Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Roosdiana
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S2058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S7243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kurniasih
"ABSTRAK
Bermain merupakan sarana belajar utama bagi anak prasekolah. Bermain memberi
kesempatan pada anak untuk berinteraksi langsung dengan suatu obyek sehingga membantu
mereka memahami berbagai konsep dan mengalami emosi positif yang berkaitan dengan
obyek. Jadi, disusun hipotesa bahwa bermain dapat dijadikan metode pembentukan sikap
positif terhadap membaca pada anak TK yang terdiri dari dua aspek, yaitu aspek kognitif
(konsep tentang membaca) dan aspek afektif (perasaan suka terhadap membaca).
Anak yang baru belajar membaca perlu mengetahui konsep-konsep tentang apa
yang dipelajarinya agar tidak mempersepsi kegiatan tersebut sebagai sesuatu yang asing dan
misterius. la perlu memiliki konsep tentang apa itu membaca, bagaimana cara kerjanya, serta
tujuan dan manfaat yang bisa didapat. Anak perlu memiliki perasaan suka terhadap membaca
agar anak rela dan antusias mempelajari dan menerapkannya. Jadi secara keseluruhan, sikap
positif mendukung dan mempermudah pembelajaran membaca sekaligus membimbing anak
ke arah kegemaran membaca.
Efektivitas metode bermain umuk membentuk sikap positif terhadap membaca diuji
secara eksperimental dengan nonrandomized pre-posttest control group design. Dua puluh
empat anak TK B menjadi subyek penelitian, 12 sebagai kelompok eksperimen dan 12
sebagai kontrol. Kelompok eksperimen mengikuti program bermain selarna 15 hari dengan
Iama tiap sesi sekitar 30 menit. Kegiatan bermain bersifat terarah dan terbimbing dengan
melibatkan unsur bacaan atau kegiatan membaca. Pengukuran jumlah konsep akurat tentang
membaca dan perasaan suka terhadap membaca diukur pada seluruh subyek sebelum dan
sesudah program dijalankan.
Pengujian gain score dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan peningkatan
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol pada aspek kognitif maupun aspek
afektif. Dengan demikian bermain terbukti efektif untuk membentuk sikap positif terhadap
membaca pada anak TK.
Meskipun hasil tersebut mendukung hipotesa yang diajukan, penelitian ini memiliki
kendala keterbatasan generalisasi. Jumlah sampel yang kecil dan tidak dilakukannya
randomisasi mengandung kemungkinan sampel kurang representatif terhadap populasi. Jadi
generalisasi hasil penelitian ini terbatas pada bagian populasi anak TK yang mempunyai
karakteristik relatif sama dengan sampel penelitian."
1997
S2668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winawati Radijanto
"Sejak PELITA III, perihal penyakit gigi dan mulut tercantum sebagai masalah kesehatan nasional yang perlu ditangani secara intensif karena prevalensi penyakit gigi dan jaringan penyangga gigi pada anak-anak usia sekolah (7-14 tahun) dan orang dewasa di Indonesia mencapai 80% dari jumlah penduduk.
Untuk mengatasinya diperlukan upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut dengan meninjau berbagai aspek antara lain aspek lingkungan yang meliputi faktor sosial ekonomi, sosial budaya serta kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut.
Pencegahan penyakit gigi dan mulut anak-anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yaitu sejak gigi sulung mulai tumbuh karena kerusakaan gigi merupakan proses patologis yang bersifat irreversible. Bila kerusakan gigi dibiarkan berlanjut akan berakibat tidak baik bagi pertumbuhan gigi tetapnya, antara lain kerusakan pada benih gigi tetap akibat infeksi gigi sulung yang berlanjut dan tumbuhnya gigi tetap yang kurang teratur.
Sampai saat ini di Indonesia belum ada indikator prevalensi karies gigi sulung maupun kebersihan mulut anakanak. Di samping itu penelitian di Indonesia mengenai hal tersebut di atas masih sangat sedikit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah informasi tentang prevalensi karies gigi sulung dan tingkat kebersihan mulut anak-anak serta pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap penyakit karies gigi dan kebersihan mulut anak-anak usia prasekolah yang ditinjau dari faktor pendapatan keluarga pendidikan ibu, status kerja ibu dan perilaku ibu yang berhubungan dengankesehatan gigi dan mulut anaknya.
Penelitian dilakukan dalam lingkup kecil yaitu pada anak-anak di Taman Kanak-Kanak (TK) Putra sebanyak 7 buah di Wilayah Jabotabek yang dikelola oleh Yayasan pendidikan Putra di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
Metoda penelitian yang digunakan adalah survai diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sejumlah 165 sampel diambil secara acak proporsional dan acak sederhana. Cara pengambilan data melalui pemeriksaan gigi dan mulut langsung pada anak-anak dan wawancara dengan ibu anak-anak tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi anak-anak TK Putra cukup tinggi (90,97) dengan rata-rata def-t 7,5 dan indeks kebersihan mulut rata-rata sedang (0,97). Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya pengaruh faktor sosial ekonomi dan kebersihan mulut terhadap karies gigi walaupun dalam korelasi yang lemah. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut ternyata kebersihan mulut merupakan faktor yang mendominasi faktor lainnya.
Untuk mencegah risiko terjadinya karies gigi sulung perlu dilakukan upaya peningkatan kebersihan mulut, peningkatan pengetahuan serta kesadaran para orang tua anakanak TK Putra akan pentingnya pencegahan penyakit karies gigi sedini mungki, yaitu melalui penyuluhan dan pemeriksaan secara teratur yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dari lingkungan Departetnen PU serta melakukan perawatan secara singkat dan sederhana bagi anak-anak yang telah menderita karies gigi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ismayati
"Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan. Salah satu karakter guru yang diharapkan adalah sikap kreatif. Guru taman kanak-kanak berhadapan dengan siswa yang berada pada tahap praoperasional (Piaget, dalam Atkinson, 1983). Pada tahap ini berkembang kemampuan simbolik. Sehingga dibutuhkan kreativitas guru TK untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang akan mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu dengan memiliki sikap kreatif dalam mengajar, seorang guru diharapkan akan mengembangkan proses belajar mengajar yang mendorong kreativitas siswanya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) pengaruh motivasi berprestasi terhadap sikap kreatif guru, 2) pengaruh konsep diri terhadap sikap kreatif guru, 3) pengaruh motivasi berprestasi dan konsep diri secara bersama-sama terhadap sikap kreatif guru.
Hipotesa yang diajukan pada penelitian ini adalah 1) ada pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi berprestasi terhadap sikap kreatif guru, 2) ada pengaruh yang positif dan signifikan dari konsep diri terhadap sikap kreatif guru, 3) ada pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi berprestasi dan konsep diri secara bersama-sama terhadap sikap kreatif guru.
Penelitian ini dilakukan terhadap 118 orang guru TK Islam yang berada di Wilayah Kota Bekasi Jawa Barat. Alat ukur yang digunakan adalah skala motivasi berprestasi yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh David McClelland (1987). Skala konsep diri disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Williams H. Fitts (1971). Sementara skala sikap kreatif disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Utami Munandar (1977). Analisis statistik menggunakan multiple regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi dan konsep diri memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sikap kreatif guru."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisa Novianty Pratiwi
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status erosi gigi, dan faktor faktor yang berkontribusi terhadapnya pada anak usia 5 tahun di Taman Kanak-Kanak DKI Jakarta.
Metode: Survei epidemiologi dilakukan dengan desain penelitian cross sectional. Pemeriksaan keadaan erosi gigi dilakukan oleh satu pemeriksa, menggunakan kriteria Basic Erosive Wear Examination (BEWE), serta memberikan kuesioner yang dijawab oleh orang tua untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku diet anak, perilaku kesehatan gigi dan mulut anak, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua anak, dan keadaan sosio-demografi. Data kemudian dianalisis dengan analitik komparatif, dan multivariat binari regresi logistik.
Hasil: Total sampel sebanyak 691 anak, dengan prevalensi yang mengalami erosi sebesar 23,3% anak. Sebagian besar memiliki erosi gigi dengan tingkat keparahan telah mencapai dentin (BEWE = 2). Meminum minuman asam/teh sitrus (OR; 2,478, 95 CI : 1,532-4,00), minuman jus buah (OR: 1,955, 95 CI: 1,309-2,920), minuman suplemen Vitamin C (OR: 2,171, 95 CI: 1,144-4,119), dan pengalaman karies gigi (OR: 0,533, 95 CI: 0,342-0,831) terbukti memiliki hubungan yang signifikan terhadap erosi gigi. Kesimpulan: Status erosi gigi pada anak usia 5 tahun di Taman Kanak Kanak DKI Jakarta tergolong rendah, dengan tingkat erosi sedang yang paling tinggi dijumpai. Meminum minuman asam/teh sitrus, minuman jus buah, minuman suplemen vitamin C, serta pengalaman karies gigi terbukti signifikan terhadap erosi gigi.

ABSTRACT
Objective: This study aimed to asses the dental erosion status, and determinants of dental erosions among 5 years old preschool children in DKI Jakarta.
Methods: Epidemiology surveys were conducted with cross sectional study design. Examination of dental erosion is carried out by one examiner, use the Basic Erosive Wear Examination (BEWE) criteria, and parents answered questions to obtain information on the diet and oral health behavior, parents's dental health knowledge, and socio demographic status. Data were analyzed with comparative analytic, and multivariate binary logistic regresion.
Results A total of 691 children, with an erosion prevalence of 23.3 of children. Most have dental erosions with severity reaching dentine BEWE 2 . Drinking citrus citrus fruits (OR 2,478, 95 CI 1,532-4,00), fruit juice drinks (OR 1,955, 95 CI 1,309-2,920), vitamin C supplements (OR 2,171, 95 CI 1,144-4,119), and dental caries experience (OR 0,533, 95 CI 0.342-0.831) was shown to have a significant relationship to dental erosion. Conclusion The 5 year old preschool children in Jakarta had low dental erosion, with a moderate erosion being most prevalent condition. Consumption of acid drinks, fruit juice, supplement of vitamin C, and dental caries experience were associated with dental erosion in this population."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Mulyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rangsangan pengembangan kreativitas kepada anak-anak usia prasekolah (46 tahun) yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Menyadari akan anti penting kreativitas bagi upaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya melalui perangsangan sejak usia dini pada anak-anak usia prasekolah, maka peneliti mencoba untuk menyusun suatu paket pelatihan pengembangan kreativitas bagi anak usia prasekolah.
Paket ini terdiri dari dua macam, pertama adalah paket pelatihan pengembangan kreativitas untuk anak; dan kedua adalah Paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak bagi ibu, agar dapat mengupayakan pengembangan kreativitas anaknya di rumah melalui kegiatan bermain.
Dalam pelaksanaannya, kelompok penelitian dibagi empat kelompok yaitu: (1) Kelompok anak memperoleh pelatihan dan ibu juga memperoleh pelatihan (AP-IP), (2) Kelompok anak memperoleh pelatihan tetapi ibu tidak memperoleh pelatihan (AP-ITP), (3) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan tetapi ibu memperoleh pelatihan (ATP-IP), (4) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan dan ibu juga tidak memperoleh pelatihan (ATP-ITP).
Sebelum pelatihan dimulai, kepada semua kelompok diberikan prauji Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) Figural Form A. Kemudian kelompok (1) dan (2) memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas anak, sementara kelompok (1) dan (3) ibunya memperoleh paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak. Pada kelompok (2), ibunya tidak memperoleh paket pelatihan, pada kelompok (3) anak tidak memperoleh paket pelatihan dan pada kelompok (4) baik anak maupun ibu tidak memperoleh paket pelatihan. Pada akhir masa pelatihan, seluruh kelompok penelitian memperoleh pascauji TTCT Figural Form-A.
Sampel penelitian ini adalah anak usia 4-6 tahun yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga buah hipotesis kerja ternyata ketiga-tiganya dinyatakan diterima. Hipotesis tersebut adalah :
Hipotesis Kerja I :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang telah memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang tidak memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas.
Hipotesis Keria II :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang ibunya telah memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang ibunya tidak memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak.
Hipotesis Kerja III :
Ada interaksi yang bermakna antara pemberian pelatihan pengembangan kreativitas anak dan pemberian pelatihan cara pengembangan kreativitas anak terhadap ibu dalam upaya peningkatan kreativitas anak usia prasekolah.
Secara keseluruhan berdasarkan basil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak usia prasekolah dapat ditingkatkan dengan upaya pengembangan kreativitas melalui kegiatan bermain; apakah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak maupun ibu.
Efek pengembangan kreativitas akan menjadi maksimal apabila upaya pengembangan kreativitas pada anak usia prasekolah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak dan ibu sekaligus.
Untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang, peneliti menyarankan agar juga dilibatkan anak-anak Taman Kanak-kanak di desa dan di tempat-tempat terpencil, anak-anak usia prasekolah yang tidak sempat mengikuti kegiatan Taman Kanak-kanak, serta melakukan penelitian mengenai potensi ibu dalam upaya pengembangan kreativitas anak di rumah.
Untuk penerapan paket pelatihan pengembangan kreativitas disarankan agar dapat dilaksanakan pada waktu liburan atau sore hari setelah jam sekolah dan dipertimbangkan penyusunan paket pelatihan yang diterapkan dalam waktu yang Iebih singkat namun dengan hasil yang lebih intensif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D220
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfadilah
"ABSTRAK
Akhir-akhir ini timbul trend baru di kalangan masyarakat
(khususnya orang tua dari anak usia taman kanak-kanak), dimana aspek
kognitif anak mendapat perhatian yang lebih besar untuk dapat dikembangkan
pada pendidikan taman kanak-kanak (TK), dibandingkan aspek fisik dan
psikososial.
Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan Ahman
pada tahun 1998 (dalam Syaodih, 1999), yang mengungkap bahwa
ketidakmampuan bersosialisasi dan emosi merupakan permasalahan yang
seringkali dihadapi oleh anak sekolah dasar kelas awal. Selain itu ada pula
penelitian lain yang dilakukan oleh Tim Peneliti dan Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani, Depdiknas. (www.depdiknas.go.id), terhadap 500 murid
kelas 2 sekolah dasar di lima wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini mengungkap
bahwa kemampuan motorik murid kelas 2 sekolah dasar masih kurang
memadai.
Tes masuk Sekolah Dasar (SD) merupakan pemicu terbesar
timbulnya fenomena ini. Ketika anak mengikuti tes masuk sekolah dasar yang
dijadikan parameter utamanya adalah kemampuan anak dalam hal-hal yang
bersifat skolastik, seperti membaca menulis dan berhitung.
Hal ini menyebabkan orangtua memiliki harapan yang tinggi
terhadap anak untuk pencapaian aspek kognitif yang optimal, sehingga anak
tidak lagi menemui kesulitan pada saat mengikuti pendidikan di SD.
Harapan orangtua bagi kehidupan anak di masa mendatang
merupakan salah satu faktor terpenting yang mempenganihi keberhasilan
belajar anak Oleh karena itu agar dapat memberikan pendidikan yang terbaik
bagi anak TK, ada baiknya orangtua memahami terlebih dahulu akan
karakteristik anak dan tujuan program pendidikan TK.
Berdasarkan petunjuk teknis proses belajar mengajar di TK
kemampuan skolastik bukanlah tujuan utama dari program pendidikan TK
(Depdikbud, 1999). Tujuan utamanya adalah membantu mempersiapkan anak memasuki sekolah dasar. Untuk itu dalam menerapkan pendidikan TK,
hendaknya disesuaikan dengan tugas perkembangan anak prasekolah yang
mencakup 3 aspek perkembangan yang dikemukakan oleh Paf)alia & Olds
(2001), yaitu aspek fisik, kognilif dan psikososial.
Hal yang akan diungkap dalam penelilian ini adalah apakah
orangtua lebih mengharapkan aspek kognilif untuk dapat dikembangkan
dalam pendidikan TK, dibandingkan aspek fisik dan psikososial?".
Instnimen yang digunakan dalam penelilian ini adalah kuesioner
harapan orang tua terhadap pendidikan pada TK. Instrumen ini disusun sendiri
oleh peneliti berdasarkan program berdasarkan 3 aspek perkembangan yang
dikemukakan oleh Papalia (2001), yaitu aspek fisik, kognilif dan psikososial.
Penelilian dilakukan pada 127 orang responden (orangtua) dari 4 buah TK di
Jakarta dan sekilamya, Kuesioner tersebul dapat disampaikan kepada
responden dan dikembalikan lagi kepada peneliti berkat kerjasama dengan
pihak guru kelas.
Hasil analisis data yang diperoleh dari uji statislik (ANOVA satu
arah) menunjukkan bahwa aspek fisik memiliki perbedaan yang signifikan
dengan aspek kognilif dan psikososial, sedangkan aspek kognilif dan
psikososial menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (Ho diterima).
Ini berarli harapan orangtua terliadap pengembangan aspek
kognilif sama besamya dengan aspek psikososial. Sedangkan aspek fisik
dianggap kurang penting oleh orangtua untuk dapat dikembang^n pada
pendidikan TK."
2002
S2863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>