Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Terang Uli J.
Jakarta: UI-Press, 2011
616.968 SEM e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Jakarta: UI-Press, 2011
616.968 DEW e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hoedojo
"Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini izinkanlah saya mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWI", yang telah melimpahkan taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita berada di ruang ini dalam keadaan sehat wal'afiat dapat berkenan menyaksikan upacara pengukuhan saya sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Parasitologi.
Judul pidato pengukuhan yang akan saya kemukakan adalah Peran Entomologi Kedokteran dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Saya memilih judul ini dengan pertimbangan keterkaitan Entomologi Kedokteran dalam berbagai kenyataan sebagai berikut:
Dalam GBHN telah digariskan, bahwa hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan kesehatan merupakan bagian pembangunan nasional yang bertujuan mencapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimalt2i. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal oleh setiap penduduk dibutuhkan antara lain pengetahuan yang cukup termasuk Entomologi Kedokteran, status gizi yang memadai dan peran serta aktif masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan.
Dalam menyongsong Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT II), pembangunan kesehatan masih perlu terus ditingkatkan dengan lebih mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran termasuk Entomologi Kedokteran, walaupun dalam PJPT I telah berhasil menurunkan antara lain Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi indikator paling peka untuk mengukur derajat kesehatan, yaitu dari 107 menjadi 70 per 1000 kelahiran hidup seperti yang terjadi antara tahun 1975?
Entomologi Kedokteran yang menjadi substansi Parasitologi Kedokteran masih belum secara mendalam dipahami oleh para staf pengajar di Fakultas Kedokteran apalagi oleh masyarakat awam. Ilmu ini telah banyak memberikan informasi penting antara lain yang berkaitan dengan tata cara yang harus dilakukan dalam menghadapi penularan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular seperti penyakit malaria, demam berdarah dengue dan penyakit kaki gajah (filariasis). Penyakit ini penularannya terjadi dari seorang penderita kepada orang yang sehat melalui gigitan nyamuk tertentu.
Apa yang dimaksud dengan Entomologi Kedokteran
Kata entomologi berasal dari kata Yunani enfomon (= serangga) dan logos (= ilmu). Entomologi Kedokteran dalam arti yang sempit adalah ilmu yang mempelajari serangga (nyamuk, lalat, lebah, tuma dll.) yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran."
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Susilo Joko
"ABSTRAK
Latar Belakang : Gangguan otot rangka merupakan gangguan yang paling sering dialami oleh pekerja VDT yang salah satu faktor risikonya adalah posisi kerja yang tidak ergonomis. Untuk menilainya dapat dilakukan secara subjektif dengan suatu kuesioner yang valid supaya hasilnya yang diperoleh dapat akurat. Oleh karena itu, kami melakukan uji validasi dan reliabilitas terhadap VICO DSE Checklist sebagai instrumen penilai bahaya pajanan ergonomi pekerja VDT di kantor.
Metode : Penelitian potong lintang dengan mengambil data dari pekerja kantor Jakarta VICO Indonesia Desember 2013 – Januari 2014 dan menggunakan data sekunder VICO DSE checklist pada bulan Agustus 2013. Dikumpulkan karakteristik dari subjek penelitian, dan dilakukan analisis uji validasi dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson dan uji reliabilitas dengan Cronbach alpha.
Hasil : Dilakukan proses back translate-translate kuesioner VICO DSE Checklist, diskusi dengan tim panel, dan proses cognitive debriefing sehingga didapatkan kuesioner VICO DSE Checklist berbahasa Indonesia yang final. Terdapat 154 responden yang mengikuti penelitian ini dan hasilnya dibandingkan dengan data VICO DSE Checklist yang didapatkan pada bulan Agustus 2013. Hasil perhitungan korelasi product moment terhadap VICO DSE Checklist didapatkan hasil 15 butir pertanyaan tidak valid dan perlu dilakukan revisi serta 23 pertanyaan yang siap dipergunakan. Uji reliabilitas mendapatkan hasil yang baik dengan koefisien Cronbach alpha 0.715-0.815.
Kesimpulan : VICO DSE checklist masih dapat digunakan untuk menilai pajanan ergonomis namun disertai catatan penjelasan khusus serta wawancara terarah pada pertanyaan yang kurang valid.

ABSTRACT
Background : Musculoscleteal disorder is the common disorder in VDT worker. One of the risk factor is unergonomical working position. We can evaluate the working position subjectively by valid checklist so we can get the accurate result. Therefore we will conduct validity and reliability test of VICO DSE Checklist as ergonomic hazard screening tool for VDT worker in the office.
Method : This was a cross sectional study performed by data collection from VICO Indonesia Jakarta office worker in December 2013-January 2014. Variable analyzed were characteristics of the subjects, validity test using Pearson’s product moment, and reliability test using Cronbach alpha.
Result : This study conducted back translate – translate process for VICO DSE Checklist, discussion with panel team, and cognitive debriefing process so it produced final VICO DSE Checklist Indonesian version. One hundred and fifty four subject was recruited and the result was compared to VICO DSE Checklist result done in August 2013. The product moment corelation of VICO DSE Checklist found that 15 questions are not valid and must be revised and 23 questions were able to used direclty in the questionnaire. Reliability test found good internal consistency with Cronbach alpha coefisien 0.715-0.815.
Conclusion : VICO DSE checklist can still be used as a ergonomic screening tool when it is conducted through guided interview with special note to unvalid questions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Gozali
"Alat kesehatan dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat luas yang berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penyalur alat kesehatan menjamin keamanan, mutu, dan manfat alat kesehatan yang beredar di masyarakat. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) bergerak di bidang usaha distribusi dan perdagangan, antara lain produk-produk farmasi, alat kesehatan, kosmetik, cold chain product, dan produk lainnya. KFTD menerapkan prinsip-prinsip Good Distribution Practice (GDP) melalui sertifikasi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB). Salah satu aspek dalam CDAKB yaitu pengembalian dan penarikan kembali alat kesehatan yang dilakukan apabila terjadi masalah dari alat kesehatan tersebut. Tujuan penyusunan tugas khusus ini adalah untuk menganalisis implementasi CDAKB terhadap pengembalian dan penarikan kembali alat kesehatan di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Metode pelaksaan tugas khusus ini dilakukan secara observasional dan wawancara narasumber. Pengembalian/retur alat kesehatan dari pelanggan dilakukan dengan penerimaan alat kesehatan kembalian, pemastian alat kesehatan tersebut dapat diterima sebagai alat kesehatan kembalian atau tidak serta dilaporkan dalam Form Pengembalian Alat Kesehatan. Penarikan kembali (recall) alat kesehatan dilakukan segera setelah adanya instruksi penarikan kembali dari intansi berwenang atau pemegang izin edar baik penarikan wajib (mandatory recall) maupun penarikan sukarela (voluntary recall). Berdasarkan hasil studi literatur, dapat disimpulkan bahwa implementasi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) terhadap pengembalian dan penarikan kembali alat kesehatan di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 telah sesuai dengan CDAKB Nomor 4 Tahun 2014.

Medical devices are needed by health workers, patients, and the wider community, which play a role in improving the quality of health services. Medical device distributors guarantee the safety, quality, and benefits of medical devices that are distributed in the community. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) operates in the distribution and trading business, including pharmaceutical products, medical devices, cosmetics, cold chain products, and other products. KFTD applies the principles of Good Distribution Practice (GDP) through certification of Good Method of Distribution Medicine (CDOB) and Good Method of Distribution Medical Device (CDAKB). One aspect of CDAKB is the return and recall of medical devices, which is carried out if a problem occurs with the medical device. The purpose of this special assignment is to analyze the implementation of CDAKB regarding the return and recall of medical devices at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. The method is carried out observationally and by interviewing informants. Returns of medical devices from customers are carried out by accepting the returned medical equipment, ensuring that the medical device can be accepted as a returned medical device or not, and reporting it in the Medical Device Return Form. A recall of medical devices is carried out immediately after a recall instruction is issued from the authorized agency or distribution permit holder, whether mandatory or voluntary. In conclusion, the implementation of Good Medical Device Distribution Methods (CDAKB) regarding the return and recall of medical devices at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 is in accordance with CDAKB Number 4 of 2014.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Gozali
"Alat kesehatan dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat luas yang berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penyalur alat kesehatan menjamin keamanan, mutu, dan manfat alat kesehatan yang beredar di masyarakat. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) bergerak di bidang usaha distribusi dan perdagangan, antara lain produk-produk farmasi, alat kesehatan, kosmetik, cold chain product, dan produk lainnya. KFTD menerapkan prinsip-prinsip Good Distribution Practice (GDP) melalui sertifikasi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB). Salah satu aspek dalam CDAKB yaitu pengembalian dan penarikan kembali alat kesehatan yang dilakukan apabila terjadi masalah dari alat kesehatan tersebut. Tujuan penyusunan tugas khusus ini adalah untuk menganalisis implementasi CDAKB terhadap pengembalian dan penarikan kembali alat kesehatan di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Metode pelaksaan tugas khusus ini dilakukan secara observasional dan wawancara narasumber. Pengembalian/retur alat kesehatan dari pelanggan dilakukan dengan penerimaan alat kesehatan kembalian, pemastian alat kesehatan tersebut dapat diterima sebagai alat kesehatan kembalian atau tidak serta dilaporkan dalam Form Pengembalian Alat Kesehatan. Penarikan kembali (recall) alat kesehatan dilakukan segera setelah adanya instruksi penarikan kembali dari intansi berwenang atau pemegang izin edar baik penarikan wajib (mandatory recall) maupun penarikan sukarela (voluntary recall). Berdasarkan hasil studi literatur, dapat disimpulkan bahwa implementasi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) terhadap pengembalian dan penarikan kembali alat kesehatan di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 telah sesuai dengan CDAKB Nomor 4 Tahun 2014.

Medical devices are needed by health workers, patients, and the wider community, which play a role in improving the quality of health services. Medical device distributors guarantee the safety, quality, and benefits of medical devices that are distributed in the community. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) operates in the distribution and trading business, including pharmaceutical products, medical devices, cosmetics, cold chain products, and other products. KFTD applies the principles of Good Distribution Practice (GDP) through certification of Good Method of Distribution Medicine (CDOB) and Good Method of Distribution Medical Device (CDAKB). One aspect of CDAKB is the return and recall of medical devices, which is carried out if a problem occurs with the medical device. The purpose of this special assignment is to analyze the implementation of CDAKB regarding the return and recall of medical devices at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. The method is carried out observationally and by interviewing informants. Returns of medical devices from customers are carried out by accepting the returned medical equipment, ensuring that the medical device can be accepted as a returned medical device or not, and reporting it in the Medical Device Return Form. A recall of medical devices is carried out immediately after a recall instruction is issued from the authorized agency or distribution permit holder, whether mandatory or voluntary. In conclusion, the implementation of Good Medical Device Distribution Methods (CDAKB) regarding the return and recall of medical devices at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 is in accordance with CDAKB Number 4 of 2014.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Alat kesehatan adalah elemen esensial dalam pelayanan kesehatan, sejalan dengan kemajuan teknologi informasi yang mempengaruhi perkembangannya dari teknologi sederhana hingga canggih. Dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ketiga tentang kesehatan, alat kesehatan memiliki peran vital. Penyalur Alat Kesehatan (PAK) berperan penting dalam memastikan keamanan, mutu, dan manfaat alat kesehatan. Penerapan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) merupakan kewajiban bagi PAK dan cabangnya dalam proses distribusi alat kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan. Studi ini menganalisis kesesuaian implementasi CDAKB pada PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 2, yang meliputi proses penerimaan, pengiriman, dan penyerahan alat kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa KFTD Jakarta 2 telah menerapkan CDAKB dengan baik sesuai pedoman yang berlaku, termasuk dalam pengecekan, penyimpanan, dan distribusi alat kesehatan.

Medical devices are essential components in healthcare services, alongside healthcare professionals and medicines. As technology evolves, ranging from simple to advanced technologies, medical devices are increasingly used in both healthcare facilities and households. They are crucial for achieving the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly Goal 3, which aims to ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages. The need for medical devices is matched by the development and contribution of Medical Device Distributors. These distributors and their branches play a vital role in ensuring the safety, quality, and efficacy of medical devices available to the public. A Medical Device Distributor is a legal entity authorized to procure, store, and distribute medical devices in bulk by applicable regulations. All distributors and their branches are required to implement the Good Distribution Practice for Medical Devices (GDPMD) as outlined by the Ministry of Health. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 (KFTD) is a distributor that applies the principles of Good Distribution Practice (GDP) through certification of Good Distribution of Medicines (GDPM) and GDPMD. This study analyzes the compliance of KFTD Jakarta 2 with GDPMD standards concerning the receipt, delivery, and distribution of medical devices. The analysis reveals that KFTD Jakarta 2 adheres to GDPMD guidelines for the acceptance, shipment, and delivery of medical devices, including checking, storage, and distribution processes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Virlia Astari Wardhani
"Fenomena menjamurnya jumlah rumah sakit yang ada, meningkatnya kompetisi kualitas pelayanan kesehatan, serta tuntutan masyarakat akan pelayanan prima, membuat pihak manajemen rumah sakit perlu berbenah diri dalam banyak hal, terutama perbaikan pada kornpetensi sumber daya yang dimiliki, termasuk para perawat, karena merekalah ujung tombak kepuasan pelanggan. Penerapan prinsip kualitas pelayanan sebaik mungkin perlu dilakukan untuk dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga kualitas pelayanan dapat meningkat. Keith Davis serta Vroom sebagaimana dikutip oleh Mitchell (1997), mengatakan bahwa kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) dan motivasi merupakan penentu kinerja yang pada akhimya akan mempengaruhi tingkat kualitas pelayanan. Oleh sebab itulah, penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana komponen kinerja mempunyai pengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dimana responden yang menjadi sampel penelitian adalah perawat yang bekerja pada rumah sakit Bhakti Yudha Baru, Depok. Data didapatkan dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Melalui penelitian yang telah dilakukan terhadap perawat yang kebetulan terpilih, diperoleh hasil bahwa variabel-variabel yang terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan, motif; dan insentif. Adapun variabel harapan tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan.
Implikasi manajerial bagi pihak manajemen rumah sakit Bhakti Yudha dalam menyikapi hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat, memperhatikan kebutuhan dasar para perawat, melakukan teknik pemotivasian yang tepat, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, dan memberikan penghargaan akan prestasi yang telah dicapai oleh para perawat. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan sikap kerja perawat guna mewujudkan Bhakti Yudha yang lebih baik.

The increasing demand of public health facility leads to the re-managed of service and quality in the hospital. The mainly focus are human resource skill and competence improvement for nurses. This idea concerns on the importance of front line employee in developing customer relationship. Principles in service and quality are needed to implement for the customer satisfaction. Keith Davis and Vroom in Mitchell (1997), stated that ability (knowledge and skill) and motivation affected significantly to service and quality level. For those reasons, this research tends to figure out how further performance component affecting health service and quality level.
This research is based on survey, that a respondent is not randomly selected to be sample. The criterion of this sample is nurses who work at Bhakti Yudha Hospital, in Depok. This is a primary data that is collected from questionnaire and is analyzed using multiple regression metodology. By using respondents, it is concluded that knowledge, skill, motive and incentive are significantly affecting the service and quality in the hospital. Meanwhile expectancy is not significantly affecting the service and quality.
Those results lead to some implications to management level to plan and set up some improvement program to develop and maintain the level of service in the hospital. In spite of that, the management should create the climate of work that gives an opportunity to every nurse for a better culture. Rewards must be handled seriously for any achievement so that the nurse having a motive to work better."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christophorus Rudy Sulistyono
"Sesuai dengan Dasar-dasar Pembangunan Sistem Kesehatan Nasional upaya kesehatan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJPK) Sint Carolus yang merupakan bentuk operasional Dana Upaya Kesehatan Masyarakat adalah program yang sedang dikembangkan. Penggunaan fasilitas pelayanan PJPK yang disediakan oleh Peserta Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai penggunaan fasilitas Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hipotesa yang diajukan adalah adanya pengaruh faktor kebutuhan, pendidikan, profesi, golongan, kemudahan dan preferensi Peserta PJPK Sint Carolus terhadap penggunaan fasilitas pelayanan PJPK Sint Carolus. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, analisa data menggunakan metode statistik uji Chi kuadrat beserta derivatnya Roefisien Kontingensi dan Cramer's V dilanjutkan dengan analisa korelasi regresi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan adanya 12.8 % peserta yang sakit dan tidak mempergunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan. Faktor-faktor kebutuhan dan preferensi berhubungan searah dengan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan. Sedangkan faktor-faktor pendidikan, profesi, golongan dan ,kemudahan tidak berhubungan dengan penggunaan fasilitas kesehatan yang disediakan.
Pada analisa lebih lanjut faktor kemudahan karyawan yang mempunyai keluarga ditanggung PJPK juga berhubungan searah dengan penggunaan fasilitas kesehatan yang disediakan. Untuk pengembangan PJPK Sint Carolus dimasa mendatang disarankan untuk memperhatikan preferensi, jarak tempat tinggal dengan fasilitas pelayanan, persepsi sakit, status kesehatan calon peserta dalam menentukan besarnya premi. Sebagai langkah lanjut .penelitian ini diusulkan perlunya penelitian pada provider dan penelitian pada kelompok peserta diluar Perhimpunan Sint Carolus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T6860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiditya Ayu Verdina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jarak, waktu tempuh, alat transportasi, penolong persalinan, dan kabupaten dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas tahun 2007.
Hasil analisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang adalah faktor pendidikan ibu dan jarak ke fasilitas UKBM maupun non UKBM. Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling berpengaruh adalah alat transportasi.
Saran dari penelitian ini adalah agar dinas kesehatan perlu kerjasama lintas sektor dengan dinas perhubungan. Ketersediaan alat transportasi umum sebagai faktor pendukung akan mempermudah akses bagi masyarakat ke fasilitas kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Peningkatan pengetahuan ibu pentingnya imunisasi melalui media komunikasi seperti siaran radio daerah, poster dan lain-lainnya. Selain itu mobilisasi petugas kesehatan ke lokasi yang sulit dijangkau perlu diaktifkan.

This study is aim to determine the relation factors of maternal age, maternal education, maternal employment status, the range to health facility (UKBM and non UKBM), travel time, availability of transportation, maternity helper, and municipal with utilization of health services for the basic immunization in Ketapang, Sanggau, and Sintang district in 2007. This study is a quantitative research with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2007.
The results of related factors to the utilization of health services for the basic immunization in 3 districts are maternal education and the range to health facility (UKBM and non UKBM). The result of multivariate analysis, the most influential factor is the availability of transportation.
Suggestions from this study are the health authorities need to cooperate with other sectors, such as local transportation department. The availability of public transportation as an enabling factor to access health facilities for utilizes the health services of basic immunization. Improving knowledge for mother regarding the benefit of basic immunization through radio broadcasts, posters and others. In addition to the mobilization of health workers is difficult to reach locations that need to be activated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>