Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fenny Yunita
"Indonesia tercatat sebagai negara dengan kass demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan keadatan penduduk. Carica papaya L. yang termasuk dalam suku Caricaceae adalah tanaman yang dibudidayakan secara luas di Indonesia dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bagian daun diyakini dapat meningkatkan jumlah trombosit dan bermanfaat bagi pasien demam dengue, namun bukti-bukti ilmiah masih sedikit.
Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh kapsul ekstrak daun C. papaya bagi pasien demam dengue. Penelitian menggunakan desain Expertimental Randomized Clinical Trial, dengan sampel berjumlah 80 subyek yang dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 40 subyek, terdiri atas kelompok kontrol dan perlakuan (mendapat kapsul ekstrak daun C. papaya 3 kali 2 kapsul sehari).
Hasil penelitian menunjukkan kapsul ekstrak daun C. papaya dapat meningkatkan jumlah trombosit (p value = 0,0001), mempertahankan stabilitas hematokrit pada nilai normal, mempersingkat masa rawat inap (p value = 0,0001) pasien dengue, serta mempercepat peningkatan jumlah trombosit dibandingkan dengan kelompok kontrol."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29989
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Santhy Sasnan
"ABSTRAK
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam darah diatas nilai
normal. Angka kejadian hiperkolesterolemia akan terus bertambah seiring dengan
meningkatnya pola hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok, obesitas, kurang
berolahraga, dan asupan makanan tinggi lemak. Tanaman mengkudu (Morinda
citrifolia L.) adalah salah satu tanaman yang buahnya dapat menurunkan kadar
kolesterol total dan kolesterol LDL melalui penghambatan aktivitas HMG Co-A
reductase yang sudah diteliti pada tikus.
Penelitian bertujuan untuk membuktikan efek menurunkan kadar kolesterol total dan
kolesterol LDL pada pasien hiperkolesterolemia. Metode penelitian menggunakan
desain double blind randomized controlled trial pada 60 pasien. Pasien dibagi dua
kelompok sama banyak menjadi kelompok perlakuan (kapsul ekstrak buah M. citrifolia)
dan kelompok kontrol (plasebo) serta mendapat 3x2 kapsul sehari selama 21 hari. Hasil
penelitian menunjukkan kapsul ekstrak buah M. citrifolia pada kelompok perlakuan
secara bermakna menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (p<0,05) dalam
waktu dua minggu dibandingkan kelompok kontrol. Faktor umur, indeks massa tubuh,
olahraga, pola makan, dan kebiasaan merokok pada pasien kelompok perlakuan secara
bermakna (p<0,05) bermanfaat dalam penurunan kadar kolesterol total. Kapsul ekstrak
buah M. citrifolia memiliki efek menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL
pada pasien hiperkolesterolemia.

ABSTRACT
Hypercholestrolemia is characterized by elevated blood cholesterol level above normal
values. The incidence of hypercholesterolemia will continue to grow unanymous as the
unhealthy lifestyle such as smoking, obesity, lack of exercise, and high fat diet increased.
Morinda citrifolia L. is one of many kind of plant which its fruit could decrease total
cholesterol and LDL-cholesterol by detaining cholesterol biosynthesis through the
activity of HMG Co-A reductase which has been studied in mouse.
This study has a purpose to prove the reducing effect in total cholesterol and
LDL-cholesterol in hypercholesterolemia patients. This study design used double blind
randomized controlled trial of 60 patients. Patients were divided into same number,
including the intervention group (M. Citrifolia fruit extract capsule) and the control
group (placebo) that received 2 capsules 3 times daily for 21 days. The result showed the
M. citrifolia fruit extract capsule in the intervention group significantly could decrease
total cholesterol and LDL-cholesterol (p<0,05) in two weeks compared to the control
group. The age, body mass index, exercise, diet, and smoking habits of patients in
intervention group has significant effect in decreasing total cholesterol. M. citrifolia fruit
extract capsules has the reducing effect in total cholesterol and LDL-cholesterol in
hypercholesterolemia patients."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Amalia
"Kasus resistensi terhadap pengobatan malaria membutuhkan penemuan obat baru, salah satunya menggunakan ekstrak daun papaya (Carica papaya L.). Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis paling efektif serta korelasi antara dosis dengan perubahan densitas parasit. Penelitian menggunakan desain eksprimental dengan pemberian tiga dosis ekstrak 9,75 mg; 15,50 mg; dan 21,25mg/20gBB kepada 25 mencit Swiss-webster. Data diolah menggunakan SPSS versi 16,00 dan dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis yang dilanjutkan uji Post Hoc serta uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukan dosis kecil dan sedang berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Persentase penghambatan dosis kecil mencapai 99% dan ditemukan korelasi lemah antara dosis dengan densitas parasit. Dapat disimpulkan dosis 9,75 mg adalah yang paling efektif dengan terdapat korelasi antara peningkatan dosis dengan densitas parasit.

Increasing resistance against malaria treatment requires the discovery of new drugs, one of which uses papaya leaf extracts (Carica papaya L.). This study aims to determine the most effective dose and dose correlation between drug concentration and parasite density. This research is using eksperimental design by administering three doses of 9.75 mg extract; 15.50 mg; and 21.25mg/20gBW to 25 Swiss-Webster mice which were divided into three groups. Data was processed using SPSS version 16.00 and analyzed by Kruskal-Wallis test followed by Post Hoc test and Spearman correlation test.
The results showed that small and medium dose group were significantly different (p <0.05) compared to negative control group. Percentage inhibition small doses reached 99% and found a very weak correlation between the dose and the parasite density. It can be concluded that dose of 9.75 mg /20gBW is most effective with a weak positive correlation between the increase in dose to the density of parasites.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Nuraini
"Faktor penyebab kurangnya keikutsertaan pria dalam kontrasepsi antara lain adalah kurangnya pilihan jenis kontrasepsi pria yang memenuhi persyaratan. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas bahan alam untuk alternatif alat kontrasepsi pria, yaitu dengan penyuntikan ekstrak biji papaya (Carica papaya L.) varietas Cibinong pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis L.).
Penelitian dilakukan di Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor dengan jumlah sampel 8 monyet, dibagi dalam 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Penyuntikan ekstrak biji papaya secara intramuskular dilakukan selama 21 hari dengan dosis 40 mg/monyet, 80 mg/monyet, dan 120 mg/monyet. Analisis data kualitas spermatozoa (motilitas, viabilitas, bentuk) sebelum, setelah intervensi, dan pemulihan dilakukan menggunakan uji Cochran, sedangkan untuk data konsentrasi spermatozoa dan kadar hormon testosteron dianalisis menggunakan uji Friedman.
Hasil menunjukkan terjadi penurunan motilitas, viabilitas, dan bentuk spermatozoa setelah penyuntikan ekstrak biji papaya dan meningkat ke arah normal pada tahap pemulihan (p = 0,05). Hasil ini didukung dengan terjadinya aglutinasi semen. Penyuntikan ekstrak biji papaya secara intramuskular yang paling efektif adalah dosis 40 mg/monyet/hari yang dapat menurunkan motilitas spermatozoa dari 87,5% menjadi 40% dan menurunkan kadar hormon testosteron dari 2,35 ng/mL menjadi 1,83 ng/mL. Meskipun menurun, kadar hormon testosteron tersebut masih dikategorikan baik.

Lack of contraceptive choices which meet the requirements is one of the contributing factors to less participation of man in contraceptive use. This research aimed to study the effectiveness of natural material for alternative male contraception, by injecting papaya seed extract with Cibinong variety (Carica papaya L.) to long tail monkey (Macaca fascicularis L).
The research was conducted at Primates Study Center, Institute of Agriculture, Bogor. Total samples of this research were 8 monkeys, with three intervention groups and one control group. Papaya seed extract was injected via intramuscular in 21 days, with dose for each group were 40 mg/monkey, 80 mg/monkey, and 120 mg/monkey. Data analysis of spermatozoa quality (motility, viability, morfology) was done by using Cochran test before and after intervention stages, and during recovery stage. Meanwhile, data aalysis of spermatozoa concentration and testosterone hormone level was done by using Friedman test.
Result of this reseach demonstrated reduction of motility, viability, and morfology of spermatozoa after inejction of papaya seed extract and increase to normal level at recovery stage (p ≤ 0.05). These results was supported with cement aglutination. The most effective dose was at 40 mg/monkey/day, with reduction of spermatozoa motility from 87.5 % to 40%, and reduction of testosterone level from 2.35 ng/mL to 1.83 ng/mL. Even though spermatozoa motility and testosterone hormone level reduced, but its conditions were still in good condition category."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arni Amir
"ABSTRAK
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat tradisionil di Indonesia telah lama dilakukan dan cenderung meningkat. Hal ini tampak dari angka peredaran obat tradisional pada tahun 1979 mencapai Rp. 3,1 milyar, pada tahun 1981 meningkat menjadi Rp. 10,6 milyar (Sutarjadi, 1983). Bahkan di negara-negara Barat tumbuhan tetap menjadi bahan dasar obat yang penting. Data dari National Prescription Audit (NPA) di Amerika Serikat memuat informasi, bahwa 25% obat yang dilupakan oleh masyarakat Amerika Serikat masih mengandung obat yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan (Farnsworth, 1984) dan sekitar 100 bahan obat pada saat ini masih diekstraksi dari tumbuhan (Berg, 1987).
Penggunaan bahan tanaman untuk keperluan kontrasepsi, terutama untuk wanita, sudah lama dilakukan oleh nenek moyang kita. Tetapi dengan diperkenalkannya metode kontrasepsi yang lebih modern, seperti penggunaan hormon, kondom, spiral dan lain sebagainya, maka cara kontrasepsi tradisional mulai dilupakan penggunaannya. Hal ini mungkin disebabkan orang mulai lebih menyukai cara-cara praktis dan, efektif .
Keluarga berencana merupakan suatu usaha yang harus dilakukan oleh suami dan istri. Selama ini yang aktif melaksanakan keluarga berencana kebanyakan adalah wanita.
Di Indonesia, keikutsertaan suami dalam program keluarga berencana masih rendah, hanya 4,38 % dari seluruh peserta keluarga berencana (Suyono, 1985).
Selama ini bahan baku obat kontrasepsi masih diimpor (Danutirto, 1984). Dengan demikian swasembada dalam penyedian bahan baku obat kontrasepsi mempunyai arti yang sangat penting, karena pemakaian ditahun-tahun mendatang terus meningkat. Oleh karena itu dalam memenuhi kebutuhan akan bahan baku obat kontrasepsi tersebut, seyogyanya dicari dari sumber lain, yaitu tanaman. Indonesia merupakan sumberdaya tanaman obat, termasuk yang mengandung zat antifertilitas. Dengan demikian eksplorasi ke arah itu perlu digalakkan. Hal ini ditekankan pula pada amanat Presiden Suharto dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1980, bahwa obat dan cara pengobatan tradisional termasuk bahan yang bersifat kontraseptif dalam pelita V yang akan datang perlu terus digali dan dikembangkan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan secara lebih luas dan merata (Syamsuhidayat, 1988).
Di alam terdapat 250.000 jenis tumbuhan dimana 70 % dari tumbuhan ini tumbuh di negara-negara berkembang, terutama di daerah tropik. Dari jumlah tersebut baru sekitar 1 % yang diketahui mempunyai potensi sebagai tanaman obat (Myers, 1984). Di India selama dua dasawarsa terakhir ini telah diuji 3000 jenis tumbuhan, untuk mengetahui kemungkinannya mengandung bahan berkhasiat kontrasepsi (Anand, 1984). Demikian pula beberapa jenis tanaman yang ada di Indonesia telah diteliti efeknya, baik terhadap organ reproduksi betina maupun organ reproduksi jantan (Crabbe, 1984). Misalnya tanaman Dioscorea macrostachya diketahui mengandung diosgenin yang merupakan bahan baku anti fertilitas, karena dapat diolah menjadi progesteron (Marker, 1940, Djerassi, dkk. (1950) mengubah diosgenin menjadi kortison, yaitu suatu kortikoit yang panting dalam rangka penyediaan hormon-hormon steroid (Crabbe, 1984). Selain itu beberapa jenis Solanum mengandung steroid alkaloid solasodin yang cukup tinggi, dan mempunyai prospek yang baik untuk bahan kontrasepsi (Sudiatso, 1975; Soeradi dkk., 1983).
Suatu substansi tanaman yang dapat menunjukkan aktivitasnya sebagai antifertilitas pada hewan betina, umumnya berkaitan dengan gangguan sistem hormon reproduksi yang meliputi organ-organ hipotalamus, hipofisis anterior, dan ovarium (Farnsworth dkk., 1975). Hal yang sama terjadi pula pada hewan jantan, karena baik fungsi maupun sistem hormon pada kedua jenis makhluk ini hampir sama {Ganong, 1983)."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Anjani
"ABSTRAK
Demam dengue (DD) yang disebabkan karena infeksi virus dengue (DENV) dan diperantai oleh nyamuk.Pada daerah subtropis dan tropis DBD ini merupakan penyakit yang muncul pada setiap tahunnya (endemik) dan meningkat pada saat musim hujan.  Di Indonesia dapat diketahui bahwa jumlah dan persebaran penyakit DBD ini semakin meluas serta jumlah incidence rate penyakit DBD selama 47 tahun terakhir ini tidak kunjung membaik, namun terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukannya obat spesifik yang menghambat replikasi DENV dan mudah didapat. Carica papaya mempunyai potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50 dan CC50 6,57 ug/mL dan 244,76 ug/mL, akan tetapi mekanisme penghambatannya belum diketahui. Pada penelitian ini dilakukan intervensi pada DENV dengan ekstrak Carica papaya pada post dan pre-postinfeksi. Untuk melihat efektivitas penghambatan dan toksisitas ekstrak dilakukan uji focus dan MTT. Hasil menunjukan bahwa pada intervensi post dan pre-postinfeksi mengalami penurunan titer virus sebesar 27,71 ± 10,68%  dan 33,81 ± 19,31 % secara berurutan, tetapi tidak ada perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Carica papaya berpotensi menjadi alternatif pengobatan untuk dengue.

ABSTRACT
Dengue fever is caused by dengue virus (DENV) infection and is transmitted by mosquitoes. In the subtropical and tropical regions, Dengue Fever is endemic annually and the incidence increases during the rainy season. The prevalence and distribution of dengue fever cases in Indonesia is wide spread and there is no improvement of incidence rates over the past 47 years. Therefore, there is a need for specific and readily available drugs that inhibit the DENV replication. Carica papaya has the potential as DENV antivirus with IC50 and CC values 6.57 ug / mL and 244.76 ug / mL. However, the inhibition mechanism is still unknown. In this study, intervention was given on DENV with Carica papaya extract both on pre and post-infection stage. Focus test and MTT test were carried out to evaluate the effectiveness of the inhibition and toxicity of the extract. The result showed that in post and pre-post infection there was a decrease in viral titers by 27.71 ± 10.68% and 33.8 ± 19.31% respectively although the result is not statistically significant. It can be concluded that Carica papaya leaf extract has the potential to be an alternative treatment for dengue infection."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Fathurrahman
"ABSTRACT
Infectious diseases still become of the main health problems in Indonesia and the treatment still rely on antibacterial drugs which possess wide range of side effects. Papaya leaves are predicted to contain antibacterial activity and can be developed as an alternative treatment against bacterial infection. This study objectives are to determine the antibacterial activity of papaya leaves extract on inhibition of Methicillin Sensitive Staphylococcus Aureus (MSSA) growth and bactericidal activity against MSSA. Papaya leaves were extracted with Ethanol 96% then filtered and diluted with sterile distilled water until it reach 33%, 22%, 16.5%, and 11% concentration. Minimum Inhibition Concentration (MIC) is obtained if there is no turbidity found inside the microtiter plate and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) is tested using Blood agar and observed for colony growth after incubation in 37o Celsius for 24 hours. The result of this study are, MIC for papaya leaves extract starting at 8.25% concentration. MBC starts from 11% papaya leaves extract concentration. The study shown antibacterial activity of papaya leaves extract, especially against MSSA.

ABSTRACT
Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan penanganannya masih bergantung kepada obat antibiotik yang memiliki banyak efek samping. Ekstrak daun papaya (Carica Papaya) dengan sifat anti bakterinya dapat dikembangkan sebagai alternatif untuk melawan penyakit infeksi oleh bakteri. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sifat antibakteri dari ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dalam Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) bakteri Methicillin Sensitive Streptococcus Aureus (MSSA). Daun pepaya diekstrak menggunakan Ethanol 70% lalu di saring dan dilarutkan menggunakan aquades steril hingga mencapai konsentrasi 33%, 22%, 16.5%, dan 11%.
KHM ditentukan dengan ditidaktemukannya kekeruhan didalam plat microtiter, sedangkan untuk menentukan KBM dilakukan dengan menanam ulang hasil campuran plat mickrotiter ke agar darah lalu diinkubasi kembali dalam suhu 37o Celsius. Dalam studi ini didapatkan hasil KHM dari ekstrak daun papaya pada konsentrasi 8.25% Sedangkan untuk KBM mulai dari konsentrasi ekstrak 11%. Hasil dari studi ini mengkonfirmasikan kemampuan antibakteri dari daun pepaya terutama dalam melawan MSSA."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ucca Ratulangi Widitha
"

Latar Belakang: Peningkatan jumlah bakteri Salmonella Typhi dengan resistensi terhadap antibiotik lini pertama menjadi beban ganda bagi negara berkembang di Asia termasuk Indonesia sehingga diperlukan antibiotik alternatif untuk menghadapinya. Daun Carica papaya memiliki komponen-komponen antibiotik sehingga berpotensi menjadi antibiotik alternatif.

Metode: Pada penelitian ini dilakukan uji eksperimental dengan ekstraksi daun C.papaya dengan pengenceran menjadi 4 konsentrasi; 100 mg/ml, 75 mg/ml, 50 mg/ml, dan 25 mg/ml. Tiap konsentrasi diuji aktivitas antibakteri terhadap Salmonella Typhi dengan metode difusi cakram dan uji konfirmasi dengan metode broth dilution. Diameter zona inhibisi pertumbuhan bakteri dengan metode difusi cakram diukur kemudian dianalisis

Hasil: Hasil dari penelitian difusi cakram tidak membuktikan adanya aktivitas antibiotik dari ekstrak daun C.papaya terhadap Salmonella Typhi sementara uji konfirmasi dengan metode broth dilution membuktikan adanya aktivitas antibakteri oleh keempat konsentrasi ekstrak terhadap Salmonella Typhi.

Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun C.papaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap Salmonella Typhi


Background: Increasing incidence of resistant Salmonella Typhi strain towards first-line antibiotics has become a high burden in Asia’s developing countries including Indonesia impacting the need of an alternate antibiotic. Carica papaya leaves extract contain antibiotic components making it a potential alternative antibiotic.

Methods: This experimental research uses extraction of the C.papaya leaves with dilution into 4 concentrations; 100 mg/ml, 75 mg/ml, 50 mg/ml, and 25 mg/ml. Each concentration undergo antimicrobial susceptibility testing towards Salmonella Typhi with disc diffusion method and confirmatory test with broth dilution method. Diameter of inhibition zone of Salmonella Typhi bacterial growth in disc diffusion method will be measured and analyzed.

Results: Results show that the disc diffusion method was not able to prove the antibacterial activity of C.papaya leaves extract against Salmonella Typhi while the confirmatory test with broth dilution method has successfully proven antibacterial activity of the four extract concentrations towards Salmonella Typhi.

Conclusion: This research concluded that Carica papaya leaves extract has antibacterial activity towards Salmonella Typhi.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hitima Wardhani
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa ekstrak biji Carica papaya L. bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Rattus norvegicus L.) strain Charles dan Holtzman. Dalam penelitian ini sifat tersebut dicobakan pada mencit jantan (Mus musculus L.) strain CBR. (Central Biomedis Research).
Ekstrak biji C. papaya L. dalam aquabidestilata diberikan dalam intramuskular selama 10 hari berturut-turut pada pangkal paha, dengan dosis 0 mg/0,2 ml (K), 1 mg/0,2 ml (D2), dan 10 mg/0,2 ml (D2)/mencit/hari. Efek antifertilitas dapat diketahui dengan menghitung jumlah spermatozoa motil/ml dari epididimis bagian kauda dan menghitung jumlah implan yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata spermatozoa motil (%/ml) yang dihasilkan pada K, D1, dan D2 masing-masing sebesar 49,88, 42,48, 45,65. sedangkan jumlah rata-rata implan yang dihasilkan pada dosis yang sama, masing-masing sebesar 8,23, 8,31 dan 6,69.
Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara K, D1, dan D2 masing-masing terhadap sifat motilitas spermatozoa dan laju fertilitas. Di samping itu juga tidak berefek terhadap berat badan, dan juga tidak berefek terhadap frekuensi reabsorpsi implan. Sebaliknya dosis 1 mg/0,2 ml/mencit/hari berefek terhadap berat epididimis bagian kauda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Hertiani
"Green Synthesis nanopartikel Li2O, Mn2O3, dan LiMn2O4 berhasil dilakukan dengan menggunakan ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.). Metabolit sekunder yang ada dalam ekstrak daun berperan sebagai sumber basa untuk menghidrolisis dan capping agent untuk menstabilkan pembentukan nanopartikel. LiMn2O4 yang disintesis menggunakan metode konvensional telah berhasil dilakukan. Spektrofotometri UV-Vis, FTIR, PSA, XRD, SEM-EDX, dan TEM untuk mengkarakterisasi material hasil sintesis. Karakterisasi XRD menunjukan bahwa nanopartikel LiMn2O4 spinel kubik, dengan distribusi ukuran partikel sebesar 58,30 nm melalui karakterisasi PSA dan rata-rata ukuran sebesar 55,91 nm melalui karakterisasi TEM. Lembaran katoda LiMn2O4 dibuat dengan mencampurkan material aktif dengan PVDF dan super P dengan perbandingan 8:1:1 menggunakan pelarut N,N-dimethylacetamide (DMAC) menjadi slurry. Kemudian slurry dilapiskan pada Al foil menjadi sebuah lembaran. Data cyclic voltammetry menunjukkan LiMn2O4 hasil green synthesis memiliki performa elektrokimia yang stabil. Ditunjukkan dari voltammogram yang terbentuk dan kapasitas retensi sebesar 87,28% setelah 50 siklus. Dari pengujian galvanostatic charge-discharge didapatkan kapasitas spesifiknya hanya 63,93 mAH/g dengan efisiensi coulombic sebesar 94,78%
The green synthesis of Li2O, Mn2O3, and LiMn2O4 nanoparticles has been successfully done using papaya leaf extract (Carica Papaya L.). The secondary metabolite in the leaf extract plants a role as base source to hydrolize and capping agent to stabilize nanoparticle formation. The synthesized LiMn2O4 using conventional method was also successfully done. We use, UV-Vis spectrophotometry, FTIR, PSA, XRD, SEM-EDX, and TEM to characterize the synthesized material. XRD characterization shows that the cubic spinel LiMn2O4 nanoparticle with particle size distribution of 58,30 nm through PSA characterization and the average size about 55,906 nm through TEM characterization. LiMn2O4 cathode sheet is made by mixing active material with PVDF and super P with a ratio of 8:1:1 using N.N-dimethylacetamide (DMAC) became slurry. Then slurry was superimposed to Al foil to become a sheet. cyclic voltammetry data shows that synthesized LiMn2O4 has been a stable electrochemical performance. This is shown from the shape of the formed voltammogram and retention capacity of 87,82% after 50 cycles. From galvanostatic charge-discharge test, a specific capacity of 63.93 mAH.g-1 was obtained with a coulombic efficiency of 94.78%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>