Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhita Mahedrati
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yudha Hermanwan
"Selain dari kondisi yang tidak menguntungkan akibat krisis ekonomi tentu tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam bisnis pendidikan bahasa Inggris semakin ketat dan berkembang, hal ini terjadi karena sudah banyak pelaku bisnis pendidikan bahasa Inggris di kecamatan Medan Satria Bekasi yang saling berlomba merebut pasar. IEC Harapan Indah sebagai salah satu yang bergerak dalam industri jasa pendidikan bahasa Inggris, membutuhkan suatu strategi bersaing agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan alternatif strategi bagi IEC Harapan Indah dengan memperhitungkan berbagai faktor internal maupun eksternal perusahaan. Data yang diolah merupakan data eksternal perusahaan, yaitu dengan melihat faktor-faktor lingkungan sosial dan lingkungan kerja perusahaan. Selain itu pula diolah data internal perusahaan terutama faktor-faktor yang mempengaruhi produk jasa yang ditawarkan. Penelitian ini juga akan diperoleh Matriks Eksternal dan Internal dan Competitive Profil Matrix, dengan matriks tersebut penulis dapat mengidentifikasikan para pesaing utama termasuk kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa IEC berada pada posisi pertumbuhan dimana yang menjadi fokusnya adalah pangsa pasar, keuntungan serta penjualan. Dengan meningkatkan kualitas SDM serta menjalankan strategi pemasaran yang efektif diharapkan mampu membangun citra IEC yang lebih baik lagi.

Besides the unfortunate condition due to the economic crisis, it is inevitable that the competition between English Language education business is highly competitive and vastly growing. This happens because there are already a lot of English education business in Kecamatan Medan Satria Bekasi who competes for the market. IEC HARAPAN INDAH as one or the companies that specialize in the English education service industry, need a competing strategy so that they can survive and lead the market.
The main objective of this final assignment is to formulate alternative strategies for IEC HARAPAN INDAH. These priorities of alternative strategies will be done by considering internal and external factors of the company. Processed data is the external data of the company which accrued by considering social community factors and working community factors. Beside that, the company internal data was processed especially factors that influenced product of service being offered. Otherwise in this research we also an External and Internal Matrix dan Competitive Profile Matrix, BY all the matrixes we can identify all the main competitors including their strength and their weakness.
The result of this research is showing that IEC is in growth position. IEC should be focused on market share, profit and also sales. By improving the quality of human resource and running an effective marketing strategy hopefully can be built a good image for IEC."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28129
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Fidianti
"Center for English Learning (CEL) sebagai salah satu lembaga kursus bahasa Inggris yang terletak di daerah Cileduk merupakan suatu lembaga yang memiliki potensi pasar yang besar, terutama untuk kursus bahasa Inggris anak-anak. Hal ini bisa disebutkan dengan melihat kenyataan di lapangan bahwa mayoritas siswa dan siswi CEL adalah anak-anak usia 6-12 tahun (usia sekolah dasar).
Dengan melihat kenyataan yang demikian tersebut, maka bukanlah hal yang mustahil apabila CEL mengenal segmen, target serta posisinya serta mengenali juga masyarakat wilayah Cileduk dan sekitarnya, CEL akan mampu merebut pasar kursus bahasa Inggris anak-anak di wilayah Cileduk. Mengingat CEL cabang Cileduk pun masih belum lama berdiri, sehingga apabila pengenalan terhadap segmen, target serta posisi semakin cepat dilakukan, maka diharapkan semakin cepat pula peluang pasar akan bisa direbut.
Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Pentingnya pemahaman atas struktur-struktur atau kelompok-kelompok yang ada dalam pasar karena sangat diperlukan dalam usaha menyeleksi pasar. Dengan demikian di dalam usaha selanjutnya akan dijalankan metode segmentasi yang sesuai dengan masing-masing karakter pasar yang ada.
Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning. Positioning pada dasamya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Semakin sengit persaingan di dalam suatu pasar, maka positioning semakin diperlukan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Ekatrina Sedasvina Arinardi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh reinforceaent sosial terhadap kegiatan belajar bahasa Inggris siswa, khususnya kegiatan belajar nonformal bahasa Inggris. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh reinforcement orangtua dan peer aroup teman bermain terhadap kegiatan belajar nonformal bahasa Inggris siswa dan untuk mengetahui reinforcement mana yang paling dominan. Dasar pemikiran yang digunakan dalam menganalisa hubungan tersebut adalah bahwa manusia bertingkah laku karena didorong oleh dukungan sosial. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara reinforcement yang diperoleh dari orangtua di satu pihak serta reinforcement yang diperoleh dari peer group di lain pihak dengan kegiatan belajar nonformal bahasa Inggris siswa. Namun hubungan tersebut berada pada tingkat yang rendah. Dan tidak ada pengaruh yang dominan mempengaruhi kegiatan belajar nonformal siswa, karena besarnya hubungan antara pengaruh reinforcement orangtua terhadap kegiatan belajar nonformal bahasa dengan besarnya hubungan pengaruh terhadap kegiatan belajar nonformal Inggris siswa hampir sama reinforcement peer group bahasa Inggris siswa. Dari hasil wawancara mendalam, data menunjukkan bahwa hal mempengaruhi kegiatan belajar nonformal bahasa adalah tujuan yang hendak dicapainya, khususnya yang dominan Inggris siswa tujuan yang berorientasi pada penguasaan materi. Artinya kegiatan belajar nonformal bahasa Inggris akan dijalankan siswa dengan sungguh sungguh apabila ia bertujuan untuk menguasai bahasa Inggris. Sedangkan jika siswa mempunyai tujuan yang tidak berorientasi pada penguasaan materi, seperti tujuan yang berorientasi hanya pada perolehan ijazah, maka siswa akan.melakukan kegiatan belajar nonformal bahasa Inggris pada tingkat yang rendah. Kesimpulan ini didukung oleh pendapat Ronald Dore yang menyatakan bahwa untuk menilai kapasitas seseorang dalam melakukan sesuatu, khususnya kegiatan belajar, adalah tujuan yang hendak dicapainya. Mengacu pada hasil penelitian tersebut maka setiap individu yang melakukan kegiatan belajar nonformal bahasa Inggris perlu mengetahui tujuan yang tepat, agar individu tersebut melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pribadi Hadhi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah penggunaan teacher talk di kelas bahasa Inggris untuk anak-anak sudah sesuai dengan prinsip-prinsip teacher talk untuk pemelajar anak-anak, yaitu teacher talk, teacher questions, dan teacher feedback. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan ancangan kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teacher talk dapat dilihat dari dua aspek yaitu jenis mode dan interactional feature. Jenis mode dan interactional feature yang sesuai dengan prinsip-prinsip teacher talk untuk pemelajar anak-anak yaitu the materials mode, the skills and systems mode, the classroom context mode, referential question, extended learner turn dan corrective feedback. Sedangkan jenis mode dan interactional feature yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip teacher talk untuk pemelajar anak-anak yaitu the managerial mode, display question dan extended teacher turn. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teacher talk di kelas bahasa Inggris untuk anak-anak tidak sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip teacher talk untuk pemelajar anak-anak. Oleh karena itu, pengajar sebaiknya memperhatikan penggunaan teacher talk yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip teacher talk untuk pemelajar anak-anak demi mencapai tujuan pemelajaran.

ABSTRACT
The focus of this study is the appropriateness of teacher talk used in a young learner English as a Foreign Language (EFL) classroom in accordance with the principles of teacher talk for young learners, namely: teacher talk, teacher questions, and teacher feedback. This design of this study is a case study that applies qualitative approach. The instrument used to collect the data is classroom observations. The results of this study show that teacher talk is seen through two aspects: mode and interactional feature. Some modes and interactional features are appropriate with the principles of teacher talk for young learners, namely the materials mode, the skills and systems mode, the classroom context mode, referential question, extended learner turn and corrective feedback. However, the other modes and interactional features are not appropriate with the principles of teacher talk for young learners. They are the managerial mode, display question and extended teacher turn. In sum, teacher talk used in a young learner EFL classroom is not fully appropriate with the principles of teacher talk for young learners. The teacher in a young learner EFL classroom, then, should take into account about her use of teacher talk to achieve the institutional goals.
"
2016
T45283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Setiastri
"Tesis ini membahas metode pembelajaran yang diterapkan di salah satu tempat kursus di Kampung Inggris yang bernama Kursus X dari kacamata Community Language Learning. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Data penelitian diperoleh dari data observasi kegiatan belajarmengajar di kelas dan di kamp, wawancara dengan ketua lembaga, pengajar dan pemelajar, dan kuesioner yang diisi oleh pemelajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan di Kursus X berbeda dengan metode pembelajaran pada umumnya. Terdapat empat tipe metode pembelajaran yang diterapkan di Kursus X. Berdasarkan keempat tipe metode pembelajaran tersebut tidak ditemukan kesamaan konsep dengan kaidah yang ada dalam Community Language Learning.
Sementara itu hasil temuan observasi kegiatan di kamp menunjukan bahwa aktivitas santai dan minim tekanan selama pemelajar berada di kamp membuat pemelajar memiliki hubungan yang erat dengan pengajar seperti dalam CLL. Hal itu merangsang pemelajar untuk lebih produktif dalam memproduksi ujaran dalam bahasa target. Lebih lanjut hasil penelitian ini menyarankan penerapan kegiatan pembelajaran kamp yang lebih variatif dan lebih menarik, khususnya untuk paket pembelajaran liburan. Penerapan kegiatan pembelajaran juga harus berdasarkan suatu kurikulum dan silabus, sebagai pedoman bagi para pengajar. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat lebih terstruktur dan dapat meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan penguasaan bahasa pemelajar.

This thesis analyses the application of teaching and learning methods at one of the English course in Kampung Inggris Pare using a camp concept, named Kursus X, from the point of view of the Community Language Learning approach. This study is a quantitative research with a descriptive analytical design. The data of the study were gained from the observation of the teaching and learning process in the classroom and the interaction of the students in the camp. Besides, the data were also gained from interviews with the head of the course, the teachers and the students, and from the students? questionnaire. The result of the study show that the methods applied in the Kursus X were not based on established language teaching methods. There are four types of methods identified in Kursus X. Most of the methods use drilling and translation in the application. Moreover, there were a lot of differences between the application of teaching and learning program in Kursus X and the concept of Community Language Learning.
However, the observation result of the students? activities in the camp showed differently. The environment and the activities that the students experienced in the camp could create an intimate relationship between the students? and their teachers, as stated in CLL. The students were encouraged to produce more utterances in the target language in that situation. The findings of this study suggest that the camp program offered, especially the holiday program, should apply interesting and fun activities and teachers should vary their teaching methods. Additionally, application of the teaching and learning process should be based on a wellplanned curriculum and syllabus. This will create structured teaching and learning activities and it also could increase students? self-confidence, motivation and achievement in learning a language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Tendiami
"ABSTRAK
Keterampilan memberikan instruksi merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pengajar kelas bahasa asing. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan memberikan instruksi tersebut adalah melalui kegiatan pendampingan sejawat peer coaching . Tesis ini bertujuan untuk melihat manfaat yang diberikan oleh kegiatan pendampingan sejawaat tersebut terhadap keterampilan memberikan instruksi pengajar. Metode paduan dengan pendekatan time series design digunakan untuk menganalisis data yang didapat dari hasil observasi/pengamatan kelas dan pascakonferensi, serta nilai evaluasi 4 orang pengajar dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat manfaat yang cukup signifikan dari kegiatan pendampingan sejawat terhadap keterampilan memberikan instruksi khususnya pada pengajar yang memiliki kedekatan secara personal dibandingkan pada pengajar yang kurang dekat secara personal. Secara umum penelitian ini mendukung ide kegiatan pendampingan sejawat sebagai salah satu cara untuk menigkatkan kompetensi pengajar. Kata kunci: Pendampingan sejawat peer coaching ; keterampilan memberikan instruksi

ABSTRACT
Giving instruction is one of the basic skills that a language teacher must have. There are several ways to improve this skill one of them is by doing a peer coaching program. This study aims to observe the effect of a peer coaching program to improve instruction giving skills of the EFL teachers. A mixed method research using a time series design is used to analyze the data obtained from observation and post conference session, as well as the teachers rsquo evaluation scores by the supervisor. The result reveals that the peer coaching program has significant effect on teachers rsquo giving instruction skills especially those pairs of teachers who know each other well and have more teaching experience. The findings generally support the idea that the peer coaching program can be considered as a tool to improve teachers rsquo teaching competence. Keywords Peer coaching giving instruction"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinintya Putri
"Bahasa Inggris dikenal sebagai lingua franca atau bahasa yang menjadi bahasa komunikasi internasional. Bahasa Inggris digunakan dan dianggap penting dalam berbagai bidang, tidak terkecuali dalam pendidikan. Kebanyakan orangtua memandang penting pendidikan Bahasa Inggris yang diberikan pada anak sejak dini. Berdasarkan kebutuhan tersebut, dikenal lembaga kursus bahasa Inggris yang menyediakan pengajaran Bahasa Inggris. Sehubungan dengan proses belajar mengajar, terdapat teori-teori Vygotsky yang membahas mengenai pengaruh dari lingkungan terhadap perkembangan anak. Penelitian ini berusaha melihat teori-teori Vygotsky yang diterapkan dalam lembaga kursus Bahasa Inggris.
Secara khusus, penelitian ini meneliti tiga teori dari Vygotsky yakni scaffolding, internalisasi, serta technical tools. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada penerapan scaffolding melalui interaksi yang terjadi antara pengajar dengan peserta didik, internalisasi dari topik yang telah dibahas dalam kelas, serta jenis-jenis technical tools yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Pengolahan data yang diperoleh menggambarkan bahwa terdapat pebedaan dalam penerapan scaffolding, perbedaan internalisasi peserta didik, dan serta jenis-jenis technical tools yang dominan digunakan dalam kelas.

English is known as lingua franca or the language used for international communication. English is considered important in many areas, without exception also in education. Most parents think it is important for their children to learn English in early age. Based on these needs, English courses are known institutions that provide English language teaching. In accordance to teaching and learning process, there are several Vygotsky theories which explain about influence of environment upon children development. This research aims to look on application of Vygostky theories in English course institutions.
Specifically, this research studies about three Vygostky theories which are scaffolding, internalization, and technical tools. Research result will give explanation about application of scaffolding through interaction between teacher and student, internalization from topic in class, and kinds of technical tools used in teaching and learning process. Acquired data processing student, and kinds of techincal tools which dominantly used in class.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leini Nadira Rambe
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam kelas bahasa Inggris di SMA Swasta dan SMA Negeri yang terpilih sebagai "Sekolah Penggerak". Kedua sekolah merupakan pelopor dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang didampingi oleh pemerintah. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek didaulat menjadi dasar dari kurikulum ini. Oleh karena itu, pelaksanaan proyek diterapkan secara masif. Penelitian ini menitikberatkan pada implementasi pembelajaran berbasis proyek dalam kelas bahasa Inggris kurikulum terbaru, khususnya pada proses implementasi, persepsi siswa dan guru. Metode studi kasus digunakan dengan instrumen lembar observasi, kuesioner daring dan wawancara. Data dikumpulkan dari 348 peserta (346 siswa dan 2 guru) lalu dianalisis secara kualitatif. Temuan menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek bervariasi sesuai dengan konteks dan karakteristik masing-masing sekolah. Siswa memberikan respons positif terhadap implementasi pembelajaran berbasis proyek dalam kelas bahasa Inggris Kurikulum Merdeka, baik dari segi pelaksanaannya maupun peran guru dalam menerapkannya. Siswa merasa tergerak, aktif, dan menunjukkan kemampuan dalam mengerjakan proyek menggunakan aplikasi teknologi yang membantu proses pembelajaran. Di sisi lain, guru juga aktif dan antusias untuk terlibat sebagai fasilitator dalam memandu langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis proyek. Signifikansi hasil penelitian menunjukkan pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan untuk diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum Merdeka. Pada penelitian selanjutnya, menarik untuk mengecek ketertarikan guru dalam mengikuti pelatihan guru profesional terkait pembelajaran berbasis proyek serta perkembangannya dalam Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum terbaru di Indonesia.

This research aims to investigate the implementation of project-based learning in English classrooms at a public and a private school, were selected as “Sekolah Penggerak” that implement Merdeka Curriculum as primary curriculum supervised by government. Both are the first and pioneer schools that chose to implement the curriculum. Project-based learning is a fundamental approach which underlies the basis of the curriculum; thus, projects are heavily imposed. This research puts emphasis on project-based learning implementation inside English classrooms under the newest curriculum in terms of its implementation, students’ and teachers’ perception. Case study was the research design; and the instruments used are observation sheet, online questionnaire and interviews. The data were collected from 348 participants (346 students and 2 teachers), and then were analysed qualitatively. Findings show that project-based learning was implemented based on its own context and characteristics of schools. Students possessed positive views on both the implementation and their teachers implementing project-based learning in English classroom of Merdeka Curriculum. Students were motivated, active, and able to use technological applications in finishing their project. Teachers, in the other side, were actively and eagerly got involved as facilitator to facilitate steps on project-based learning implementation. The significant findings indicated that project-based learning is one of the alternative teaching methods which is possible to be implemented in English classroom of Merdeka Curriculum. In further research, it would be interesting to explore teachers’ interest to join professional training related to project-based learning and its development in Merdeka Curriculum as the newest curriculum in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>