Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106786 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
"Persoalan kontak dengan kebudayaan asing pada sebuah masyarakat selalu menarik perhatian para ahli antropologi. Dalam thesis ini saya ingin rnenggambarkan bagaimana unsurunsur sistem medis Barat masuk dan dipergunakan secara luas dalam masyarakat kota di Indonesia. Jakarta saya pilih sebagai lokasi penelitian ini karena pertimbangan penduduknya yang relatif lebih terbuka dan memiliki kesempatan lebih banyak bergaul dengan kebudayaan Barat. Unsur sistem medis Barat yang saya amati adalah obat-obatan yang tersebar, dikenal dan dipakai masyarakat luas. Saya ingin menjelaskan bagaimana masyarakat menggunakan obat-obatan Barat dan mengadopsi sistem medis Barat namun penggunaan itu dilandasi oleh ide yang berasal dari sistem medis tradisional.
Sebagai suatu produk kebudayaan asing, obat seharusnya dipahami,dalam konteks yang tepat sehingga penggunaannya bisa memberikan hasil yang maksimal. Hasil penelitian saya menunjukkan pengetahuan mengenai obat-obatan Barat yang kurang sehingga bayangan kerugian akibat efek samping suatu obat berubah menjadi ancaman. Ditambah dengan kesadaran yang rendah terhadap pranata medis (Barat) yang baru serta tanggungjawab yang kurang, ancaman tersebut bukan mustahil menjadi nyata."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Prapnawati
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan ketepatan penggunaan vitamin E sebagai antioksidan dan perawatan kulit. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Joglo, kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Survei dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2005, dan jenis penelitian yang dilakukan adalah cross sectional (potong lintang). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner melalui pertanyaan semi terbuka dan tertutup kepada 206 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik kai kuadrat dengan tingkat kepercayaan 95%.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ternyata tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan ketepatan dalam penggunaan vitamin E tetapi ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan dalam penggunaan vitamin E, dan juga ada hubungan yang bermakna antara tingkat ekonomi dengan ketepatan dalam penggunaan vitamin E.

A research to know the correlation between level of education, level of knowledge and level of economic with the accuracy of vitamin E consumtion as antioxidant and the skin treatment have been done. The type of this research is cross sectional which took place in kelurahan Joglo, Kembangan, West Jakarta during April until may 2005. Sample was taken using Cluster sampling method. Datas were collected from 206 respondents using quisioners through some semi wide questions and some limited questions. Datas which had been obtained were analyzed using statistical test of Chi Square with 95% level of confidents.
Base on the result had been known that there was no significant correlation between level of education with the accuracy of use of vitamin E but there was a significant correlation between level of knowledge with the accuracy of vitamin E consumtion and there was a significant correlation between level of economic with the accuracy of vitamin E consumtion."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirta Widia
"ABSTRAK
Dalam era kompetisi sekarang setiap perusahaan harus mengelola kegiatannya agar efektif dan efisien, begitu juga halnya dengan rumah sakit. Salah satu kegiatan yang perlu dikelola dengan baik adalah obat-obatannya. Penilaian mutu rumah sakit salah satunya ditentukan tersedianya obat-obatan yang cukup dengan harga terjangkau.
Pengendalian dan perencanaan obat-obatan yang dianalisis adalah semua obat yang dipakai untuk memenuhi pengobatan pasien. Ini dipilih karena begitu banyaknya jenis dan item obat-obatan sehingga kalau kita kendalikan dan rencanakan lebih baik akan mendatangkan sisa hasil usaha yang lebih baik untuk pengendalian dipakai analisis ABC dan analisis indeks kritis ABC. Dengan analisis ABC diketahui kelompok obat dengan investasi tinggi, sedang dan rendah, serta perputaran dan obat tersebut dalam bentuk jumlah pemakaiannya.
Analisis indeks kritis ABC adalah gabungan dari nilai investasi, nilai pemakaian dan nilai kritis. Nilai kritis didapatkan dengan melibatkan dokter spesialis tetap, manajer medik dan wakilnya. Dengan nilai indeks kritis ini kita dapat mengetahui kelompok obat yang perlu mendapat perhatian khusus.
Perencanaan dipakai sepuluh model peramalan yang terdapat dalam QSB berupa time series forecasting. Untuk menentukan model yang akan dipakai maka dipilih parameter dengan bias yang terkecil. Dari kesepuluh model peramalan yang terpakai hanya tiga model peramalan. Dengan model ini didapat mengetahui kebutuhan satu tahun kedepan. Dengan mengetahui harga per item, waktu pesan, biaya pesan dan biaya penyimpanan maka EOQ(Economic Order Quantity) dan ROP (Reorder Point) dapat dicari.
Hasil perhitungan ini kalau diterapkan langsung di lapangan akan sulit karena order intervalnya sangat bervariasi sekali, yang mengakibatkan pemborosan waktu. Oleh karena jangka waktu perlu dilakukan penyesuaian sesuai kebutuhan rumah sakit.
Untuk mengetahui seberapa jauh metode ini dapat diterapkan di Rurnah Sakit Bunda maka dilakukan wawancara dengan Direktur Utama, Direktur Keuangan dan Internal Control. Pada prinsipnya mereka menanggapi positif, tetapi karena ini merupakan metode baru maka diperlukan panduan yang lebih rind dan pelatihan bagi pelaksananya. Setelah semua pelaksana mengerti tentang metode ini diharapkan bisa diterapkan untuk persediaan lain.

ABSTRACT
The Analysis Of Controling And Planning Of Medicine At Bunda Hospital, JakartaIn this competitive era all companies have to manage their activities more effective and efficient, including hospital management. Hospital a company which provide medical service for people has to make sure that the medicine needed are always available. In this case the hospital manager has an important role in controlling and planning the medicine needed.
Beside that, the accreditation of hospital is also determined by how the distribution of medicine is organised and the expenditure for medicine minimised. Controlling and planning of medicine which is analysed are all medicine used for patients at Bunda hospital in Jakarta As we all know that the hospital needs lots of and variety of medicine depends on the patient illness. The writer thinks, if we plant and control the medicine effectively, it will improve the profit of the hospital.
In term of controlling, ABC analysis and Critical Index ABC analysis is need. By using ABC analysis we will know which medicine- belongs to a group of higher investment, middle investment and low investment, and also the circulation and the usage the medicine as a whole.
Critical Index ABC analyses is the combination of investment value, utilisation value and critical value. The critical value is derived from the information given by full time specialist, manager and medical deputy at Bunda hospital. By using this Critical Index Value, we will know the groups of medicine which need special attention.
In the planning the medicine needed, ten forecasting models is used. This models are already install in QSB system, such as time series forecasting. In deciding which models to be used, we choose the parameter with minimal bias.
We only use 3 forecasting models from 10 models available. They are single exponential smoothing with trend linear, double exponential smoothing with trend linear and winter's model. By using these 3 models we will know the medicine needed for one year ahead,
After knowing the needs for one year, the price per item, order time, order cost, holding cost, we could find out The EOQ (Economic Order Quantity) and ROP ( Reorder Point). However the EOQ and ROP can not implement directly because the order interval is varied, and it will waist of time. So that we have to a just the order time according to the hospital needs.
In order to know how far this method can be applied at Bunda hospital, an in deep interview has been done with General Director and Internal Control Manager of Bunda hospital. They agree to apply this method, but before that we have to train the staff and provide them with procedure.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Pancaningrum
"Farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan barang farmasi, fungsi perencanaan dan pengadaan logistik dalam manajemen logistik memegang peranan yang sangat penting, perencanaan dan pengadaan yang tidak baik mempengaruhi kelancaran pelayanan baik mutu layanan atau mutu standar asuhan keperawatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui Bagaimana gambaran perencanaan pengadaan obat-obatan di Instalasi farmasi RSU Zahirah. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap ketua instalasi farmasi, staf logistik farmasi, dan staf purchasing obat dari unit keuangan, observasi dan studi dokumentasi sebagai cross check agar validasi data tetap terjaga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa instalasi farmasi belum melakukan perencanaan pengadaan dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan sistem yang telah dijalankan di instalasi farmasi, disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan ketersediaan dana, dengan mengikutsertakan pihak yang terkait antara lain apoteker, dokter, perawat sehingga pengadaan menjadi rasional dan efisien."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S5331
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Defin Allevia Yumnanisha
"Penanganan obat-obatan yang tidak terpakai atau kedaluwarsa dapat menyebabkan dampak berbahaya, seperti pencemaran lingkungan dan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan, sikap, dan praktik (PSP) masyarakat di Kelurahan Kayumanis, Jakarta Timur, terkait hal ini. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 119 responden yang dipilih secara convenience sampling dari 18 RT pada Januari–Februari 2024. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Mayoritas responden adalah perempuan (68,1%), berusia 19–75 tahun, dengan pendidikan terakhir SMA (65,5%), pekerjaan mengurus rumah tangga (50,4%), dan pendapatan tidak menentu (60,5%). Pengetahuan baik dimiliki oleh 49,6% responden, sikap baik oleh 48,7%, dan praktik baik oleh 47,9%. Analisis menunjukkan hubungan signifikan antara sikap dan praktik masyarakat (p=0,003, OR=3,117), tetapi tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan dan praktik (p=0,231). Selain itu, variabel perancu seperti jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan juga tidak memiliki hubungan signifikan terhadap praktik.

Improper disposal of unused or expired medications can harm the environment and contribute to antibiotic resistance. This study investigates the knowledge, attitudes, and practices (KAP) of the Kayumanis community in East Jakarta regarding medication disposal. A cross-sectional study was conducted between January and February 2024 using convenience sampling. Questionnaires were distributed to 120 respondents across 18 neighborhood units (RT), with 119 responses analyzed through univariate and bivariate methods. Most respondents were female (68.1%), aged 19–75 years, with high school education (65.5%), housewives (50.4%), and irregular income (60.5%). Good knowledge was observed in 49.6%, good attitudes in 48.7%, and good practices in 47.9%. Bivariate analysis revealed a significant relationship between attitudes and practices (p=0.003, OR=3.117), but no significant relationship between knowledge and practices (p=0.231). Confounding variables such as gender, income, education, and occupation showed no significant association with practices. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezki Yuni Adelia
"Proses operasional di PBF merujuk kepada Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk obat, dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) untuk alat-alat kesehatan. Jenis produk obat yang disalurkan oleh PBF antara lain obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, obat-obat tertentu (OOT), dan produk rantai dingin. Diantara produk tersebut, prekursor farmasi dan obat-obat tertentu merupakan produk obat yang memiliki ketentuan khusus dalam hal penyalurannya, dimana ketentuan tersebut hampir mirip dengan ketentuan penyaluran produk narkotika dan psikotropika. Alur operasional produk prekursor dan OOT meliputi pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, dan pelaporan. Pengadaan prekursor dan obat-obat tertentu dilakukan dengan pemesanan ke gudang induk yang harus disertai surat pesanan dengan format khusus. Selanjutnya, prekursor farmasi dan obat-obat tertentu diterima dan dilakukan pengecekan fisik dan kesesuaian dengan surat pesanan. Produk obat yang sudah lolos pengecekan disimpan diruangan khusus yang memiliki sistem pintu ganda, dilengkapi tempat khusus untuk karantina obat, termometer suhu ruang, dan juga terdapat kartu stok untuk mendokumentasikan setiap pengeluaran dan penerimaan obat. Penyaluran prekursor farmasi dan obat-obat tertentu hanya dapat dilakukan berdasarkan surat pesanan dari apoteker penanggung jawab instansi pelanggan (RS, apotek, klinik), atau dari Tenaga Teknis Kefarmasian (bagi toko obat). Apabila terjadi kehilangan selama proses pengiriman, APJ wajib melapor ke BPOM dengan melampirkan berita acara lengkap dengan surat kehilangan dari pihak kepolisian. Pelaporan prekursor farmasi dan obat-obat tertentu dilakukan setiap bulan ke kemenkes dan BPOM melalui melalui situs e-report PBF dan e-was BPOM. 

The operational process at PBF refers to Good Medicine Distribution Methods (CDOB) for medicines, and Good Medical Device Distribution Methods (CDAKB) for medical devices. The types of medicinal products distributed by PBF include over-the-counter drugs, limited over-the-counter drugs, hard drugs, narcotics, psychotropics, precursors, certain drugs (OOT), and cold chain products. Among these products, pharmaceutical precursors and certain drugs are medicinal products that have special provisions regarding their distribution, which are almost similar to that of narcotic and psychotropic products. The operational flow of precursor and OOT products includes procurement, receiving, storage, distribution and reporting. Procurement of precursors and certain medicines is carried out by ordering from the main warehouse which must be accompanied by an order letter in a special format. Next, pharmaceutical precursors and certain drugs are received and carried out physical checks and compliance with the order letter. Medicinal products that have passed inspection are stored in a special room that has a double door system, equipped with a special place for drug quarantine, a room thermometer, and also stock card to document every drug dispensed and received. Distribution of pharmaceutical precursors and certain medicines can only be carried out based on an order letter from the pharmacist in charge of the customer agency (hospital, pharmacy, clinic), or from Pharmaceutical Technical Personnel (for drug stores). If a loss occurs during the delivery process, the pharmacist in charge is required to report to BPOM by attaching an official report complete with a letter of loss from the police. Report of pharmaceutical precursors and certain drugs is carried out every month to the Ministry of Health and BPOM via the PBF e-report site and BPOM e-was."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Nuraini Widjajanti
Yogyakarta: Kanisius, 1993
615 VER o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Ali Imran
"With the background of the lack of use of streaming tv phenomenon among the urban community, this study focused on the use of streaming tv problems among the urban community and the significance of the relationship between the variables of tv uses and the variable of urban communities characteristics. Based on the analysis of research findings concerning the use of television by the activities before, during and after, show that: 1) The use of television media streaming among individual urban communities it is still relatively minimal; 2) In relation to the use of streaming tv is, statistically tend to be no correlation with variable characteristics. Minor variables significantly correlated characteristics that only the variable Year of Birth By MDG?s Category (-.135 *). For the managers of private TV station which is already On Stream should make the results of this study as a mirror to re-evaluate its policy of Streaming TV. As well as company user service streaming television commercials, is also expected to make the results of this study as a mirror to re-evaluate its policy on the use of TV streaming as an advertising medium.
Dengan latar belakang fenomena minimnya penggunaan tv streaming di kalangan masyarakat perkotaan, KTI berupa hasil penelitian ini difokuskan pada permasalahan penggunaan tv streaming di kalangan masyarakat perkotaan dan signifikansi hubungan antara variabel penggunaan dengan variabel karakteristik masyarakat perkotaan. Berdasarkan hasil analisis terhadap temuan penelitian menyangkut penggunaan televisi menurut aktifitas sebelum, selama dan sesudah, menunjukkan bahwa : 1) Penggunaan media televisi streaming di kalangan individu masyarakat perkotaan itu saat ini masih relatif sangat minim; 2) Dalam kaitan penggunaan tv streaming dimaksud, secara statistik cenderung tidak ada korelasinya dengan variabel karakteristik. Variabel minor karakteristik yang berkorelasi secara signifikan yaitu hanya variabel Tahun Kelahiran Berdasarkan Kategori MDGs (-.135*). Bagi para pengelola stasiun TV Swasta yang sudah On Streaming hendaknya menjadikan hasil penelitian ini sebagai cermin untuk mengevaluasi ulang kebijakannya tentang TV Streaming. Begitu juga dengan perusahaan pengguna jasa iklan televisi streaming, diharapkan juga menjadikan hasil penelitian ini sebagai cermin untuk mengevaluasi ulang kebijakannya tentang penggunaan tv streaming sebagai media iklan."
Peneliti bidang media and network society pada Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Jakarta, 2016
607 JSKM 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian (Permenkes RI, 2016). High-alert medication adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Kelompok obat yang termasuk high-alert diantaranya adalah obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA). Dispensing obat-obatan high alert perlu dilakukan pengecekan ulang dan verifikasi oleh staff farmasi lainnya untuk meminimalisir risiko kesalahan pemberian obat ke pasien. Faktor risiko yang mungkin terjadi saat melakukan dispensing obat-obatan high alert diantaranya adalah rute administrasi, kesalahan dalam preparasi, kesalahan dalam memahami pesanan, kesalahan dosis yang diberikan, kesalahan obat yang diberikan, dan penandaan yang ambigu (Ministry of Health Malaysia, 2020). Berdasarkan observasi pengelolaan obat-obatan high alert di depo rawat inap dan rawat jalan RSUI dapat disimpulkan bahwa penyimpanan dan penyiapan obat-obatan high alert sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pharmacy Installation is a functional implementing unit that organizes all pharmaceutical service activities in the Hospital. Pharmaceutical Service Standards are benchmarks used as guidelines for pharmaceutical personnel in administering pharmaceutical services (Permenkes RI, 2016). High-alert medications are drugs that must be watched out for because they often cause serious mistakes/errors (sentinel events) and drugs that have a high risk of causing unwanted drug reactions (ROTD). The drug group that includes high-alert includes drugs that look alike and sound similar (NORUM, or Look Alike Sound Alike/LASA). Dispensing of high alert medicines needs to be double-checked and verified by other pharmacy staff to minimize the risk of drug administration errors to patients. Risk factors that may occur when dispensing high alert drugs include routes of administration, errors in preparation, errors in understanding orders, dosage errors given, medication errors administered, and ambiguous labeling (Ministry of Health Malaysia, 2020). Based on observations of the management of high alert medicines at the RSUI inpatient and outpatient depots, it can be concluded that the storage and preparation of high alert medicines are in accordance with applicable regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>