawah pertanian serta peralihan mata pencarian sampai di mana terjadi pelaksanaan sosialisasi terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang tua maupun oleh generasi selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama peninjauan daerah penelitian, melihat ciri-ciri demografis dari masyarakatnya dan aktivitas penduduk serta pencacahan jumlah populasi. Tahap kedua pengujian daftar pertanyaan dan tahap ketiga pengumpulan data. Keempat tahap pengolahan data dan analisis data dan terakhir tahap penulisan laporan penelitian.
Penetuan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan secara teoritis bahwa daerah tersebut memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Lokasi penelitian Dusun Palsigunung Desa Tugu adalah dusun yang letaknya paling strategis, di mana sekarang tanah dan sawah-sawah pertanian milik warga dusun tersebut menjadi daerah pemukiman baru dan lokasi pabrik-pabrik. Selanjutnya perailihan RW 01 Dusun Palsigunung Desa Tugu karena RW tersebut merupa-kan juara lomba ketertiban administrasi desa tahun 1978 1988 dan banyak berdiri pabrik-pabrik di sekitarnya.
Obyek penelitian ini adalah orang tua, yang diwakili oleh responden kepala keluarga untuk penjelasan tentang peralihan pekerjaan dan pelaksanaan sosialisasi, sedangkan istri responden kepala keluarga sebagai pelengkap keterangan pelaksanaan sosialisasi. Pencatatan dan pemilihan responden berdasarkan daftar kepala keluarga pada setlap RT RW 01 Dusun Palsigunung, dan karena populasinya kecil diambil secara total sampling.
Untuk pengumpulan data memakai beberapa teknik, di antaranya teknik observasi dan interview. Adapun metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah tabulasi silang. Analisis tabulasi silang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang ditentukan berdasarkan tabel frekuensi. Tabel-tabel tersebut sebagai bahan dasar untuk analisis. Dalam penyajian interpretasi data hanya angka-angka penting saja yang dilihat untuk dianalisis.
Berdasarkan hasi1 penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa memang tanah dan sawah-sawah pertanian yang semula merupakan alat produksi primer dimana orang bekerja sebagai petani, berubah menjadi alat produksi sekunder atau industri dimana orang bekerja sebagai pegawai, buruh tetap maupun tidak tetap pada suatu pabrik dan pedagang atau orang bekerja pada bidang jasa.
Umumnya dulu pekerjaan utama orang tua responden kepala keluarga sebagai petani atau buruh tani. Mereka kebanyakan termasuk petani tingkat atas yang mempunyai petak sawah di atas 1 ha. Sekarang umumnya responden kepala keluarga bekerja di bidang non pertanian dan kebanyakan bekerja sebagai tenaga produksi dan tenaga ybdi., sebagai operator alat angkutan dan tenaga pekerja kasar. Mereka selaku kepala keluarga yang pernah beralih mata pencarian kebanyakan beralih mata pencarian dari bidang non pertanian ke non pertanian, yaitu peralihan mata pencarian secara intra-generasi.
Berdasarkan mata pencarian responden kepala keluarga dan tingkat penghasilannya kebanyakan tergolong status bawah. Bila dibandingkan antara mata pencarian orang tua responden dan mata pencarian responden kepala keluarga sekarang banyak yang bekerja di bidang non pertanian. Peralihan mata pencarian tersebut lebih cenderung mensarah pada mobilitas vertikal di mana perubahan status mengarah ke tingkat bawah.
Nampaknya dulu orang tua responden kepala keluarga maupun orang tua istri responden cenderung sering melakukan pelaksanaan sosialisasi represi dan ada kecenderungan orang tua mereka membedakan antara anak laki-laki dengan anak perempuan di dalam pelaksanaan sosialisasi. Sekarang mereka selaku responden tidak membedakan di dalam memperlakukan anak laki-laki maupun anak perempuan, walaupun ada yang masih mengajak anak-anak terlibat langsung dalam mencari nafkah. Sekarang sebagian kecil responden yang masih melakukan sosialisasi represi dan sebagian besar mengarah pada pelaksanaan sosialisasi partisipasi. Dengan demikian terja-dinya peralihan mata pencarian secara inter-generasi, membawa perbedaan pelaksanaan sosialisasi terhadap anak-anak oleh orang tua dari berbagai generasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Munandar
"Upaya pengembangan daerah pinggiran kota Jakarta dalam bentuk dekonsentrasi planologis, merupakan salah satu alternatif untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya yang menandai perkembangan kota Jakarta. Proses ini ternyata menyebabkan terjadinya perubahan sosial-ekonomi yang sangat mendasar di daerah pinggiran kota.
Upaya pengembangan tersebut, di satu sisi memang telah mampu mengalihkan konsentrasi penduduk khususnya arus migrasi, dan pusat kota ke pinggiran kota (Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Namun di sisi lain, perubahan arah kecenderungan pertumbuhan penduduk tersebut merubah lingkungan pinggiran kota sebagai suatu sistem komunitas yang terdiri dari lingkungan alam (natural environment), lingkungan ekonomi (economic environment) dan lingkungan kultural (cultural environment).
Perubahan pola pemilikan dan tata guna lahan tidak dapat dielakkan mengikuti proses perkembangan kota di Desa Bojonggede. Pola pemilikan lahan yang turun temurun dari generasi ke generasi di kalangan penduduk asli (warisan), tidak dapat dipertahankan lagi harus berpindah tangan (dijual) kepada para pendatang yang semakin memadati daerah ini. Perubahan pola pemilikan tersebut juga diikuti oleh perubahan tata guna lahan dari pertanian kepada non pertanian terutama untuk perumahan.
Perubahan pola pemilikan dan tata guna lahan tersebut, pada akhirnya juga diikuti oleh perubahan dalam struktur okupasi dan nilai sosial budaya di kalangan penduduk asli. Sektor pertanian sebagai basis ekonomi penduduk asli semakin tersisih dan digantikan oleh sektor ekonomi non-pertanian terutama perdagangan dan jasa. Perubahan struktur okupasi ini juga disertai dengan perubahan status penduduk dalam mata pencaharian, karena penguasaan atas tanah pertanian yang merupakan simbol status, tidak lagi dimiliki oleh mereka. Berkembangnya pola hidup konsumtif dan berubahnya orientasi penduduk dalam hubungan sosial, dan pola gemeinschaft kepada pola gesellschaft menandai proses perubahan sosial di Desa Bojonggede yang tengah mengalami perubahan status dari pedesaan menjadi perkotaan.
Penelitian ini membuktikan bahwa proses pengkotaan suatu wilayah, tidak hanya merubah wilayah tersebut secara fisik, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan atau perubahan sosial-ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Atau dengan kata lain, dekonsentrasi planologis tidak hanya merubah lingkungan fisik daerah pinggiran kota, melainkan implikasi dan mata rantai selanjutnya adalah munculnya perubahan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang bersangkutan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S6864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amin Akkas
"Ketika pemekaran kota Jakarta mulai dicanangkan 1965 lalu diikuti pengembangan Jabotabek 1975, maka sejak itu pula pertumbuhan populasi kota mulai meledak (atau jauh sebelumnya urbanisasi sudah dimulai dart kolonial). Sehingga kehidupan masyarakat Kampung Makasar (orang Betawi) yang berada di pinggiran kota Jakarta harus mengalami proses penyesuaian dengan situasi-situasi yang terus berubah dalam mana mereka semakin termarjinalkan.
Semakin menguatnya pengaruh budaya kota akibat modernisasi, maka mau atau tidak, kehidupan masyarakat Betawi-yang notabenenya agamis dan fanatik-semakin tidak lagi dapat mempertahankan sebagian praktik sosial yang sebelumnya bisa dilakukan menurut liabitus dan arena tradisionalnya. Modal-modal sosial tradisional yang sudah dimiliki tidak sepenuhnya memadai untuk mempertahankan keberadaannya. Oleh karena itu, mereka tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengembangkan strategi penyesuaian yang dipercaya dapat membuatnya tetap bertahan dan keberadaannya dapat diakui oleh pihak-pihak lain.
Tesis ini menjelaskan pilihan-pilihan strategis orang Kampung Makasar untuk memperoleh pengakuan sosial di lingkungannya. Mereka secara terus menerus mengkonstruksikan persepsi untuk mendefenisikan kembali identitas, gaya hidup agamis dan lingkungannya, melalui budaya haji yang kontemporer, yang dipenuhi dengan praktik-praktik simbolik dalam kehidupan sosial mereka.
Dalam kaitan itulah, 'haji' dalam tesis ini disebut sebagai simbol. Haji, dilihat sebagai struktur wilayah simbolis yang ditandai oleh serangkaian praktik-praktik yang terbangun melalui gaya hidup (life-style), terdefinisikan secara objektif maupun subjektif dalam relasi sosial. Melalui hubungan dialektika antara 'haji' dan pengaruh sosialnya yang berlangsung secara terus-menerus itulah, kemudian membentuk struktur-struktur baru.
Ketika orang-orang Kampung Makasar telah menyandang 'haji', dengan demikian dia telah memiliki semacam modal simbolik yang tidak dapat dilepaskan dari kondisi status kelas sosialnya dan atau pengkondisian sosial yang melingkupinya. Terutama ketika kapital ekonomi yang dimiliki tidak mempunyai pengaruh kuat dalam interaksi sosial dan tidak dapat berfungsi sebagai alat untuk memperoleh pengakuan sosial-karena statusnya yang dinomorduakan dalam strata sosial akibat modernisasi, kemudian terkonversi kepada kapital simbolis-'haji' menjadi suatu kehormatan. Untuk itu, menjadi salah satu modal agama (religious capital) yang memiliki kekuatan dan legitimasi dalam arena pertarungan di Kampung Makasar, dan digunakan sebagai strategi untuk memperoleh pengakuan sosial di lingkungannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Djafar
"Implikasi apa atas peningkatan peran ganda wanita terhadap kedudukan wanita dalam rumah tangga menjadi ide yang mendasari penelitian thesis ini. Bagaimana peran konstribusi yang diberikan istrinya terhadap posisinya dalam meningkatkan kedudukannya menjadi tujuan dalam penelitian ini.
Teori struktural fungsional digunakan untuk menjelaskan keluarga sebagai kelompok terkecil dalam sistem sosial yakni struktur atau bagian yang saling berhubungan atau posisi-posisi yang saling dihubungkan oleh peran timbal balik yang diharapkan. Hal demikian ditunjukkan adanya saling berhubungan antara kedudukan suami, istri dan anak-anak mereka. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Maka dipilih metode survei untuk memperoleh gambaran umum atas kelompok yang diteliti, yaitu dengan menggunakan wawancara mendalam untuk memberikan penjelasan khusus atau untuk mengungkapkan ciri-ciri tertentu dari responden.
Hasil penelitian-mengungkapkan bahwa latar belakang Sosial Ekonomi aktivitas ibu rumah tangga yang bekerja di desa pinggiran kota mempunyai hubungan yang erat dengan kedudukan wanita dan peranannya dalam keluarga. Dari analisis tabel silang diketahui bahwa semakin tinggi Latar Belakang Sosial Ekonomi ibu rumah tangga bekerja, semakin tinggi pula kedudukan dan peranannya dalam keluarga. Semakin rendahnya Latar Belakang Sosial Ekonomi ibu-rumah tangga yang bekeria, maka semakin rendah pula kedudukan dan peranannya dalam keluarga. Faktor-faktor seperti pendidikan, perolehan kesempatan kerja dan penghasilan sangat mewarnai terjadinya peningkatan kedudukan wanita dalam hubungannya dengan alokasi ekonomi dan alokasi kekuasaan.
Perubahan yang terjadi dalam rumah tangga responden adalah kecenderungan peranan responden semakin dominan dalam alokasi ekonomi dan alokasi kekuasaan dibandingkan dengan suaminya. Hal ini dilakukan oleh hampir sebagian besar responden dalam membuat keputusan yang menyangkut masalah dan posisi penyelesaiaan tugas rumah tangga dan secara rata-rata sebagian besar istri memperoleh posisi yang lebih tinggi dari suami dalam proses pembuatan keputusan yaitu lebih nyata dalam pengambilan keputusan masalah-masalah ekonomi. Sehingga dapat diartikan bahwa Latar Belakang Sosial Ekonomi ibu rumah-tangga yang bekerja memiliki pengaruh terhadap kedudukan dan peranan wanita dalam keluarga."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1978
S6503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan yang bersifat fisik, psikis, sosial dan spiritual (FPSS). Sementara itu, tidak semua orang yang tinggal di kawasan perkotaan dan pinggiran kota siap untuk menyesuaikan dengan kondisi perkembangan kehidupan perkotaan. Orang-orang dimaksud mencakup orang yang sejak lama bermukim di kawasan pinggiran kota dan sebagian kaum pendatang dari desa. Sebagai kompensasi dari kondisi demikian, sementara di lain pihak orang-orang dimaksud harus bertahan hidup, maka mereka berupaya untuk mencari kehidupan dari sektor informal. Salah satu cara memenuhi kehidupan adalah menjadi petani sayur yang memanfaatkan tanah garapan. Studi ini berupaya untuk menemukan model pemberdayaan terhadap para petani penggarap di lahan sementara dimaksud. Untuk itu dilakukan needs dan potencies assessment dengan mengangkat pertanyaan bagaimana kondisi fisik, psikis, sosial dan spiritual para petani dimaksud, Penelitian ini bersifat kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara dengan menggunakan instrumen, wawancara mendalam, focus group discussion serta observasi. Dengan harapan dapat ditemukan berbagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pemberdayaan yang berbasis pada ketahanan keluarga dengan arah alih usaha yang bersifat cepat menghasilkan. Atas dasar itu, direkomendasikan untuk (1) Tidak perlu ada pelarangan terhadap optimalisasi pemanfaatan lahan tidur sejenis; (2) Perlunya semacam penyuluhan yang memberikan rasa nyaman bagi para petani sebagai upaya antisipasi apabila sewaktu-waktu lahan yang sekarang dikelola akan dimanfaatkan oleh si pemilik lahan; (3) Membangun silaturahmi antar petani dengan masyarakat di sekitarnya sehingga kehadiran petani sayur ini dapat diterima dan saling mengambil manfaat dalam kehidupan sehari-hari; (4) Sebagai alternatif pemberdayaan, para petani ini perlu ditingkatkan ketrampilan wirausahanya. Keterampilan ini lebih bersifat ketrampilan yang mudah mendapatkan penghasilan (quick yielding). Jenis pekerjaan seperti berdagang sayur, berdagang kelontong, berdagang makanan ringan, jasa tambal ban serta ketrampilan yang dapat dipasarkan di jalanan akan mempermudah akses para petani apabila harus alih usaha. Alternatif lain adalah pulang ke kampung halaman dan kemudian membuka lembaran kerja baru yang sesuai dengan kondisi di daerah asal. Untuk yang terakhir ini, hendaknya perlu didukung dengan fasilitas yang memadai dari sejak biaya pemulangan hingga sebagai modal awal dalam usaha baru mereka.Selain itu, perlu adanya Kebijakan, program dan kegiatan yang dapat disentuh melalui terobosan di Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan. "
SOSKES 17:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Weli Meinindartato
"Tanjidor adalah musik tradisional Betawi yang terbentuk dari kebudayaan yang tercampur. Masyarakat Betawi yang tinggal di pinggiran kota Jakarta yang memiliki kesibukan sehari-harinya di Jakarta termasuk masyarakat dalam kategori peri-urban. Percampuran dalam musik Tanjidor saat ini ini dilakukan oleh pelakunya untuk memperbaiki dan melengkapi kebutuhan sajian baik untuk pencapaian nilai estetik maupun nilai ekonomis.
Tulisan ini berusaha menyimak fenomena musik yang membentuk percampuran kebudayaan pada masyarakat Betawi di pinggiran kota Jakarta. Musik Tanjidor adalah musik tradisional Betawi dengan penggabungan unsur-unsur budaya sehingga musik ini disebut sebagai musik dengan karakter yang hibrida. Pengungkapan tradisional ditunjukkan dalam permainan musik Tanjidor oleh pemiliknya, orang Betawi. Musik Tanjidor diperkaya oleh pertemuan antar budaya, maka dari itu Tanjidor dimaknai sebagai kekayaan budaya dalam proses pembentukan kebudayaan Betawi saat ini.

Tanjidor is traditional music of Betawi, previously it formed of hybrid cultures. Betawi's people who live around Jakarta and have their activities in Jakarta are categorized as peri-urban. The combination in Tanjidor's music is done by its players to improve and complete the needs of economic and aesthetic values.
This study tries to reveal music's phenomena which formed into an acculturation of Betawi societies in Jakarta. Tanjidor's music is a traditional music of Betawi with combine of cultural elements, so this music called as music with hybrid's characteristics. The expression of traditional is shown in Tanjidor by Betawi's people. Tanjidor's music enriched with intercultural, which is the reason why Tanjidor intended as process in forming Betawi's culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25871
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Heriawan Saleh
Jakarta : Tempo, 2015
306.14 HAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>