Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Aulia Rachman
"Studi ini meneliti citra khalayak terhadap Golkar. Secara spesifik, studi ¡ni diarahkan pada upaya menjawab 3 (tiga) pertanyaan pokok sebagai berikut: (1) Bagaimana persepsi khalayak terhadap Golkar pada saat ini? Apakah citra mereka tentang Golkar masih terkait dengan posisi Goikar di masa lalu (Orde Baru)? (2) Apakah citra khalayak tersebut (positif atau negatif) mempunyai hubungan/asosiasi yang signifikan dengan faktor sosic demografiS (khususnya umur, pendidikan dan tempat tinggal) ? (3) Sagaimafla persepsi khalayak terhadap Partai-Partai Politik Iainnya khususnya yang termasuk dalam 5 (lima) besar pemenang Pemilu (PDI Perjuangan, PPP, PKB dan PAN)? Apakah citra negatif hanya berlaku bagi Golkar atau juga melekat pada keempat partai politik Iainnya?
Penelitian dilakukan terhadap warga masyarakat berusia 17 tahun ke atas, khususnya yang berdomisili di Jakarta Timur, Depok, Bogor dan Purwakarta. Jumlah sampel seluruhnya 340 responden. Penarikan sampe dJakukan secara acak melalui teknik ?multi stage random sampling?.
Hasil studi menunjukkan bahwa secara umum, mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai pandangan yang ?negatif? terhadap visi, misi dan identitas dan 5 (lima) partai besar pemenang pemilu yaitu PDI Perjuangan, Golkar, PPP, PKB dan PAN. Pandangan negatif tersebut terungkap dan jawaban mereka yang umumnya menilai bahwa kelima partai tersebut sebagai : (1) lebih mementingkan tokoh dalam kampanye pemilu ketimbang program, (2) hanya peduJi pada rakyat kecil saat menjelang pemjlu (3) hanya mengobral janjijanji politik dalam kampanye, (4) (5) Lebih mementingkan diri dan golongannya politik uang, dan besar kadernya tidak Iayak untuk duduk darjpada rakyat, (6) sebagnya hanya mengejar kedudukan sebagai anggota legislatif, dan (7) elit politik negatif tersebut terutama lebih menonjol pada golkar dibandingkan dengan keempat partai politik lainnya.

This study is concerned with the audiences image towards Golkar. The study specifically addressed 3 (three) basic questions: (1) How do audiences presently perceive Golkar? Are their perceptions associated with Golkar's position during the New Order (Orde Baru) era ? (2) Are there significant relationships between their perception and their socio-demographic characteristics i.e age, education and social-environment? (3) How do they perceive the other 4 (four) big political parties (PDI Perjuangan, ppp, PKB and PAN) ? Are their perception of these four political parties different with their perception of Golkar?
The study was carried out in East Jakarta, Depok, Bogor and Purwakarta. The subjects were community members, 17 years of age and above. The total sample was 340, and selected randomly through multi stage random sampling technique.
The findings revealed that, overall majority of the respondents held a negative view towards the vision, mission and identity of the 5 (five) big political parties (PDI Perjuangan, Golkar, PPP, PKB arid PAN). This was reflected from the data in wtiich, those political parties were viewed as: (1) concerned more with their leaders than the platforms, (2) paid attention to common people only during the campaign, (3) full of promises during the camnpaign, (4) oriented more to their own group interests, (5) involved in money politics, (6) majority of their cadres were not eligible to become parliament members, and (7) their elites only fought for the strategic positions in executive. Nevertheless, their negative perception towards Golkar was stronger compared to the other 4 (four) political parties. When asked about identity, position, vision and mission of the party, only few respondents who viewed Golkar as : (1) open to all people from various groups and layers, (2) independent from the current government, and (3) having clear vision and mission. On the other hand, majority of the respondents perceived the other four political parties as possessing clear Vision and mission. It should be noted, that their positive view was particularly strong for PDI Perjuangan. Golkar according to the majority of respondents? perception was associated with the following characteristics : (1) inseparable part of the New Order (ORBA) regome, (2) was big because of Suharto?s dominant role, (3) full of corruption, collution and nepotism practices, (4) involved in money politics, (5) not democratic, (6) ignored the common people?s aspirations and interest, and (7) was not categorized as a modern political party.
The study also found significant relationships between the respondents? image and their socio-demographic characteritics i.e. age, education and social environment. It can be summarized that, the respondents who held negative image towards Golkar were else who lived in urban areas, younger in their age, and possessed higher educational background.
Based on the study findings, it is necessary for Golkar to change their identity as well as their vision and mission. This can be done, among other things, by way of evaluating the current ?positioning ? and ?orientation? strategy (repositioning and reorientation strategy). In this regard, Golkar should carry out internal consolidation, self-evaluation, and nation-wide socialization programs, in order to convince all people that the current Golkar is completely different from Golkar during the New Order era.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osrimarni Oesman
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Kurniawan
"Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, tahun 1998, pandangan konsumen terhadap produk dan pemasaran sudah semakin kritis, khususnya pada produk telepon seluler. Persaingan yang ketat di antara produsen produk telepon seluler terutama dari beberapa retail yang digunakan, merupakan peluang bagi konsumen untuk memilih dan mendapatkan produk dengan harga yang lebih kompetitif. Namun, besamya pasar dan adanya perubahan paradigma dalam berkomunikasi membuat industri telepon seluler masih dianggap oleh beberapa perusahaan sebagai industri yang menguntungkan.
Dewasa ini peranan citra perusahaan sebagai nilai tambah atas atribut produk sudah mulai digunakan oleh beberapa perusahaan. Karena mereka yakin bahwa konsumen tidak lagi hanya melihat suatu produk didasari kepada penampilan fisik, tetapi juga non fisik seperti citra perusahaan. Sebagian perusahaan juga menganggap bahwa citra perusahaan dapat menumbuhkan loyalitas perlanggan yang akan mendatangkan keuntungan jangka panjang.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan, persepsi kualitas produk, nilai yang dirasakan, kepercayaan, halangan beralih dan citra perusahaan terhadap loyalitas pelanggan. Selain itu untuk mengtahui pengaruh citra perusahaan terhadap loyalitas pelanggan.
Penelitian ini menggunakan NonProbability Judgment Sampling atau Purposive Sampling teknik, P opulasi dari p enelitian ini a dalah responden pria dan wanita yang tinggal di wilayah Jakarta, berumur antara 15 sampai dengan 50 tahun, yang sedang menggunakan telepon seluler dari berbagai merek dan produk, seperti Alcatel, Mororola, Nokia, Phillips, Samsung, Siemens, Sony-Erickson dan merek lainnya, selama kurun waktu enam bulan terakhir.
Pengolahan data untuk mencari hubungan varibel dalam kontrak digunakan analisis regresi berganda, sedangkan bila tidak terjadi hubungan seperti yang terjadi pana penelitian sebelumnya digunakan uji rata-rata (uji t) pada beberapa sample guna meilhat apakah apakah nilai pada sample tersebut tidak berbeda (identik) secara nyata.
Dari hasil analisi regresi ditunjukkan bahwa secara signifikan kepuasan pelanggan berpengaruh lebih kuat terhadap nilai yang dirasakan dari pada persepsi kualitas produk, selain itu kepuasan pelanggan juga berpengaruh kuat terhadap citra perusahaan. Kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan secara signifikan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan persepsi kualitas produk, halangan beralih dan citra perusahaan tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
Pada industri telepon seluler, konsumen umumnya masih melihat produk dari fisik produk dan lebih memilih mendapatkan produk dari toko ritel, Ini terlihat dan persepsi kualitas produk dan nilai yang dirasakan tidak berpengaruh terhadap citra perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam mengkonsumsi produk, pelanggan kurang bisa mengevaluasi pengalamannya sehingga tidak dapat mengukur nilai yang dirasakan. Konsumen menilai bahwa produk telepon seluler dari beberapa merek sama saja dan memberikan nilai yang sama.

Since economic crisis occurred in Indonesia in 1998, consumer view on product and marketing have become more critical, specially to cellular phones. Tight competition among cell-phone producers mainly from several retails they have used, is an opportunity for consumer to choose and obtain product with competitive prices. Huge market and the changing paradigm in communicate have made cell-phone industries still beneficial for some companies.
Nowadays the role of company image as a value added of a product have been used by some companies. Because they believe that consumer is not only see a product base on physical appearance, but also non physical like company image. Some companies also think that company image will grow consumer loyalty which will bring future benefit.
The objective of this research is to find out the influence of consumer satisfaction, product quality perception, perceive value, trust, switching barrier and company image to consumer loyalty.
This research is using Nonprobability Judgment Sampling or Purposive Sampling technique. The population of this research are male and female respondents lived in Jakarta area, age between 15 to 50, whom they are now using cell-phones of vary brand like Alcatel, Motorola, Nokia, Philips, Samsung, Siemens, Sony-Erickson and other brands, for the last six months.
The data processing to look for the relation of variable in contract is use for double regression analysis, and if there is no relation Iike in the previous research will use independent test (t test) on several samples to see if the value on the sample is not different (identical).
From the regression analysis output will shown significantly that consumer satisfaction influence stronger to perceive value than product quality perception, besides consumer satisfaction also strongly influence to company image. Consumer satisfaction and trust is significantly influencing to consumer loyalty, as for product quality perception, switching barrier and company image has no influence to consumer loyalty.
In cell-phone industries, consumers generally see a product from the physical appearance and they choose to have them from retail stores. It is shown from the product quality perception and perceive value which has no influence in company image. It is cause by the consumer, in consuming a product, can not sharply evaluate experiences so they can not measure the perceive value. Consumer think that cell-phone from any brand is just the same and giving them the same value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T 17781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1983
S19456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desiria Ekarini Ramadani
"Pada masa sekarang ini bidang pariwisata mendapat perhatian khusus di seluruh dunia. Indonesia juga ikut berpartisipasi menggalakkan pariwisata dengan Visit Indonesia 1991. Semakin meningkatnya usaha memajukan pariwisata, mengakibatkan tuntutan masyarakat terhadap sarana dan fasilitas yang ada menjadi tinggi. Tempat menginap atau hotel adalah salah satunya. Persaingan yang semakin keras dalam dunia perhotelan menyebabkan setiap hotel berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan dan produk wisata yang terbaik agar citra yang baik dapat lahir dan secara finansial hotel mendapat pemasukan bertambah. Yang berperan sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan tentang produk dan jasa dalam hotel adalah Humas. Citra yang positif pada suatu industri perhotelan akan memberikan nilai dan sekaligus memberikan ciri khusus yang membedakan hotel tersebut dengan hotel lainnya. tambah Berangkat dari pentingnya citra yang positif terhadap suatu usaha, penulis ingin memberikan suatu gambaran mengenai citra khalayak terhadap Sahid Jaya Hotel Tower. Citra yang tergambar adai ah hasil komunikasi Humas dan pengalaman khalayak pada waktu mereka berkunjung ke hotel. Sampel Sengaja (Purposive Sample) adalah sampel yang digunakan pada penelitian ini, yaitu semua orang yang berusia 17 tahun keatas dan pernah menggunakan fasilitas Sahid Jaya Hotel dan Tower. Alasan pemilihan umur 17 tahun keatas karena menurut Undang Undang Kesejahteraan Anak No.VI/1974 seseorang dinyatakan dewasa. Penarikan sampelnya dilakukan secara kebetulan (accidental ) , maksudnya orang-orang yang diketahui oleh penulis memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, langsung saja dijadikan responden, jumlahnya sebanyak 80 orang. Citra khalayak diukur melalui empat aspek yaitu informasi, pelayanan, suasana dan fasilitas sebagai aspek-aspek yang berperan besar dalam dinamika usaha perhotelan. Metode yang digunakan untuk mengukur citra adalah Semantic Differensial yang disajikan dalam bentuk grafik. Sedangkan untuk menggambarkan komposisi responden tentang kelamin, jenis pekerjaan, latar belakang responden dan jalur informasi digunakan usia, jenis kunjungan tabel frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra diberikan oleh khalayak terhadap Sahid Jaya Hotel dan Tower yang secara keseluruhan adalah positif. Wa 1aupun secara umum bersifat positif, namun tampak bahwa aspek citra tentang fasilitas dengan butir Sahid Tour memiliki citra yang paling rendah dibanding dengan yang lain. Ini disebabkan karena Sahid Jaya Hotel dan Tower mengkhususkan pemasaran pada Holding Company sebagai target market dan tidak terlalu pada pemasaran person to person. Kalaupun secara pribadi turis asing maupun lokal menginap, biasanya sudah diorganisir oleh agen perjalanan tertentu sehingga Sahid Tour kurang begitu mendapat tanggapan. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa khalayak memiliki citra positif dengan nilai terbesar untuk aspek pelayanan dengan kategori ramah tamah dan atensi terhadap tamu. Ciri keramah-tamahan budaya Indonesia melekat pada Sahid Jaya Hotel dan Tower, terbukti dari hasil akhir yang ada pada penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S4188
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia A. Rachman
Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban, 2007
324.2 AUL c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Anita Yulianti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 20205
S4576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Permanasari
"Di Negara Barat telah terbukti bahwa efektivitas copy panjang jauh lebih besar daripada copy pendek terhadap hasil penjualan suatu produk Alasannya karena copy panjang banyak memberikan informasi kepada konsumen menge¬nai produk yang diiklankan tersebut
Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pengaruh copy panjang di masyarakat kita Dari Model Hierarchy of Effect yang diajukan Lavidge dan Steiner, ditekankan pada tingkat pengetahuan Model ini dikaitkan dengan Formula Lasswell Jadi dari pesan dalam copy iklan akan dilihat 'what' nya Sedangkan responden merupakan 'whom' yang terkena pesan tersebut serta akan diteliti bagaimana 'effect' pengetahuan mereka setelah membaca pesan tersebut.
Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan, sementara studi lapangan dilakukan pada anggota klub fotografi 'STIFOC' dan ’ SFg Tarakanita' di SMA di Jakarta Anggota klub tersebut yang merupakan pemotret pemula diasumsikan lebih tertarik pada iklan-iklan fotografi dibandingkan dengan orang awam.
Hasil penelitian yang diolah secara manual dan menggunakan statistika Tau Kendali menunjukkan adanya hubungan antara panjang pendeknya copy iklan Sakura dengan pengetahuan khalayak pembacanya Sekali pun kekuatan hubungannya rendah Sedangkan 'minat' dan 'tingkat pengamatan iklan Sakura' tidak mempengaruhi hubungan tersebut.
Juga didapatkan bahwa para responden banyak yang memiliki sikap dalam fotografi yang 'tidak setuju' terhadap isi pesan iklan Sakura Penyebabnya adalah 'citra'
Sakura yang lebih rendalj daripada kedua saingannya Kodak dan Fuji.
Namun responden mengakui bahwa cara penyampaian pesan dalam iklan Sakura itu 'menarik dan netral serta mengandung banyak informasi ' Mereka pun menyukainya Ini merupakan tanda bagi penyusun pesan komunikasi (terutama dalam periklanan) untuk mulai memberanikan diri menggunakan copy yang panjang tentu saja produknya sendiri harus mempunyai 'citra' serta mutu yang sebaik copy iklannya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S3784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>