Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mills, John
Jakarta: EGC, 1993
616.24 MIL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arierta Pujitresnani
"[ABSTRAK
Rontgen dada atau Chest X-Ray (CXR) merupakan salah satu aplikasi pencitraan medis yang paling sering digunakan dalam pendeteksian kelainan khususnya tumor pada paru – paru. Untuk menentukan diagnosis kelainan tersebut, seorang dokter masih mengandalkan pengamatan visual dalam pembacaan hasil citra CXR sehingga penilaian bersifat subyektif tergantung pada masing – masing dokter. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perancangan sistem pengolahan citra sebagai alat bantu identifikasi kelainan paru – paru. Kategori citra CXR yang digunakan adalah citra pada keadaan normal, tumor, dan kelainan bukan tumor. Tahapan pengolahan yang dilakukan berupa pre-processing menggunakan median filtering dan ekualisasi histogram serta proses segmentasi menggunakan otsu’s thresholding dan active contour : snake. Uji hasil pengolahan citra dengan hasil diagnosis dokter menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation menghasilkan akurasi sebesar 92,85 %.

ABSTRACT
Chest X-Ray (CXR) is a medical imaging applications that most commonly used for detects of abnormalities, especially tumors of the lung. To determine the abnormality diagnosis, doctors still rely on visual observations to read a CXR image, so that the assessments are subjective depending on each doctor. This study purposes to design an image processing system as a tool for identification of lung’s abnormalities. It used three classification of CXR image, which are lungs image in normal circumstances, tumors, and abnormalities besides tumor. Stages of image processing are done in the form of pre-processing using a median filtering and histogram equalization and also the process of segmentation using Otsu's thresholding and active contour: snake. Test the image processing results with the results of the doctor's diagnosis using artificial neural network backpropagation produces an accuracy of 92,85 %., Chest X-Ray (CXR) is a medical imaging applications that most commonly used for detects of abnormalities, especially tumors of the lung. To determine the abnormality diagnosis, doctors still rely on visual observations to read a CXR image, so that the assessments are subjective depending on each doctor. This study purposes to design an image processing system as a tool for identification of lung’s abnormalities. It used three classification of CXR image, which are lungs image in normal circumstances, tumors, and abnormalities besides tumor. Stages of image processing are done in the form of pre-processing using a median filtering and histogram equalization and also the process of segmentation using Otsu's thresholding and active contour: snake. Test the image processing results with the results of the doctor's diagnosis using artificial neural network backpropagation produces an accuracy of 92,85 %.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niniek Harsini
"Meningkatnya jumlah kendaraan dan mobilitas manusia, sebagai akibat perkembangan daerah industri dan posisi strategis Kota Cilegon, sebagai jalur lalu Iintas Sumatra-Jawa, membawa resiko untuk terjadinya gangguan kesehatan masyarakat terutama penyakit infeksi menular dan gangguan fungsi saluran pernapasan. Dampak negatifnya telah dirasakan oleh sebagian masyarakat Kota Cilegon dengan keluhan mata pedih dan sesak napas. Pihak Dinas Pengendalian Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi (DPLHPE) Kota Cilegon telah menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai terhadap limbah fly ash. Dinas Kesehatan Kota Cilegon belum dapat memastikan apakah peningkatan kejadiaan ISPA berkaitan dengan dampak negatif sebagai daerah industri.
Fasilitas kesehatan khusus untuk penyakit paru-paru sebagai tempat rujukan masalah paru, pelatihan, pendidikan dan penelitian telah direncanakan di Kota Cilegon, dengan prioritas pertama untuk mengatasi masalah TB paru.
Tujuan peneiitian ini mengkaji aspek-aspek kelayakan, untuk mengetahui apakah pendirian semacam Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru di Kota Cilegon layak didirikan, sebelum perencanaan ini diusulkan kepada Pemerintah daerah Kota Cilegon.
Penelitian operasional ini dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mendiskripsikan hasil konsensus dari analisa kelayakan, dengan cara dokumentasi data sekunder dari berbagai sumber, wawancara mendalam terhadap ll orang informan, wawancara kuesioner terhadap 80 orang penderita TB paru dewasa yang berobat di Puskesmas serta Consensus Decision Making Group untuk mendapatkan keputusan kelayakan. Upaya pemberantasan TB paru dianalisis dengan Strength-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT) untuk mengetahui posisi dalam Internal Eksternal matrik guna mendukung kajian aspek kelayakan.
Hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2001-2003, jumlah penduduk terutama golongan usia produktif, kepadatan penduduk, penderita penyakit saluran pernapasan dan jumlah kendaraan mengalami peningkatan. Prediksi kualitas udara menurut informan akan mengalami penurunan dan 97% pasien TB paru dewasa menyatakan bersedia dirujuk ke klinik yang lebih Iengkap seperti BP4 apabila pengobatan di Puskesmas tidak mengalami kemajuan. Aspek pasar menunjukkan pendirian klinik paru pemerintah semacam BP4 mempunyai peluang pengguna.
Tinjauan tentang aspek hukum dan kebijakan menunjukkan BP4 didukung SK MenKes Rl dan Pemda Cilegon. Manfaat BP4 yang besar bagi masyarakat menunjukkan aspek sosial ekonomi. Kajian aspek tehnis menghasilkan Iokasi BP4 yaitu Desa Kalitimbang Kecamatan Cibeber dan dari kajian ekonomi diperkirakan kebutuhan lahan sesuai nilai juai obyek pajak sebesar Rp 25.000.000,- sedang bangunan sebesar Rp 2.184.000.000,-. Kajian manajemen menghasilkan rancangan bentuk organisasi, kedudukan dan struktur beserta rencana kegiatan BP4. Upaya pemberantasan TB paru menunjukkan posisi Hold and Maintain dengan strategi market penetration dan product development.
Hasil CDMG memutuskan bahwa BP4 di Kota Cilegon layak didirikan, dengan dilakukan strategi perbaikan faktor internal, baik input maupun proses yaitu peningkatan jumlah dan kinerja SDM Serta perencanaan program. Mengingat adanya kekuatan hukum dan besarnya peluang pasar dari BP4 maka disarankan diusulkan ke Pemda Kota Cilegon, dengan terlebih dahulu melakukan penelitian analisa biaya operasional dan dengan pertimbangan segi psikologi pasien maka nama BP4 diusulkan menjadi UPTD Pusat Unggulan Kesehatan Paru Kota Cilegon."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricco Yhandy Fernando
"Penyakit pada paru-paru merupakan gangguan yang cukup serius dimana dapat menyerang sistem pernapasan manusia dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan serius. Pada saat ini deteksi penyakit pada paru-paru masih dilakukan secara manual oleh para dokter ahli, namun proses secara manual memakan waktu lama. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibuat sistem yang dapat mendeteksi dan mengklasifikasi penyakit paru-paru dengan otomatis. Dalam penelitian ini akan digunakan dua metode yaitu Support Vector Machine dan Ensemble Bagging Gaussian Naïve Bayes . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data screening yang berjumlah seratus data pasien, data di dapatkan dari salah satu sumber yang memiliki data primer yaitu salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan dua belas gejala paru-paru dan diklasifikasikan kedalam lima kelas penyakit paru-paru yaitu tuberkulosis, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia, asma bronkial, kanker paru. Sistem klasifikasi akan di implementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Pengujian kinerja klasifikasi menggunakan Confusion Matrix dan aplikasi diuji dengan menggunakan System Usability Scale. Penelitian ini menghasilkan sistem klasifikasi penyakit paru-paru dengan menggunakan metode Support Vector Machine dan Ensemble Bagging Gaussian Naïve Bayes, dari hasil pengujian akurasi Confusion Matrix pada algoritma Support Vector Machine mendapatkan hasil akurasi 93,9% , recall 92%, precison 79%, dan f1 score 54%, sedangkan pada Ensemble Bagging Gausian Naïve Bayes mendapatkan hasil akurasi 88,9 % recall 92%, precision 79%, f1 score 54%, serta pengujian sistem menggunakan metode System Usability Scale nilai yang diperolah sebesar 73 atau mendapatkan grade B.

Lung disease is a serious disorder that can attack the human respiratory system and can be fatal if not treated seriously. Currently, lung disease detection is still done manually by expert doctors, but the manual process takes a long time. Therefore, in this research a system was created that can detect and classify lung diseases automatically. In this research, two methods will be used, namely Support Vector Machine and Ensemble Bagging Gaussian Naïve Bayes. The data used in this research is screening data consisting of one hundred patient data, the data was obtained from one source that has primary data, namely one of the hospitals in Yogyakarta. This study used twelve lung symptoms and classified them into five classes of lung disease, namely tuberculosis, chronic obstructive pulmonary disease, pneumonia, bronchial asthma, lung cancer. The classification system will be implemented using the PHP programming language. Classification performance testing uses the Confusion Matrix and the application is tested using the System Usability Scale. This research produces a lung disease classification system using the Support Vector Machine method and Ensemble Bagging Gaussian Naïve Bayes, from the results of Confusion Matrix accuracy testing on the Support Vector Machine algorithm, the results are 93.9% accuracy, 92% recall, 79% precision, and f1 score was 54%, while Ensemble Bagging Gausian Naïve Bayes obtained accuracy results of 88.9%, recall 92%, precision 79%, f1 score 54%, and system testing using the System Usability Scale method obtained a score of 73 or got grade B.  "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ultrasonografi (USG) adalah modalitas pemeriksaan radiologi yang menggunakan gelombang ultrasound, yaitu gelombang suara di atas ambang batas manusia (>20.000 Hz). Frekuensi gelombang yang digunakan pada USG transabdominal atau jantung adalah 2-5 MHz. Pada pemeriksaan kulit frekuensi dapat mencapai 100 MHz....
"
CHEST 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pricella Maulana
"Ruang Lingkup dan Metodologi: Pajanan debu organik merupakan salah satu faktor risiko yang terdapat pada pabrik pembuatan bumbu mi instant PT X. Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pajanan debu organik adalah terjadinya gangguan kesehatan paru pada pekerjanya.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah debu mempengaruhi terjadinya gangguan kesehatan paru pada pekerja atau hal lainnya baik yang terdapat pada pekerja seperti karakteristik sosiodemografi, status gizi, kebiasaan merokok, penggunaan APD atau faktor lingkungan yaitu area kerja. Penelitian ini dilakukan dengan 2 disain yaitu disain studi kohort dengan 949 responden untuk mengetahui insidens dan mengikuti perjalanan gangguan kesehatan paru pada pekerja dengan menggunakan data hasil pemeriksaan berkala sejak tahun 1995. Dan disain studi krossektional dengan 647 responden untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan paru pekerja dengan menggunakan data pemeriksaan berkala tahun 2001 dan kuesioner. Disamping itu juga dilakukan pengukuran kadar debu di area kerja yang terpajan dan tidak terpajan.
Hasil dan kesimpulan: Hasil pengolahan data studi kohort retrospektif dengan uji statistik menunjukkan adanya kenaikkan insidens dari 0,33 pada tahun 1999 menjadi 0,54 pada tahun 2001 dan kenaikan relative risk pekerja yang bekerja di area kerja terpajan yang mengalami restriksi dari 1,186 pada tahun 1999 menjadi 1,611 pada tahun 2001. Sedangkan data studi krossektional dengan uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pajanan debu organik dengan terjadinya gangguan kesehatan paru pekerja berupa berdahak kronik OR 1,463 ; p 0,0045 ; CI 95% 1,008 - 2,124 dan batuk kronik OR 1,744 ; p 0,002 ; CI 95% 1,222 - 2,47.

Organic dust exposure is one of the presented risk factor at PT X's instant noodle ingredient factory. Influence that could be raised by organic dust exposure is disorder of labor'lung.
The research purpose is to recognize whether dust influence the affection of labor' lung disorder or other factors related to the labor himself such as the characteristic of social demography, nutrition condition, smoking habit, usage of safety equipment, or environmental factor at working place. This research is conducted with Cohort Study with 949 samples, design in order to recognize incident and to trace the disorder historical of labor lung by using periodical medical check-up report since 1995. Cross Sectional Study Design with 647 samples is also performed in order to recognize entire factor that could cause disorder of labor lung by using medical check-up report in 2001 as well as questioner. Furthermore, calculation of dust level was performed at exposure working place and non-exposure working place.
Result and Conclusion: Data compilation result of Retrospective Cohort Study, checked by statistics test, shows that there is increasing of incident starting form 0.33 in 1999 to become 0,54 in 2001 and increasing of relative risk toward labor working at exposure working place whose suffer from restriction" starting from 1,186 in 1999 to become 1,611 in 2001. Whereas, Cross-sectional Study data, checked by statistics test, shows that there is a significant relation between organic dust exposure and disorder of labor lung healthiness in form of chronic phlegm OR 1,463 ; p 0,0045 ; CI 95% 1,008 - 2,124 and chronic cough OR 1,744 ; p 0,002 ; CI 95% 1,222 - 2,477.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso
"Industri batik sudah berkembang lama di Indonesia dan merupakan salah satu lapangan kerja bagi sejumlah tenaga kerja di kota maupun di desa. Pada dasarnya perindustrian mengakibatkan dua dampak, yaitu dampak positif yang berupa timbulnya mata pencaharian dan lapangan kerja serta pengembangan wilayah, dampak negatif berupa pencemaran lingkungan kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
Industri batik adalah salah satu industri yang sudah berkembang lama di Surakarta dan di Pekalongan bahkan menjadikan Kota Surakarta dan Pekalongan terkenal dengan Kota Batik. Industri ini mempunyai kaitan dengan kebudayaan Jawa. Oleh karena itu keberadaan industri batik harus tetap dilestarikan, bahkan perlu dilakukan upaya peningkatan.
Tenaga kerja di industri batik adalah tenaga kerja khusus, harus mempunyai keterampilan tersendiri. Tidak semua orang mau bekerja sebagai tukang cap di industri batik. Meskipun gaji (upah) yang diterima rendah, pekerja di industri batik tetap menekuni pekerjaannya. Perpindahan pekerjaan (turn work over) di industri batik sangat rendah. Mengingat anqka perpindahan pekerjaan yang rendah, perlu dilakukan upaya peningkatan keterampilan kepada tenaga kerja, disamping upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja.
Industri batik menggunakan beberapa bahan yaitu parafin, gondorukem (colophony, rosin), damar, microwax dan lemak hewan. Bahan-bahan tersebut diproses menjadi satu disebut "malam batik". Untuk membuat motif batik pada kain, malam batik dipanaskan sehingga keluar asap malam batik yang mengandung polutan dan menimbulkan pencemaran lingkungan kerja. Polutan tersebut terdiri dari gas-gas dan partikel. Satu hasil analisa kualitatif menun-jukkan bahwa asap malam batik mengandung NO,, CO, CO,, CH,, C,H,, H,S (Budiono, 1984; Santoso, 1986).
Polutan yang terdapat di lingkungan kerja jika dihirup tenaga kerja diduga dapat menimbulkan gangguan faal paru dan jika proses ini berjalan lama mungkin menimbulkan penyakit akibat kerja (Morgan & Seaton, 1975; Lams, Chan-Yeung 1987). Polutan ini diperkirakan menimbulkan kerusakan akut atau kronis pada saluran pernapasan dan jaringan paru, kerusakan ini tergantung pada konsentrasi polutan, lama terpapar dan kerentanan tubuh (Purdom, 1980; Smith, 1988).
Pemeriksaan lingkungan kerja dan kesehatan tenaga kerja merupakan upaya penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
D297
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Fahrudin
"Latar belakang: PT X adalah produsen tepung gandum, dimana dalam proses produksinya dihasilkan debu tepung yang mencemari lingkungan kerja. Debu tepung gandum yang masuk ke saluran nafas pekerja dapat menyebabkan penyakit pada saluran nafas yaitu Rinitis Akibat Kerja.
Metode: Tujuan dari penelitian ini yaitu diketahuinya faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan Rinitis Akibat Ketja. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi kasus kontrol untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko pada pekerja dan terjadinya Rinitis Akibat Kerja. Responden adalah pekerja yang bekerja di bagian Pengepakan yang memenuhi syarat inkiusi, berjumlah 215 responden. Data yang dikumpulkan yaitu variabei babas (umur, masa kerja, pakai APD, riwayat atopi dan kebiasaan merokok) dan variabel iergantungnya Rinitis Akibat Kerja.
Hasil: Hasil pengukuran kadar debit personal melebihi NAB (4 mg/m3) yaitu di proses pengepakan sebesar 5.66 mglm3 dan proses pengayakan sebesar 15.12 mg/rn3. Dari 215 responder didapatkan 82 responden (38.1%) yang menderita Rinitis Akibat Kerja atau kasus dan 133 responden (61.9%) yang tidal( menderita Rinitis Akibat Kerja sebagai kontrol. Riwayat atopi dan Pemakaian Mat Pelindung Diri yang kurang baik, berhubungan dengan terjadinya Rinitis Akibat Kerja yaitu masing-masing dengan OR--4.24; p 0.00; 95% CI 2.35-7.66 dan OR 2.06; p 0.014; 95%CI 1.16-3.65.
Kesimpulan: Pajanan debu tepung di udara bagian Pengepakan melebihi Nilai Ambang Batas. Faktor yang berhubungan dengan Rinitis Akibat Kerja pada pekerja bagian Pengepakan adalah adanya riwayat atopi dan pemakaian Alat Peiindung Diri (masker) yang kurang baik.

Background: PT X is a factory produces whole-wheat flour which its process generates flour dust that contamined working environment especialy at packaging area Inhaled flour dust may affect to workers'respiratory tract, then included Occupational Rhinitis.
Method: This study was conducted by using ease control design to look at the relation between worker characteristics, length of service, atopic history, personal protection equipment use and smoking habit. 215 study subjects who work for Packaging Department and fulfilled inclution criteria were involved in this study. Collected data were consisted of Occupational Rhinitis as dependent variable and its risk factors as independent variables.
Result: The level of personal dust exposure were 5.66 mg/m3 at packaging area and 15.12 mg/m' at the filtering process which exceeded Treshold Limit Value of 4 mglm3. 82 subjects (38.1%) of 215 total respondent were diagnosed Occupational Rhinitis. In contrast 133 subjects (61.9%) were not Occupational Rhinitis as a control group. Statistical analysis shows that unappropriate use of personal protection equipment and atopic history have significant association with the risk of Occupational Rhinitis (OR 2.06; 95%Cl; 1.16-3.65 and OR 4.24; 95%Cl; 2.35-7.66).
Conclusion: The exposure levels of the flour dust in the air of Packaging Department were above Treshold Limit Value. Factors assosiated with the Occupational Rhinitis at the workers of the Department of Packaging are atopic history, and unappropriate use of personal protection equipment (masker).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Sri Hastuti
"Pendahuluan : PPOK eksaserbasi akut dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi. Sebuah studi prospektif menemukan bahwa skor CURB-65 berhubungan dengan kematian pada PPOK eksaerbasi akut. Komorbiditas seperti penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian pada PPOK derajat sedang dan berat. Hipotesis kami modifikasi skor CURB-65 skor (CURB-65 ditambah komorbid kardiovaskular) dapat memprediksi risiko kematian pada PPOK eksaserbasi akut.
Metode : Kami melakukan analisis secara prospektif dalam 1 tahun untuk mortalitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi potensi kematian pada pasien PPOK eksaserbasi akut antara Maret dan November 2012. Modifikasi skor CURB-65 dihitung dari penilaian awal saat pasien masuk ke IGD atau poli asma/PPOK di RSUP Persahabatan Jakarta. Skor terdiri dari satu poin untuk variabel confusion, urea> 7 mmol / L, frekuensi napas ≥ 30/min, tekanan darah sistolik <90 mmHg atau tekanan darah diastolik <60 mmHg, usia ≥ 65 tahun dan penyakit kardiovaskular (dinilai dengan EKG dan ekokardiografi). Setelah 12 bulan evaluasi, dilakukan analisis hubungan antara modifikasi skor CURB-65 dan risiko kematian menggunakan uji Chi Square, uji Fisher dan Kolmogorov Smirnov.
Hasil : Terdapat 76 subjek penelitian. Angka kematian selama 30 hari adalah 9,2% dan dalam satu tahun adalah 27,6%. Prevalensi penyakit kardiovaskular adalah 63,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara status merokok, frekuensi napas dan modifikasi skor CURB-65 dengan risiko mortalitas dalam 30 hari pasca eksaserbasi. Terdapat hubungan yang bermakna antara status merokok, IMT, lama PPOK, derajat PPOK, VEP1%, APE dan frekuensi napas dengan risiko mortalitas dalam 6 bulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara status merokok, IMT, lama PPOK, derajat PPOK, VEP1%, APE dan frekuensi napas, komorbiditas kardiovaskuler dan modifikasi skor CURB-65 dengan risiko mortalitas dalam 12 bulan. Modifikasi skor CURB-65 ≥ 2 dapat digunakan sebagai titik potong untuk memprediksi mortalitas dalam 12 bulan pasca PPOK eksaserbasi akut.
Kesimpulan : Angka mortalitas dalam satu tahun pada PPOK pasca eksaserbasi cukup tinggi. Modifikasi skor CURB-65 dapat memprediksi mortalitas dalam dalam 1 tahun pada PPOK eksaserbasi. Skor ini mungkin berguna dalam memprediksi prognosis untuk pasien PPOK dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengobatan secara optimal.

Introduction : Acute exacerbation of COPD (AECOPD) is associated with a high risk of mortality. A prospective study found that CURB-65 score was associated with mortality in AECOPD. Comorbidity such as cardiovascular disease is major causes and, in mild-to-moderate COPD, are the leading causes of mortality. We hypothesized a risk-prediction model using modification of CURB-65 score (CURB-65 with cardiovascular disease) can predicted risk of death in AECOPD.
Methods: We investigated prospectively the 1-year mortality rate and potential determinants of mortality for all patients admitted to the hospital with an AECOPD between March and November 2011. The modification of CURB-65 Score were calculated from information obtained at initial hospital presentation. The modification of CURB-65 Score are one point each for Confusion, Urea > 7 mmol/L, Respiratory rate ≥30/min, Sistolic Blood pressure < 90 mmHg or diastolic blood pressure < 60 mmHg, age ≥ 65 years and present of cardiovascular disease (use echocardiography). After 12 months of evaluation, the relation between modification of CURB-65 score and risk of mortality will analyze using Chi Square test, Fisher?s test and Kolmogorov Smirnov.
Result: 76 patients have been collected. The mortality rate during 30 days was 9,2% and one-year mortality was 27,6%. The prevalence of cardiovascular disease was 63,2%. There was significant correlation between smoking status, respiratory rate and modification of CURB-65 score with 30 days risk of mortality. There was significant correlation between smoking status, BMI, duration of COPD, severity of COPD, FEV1%, PFR and respiratory rate with 6 months risk of mortality. There was significant correlation between smoking status, BMI, duration of COPD, severity of COPD, FEV1%, PFR and respiratory rate, cardiovascular comorbidity and modification of CURB-65 score with 12 months risk of mortality. Curb-65 Modifications score ≥ 2 can be used as a cut-off point for predicting mortality in 12 months in acute exacerbations of COPD.
Conclusion : 1-year mortality after AECOPD admission is high. The modification of CURB-65 score was effective in predicting mortality in our cohort of acute COPD exacerbations. This model may be useful in predicting prognosis for individuals and thus in guiding treatment decisions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Agnes
"Paparan debu keramik yang mengandung silika bebas di lingkungan kerja pabrik keramik Inerupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit pare akibat kerja. Untuk mencegah timbulnya penyakit pneumokoniosis perlu dilakukan upaya pemantauan secara khusus dan berkelanjutan terhadap para pekerja melalui pemeriksaan kesehatan secara berkala dan pemantauan terhadap lingkungan kerja. Penelitian terhadap tenaga kerja pabrik kerami; di Cikarang dilakukan pada 66 pekerja laki-laki, dengan metode krosseksional., terdiri dari 31 orang dare bagian pembuatan badan keramik dan 35 orang dad bagian pengepakan. Penelitian lingkungan kerja dilakukan dengan mengukur kadar debu total, kadar debu respirable dan kadar silika bebas di bagian pembuatan badan keramik dan di bagian pengepakan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan fungsi paru dan pemeriksaan foto toraks.
Hasil dan kesimpulan: Didapatkan prevalensi batuk kronik 4,5%, bronkitis kronik 4,5%, dahak kronik 4,5%, kelainan radiologi paru 10,6% dan restriksi 47% di pabrik tsb. Dibagian pembuatan badan keramik, kadar debu total, kadar debu respirable dan kadar silika bebas melebihi NAB yang ditetapkan. Tidak ditemukan hubungan antara kelainan fungsi pare dengan faktor-faktor umur, pendidikan, status gizi, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan memakai alat pelindung diri. Tidak ditemukan perbedaan prevalensi batuk kronik, bronkitis kronik, restriksi dan kelainan radiologi dengan tingkat paparan.

Scope and Methodology
Exposure to ceramic dust which contains free silica in a ceramic factory is a risk factor for occupational lung diseases. To prevent pneumoconiosis, specific and continuous monitoring of the workers through periodic health examinations and work environment measuring is very important. A study on 66 by ceramic factory workers consisting of 31 men from ceramic-body preparation division and 35 men from packaging division in Cikarang using cross-sectional method has been conducted. The work environment study was done by measuring total dust contamination, respirable dust, and free silica in ceramic-body preparation division and packaging division. Data collection was done by interviews, physical examination, lung function test and X-ray examination.
Results : The prevalence of chronic cough were 4,5 %, chronic bronchitis 4,5 %, changes in lung radiologic 10,6 % and restriction 47 %. The total dust concentration, respirable dust and the free silica concentration was found to exceed the permissible limit in ceramic-body preparation division. No relation was found between lung function changes, age, education, nutrition condition, work period, smoking habits and mask users habits. No significant different in the prevalence of chronic cough, chronic-bronchitis, restriction and radiologic changes was found different level of dust exposure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>