Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shelly Aprilia
"ABSTRAK
Sertifikasi dari JCI sebagai badan akreditasi internasional merupakan
achievement yang didambakan oleh setiap rumah sakit. Fokus dari akreditasi JCI
adalah patient safety yang tertuang dalam chapter utama yaitu IPSG (International
Patient Safety Goals). Chapter tersebut dikembangkan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah medik yang berpotensi menimbulkan outcome yang tidak
diharapkan. Sebagian besar standar IPSG diterapkan oleh perawat, khususnya
perawat di instalasi rawat inap yang dituntut untuk selalu berinteraksi dengan
pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel individu,
organisasi, dan psikologis perawat terhadap penerapan IPSG.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Populasi penelitian
adalah seluruh perawat di instalasi rawat inap. Analisis statistik yang digunakan
analisis bivariat dengan uji chi square serta regresi logistik sederhana, dan analisis
multivariat dengan uji regresi logistik ganda model prediksi. Berdasarkan hasil
analisis statistik, variabel individu yang memiliki hubungan signifikan dengan
perilaku penerapan IPSG adalah usia, status pernikahan, lama kerja di unit, lama
kerja sejak lulus pendidikan, jenjang jabatan, frekuensi pelatihan patient safety, dan
sosialisasi terkait mutu rumah sakit. Variabel organisasi yang memiliki hubungan
dengan penerapan IPSG adalah pengaruh organisasi sedangkan pada variabel
psikologis, variabel yang memiliki hubungan dengan penerapan IPSG adalah
pengetahuan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang
berhubungan bermakna dengan perilaku penerapan IPSG adalah variabel
pengetahuan setelah dikontrol oleh variabel umur, status pernikahan, pelatihan, dan
pengaruh organisasi.

ABSTRACT
Certification of JCI as an international accreditation corporation is an
achievement which are coveted by every hospital. The focus of JCI accreditation is
patient safety which contained in the main chapter that is IPSG (International
Patient Safety Goals). That chapter were developed to identify medical problems
that could potentially lead to an unexpected outcome. Most of the IPSG standards
applied by the nurses, especially nurses in inpatient installation whom are required
to always interact with patients. The purpose of this study was to analyze the
variables of individual, organizational, and psychological of nurses to the
implementation of IPSG.
This study is a cross sectional study. The study population was all nurses in
inpatient installation. Statistical analysis used bivariate analysis with chi square test
and simple logistic regression, and multivariate analysis with multiple logistic
regression test prediction model. Based on the results of statistical analysis, the
individual variables that have a significant relationship with the behavior of the
implementation of IPSG is the age, marital status, length of employment in the unit,
length of employment since graduation, hierarchy, the frequency of patient safety
training, and socialization-related quality of hospital. Organization variable which
related to the implementation of IPSG is the influence of organization, while the
psychological variable, variable that have a relationship with the implementation of
IPSG is knowledge. The results of multivariate analysis showed that variables
significantly associated with the behavior of the implementation of IPSG is
knowledge after controlled by the age, marital status, training, and organizational
influence."
Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rindia Nurwidia Permatasari
"Penelitian ini membahas mengenai analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan asuhan keperawatan dalam upaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto Kramat Jati pada tahun 2011. Analisis pelayanan keperawatan diteliti berdasar pada komponen kualifikasi perawat, waktu kerja perawat, dan lingkungan organisasi rumah sakit dengan menggunakan perawat pelaksana sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat 22% perawat pelaksana yang menilai bahwa tindakan asuhan keperawatan yang tidak aman. Penilaian berdasarkan tindakan asuhan keperawatan berdasar pada solusi praktik keselamatan pasien. Hasil penelitian uji bivariat dengan menggunakan chi-square menunjukkan variabel masa kerja perawat dan kondisi kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan tindakan asuhan keperawatan dalam upaya keselamatan pasien.

This research attempts to analyze the factors that correlates to nurse care practices based on patient safety in inpatient ward at Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto Hospital in the Year 2011. Furthermore to analyze the nurse delivery services that includes component of nurse qualification, working time, organizational environment with nurse staff as the research subject. This research is conducted with quantitative method and cross sectional design.
Result shows that there are still 22% nurse staff with unsafe nurse care practices. The assesment of the nurse care practices is based on the solutions of patient safety practices. Resulting the research of bivariat test using chi-square shows in the period of employment and work conditions have significant corelation to nurse care practices based on patient safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Galatama Purwadi
"ABSTRAK
Tahun 2016 RSUD Ciracas telah Lulus Perdana Akreditasi Rumah Sakit versi2012. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran PenerapanSasaran Keselamatan Pasien untuk mencegah insiden medical error di Unit RawatInap RSUD Ciracas tahun 2017. Penelitian dilakukan di bulan Mei-Juni 2017.Metode penelitian adalah Kualitatif dengan wawancara mendalam, Focus GroupDiscussion dan Observasi. Didapatkan adanya sistem pencatatan dan pelaporaninsiden medical error yang belum berjalan di unit rawat inap RSUD Ciracas.Diharapkan penelitian ini dapat menumbuhkan budaya keselamatan pasien danmenghilangkan budaya blaming di unit rawat inap RSUD Ciracas.Kata kunci :Sasaran Keselamatan Pasien, patient safety, medical error, Akreditasi, Rawatinap, RSUD Ciracas

ABSTRACT
In 2016 RSUD Ciracas has passed The Perdana Hospital Accreditation version2012. The purpose of this research is to know how the implementation of patientsafety to prevent medical error incidences in Hospitalization Unit at RSUDCiracas 2017. The research was done in May June 2017. The research methode iskualitatif with deep interview, Focus Group Discussion and Observation. Thefinding is The record and report system of Medical Error Incidences was not fullyrunning. We hope this research can grow patient safety and eliminate blamingculture in hospitalization unit at RSUD Ciracas.Keywords Patient Safety, medical error, accreditation, hospitalization unit, RSUD Ciracas"
2017
T48635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Francesca Chandra
"Latar Belakang : Layanan kesehatan adalah industri yang berorientasi kepada manusia, sehingga kinerja perawat sangatlah penting karena menjadi cerminan baik buruknya layanan rumah sakit. Di RS Abdi Waluyo, tren kinerja perawat rawat inap terlihat menurun dari kuartal 2 sampai 4 tahun 2022, dari 83% ke 76%, sementara target di 85% namun upaya evaluasi dan perbaikan untuk peningkatan kinerja perawat di rumah sakit masih belum tampak. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengatasi fenomena tersebut, dengan terlebih dahulu mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat rawat inap di RS Abdi Waluyo.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan pendekatan mixed method yang terdiri dari 2 tahap: 1) studi kuantitatif cross sectional dengan kuesioner yang dibagikan kepada 61 perawat secara total sampling untuk mengetahui gambaran kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan; dan 2) studi kualitatif untuk mengetahui perspektif manajemen melalui wawancara mendalam kepada 3 informan kunci.
Hasil : Dari hasil kuesioner ditemukan bahwa hanya 39 (64%) perawat rawat inap di RS Abdi Waluyo yang memiliki skor kinerja diatas nilai tengah 41 (min 21 – maks 52). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa hanya faktor organisasi yang secara statistik berhubungan dengan kinerja perawat rawat inap, meliputi: iklim organisasi (r=0,267; p=0,037), beban kerja (r=-0,517; p<0,001), kompensasi (r=0,274; p=0,033), dan kepemimpinan (r=0,227; p=0,078). Dari analisis regresi linear didapatkan persamaan berikut: Kinerja = 40,336 – 0,721 (Beban Kerja) + 0,33 (Kepemimpinan). Beban kerja adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat, dengan arah hubungan negatif (berbanding terbalik). Dari studi kualitatif diketahui perspektif manajemen terkait faktor organisasi yang belum optimal, seperti adanya budaya menyalahkan di iklim organisasi, kurang objektifnya pemberian apresiasi/kompensasi, kepemimpinan Kepala Ruangan yang perlu ditingkatkan, dan sosialisasi berkala program pelatihan profesional.
Simpulan : Faktor-faktor organisasi perlu dijaga dengan lebih baik untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk kinerja perawat yang optimal, dengan menghilangkan budaya menyalahkan, melakukan analisis dan mengontrol beban kerja, memberikan apresiasi finansial maupun non finansial kepada perawat yang berprestasi, meningkatkan kepemimpinan kepala ruangan, dan mensosialisasikan program pengembangan karir berkala agar perawat termotivasi untuk berprestasi.

Introduction : Healthcare is a human-oriented industry, so the performance of nurses is very important because it is a reflection of how good hospital services are. At Abdi Waluyo Hospital, the performance trend of inpatient nurses appears to have decreased from the 2nd to 4th quarter of 2022, from 83% to 76%, while the target is at 85%. Meanwhile, evaluation and improvement efforts to improve nurse performance in hospitals are still not visible. Therefore, this research was conducted to overcome this phenomenon, by first examining the factors that influence the performance of inpatient nurses at Abdi Waluyo Hospital.
Method : This is a non-experimental study with a mixed method approach consisting of 2 stages: 1) a cross-sectional quantitative study with questionnaires distributed to 61 nurses in total sampling to determine performance description and influencing factors; and 2) a qualitative study to find out the management perspective through in-depth interviews with 3 key informants.
Result : The results of the questionnaire revealed only 39 (64%) of inpatient nurses at Abdi Waluyo Hospital had a performance score above the median value of 41 (min 21 – max 52). The results of the Spearman correlation test showed that only organizational factors were statistically correlated to the performance of inpatient nurses, including organizational climate (r=0.267; p=0.037), workload (r=-0.517; p<0.001), compensation (r= 0.274; p=0.033), and leadership (r=0.227; p=0.078). The following equation was obtained from linear regression analysis: Performance = 40.336 – 0.721 (Workload) + 0.33 (Leadership). The workload was the most dominant factor related to nurse performance, with a negative relationship (inversely related). The qualitative study revealed the management perspective regarding nonoptimal organizational factors such as the existence of a culture of blaming in the organizational climate, the lack of objectivity in giving appreciation/compensation, the fact that the Head of the Room still needs to improve her leadership, and regular socialization of professional training programs.
Conclusion : Organizational factors need to be maintained better to be able to create an environment that is more conducive to optimal nurse performance, by eliminating the culture of blame, analyzing and controlling the workload, providing financial and non-financial appreciation to outstanding nurses, improving the leadership of the head of the room, and socializing career development program periodically so the nurses are motivated to excel.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hellen Sindim
"Insiden keselamatan masih terus terjadi, praktik kolaborasi yang dipengaruhi oleh kompetensi IPCP dapat mengoptimalkan pelaksanaan keselamatan pasien di ruang rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kompetensi IPCP perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien di ruang rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional di Rumah Sakit tipe A Jakarta Pusat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 158 yang terdiri dari clinical care manager, ketua tim, dan perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama kerja dan level kompetensi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan pelaksanaan keselamatan pasien di ruang rawat inap. Sementara kompetensi IPCP perawat mempunyai hubungan yang signifikan melalui hasil analisis bivariat (p=0,000). Hasil persamaan regresi didapatkan setiap kerja sama perawat dalam tim bertambah 1 poin, maka pelaksanaan keselamatan pasien di ruang rawat inap akan meningkat sebesar 0.655 setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, komunikasi dalam tim, peran dan tanggung jawab. Rekomendasi penelitian selanjutnya dapat di lakukan dengan melihat sampel yang sesuai dengan standar yaitu dengan tingkat pendidikan minimal profesi ners dengan menggunakan variabel pelaksanaan keselamatan pasien dengan melihat 6 sasaran keselamatan pasien di ruang rawat inap.

Safety incidents are still happening, collaborative practices that are influenced by IPCP competencies can optimize the implementation of patient safety in inpatient rooms. This study aims to identify the relationship between the IPCP competence of nurses and the implementation of patient safety in the inpatient room. This study used a cross sectional method at type A Hospital, Central Jakarta. The sample in this study amounted to 158 consisting of clinical care managers, team leaders, and implementing nurses who served in the inpatient room. The results of this study found that age, gender, education level, length of work and level of competence did not show a significant relationship (p>0.05) with the implementation of patient safety in the inpatient room. While the IPCP competence of nurses has a significant relationship through the results of bivariate analysis (p = 0.000). The results of the regression equation showed that each time the nurse's cooperation in the team increased by 1 point, the implementation of patient safety in the inpatient room would increase by 0.655 after controlling for variables of age, gender, education, length of work, communication in the team, roles and responsibilities. Recommendations for further research can be done by looking at samples that are in accordance with the standard, namely with a minimum level of education for the nursing profession and using patient safety implementation variables by looking at 6 patient safety goals in the inpatient room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Fajar Kartika
"Keselamatan pasien merupakan hal yang baru dalam pelayanan kesehatan. Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 mewajibkan keselamatan pasien sebagai prinsip utama pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Rumah Sakit Gigi dan Mulut, meskipun berbeda dari Rumah Sakit lainnya, tetap diwajibkan untuk menerapkan Akreditasi Rumah Sakit versi 2012. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran iklim keselamatan pasien, tindakan manajemen dan kinerja keselamatan pasien menurut dokter gigi di RSGM X Kota Cimahi. Dengan mengambil satu populasi dokter gigi RSGM X sebagai data penelitian, didapatkan hasil yakni persepsi keselamatan pasien di RSGM X yang rendah dikarenakan persepsi iklim keselamatan pasien, tindakan manajemen dan sasaran keselamatan yang rendah. Diharapkan institusi dapat memberikan pelatihan secara berkala.

Patient safety is a new thing in healthcare. Indonesia National Hospital Accreditation 2012 version requires that patient safety as a key principle of healthcare at the Hospital. Dental Hospital, though different from other hospitals, was still required to implement the Indonesia National Hospital Accreditation version 2012. This study was to describe the climate of patient safety, action management and patient safety peception of dentist in RSGM X Cimahi. By taking RSGM X dentist population as research data, showed that patient safety perception in RSGM X is low because of low patient safety climate, management actions and patient safety goals. It is expected that institutions can provide regular training of patient safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Adythia Pratiwi
"Perilaku Perawat memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebutuhan dan keberhasilan edukasi pasien yang bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien dengan desain cross sectional. Penelitian menggunakan total sampling dengan 210 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian diuji validitas dan reliabilitas. Mayoritas perawat memiliki karakteristik sebagai berikut: berjenis kelamin perempuan, berumur < 35 tahun, tidak mengikuti D3 Keperawatan, memiliki total pengalaman < 10 tahun, berstatus PNS, sudah mengikuti pelatihan (dalam tiga tahun belakangan), tetapi memiliki pengetahuan yang kurang terkait pemberian edukasi pasien. Terdapat hubungan antara umur, pencapaian, kebijakan, kondisi kerja, supervisi, dukungan sosial, dan fungsi perencanaan kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien (p=0,001-0,037), variabel yang paling dominan mempengaruhi perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien adalah dukungan sosial (OR=5,186). Manajer keperawatan beserta seluruh jajaran rumah sakit perlu membuat program penunjang pemberian edukasi pasien, melengkapi segala sarana dan prasarana yang ada, beserta mempersiapkan sumber daya yang kompeten.

Nurse behavior has a strong influence on the need and trust of patient education which identifies determinants of nurse behavior in presenting patient education with a cross sectional design. The study used total sampling with 210 samples according to the inclusion criteria. The instrument used was a modification of various literature reviews which tested its validity and reliability. The majority of nurses have the following characteristics: female, <35 years old, not attending D3 Nursing, having total experience <10 years, civil servant status, having attended training (in the last three years), but lacking knowledge related to providing patient education . There is a relationship between age, policies, policies, working conditions, supervision, social support, and the planning function of the head of the room with the behavior of nurses in providing patient education (p = 0.001-0.037), the most dominant variable affecting the behavior of nurses in providing patient education is social support (OR = 5,186). Nursing managers and the ranks of the hospital need to create a support program to offer patient education, complete all existing facilities and infrastructure, as well as prepare competent resources."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sartikasari
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan persepsi perawat terhadap kejadian insiden keselamatan pasien berdasarkan laporan adanya kejadian insiden keselamatan pasien yang terjadi di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap 81 perawat pelaksana dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel komunikasi dengan nilai-p 0,019. Dengan kata lain kurangnya komunikasi antara perawat dengan tenaga medis lainnya berpengaruh terhadap kejadian insiden keselamatan pasien. Peneliti menyarankan membuat kebijakan pengisian bukti pemberian KIE, setiap pergantian shift melakukan briefing, monitoring dan evaluasi serta membuat jalur komunikasi dengan tenaga medis lainnya agar tercipta umpan balik terkait keselamatan pasien.

This research is a quantitative research conducted on 81 implementing nurses with cross sectional study design. The results showed that there is a correlation of communication variables with p value 0,019. In other words, the lack of communication between nurses and other medical personnel influences the incidence of patient safety incidents. The researchers suggested that make policy of charging proof of giving of KIE, each shift change to do briefing, monitoring and evaluation as well as make communication line with other medical personnel to create patient safety related feedback. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S70021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Piandani
"Keselamatan pasien merupakan hal yang fundamental dalam pelayanan kesehatan. Rumah Sakit sebagai lingkungan kompleks dengan resiko yang tinggi memberikan peluang terhadap terjadinya kesalahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien (IKP) berupa KTD, KNC dan KTC di Rumah Sakit X, Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian didapatkan insiden keselamatan pasien (IKP) di Rumah Sakit X dari bulan April 2012 sampai dengan September 2013 terjadi sebanyak 15 kasus yang terdiri atas 2 kasus KNC, 3 kasus KTC dan 10 kasus KTD. Insiden keselamatan pasien (IKP) dipengaruhi oleh faktor individu, faktor sifat dasar pekerjaan, faktor lingkungan organisasi dan manajemen serta faktor lingkungan fisik dan tempat kerja. Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya IKP adalah faktor individu (kompetensi tenaga medis) dan faktor organisasi–manajemen. Komunikasi dan kerjasama tim diperlukan dalam mengintegrasikan komponen – komponen yang ada di Rumah Sakit.
Patient safety is fundamentalissue in providing a health care. Hospital as a complex environment have a high risk of giving an opportunity to the occurrence of errors. The purpose of this study was to determine the factors that influence the patient safety incidents (IKP) such as KTD, KNC and KTC in The X Hospital in Lampung Tengah. This study uses a qualitative methode with case study design. The results showed patient safety incidents (IKP) at The X Hospital from April 2012 to September 2013 occurred as many as 15 cases consists of KNC 2 cases , 3 cases of KTC and 10 cases of KTD. Patient safety incidents (IKP) is influenced by individual factors,the nature of the work factors, the management and organization factors and physical environmental factors and workplace. The most influential factor on the IKP are individual factors (competence of medical personnel) and the organizational-management factors.In order to integrate all components in the hospital, communication and teamwork are needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T39322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Nurhani
"Budaya keselamatan pasien menjadi hal yang sangat penting dalam memberikan perawatan yang aman. Belum optimalnya kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dalam menjalankan peran dan fungsinya untuk menjamin kualitas pelayanan terlebih lagi budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan budaya keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan proportional sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 260 perawat pelaksana di 4 Rumah Sakit X Kota tangerang. Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan budaya keselamatan pasien (p<0,05). Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi budaya keselamatan pasien yaitu tingkat Pendidikan, jenjang karir dan kompetensi kepemimpinan (R2=0,272). Kesimpulan budaya keselamatan pasien yang kuat dipengaruhi jenjang karir perawat klinik, tingkat Pendidikan perawat pelaksana serta kompetensi kepemimpinan kepala ruangan. Saran penelitian ini mendapatkan hasil adanya korelasi antara hubungan budaya keselamatan pasien dengan karakteristik perawat pelaksana (Tingkat Pendidikan, Jenjang karir perawat klinik) sehingga Hal ini dapat menjadi pertimbangan rumah sakit untuk pengembangan program pendidikan berkelanjutan bagi perawat pelaksana dan peningkatan kompetensi jenjang karir perawat klinik. meningkatkan budaya positif dirumah sakit dengan melakukan pengkajian Kembali pengaturan staf atau ketenagaan perawat terkait dengan kecukupan jumlah tenaga berdasarkan rasio perawat pasien, memperhatikan jumlah total jam kerja perawat serta adanya kesesuaian penempatan tenaga berdasarkan level kompetensi. optimalisasi kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan pengembangan panduan kompetensi kepemimpinan

Patient safety culture is very important in providing safe care. The leadership competence of the head of nurse is not yet optimal in carrying out its roles and functions to ensure better service quality for patient safety. This study aims to determine the relationship between the leadership competence of the head of nurse and safety culture. This cross-sectional study using proportional sampling was conducted by filling out a questionnaire involving 260 nurses at 4 Hospital X Tangerang City. The results obtained were a significant relationship between the leadership competence of the head of nurse and patient safety culture (p <0.05). The results of linear regression showed that the variables that most influenced patient safety culture were education level, career path and leadership (R2=0,272). The conclusion of patient safety culture that needs to be considered is the importance of clinical nurse careers, the level of education of implementing nurses and the leadership competence of the head of nurse. The suggestion of this research is to get the results of a correlation between patient safety culture and the characteristics of implementing nurses (Education Level, Career Paths for Clinical Nurses) so that this can be a consideration for hospitals for continuing education development programs for implementing nurses and increasing clinical nurse career competencies. improve a positive culture in hospitals by reviewing staff or manpower arrangements related to the adequacy of the number of personnel based on the nurse-patient ratio, paying attention to the number of working hours of nurses and the availability of staffing based on competency levels. optimizing the leadership competence of the head of nurse with the development of leadership competency guidelines."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>