Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Arda Vicky Satria
"

Teka-teki stabilitas dan keamanan Asia Timur sebagian besar ditimbulkan oleh keengganan Korea Utara untuk membongkar persenjataan nuklirnya walaupun telah mendapat tekanan dunia internasional. Meski demikian, perkembangan terakhir menunjukkan bahwa sikap Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mulai melunak, terbukti dengan ditandatanganinya Deklarasi Panmunjom pada tanggal 27 April 2018. Dengan menggunakan kerangka kerja analisis Regional Security Complex Theory (RSCT) sebagaimana dituliskan oleh Buzan dan Waver (2003), artikel ini berargumentasi bahwa perubahan kebijakan tersebut merupakan bagian dari respon Korea Utara terhadap dinamika keamanan kawasan Asia Timur. Tulisan ini menganalisis empat variabel esensial di security complex Asia Timur, yaitu batas geografis, struktur anarki, polaritas, dan konstruksi sosial. Penelitian ini menemukan bahwa terjadi perubahan persepsi Korea Utara terhadap pola amity-enmity, yakni konstruksi sosial di kawasan. Dengan tingginya kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia Timur, Korea Utara memilih untuk terus melakukan pengembangan nuklirnya dan uji coba rudal balistik. Korea Utara mengeluarkan kebijakan tersebut sebagai strategic equalizer. Dengan demikian, keamanan Korea Utara dapat terus terjamin dari ancaman eksternal seperti Amerika Serikat dan sekutunya.


The East Asian stability and security conundrum is partially caused by the unwillingness of North Korea to dismantle its nuclear armaments despite international pressure. However, recent development shows that North Korean Supreme Leader Kim Jong Un has adopted a milder stance as he signed Panmunjom Declaration on 27 April 2018. Using Regional Security Complex Theory (RSCT) prescribed by Buzan and Waver (2003) as the framework of analysis, this paper argues that the unprecedented change of policy is a part of North Korean response towards the dynamics of regional security in East Asia. In this paper, the four essential variables of East Asia security complex are being analyzed, namely geographical boundary, anarchic structure, polarity and social construction. It is found that there has been a change in North Koreas perception of the amity-enmity pattern, that is, the social construction of the region. With the high complexity of security in East Asia, North Korea chose to continue developing its nuclear and ballistic missile tests. North Korea issued that policy as a strategic equalizer. Thus, North Korea can be guaranteed to secure their security from external threats such as the United States and its allies.

"
2018
T52307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia Pangestika
"Kajian ini menganalisis faktor-faktor yang mendorong Korea Utara menangguhkan uji coba persenjataan mereka selama tahun 2018. Pada tahun 2011 hingga 2017 adanya eskalasi uji coba persenjataan yang dilakukan oleh Korea Utara. Hal tersebut kemudian menimbulkan instabilitas kawasan Semenanjung Korea dan potensi ancaman bagi Amerika Serikat. Amerika Serikat sebagai negara yang terus memantau situasi kawasan Semananjung Korea khususnya sikap provokasi Korea Utara berupaya menerapkan diplomasi koersif melalui kebijakan ‘maximum pressure and engagement’ untuk menangani situasi tersebut. Dengan menggunakan teori efektivitas diplomasi koersif (ideal policy) dan metode penelitian analisis deskriptif, kajian ini menemukan bahwa penangguhan uji coba persenjataan oleh Korea Utara didorong oleh beberapa faktor yaitu ancaman (a threat of force), tenggat waktu (deadline), jaminan (assurance) dan imbalan (offer of carrots).

This study analyzes the factors that prompted North Korea to suspend their weapons tests during 2018. From 2011 to 2017 there was an escalation of weapons tests carried out by North Korea. This then causes instability in the Korean Peninsula region and a potential threat to the United States. The United States as a country that continues to monitor the situation in the Korean Peninsula region, especially North Korea's provocation, seeks to implement coercive diplomacy through the policy of 'maximum pressure and engagement' to deal with the situation. Using the theory of the effectiveness of coercive diplomacy (ideal policy) and descriptive analysis research methods, this study found that the suspension of weapons testing by North Korea was driven by several factors, a threat of force, deadlines, assurance and offer of carrots."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Kusuma J.H
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai aplikasi dan analisa proliferasi nuklir Korea Utara pada masa forum dialog Six Party Talks dalam teori permainan deterent asimetris dengan Amerika Serikat. Pada permainan deterent asimetris tersebut kedua negara pemain memiliki preferensi hasil akhirnya masing-masing berdasarkan asumsi permainan dan ketersediaan kelengkapan informasi dalam permainan. Terkait empat hasil akhir yang berupa status quo, keunggulan bagi negara penantang, keunggulan bagi negara bertahan dan konfrontasi atau konflik, Korea Utara sebagai negara penantang dan Amerika Serikat sebagai negara bertahan akan menggunakan kredibilitas deterentnya masing-masing guna mendapatkan hasil akhir sesuai yang diinginkan oleh negaranya sekaligus menghindari konfrontasi atau konflik sebagai hasil terburuk.

ABSTRACT
This thesis will examine the application and analysis of the North Korean nuclear proliferation during the Six Party Talks in asymmetric deterrence game theory with United States. On the asymmetric deterrence game both of country players have its own final results preference based on the games assumption and the availability of the complete information in the game. Four related outcome such as the status quo, advantage for challenger state, advantage for defender state and confrontation or conflict, North Korea as a challenger state and United State as a defender state will use its credibility of deterrence in order to get the desired final results of its country preference and avoiding confrontation or conflict as the worst result at once."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Normala Putri
"Studi ini menganalisis tindakan Turki yang tidak menunjukkan komitmen kuat dalam aliansinya dengan NATO melalui kebijakan pembelian sistem pertahanan udara dan rudal S-400 dari Rusia pada tahun 2016. Studi ini mengaplikasikan teori dilema aliansi dari Glenn Snyder untuk menganalisis dilema keamanan negara terhadap aliansinya yang mempengaruhi perilaku negara sehingga mempengaruhi komitmen negara dalam aliansi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelusuran causal-process tracing (CPT) dengan pengambilan data melalui studi kepustakaan. Analisis memberikan hasil bahwa komitmen Turki yang melemah terhadap NATO dipengaruhi oleh dilema aliansi yang dialami Turki. Faktor penentu dilema aliansi oleh Snyder secara garis besar dibagi menjadi dua kategori yaitu ketergantungan langsung dan tidak langsung. Ketergantungan langsung adalah tingkat ketergantungan yang mencakup empat hal, yaitu, pertama perbandingan kapabilitas militer Turki dengan negara ancaman, yakni Suriah; kedua, kemampuan militer NATO dalam memberikan bantuan; ketiga, tingkat tensi dan konflik Turki dengan Suriah; dan keempat, pilihan Turki untuk melakukan re-aliansi. Sedangkan, ketergantungan tidak langsung meliputi kepentingan strategis antara Turki dan NATO. Analisis penelitian menunjukkan bahwa Turki memiliki ketergantungan langsung dan tidak langsung rendah, sehingga Turki lebih takut akan risiko ditinggalkan (abandonment) di dalam aliansinya dengan NATO. Untuk menghindari hal tersebut Turki memilih strategi membelot (defect) dengan cara memperlemah komitmen atau mencari aliansi baru melalui pembelian sistem pertahanan udara dan rudal S-400 dari Rusia.

This study analyzes Turkey's behavior which indicates wavering commitment towards its alliance with NATO, as seen through its purchase of S-400 air defense missile system from Russia in 2016. The alliance dilemma theory by Glenn Snyder is applied to analyze the state's security dilemma of its alliance that influences state behavior, which in turn will affect the state commitment towards its alliance. This research is a qualitative study using causal-process tracing (CPT) method by collecting data through literature study. The analysis denotes Turkey's weakened commitment is influenced by the dilemma of alliance undergone by Turkey. The five determinants of the alliance dilemma by Snyder are divided into two categories: direct and indirect dependence. Direct dependence includes four points; first, the comparison of Turkey's military capabilities with the country considered as a threat, Syria; second, NATO's military capability in providing assistance; third, the level of tension and conflict between Turkey and Syria; and fourth, Turkey's option to re-alliance. Indirect dependency covers the strategic interests between Turkey and NATO. The research analysis shows that Turkey has low direct and indirect dependence to NATO, which as a result Turkey is more apprehensive of abandonment risk in its alliance with NATO. To avoid this outcome, Turkey chose the strategy to defect by weakening commitment or seeking new alliance through the purchase of S-400 air defense missile system from Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Zerlinda Alamsyah Sulaiman
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh senjata nuklir terhadap pemilihan
kebijakan luar negeri suatu negara. Proliferasi nuklir yang dilakukan oleh Korea
Utara telah menciptakan ketidakstabilan di kawasan Semenanjung Korea dan Asia
Timur secara lebih luas. Proliferasi tersebut juga memicu kehadiran kekuatan
militer AS yang lebih besar di Korea Selatan maupun Jepang. Hal tersebut
mengancam Tiongkok, sebagai sebuah negara kekuatan baru di Asia Timur.
Terlepas dari aliansi pertahanan yang dibangun oleh Tiongkok dan Korea Utara,
Tiongkok menolak secara konsisten proliferasi nuklir yang dilakuan oleh negara
aliansinya tersebut. Maka dari itu tesis ini mempertanyakan mengapa Tiongkok
menolak proliferasi nuklir Korea Utara. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam
tesis ini adalah extended deterrence untuk menganalisis faktor-faktor yang
mendasari penolakan Tiongkok terhadap Korea Utara. Tesis ini merupakan
penelitian kualitatif dengan teknik analisis ilustratif-kalrifikasi kasus. Tesis ini
menggunakan data sekunder karena adanya keterbatasan dalam proses
pengumpulan data. Hasil dari tesis ini adalah Tiongkok menolak proliferasi nuklir
Korea Utara karena, kerugian Tiongkok bila mendukung proliferasi nuklir Korea
Utara akan menjadi lebih besar daripada keuntungan yang akan didapatkan.
Kemudian, konsekuensi yang akan dihadapi oleh Tiongkok bila mendukung
proliferasi nuklir Korea Utara adalah besarnya kemungkinan Korea Utara akan
hancur akibat intervensi militer AS, yang tentu menjadi tidak menguntungkan bagi
Tiongkok baik secara kalkulasi kepentingan keamanan strategis maupun kepentingan nasional Tiongkok secara keseluruhan.

This thesis aims to understand the influence of nuclear weapons on a country's
foreign policy. North Korea's nuclear proliferation has created instability in the
Korean Peninsula and more broadly to East Asia region. The North Korea’s nuclear
proliferation also trigger a larger US military presence in South Korea or Japan.
This situation has threatening China as a new regional power in East Asia.
Regardless of the defense alliance built by China and North Korea, China
consistently rejects nuclear proliferation by its alliance. Therefore, this thesis
questions why China rejects North Korea's nuclear proliferation. The theoretical
framework used in this thesis is extended deterrence to analyze the factors
underlying China's response to North Korea. This thesis is a qualitative research
using case-illustrative analysis technique. This thesis uses secondary data because
of limitations in data collection process. The result of this thesis is China rejects
North Korea's nuclear proliferation because, the cost if China supports North
Korea's nuclear proliferation will be greater than the benefits that will be obtained.
Furthermore, the consequence that will faced by China if it supports North Korea's
nuclear proliferation is the possibility that North Korea will be destroyed due to US
military intervention, which of course becomes unfavorable for China both in its
calculation to strategic interests and national interests as a whole.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Fauziah
"ABSTRAK
Fokus dari penelitian ini adalah dilema yang tengah dihadapi oleh Rusia atas program sistem pertahanan anti rudal AS dan sekutunya di Eropa. Sebagai upaya terbaik untuk melindungi diri dari ancaman rudal yang siap mengintai AS kapan saja, AS mengajak NATO untuk membangun pertahanan rudal yang terintegrasi, Akan tetapi, hal ini dipandang sebagai bentuk ancaman secara halus kepada Rusia, karena posisi penempatan pangkalan rudal tersebut mengunci kekuatan rusia. hadirnya dilema keamanan di pihak Rusia memaksa Rusia untuk mengambil jalur negosiasi yang panjang dengan NATO, Dikarenakan kasus ini masih berlangsung, penelitian akan dibatasi dengan rentan waktu dari Januari 2010 hingga Mei 2011, Dengan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa isu ini merupakan salah satu isu yang perlu dipertanyakan lebih dalam serta dipahami kembali tentang segala bentuk konsekkuensi yang berpotensi dari pengembangan sistem pertahanan rudal dimasa depan, karena rencana tersbut berpotensi ketidakseimbangan keamanan yang akan mendorong negara negara lain untuk mengikuti dengan mengembangkan persenjataan mereka, penelitian ini juga berusaha untuk memprediksi strategi seperti apa yang paling tepat untuk Rusia dimasa depan jika pemasangan rudal tersebut sampai terpasang dan siap beroperasi persenjataan mereka"
2011
T28583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pait Ponandang
"ABSTRAK
Penelitian dalam Tesis ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang serta maksud dan tujuan dari adanya keberhasilan Iran dalam hal proliferasi nuklir, karena program nuklir damai Iran yang menjadi polemik internasional telah menjadi kontroversi tidak hanya di kawasan Timur Tengah saja, akan tetapi juga telah membuat dunia Intemasional dibawah dominasi Amerika Serikat melakukan propaganda politik hingga berhasil membuat DK PBB mengeluarkan resolusi 1747 bagi negeri Iran. Penulis berusaha menganalisa bagaimana terjadinya pengaruh nuklir dalam sistem internasional terkait dengan masalah nuklir terhadap penerapan teknologi militer di masa mendatang dalam menciptakan dan menjaga stabilitas keamanan internasional serta sejauh mana perimbangan kekuatan terjadi ketika fenomena proliferasi nuklir Iran berhadapan dengan legemoni Amerika Serikat, disamping itu juga penulis berusaba menganalisa mengapa program nuklir Iran dijadikan propaganda oleh Amerika Serikat.
Dalam penelitian ini mempergunakan pendekatan kualitatif dengan xnemakai metode studi kasus. Temuan penelitian ini antara lain adalah berdasarkan fakta historis, pengaruh nuklir dalam sistem internasional tidak hanya dalam bidang militer saja, akan tetapi juga berpengaruh terhadap penerapan politik dan ekonomi, sehingga sudah Lento berbagai masalah dan akibat yang ditimbulkan dari nuklir sangatlah mempunyai efek yang tidak sedikit. Oleh karenanya dalam rangka menciptakan dunia internasional babas dari senjata nuklir maka dibiiatlah berbagai macam perjanjian, antara lain perjanjian non proliferasi nuklir.
Penelitian ini juga menjelaskan tentang latar belakang serta maksud dan tujuan dari terjadinya proliferasi nuklir Iran yang lebih difokuskan untuk kepentingan damai, walaupun mendapat tekanan dari dunia internasional melalui forum DK PBB dengan keluarnya resolusi 1747 yang diprakarsai oleh Amerika Serikat. Pada intinya, Program proliferasi nuklir Iran menjadi fenomena kontroversi internasional karena belum adanya sikap dan cara pandang yang sama antar satu dengan yang lain (AS dan Iran), disatu sisi Iran berusaha meyakinkan dunia internasional bahwa program proliferasi nuklimya adalah untuk kepentingan damai dan memandang AS melakukan propaganda demi menghambat Iran rneraih kemajuan dalam bidang teknologi militer, akan tetapi disisi lain, dunia internasional yang didominasi oleh AS, berkeyakinan bahwa program nuklir damai Iran hanyalah awal dari kepemilikan senjata nuklir bagi Iran.
Tanta saja perimbangan kekuatan baru di Timur Tengah telah terjadi ketika program proliferasi nuklir Iran menjadi kontroversi internasional, sehingga Iran dapat memainkan peran bargaining positionnya dalam pergaulan internasional, disamping itu juga upaya AS untuk mengintervensi serta melakukan hegemoni dikawasan Teluk telah mengalami kesulitan karena adanya penolakan dari Iran untuk menghentikan program proliferasi nuklirnya. Akan tetapi demi mencegah terjadinya perang pisik antara Iran dan AS, diplomasi dan forum dialog terbuka perlu untuk dikedepankan.

ABSTRACT
The objective of study in this thesis is to find background and purposes and objectives of the Iran's successful on Nuclear Proliferation as Iranian peace nuclear program is became an international polemic into a controversial which is not only at Middle East, however it has made international worlds under domination of United States (U.S) has made political propagandas to relate international systems on nuclear for future military technology application in order to create and preserve international security stability and to what extent the balance of power occurred when Iranian nuclear proliferation phenomenon facing US hegemony, beside of that, writer is also encouraged to analyze why Iranian nuclear program is become a propaganda by the United States.
This study is using qualitative approach and using methods of case study. Findings in this study is based on historical facts, nuclear influences in international system are not only at military, however it gives influences in international system are not only at military, however it gives influences to political and economical applications, and of course it has an enormous effects for nuclear problems. Therefore, in order to create an international world which is free from nuclear weapons, it has been made certain treaties, such as nuclear non proliferation treaty.
This study is also to explain on background and objective of Iranian nuclear proliferation which shall be focused for peace objectives, even it has pressured from international worlds by the Security Council forum of United Nations on resolution 1747 which being pioneered by U.S. In essence, Iranian nuclear proliferation program is become an international controversial phenomenon as there is no similar perspectives by one country to another (Iran and United States), in one hand, Iran has convinced to international worlds that its nuclear proliferation program is for peace and to assume that United States has made propagandas for the sake to hinder Iran for military technological advances, however on the other hand, international worlds which dominated by United States convinced that Iranian peacefully nuclear program is only the beginning of nuclear weapon procurement for Iran.
Of course, a new balance of power in the Middle East has been occurred when Iranian nuclear proliferation program has became an international controversy, and Iran can play its role for bargaining position in international relationship, beside of that, U.S efforts in order to interfere and to make hegemony at the Gulf has been suffered by refusal of Iran to stop its nuclear proliferation program. However, in order to prevent physical warfare between Iran and U.S, it is necessary to diplomacy realizations to make an open dialog forum.
"
2007
T20773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfina Farmarita Wicahyani
"Tesis ini menganalisa tentang dampak dikembangkannya senjata nuklir Korea Utara terhadap kompleksitas keamanan regional di Asia Timur. Sejak berakhirnya Perang Korea, Korea Utara mulai berusaha mengembangkan senjata nuklir. Berbagai negosiasi dilakukan oleh negara-negara yang tidak menginginkan Korea Utara mempunyai senjata nuklir, namun usaha tersebut tidak pernah berhasil. Pasca Perang Dingin Korea Utara justru melakukan uji coba nuklir yang mengakibatkan respon keras dari negara-negara Asia Timur dan Amerika Serikat.
Tesis ini akan menjelaskan bagaimana respon negara-negara Asia Timur terhadap pengembangan nuklir Korea Utara, negosiasi seperti apa saja yang dilakukan, dan bagaimana pengaruh senjata nuklir Korea Utara terhadap situasi keamanan regional Asia Timur. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori dinamika persenjataan Barry Buzan dan Eric Herring serta teori kompleksitas keamanan regional Barry Buzan dan Ole Waever. Kedua teori tersebut digunakan sebagai kerangka untuk menganalisis faktorfaktor penyebab Korea Utara mengembangkan nuklir, dan akibatnya bagi situasi keamanan regional Asia Timur.

This thesis analyzes the impact of North Korea's development of nuclear weapons on the regional security complex in East Asia. Since the end of the Korean War, North Korea has been trying to develop nuclear weapons. Various negotiations have been conducted to prevent the development, but these efforts never succeeded. In Post-Cold War era, North Korea increases its military and conducts nuclear weapons test that results some responses from the countries in East Asia and the United States.
This thesis will explain how the East Asian countries respond to the North Korea's nuclear development, what kind of negotiations are being done, and how North Korea's nuclear weapons influences the East Asian regional security situation. This thesis uses qualitative research methods with descriptive analytic design. This thesis uses the theory of arms dynamic which is developed by Barry Buzan and Eric Herring and also regional security complex theory by Barry Buzan and Ole Waever. Both theories are used as a framework for analyzing the factors that cause the North Korean nuclear development, and its consequences for East Asian regional security situation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27803
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>