Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Munawir Yusuf
"Penelitian ini dilaksanakan atas dasar kenyataan bahwa hasil belajar yang tinggi merupakan dambaan bagi setiap anak lebih-lebih bagi orangtua. Karena itu tidak jarang terjadi orangtua yang kadang-kadang memaksakan anaknya untuk masuk ke sekolah tertentu dengan harapan prestasinya menjadi baik. Padahal kita tahu bahwa untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik atau tinggi, banyak faktor yang terkait, tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan harapan orangtua maupun kualitas sekolah. Masih banyak faktor lain yang berpengaruh dan harus diperhatikan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, baik yang bersifat intelektif maupun non intelektif. Karena itu perlu ditelusuri sejauh mana peran faktor intelektif dan non intelektif terhadap hasil belajar pada siswa yang terbukti telah mampu mencapai prestasi unggul atau tinggi.
Duaratus siswa Kelas I SMP Negeri I Surakarta ditetapkan sebagai sampel penelitian dari sejumlah 355 siswa yang menjadi populasi penelitian. Mereka ini berdasarkan NEM SD yang diperoleh, termasuk golongan paling tinggi untuk wilayah Surakarta, yang berarti termasuk berprestasi Unggul. Dengan mengkhususkan pada variabel Inteligensi, dan Kreativitas (disebut faktor intelektif), serta Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar (disebut faktor non intelektif), dicari hubungannya dengan Prestasi Belajar yang dicapai siswa pada Catur Wulan Pertama 1995/1996 untuk beberapa mata pelajaran yang ditetapkan. Masing-masing variabel dicari hubungan atau korelasinya, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Dengan menggunakan analaisis Regresi Ganda dengan bantuan komputer Program Statistik SPS dari Sutrisno Hadi dan Sena Pamardiyanto Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1994), diperoleh hasil sebagai berikut:
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Inteligensi, Kreativitas, Pala Asuh Orangtua, dan Perilaku Belajar, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan Prestasi Belajar pada Siswa Berprestasi Unggul (F x.458 dengan P = 0.000).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Inteligensi dengan Prestasi Belajar Siswa Berprestasi Unggul setelah pengaruh Kreativitas, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar dikontrol (r = 0.185 dan p= 0.001).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa Berprestasi Unggul setelah pengaruh Inteligensi, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar dikontrol (r = 0.0126 dan p = 0.011).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Pola Asuh Orangtua dengan Prestasi Belajar setelah pengaruh Inteligensi, Kreativitas dan Perilaku Belajar dikontrol (r = 0.172 dan p = 0.010).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Perilaku Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Berprestasi Unggul setelah pengaruh Inteligensi, Kreativitas, dan Pola Asuh Orangtua dikontrol (r x.146 dan p = 0.027).
- Ada perbedaan besamya sumbangan efektif maupun relatif antara Inteligensi, Kreativitas, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar terhadap Prestasi Belajar. Sumbangan efektifnya adalah 4,4% (Inteligensi), 2,2% (Kreativitas), 2,9% (Pola Asuh Orangtua) dan 2,1% (Perilaku Belajar). Sedangkan sumbangan relatifnya adalah Inteligensi (37,5%), Kreativitas (18,8%), Pola Asuh Orangtua (25,2%), dan Perilaku Belajar (18,3%).
Dengan demikian keenam hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya dengan tingkat signifikansi yang cukup tinggi (p = < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan prestasi tinggi yang dicapai pada NEM SD, secara umum dapat diterangkan melalui keempat variabel yang diteliti ini sebesar 11.7%. Walaupun besarnya sumbangan efektif tidak terlalu tinggi, namun secara statistik temuan ini sangat meyakinkan / signifikan.
Untuk penelitian lebih lanjut, kiranya dapat diajukan saran-saran antara lain sebagai berikut. (1) Mengenai sampel penelitian, hendaknya dapat diperluas tidak hanya satu sekolah tetapi dapat dicari beberapa sekolah yang memiliki karakteristik berbeda. (2) Mengenai variabel penelitian, juga dapat ditambah karena masih banyak faktor lain yang masih harus digali. (3) Mengenai skala pengukuran yang telah dikembangkan dapat dilakukan kalibrasi lagi untuk menampung perkembangan-perkembangan baru yang terjadi dalam masyarakat sehingga dapat ditambah butir-butir baru yang relevan. (4) Sementara itu dari hasil penelitian ini kiranya orangtua dan guru lebih memperhatikan dalam hal pembinaan kedisiplinan belajar pada anak didiknya, serta memacu perkembangan kreativitas anak, terutama menghadapi perkembangan yang penuh dengan tantangan dan pilihan-pilihan seperti sekarang Dengan demikian anak didik kita lebih memiliki kesiapan dalam memasuki era globalisasi di masa yang akan datang (mys)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ova Kurniawan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deisi Anggraeni
"Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya prestasi akademis siswa. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi faktor internal (berada dalam diri siswa) dan faktor eksternal (berada di luar diri siswa). Salah satu faktor eksternal yang penting ialah lingkungan kelurga khususnya bagi anak usia sekolah (Craig, 1986). Nilai-nilai dan pola tingkah laku yang ditanamkan oleh orang tua akan sangat mempengaruhi anak, termasuk nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan dan prestasi. Ibu merupakan bagian dari lingkungan keluarga yang memiliki peran penting, khususnya dalam kehidupan sekolah anak-anaknya (Chapman & Boersma, 1979). Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat hubungan antara sikap ibu terhadap prestasi akademis menurut persepsi anak, dengan prestasi akademis anak. Sikap ibu ini terbentuk dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S16214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Knowledge sharing antara civitas akademika baik dosen maupun mahasiswa perguruan tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses knowledge sharing dalam perguruan tinggi seperti teknologi, budaya dan lainnya. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi tersebut dapat dilihat faktor yang paling mempengaruhi. Faktor yang paling mempengaruhi proses knowledge sharing akan dianalisis pengaruh positif dan negatifnya sehingga dapat menemukan solusi untuk lebih meningkatkan proses knowledge sharing. Solusi knowledge sharing dapat dijadikan rekomendasi bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas. Berdasarkan analisis, faktor-faktor yang mempengaruhi knowledge sharing dalam perguruan tinggi dibedakan menjadi tiga faktor yaitu faktor organisasi, individu dan teknologi. Dalam faktor organisasi terdapat dua indikator yaitu budaya organisasi dan insentif/reward. Pada faktor individu terdapat empat indikator yaitu self efficacy, hasil yang diharapkan, senang membantu orang lain dan kaidah timbal balik. Sedangkan untuk faktor teknologi, indikatornya yaitu aplikasi IT. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen STIKOM Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa STIKOM bali, faktor yang paling mempengaruhi proses knowledge sharing yaitu faktor teknologi. Sedangkan bagi hampir seluruh dosen STIKOM Bali, faktor yang paling mempengaruhi knowledge sharing yaitu faktor individu.
"
000 JEI 3:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ghaisani
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa khususnya di Jakarta dalam intensi pembelian kembali produk pakaian merek luar negeri. Intensi pembelian kembali dijelaskan oleh beberapa variabel: normative influence, brand consciousness, perceived quality, dan emotional value. Penelitian menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM), yang menemukan bahwa faktor yang paling mempengaruhi mahasiswa dalam intensi untuk membeli kembali pakaian merek luar negeri adalah variabel emotional value. Variabel ini sangat berperan penting bagi perusahaan asing maupun lokal yang memasuki pasar Indonesia dan menjadikan mahasiswa sebagai target pasar mereka.

The study is designed to determine the factors influencing collage students? repurchase intention especially in Jakarta toward foreign apparel brand. Reprchase intention is explained with several variable : normative influence, brand consciousness, perceived quality, and emotional value. Using structural equation modeling (SEM), the study finds that the most factor affecting collage students? repurchase intention toward foreign apparel brand is emotional value. Emotional value administer significant part for foreign and local retailers who plan to enter Indonesia market and in order to appeal to collage student."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Malik
"Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Berlakunya Undang-Undang ini membawa perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yaitu yang semula lebih bersifat sentralistis menjadi lebih bersifat desentralistis dengan memberikan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah. Otonomi daerah menimbulkan konsekuensi luasnya kewenangan yang dimiliki daerah, sehingga harus dilakukan reaktualisasi kewenangan dan dilakukannya restrukturisasi kelembagaan pemerintah daerah.
Salah satu persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah pembentukan kelembagaan atau perangkat daerah. Sering kita temui pembentukan lembaga oleh pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sehingga kelembagaan yang ada cendrung gemuk sehingga terjadi inefesiensi dan inefektifitas dan pada akhirnya akan menghambat tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah. Dengan menggunakan pendekatan kualitaf, penulis dalam penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah tersebut. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2000 tentang Pedoman Perangkat Daerah, ada empat faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pembentukan dinas daerah yaitu: 1) Kewenangan yang dimiliki oleh Daerah, 2) Karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah, 3) Kemampuan keuangan daerah, 4) Ketersediaan sumber daya aparatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pembentukkan dinas daerah hanya ada dua faktor yang paling berpengaruh bagi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah, yaitu faktor kewenangan yang dimiliki dan karakteristik, potensi dan kebutuhan daerah (berkaitan dengan kondisi riil daerah).
Faktor kemampuan keuangan daerah sangat lemah dijadikan acuan karena tidak adanya standar pelayanan minimum (SPA). Oleh karena itu tidak mungkin dilakukannya standart spending assessment (taksiran pengeluaran atas standar yang berlaku) sehingga sulit untuk mendeteksi biaya untuk anggaran suatu dinas. Sebagai tolak ukur yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan lembaga/dinas daerah adalah tercapainya perbandingan yang ideal antara pengeluaran rutin dan pembangunan (minimal 40%:60%). Ketika Pengeluaran rutin cendrung membesar maka perlu diadakan perampingan atau restrukturisasi lembaga yang ada.
Sedangkan Faktor ketersediaan sumber daya aparatur pun tidak bisa dijadikan acuan untuk dijadikan pertimbangan dalam pembentukan lembaga/dinas daerah. karena ketersediaan sumber daya aparatur merupakan konsekuensi adanya restrukturisasi kelembagaan. Dengan demikian ketersediaan sumber daya aparatur merupakan respon terhadap adanya struktur baru sebagai implikasi dari pembentukan lembaga/dinas daerah, dimana setelah terbentuknya struktur baru dilakukan upaya pemenuhan orang-orang yang sesuai dengan kebutuhan sebuah organisasi.
Jadi faktor utama yang perlu menjadi pertimbangan pemerintah kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah adalah kewenangan yang dimiliki sesuai dengan kondisi riil daerah dalam rangka memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan dana yang tersedia sehingga menghasilkan dinas daerah yang efesien dan efektif. Untuk meningkatkan produktifitas maka perlu diadakannya upaya meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang ada melalui pendidikan dan pelatihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Hardianti Saputri
"Pengelolaan keuangan merupakan suatu hal yang penting di zaman ini, perkembangan digital membuat setiap orang dengan sangat mudah untuk mendapatkan apapun termasuk membeli makanan, pakaian dan sebagainya. pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan baik supaya setiap individu dapat terhindar dari kesulitan keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik, tentu didasarkan pada pengetahuan mengenai konsep keuangan. Pemahaman tersebut akan menentukan bagaimana individu berperilaku dalam mengelola keuangan yang dimiliki. Pemahaman mengenai keuangan akan membentuk sikap keuangan mahasiswa dan dapat menentukan perilaku keuangan yang baik maupun buruk. Perilaku keuangan yang baik dapat dipengaruhi juga oleh kontrol diri mahasiswa, semakin baik kontrol diri maka semakin baik mahasiswa dalam mengambil keputusan keuangan. Dalam mengatur keuangan, faktor religiusitas juga dapat menentukan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan keuangan. Memasukkan unsur religiusitas (iman) akan mempengaruhi perilaku keuangan individu menjadi lebih baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik purposive sampling menggunakan metode analisis deskriptif dengan jumlah 189 sampel mahasiswa bidikmisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial knowledge, financial attitude, kontrol diri dan religiusitas berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan dan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa financial knowledge adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa. 

Financial management is an important thing in this era, digital developments make it very easy for everyone to get anything including buying food, clothes and so on. Financial management must be carried out properly so that each individual can avoid financial difficulties. Good financial management, of course, is based on knowledge of financial concepts. This understanding will determine how individuals behave in managing their finances. An understanding of finance will shape students' financial attitudes and can determine good or bad financial behavior. Good financial behavior can also be influenced by student self-control, the better self-control, the better students are in making financial decisions. In managing finances, the religiosity factor can also determine a person's behavior in making financial decisions. Incorporating elements of religiosity (faith) will affect individual financial behavior for the better. The type of research is qualitative research with purposive sampling technique using descriptive analysis method with a total sample of 189 Bidikmisi students. The results showed that financial knowledge, financial attitudes, self-control and religiosity had a significant effect on financial behavior and the results also showed that financial knowledge was the most dominant factor influencing student financial management behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>