Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nicholas Hakim
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana sebuah minimart yang awalnya merupakan tempat berbelanja kemudian perlahan berubah menjadi sebuah tempat kegiatan baru bagi sekelompok masyarakat urban. Pada saat ini, munculnya minimart yang selain menjual barang kebutuhan sehari-hari tetapi juga menawarkan tempat untuk berkumpul dan berkegiatan bagi masyarakat sudah mulai umum. Masyarakat urban yang awalnya berkumpul di ruang publik perlahan bergeser menuju ke ruang yang bersifat lebih komersial dikarenakan adanya fasilitas yang ditawarkan. Oleh karena itu skripsi ini bertujuan bagaimana latar belakang perkembangan minimart yang mengalami penambahan makna kegiatan, sejauh mana minimart bermakna sebagai tempat berkegiatan masyarakat urban, disamping itu tulisan ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana tata letak ruang dalam minimart yang baik untuk mendorong penjualan dan terjadinya kegiatan lainnya. Hal yang akan dibahas adalah bagaimana perilaku berbelanja masyarakat urban untuk mengetahui perkembangan kegiatan belanja dan lainnya itu sendiri, lalu teori-teori makna ruang seperti space, place dan placemaking; ruang publik dan komersial, inklusif dan eksklusif; dan third space untuk mengetahui makna ruang yang timbul; pengertian minimart dan pada akhirnya tata letak yang baik untuk mendukung ruang menjadi lebih bermakna.
Setelah itu dibahas tiga jenis minimart untuk dijadikan sebagai studi kasus, yaitu: 7-Eleven, Lawson dan Circle K. Dari studi kasus ini terlihat bahwa perkembangan minimart pada masa sekarang ini telah mengubah makna ruang berbelanja yang sebelumnya merupakan sebuah ruang komersial yang digunakan untuk tempat berbelanja menjadi ruang yang lebih kompleks yaitu ruang untuk berinteraksi, aktualisasi dan hiburan bagi masyarakat urban. Ruang tersebut telah menjadi ruang komunal dan third space. Fungsi dari pengaturan tata letak ini adalah untuk mendorong peningkatan penjualan dan! menyediakan tempat untuk berkegiatan. Namun pada kenyataannya makna ruang minimart sebagai ruang sosialisasi terkesan tidak gratis karena dengan adanya penambahan fasilitas sehingga diperlukan biaya untuk menggunakannya, dimana hal ini mempengaruhi third space yang memiliki karakter low profile menjadi mementingkan profit, on neutral ground menjadi dipengaruhi oleh pihak kapitalis, dan leveler menjadi lebih eksklusif.

This thesis discusses how a minimart which was originally a place to shopand slowly turned into a place of new activities for a group of urban society. At present, it is quite common that minimarts sell daily necessities, but it also offers a place to hang out and do activities for the communities. Urban community that was originally gathered in public spaces slowly shifted towards into a more commercial space, due to the facilities that are offered. Therefore, this thesis aim is to determine how far the development of minimarts has meaning for the activities of urban not only as a place to sell, but also as a place to socialize; how minimart means to the urban activism, despite that to find out how the layout of the space has influenced the space for encouraging the sales and other activities. The very first thing to be discussed is how the shopping behavior of urban society to determine the development of the shopping activity itself, then the theories such as space, place and placemaking; public and commercial spaces, inclusive and exclusive; third space to find space that arises from the shopping activity; minimart understanding; and eventually a good layout to support the spaces become more meaningful.
After that, will be discussed the three types minimart to serve as a case study, namely: 7-Eleven, Lawson, and Circle K. The case study shows that the development of today minimart has redefined shopping space that previously was a commercial space that used to be the place to shop into more complex spaces such as space to interact, actualization and entertainment for the urban community. The space has become a communal space and the third space. The function of the layout arrangement is to increase sales and provide a venue for activism. But in fact, the meaning of space as a space for socializing gives impression that minimart is not free space because with the addition of the facilities so it requires fee to use it, where it affects the third space that is characterized by low profile that is not concerned with profit; on neutral ground that is influenced by the capitalist; and a leveler becomes more exclusive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42014
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Dwi Amanda Surya
"Hubungan antara ruang dan manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari kebiasaan dan tradisi yang dimiliki oleh manusia tersebut. Salah satu kegiatan yang merupakan kebiasaan dan bagian dari tradisi adalah kegiatan makan. Karena makan tidak hanya sebagai kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup saja tetapi juga tedapat tata cara dengan adat istiadat di dalamnya. Skripsi ini membahas tentang tradisi kegiatan makan pada masyarakat tradisional di perkotaan khususnya suku Minangkabau dan apakah pengaruhnya terhadap ruang hunian serta sebaliknya. Metode yang dilakukan adalah metode komparatif dengan membandingkan kegiatan makan masyarakat asli tradisional Minangkabau dan masyarakat Minangkabau di perkotaan. Ruang kegiatan makan yang telah terdefenisi pada hunian masyarakat tradisional di perkotaan mempengaruhi proses tradisi kegiatan makan yang terjadi.

In doing their activities, humans and space are inseparable elements. Then, space and human activities are very much affected by human?s habits and traditions. One of the habits is eating. Eating is not only as a subsistence activity but also a customs with procedures in it. This thesis discusses the effect of traditional eating activity of people who live in urban areas, especially The Minangnese, on space occupancy. The method used is a comparative method, by comparing the tradition of eating activities on indigenous Minangnese and urban people of Minangkabau. The space used for eating activities, which has been defined in the house of traditional people in urban areas, affects the tradition of eating activity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilian Dirgantoro
"ABSTRAK
Seiring pertumbuhan penduduk, tuntutan terhadap pembangunan berbagai
sarana dan prasarana umum pun akan semakin meningkat. Pada suatu saat lahan atas tanah akan mencapai titik batas kemampuannya untuk menampung segala tuntutan tersebut sehingga diperlukan solusi baru untuk pengembangan Kota selanjutnya. Ruang bawah tanah dapat dijadikan salah-satu alternatif solusi pengembangan Kota.
Menempatkan ruang kegiatan di bawah tanah memang bukan kondisi yang ideal. Yang terbaik yang harus dilakukan adalah menciptakan ruang bawah tanah dengan fisik dan kualitas ruang seperti ruang atas. Dengan tercapainya tujuan ini, diharapkan ruang bawah tanah sebagai ruang kegiatan dapat diterima masyarakat luas. Ruang bawah tanah akan menjadi kesatuan dan kelanjutan dari ruang kegiatan di atasnya.

"
2001
S48267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Karuniawan Sastroatmojo
"Ruang terbuka publik di Jakarta sedang berubah. Ruang terbuka publik menjadi ruang yang privat, berbayar, dan komersial. Minimnya ruang terbuka publik menjadikan Jakarta kota yang tidak sehat untuk warganya baik secara ekologis, psikologis, dan sosiologis. Masyarakat membutuhkan ruang terbuka guna memfasilitasi berbagai aktivitas sosial mereka.
Taman kota merupakan salah satu bentuk dari ruang terbuka publik yang masis eksis di perkotaan. Di taman kota, masyarakat melakukan berbagai macam aktivitas sosialnya. Masyarakat memaknai taman kota sebagai ruang terbuka yang memfasilitasi segala bentuk interaksi dan perilaku sosial mereka. Namun ketersediaan taman kota masih dirasa kurang begitu pula dengan manajemen pengelolaannya yang tidak maksimal. Hal ini membuat banyak orang masih belum dapat mengakses ruang terbuka publik untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ruang. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk membangun kembali taman kota sebagai ruang terbuka publik yang inklusif bagi masyarakat kota Jakarta. Semua ini akan berlangsung terus menerus sampai pada suatu kesadaran bersama akan suatu nilai yang diperjuangkan bersama menuju kota yang berkelanjutan.

Public open space in Jakarta is transforming. Public open spaces have become private space, commercial, and commoditized. The lack of public open space making Jakarta becomes unhealthy city for ecological, psychological, and sociological. Urban societies need open space in order to facilitate their social activities. Urban Park is one form of public open space that still exists in urban areas. At urban park, people can interact with others and doing various activities.
The meaning of urban park as a public park open spaces are facilitate all forms of social interaction and behavior. But the availability of urban parks still considered less as well as its management is not optimal. This makes a lot of people still have not been able to access the public open space to meet their needs for space. Therefore require an effort to rebuild the urban park as a public open space that is inclusive for the city of Jakarta. This will take place continuously until awareness with a value that will together strive toward a sustainable city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsan
"Perpustakaan umum sebagai ruang belajar sepanjang hayat memiliki peran strategis dalam memberdayakan masyarakat. Menyadari hal itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang melakukan transformasi dengan menjadikan perpustakaan sebagai ruang pelibatan masyarakat. Perubahan itu tidaklah terjadi secara instan, tetapi melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh program PerpuSeru selaku mitra pengembangan perpustakaan. Program pengembangan perpustakaan tersebut telah berkonstribusi pada perubahan paradigma perpustakaan dalam menyediakan layanan perpustakaan. Tentu tak lepas pula dari komitmen dan konsistensi dari pimpinan dan pustakawan dalam mendukung program tersebut. Salah satu strategi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial yang telah diterapkan yaitu kegiatan pelibatan masyarakat, yang bertujuan mengajak masyarakat belajar dan berkegiatan untuk mendapatkan pengetahuan dan kesempatan meningkatkan potensinya di perpustakaan. Dalam mendorong pelibatan masyarakat ini, perpustakaan umum juga membangun kemitraan dengan pemustaka untuk berpartisipasi"
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2019
020 PUS 26:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Prayogi
"Manusia memberikan makna terhadap segala hal yang ia temui dan mengubahnya menjadi sebuah simbol. Manusia juga bertindak secara beragam berdasarkan makna yang ia berikan tersebut. Tindakan-tindakan manusia yang beragam tersebut dapat terkumpul dalam sebuah kegiatan/event masyarakat. Kegiatan tersebut dapat berlangsung salah satunya di jalan raya. Jalan raya dimaknai dan digunakan secara berbeda pada saat sebuah kegiatan/event berlangsung di atasnya. Jalan raya yang digunakan sebagai setting kegiatan/event memiliki karakteristik tertentu. Jalan raya yang dapat menampung lebih banyak peserta kegiatan/event cenderung memiliki tindakan manusia yang lebih beragam di dalamnya. Jalan raya yang digunakan sebagai setting kegiatan/event adalah ruang publik.

Human gives meaning to everything he/she finds and turns it into a symbol. Human also acts variously according to the meaning he/she gives. Those various human actions can be gathered within a society?s event. Event can be held, one of many, on road. Road is interpreted and used differently when an event being held on it. Road used as an event?s setting has certain characteristics. Road that is able to accommodate more event?s participants tends to have more various human actions within it. Road used as an event?s setting is a public space."
2011
S172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Dani Ekayanti
"ABSTRAK

Ruang kota merupakan ruang yang fungsinya telah direncanakan. Ini menunjukan bahwa aktivitas yang ada di ruang kota telah ditentukan oleh ruang tersebut. Ketika elemen-elemen kota tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya, manusia dianggap melewati batas. Namun, pemanfaatan elemen-elemen kota sebagai elemen pendukung olahraga merupakan salah satu cara manusia mengeksplorasi ruang tersebut. Gerakan-gerakan tubuh manusia pada olahraga disesuaikan dengan karakteristik elemen kota. Berdasarkan pengamatan tersebut, ruang kota jelas dipersepsikan berbeda dengan olahraga hingga manusia memperoleh ergonomi. Melalui Urban Yoga, terlihat bahwa untuk melakukan hal tersebut, tubuh manusia sangat bergantung pada keseimbangan. Hal ini bersesuaian dengan prinsip ergonomi yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan manusia.


ABSTRACT

Urban space is a kind of space with planned uses. It means, activities in urban space are already determined by the space. When urban space elements are not used as how they are supposed to, human is considered transgressing. However, the use of urban space elements as supporting elements for sports is one of many ways how human explores that space. Human?s body movements adjust the characteristics of urban space elements through sports. Based on this observation, urban space is obviously perceived differently by doing sports thus human attains ergonomics. The Urban Yoga shows that in doing so, human body depends on balance. It is similar to ergonomics? principle, safety and comfort for human.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Nurul Febriani
"Berbagai potensi wisata dimiliki Kabupaten Garut mulai dari objek wisata alam, wisata budaya serta wisata minat khusus. Salah satu objek wisata alam yang sangat terkenal di kabupaten ini adalah wisata alam Gunung Guntur dan air panasnya yang dikenal dengan nama Cipanas. Sejak tahun 1950-an, kawasan ini telah menjadi daerah wisata yang dikenal banyak orang. Adanya kegiatan wisata tersebut menyebabkan timbulnya berbagai kegiatan ekonomi oleh masyarakat sekitar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola ruang kegiatan ekonomi masyarakat yang berada di kawasan wisata Cipanas, yang merupakan daerah tujuan wisata utama di Kabupaten Garut. Dengan melihat usaha masyarakat berdasarkan ketersediaan fasilitas dan kesejahteraannya berupa pendapatan dan tenaga kerja pada kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pariwisata.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis spasial. Kegiatan ekonomi masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan wisata tersebut terdapat pada geomer penelitian yaitu Kawasan Wisata Cipanas dimana kegiatan ekonomi di kawasan tersebut terpusat pada Jalan Raya Cipanas dan Jalan Otto Iskandardinata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34058
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustini Rahayu
"Penelitian terhadap tata ruang publik di seputar Bundaran HI, Jakarta Pusat dengan menggunakan analisis semiotik adalah sebuah wacana untuk mengungkapkan atau melakukan dekonstruksi pemikiran terhadap arti dan fungsi tata ruang publik dalam proses pemaknaan yang diberikan oleh masyarakat pemakai / pengguna.
Dalam konteks produksi budaya, tata ruang publik, salah satu karya arsitektur tidak hanya mampu memenuhi hasrat dasar berkegiatan manusia dalam batas ruang yang dihasilkannya, tetapi juga mampu menyampaikan makna.
Permasalahannya selama ini di dalam proses pemaknaan terhadap tata ruang publik seringkali terdistorsi oleh berbagai kepentingan penguasa yang lebih mendominasi daripada kepentingan publik. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa tata ruang publik, acap kali mengalami pergeseran makna. Padahal secara jelas tata ruang publik itu dilihat dari fungsi tradisionalnya dasar perancangan dan pembentukannya adalah untuk kepentingan publik dengan penonjolan identitas ataupun keunikan ekologinya.
Di tengah permasalahan yang telah terkonstruksi, perkembangan Jakarta sebagai sebuah kota megapolitan telah membawa perluasan terhadap fungsi dan peranan ruang publik. Sebelumnya ruang publik diandaikan sebagai ruang terbuka, kini ruang publik memiliki makna kultural dan politiknya sekaligus. Ruang publik di Jakarta tidak terlepas dari berbagai kepentingan.
Berangkat dari permasalahan yang memiliki kompleksitas tinggi, pertanyaan penelitian yang muncul adalah bagaimanakah masyarakat memaknai tata ruang publik di seputar Bundaran Hotel Indonesia sebagai penentuan identitasnya? Sejauh mana proses pemaknaan tata ruang publik di seputar Bundaran Hotel Indonesia dapat merepresentasikan gaya hidup dan pola komunikasi masyarakat urban? Sejauh mana tata ruang publik sebagai produk kebudayaan yang telah mengalami perubahan ditentukan oleh budaya dominan?
Dengan menggunakan paradigma kritis, lebih spesifik lagi melalui pendekatan post strukturalis peneliti berusaha melakukan dekonstruksi dengan tujuan untuk mengungkap cara-cara pemaknaan masyarakat terhadap tata ruang publik di dalam menentukan gaya hidup dan pola komunikasi para pengunjungnya.
Dari analisis semiatik terhadap ruang publik Plaza Indonesia Entertainment X'nter (Plaza eX) di Jakarta Pusat yang mengasumsikan representasi identitas Masyarakat Urban, maka dapat disimpulkan bahwa :
Bangunan berfungsi sebagai cermin, yang merefeksikan makna yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada di dunia. Bangunan Plaza eX memiliki nilal intensional, untuk mengkomunikasikan sesuatu sesuai dengan cara pandang kita terhadap sesuatu.
Masyarakat pengguna terlibat dalam proses pemaknaan, masyarakat masuk pada tahapan kognisi dengan mengkonstruksi makna lewat karya arsitektur melalui gaya hidup dan pola komunikasinya.
Ada perbedaan orientasi nilai yang dianut oleh penguasa di dalam mempengaruhi dan menjelaskan sikap para arsitek dalam menangani suatu bangunan. Menitikberatkan sejarah ruang di atas sejarah waktu dalam merajut kembali hubungan karya arsitektur dengan keadaan politik dan sosiai budaya bangsa dan negara Indonesia, meletakkan bahasannya dalam ruang nyata, serta berucap melalui bangunan dart bingkaiannya. Kehidupan manusia berlangsung dalam ruang sarat raga yang dibingkai oleh arsitektur.
Dengan memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian pembongkaran pemikiran ini, maka dapatlah dipahami bahwa tata ruang publik sebagai tempat masyarakat bertemu, berkumpul dan berinteraksi, di dalam prosesnya mendorong perilaku kehidupan sehari-hari pengunjung sebagai masyarakat urban Jakarta. Sementara proses enkulturasi (pembudayaan) dari nilainilai yang terlembaga melalui pemanfaatan jalan dan fasilitasnya sebagai tata ruang publik, maka di samping fungsi tradisionalnya sebagai tempat pertemuan, melalui ruang publik dapat merepresentasikan para pengguna yang mewakili warga kota ke arah identitas masyarakat urban.
Sebagai rekomendasi akademis, bahwa konsep tata ruang publik yang menjadi perhatian dari displin arsitektur, di dalam masyarakat memiliki fungsi, tidak sekedar struktur fisik sebagai tanda yang memiliki makna tertentu. Tanda ini menyiratkan sikap dan perilaku, bahkan ekspresi dari seseorang. Dari elaborasi ini, maka secara kontekstual proses perubahan kognisi, sikap dan perilaku seseorang sangat terkait dengan disiplin komunikasi khususnya dalam mewujudkan representasi identitas masyarakat urban. Dengan demikian usaha untuk melihat bahwa ilmu komunikasi yang merupakan bagian dari disiplin yang berpijak pada persoalan sosial atau bagian ilmu sosial, bisa didekati melalui kajian budaya, sebagai sesuatu yang melekat dalam diri manusia sebagai mahluk sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anzalika Tri Pujayana
"Urban Sketching merupakan aktivitas membuat sketsa secara langsung di lokasi. Dalam proses melakukan urban sketching, sketchers menjadi pengamat yang mengamati ruang urban dan karakteristik visual pemandangan perkotaan yang ada. Saat membuat sketsa secara langsung, banyak faktor yang mempengaruhi prosesnya, salah satunya adalah townscape yang ada di ruang urban. Townscape menerangkan pentingnya elemen-elemen visual dalam menciptakan pengalaman visual yang memuaskan. Saat suatu kelompok urban sketcher berada dalam satu kawasan yang sama, pemandangan yang ditangkap ke dalam sketsa dapat berbeda, hal itu dapat terjadi karena cerita personal yang ingin dituangkan ke dalam sketsa saat mengamati ruang, cerita tersebut selalu memiliki komponen townscape pada ruang urban yang dapat dieksplorasi dan dituangkan dengan berbagai cara berbeda ke dalam bentuk sketsa. Pada skripsi ini dilakukan studi kasus di area semi outdoor untuk pejalan kaki, yaitu Gading Walk, dan membandingkan elemen townscape yang ada di setiap sketsa.

Urban Sketching is an activity to make sketches directly on location. In the process of urban sketching, sketchers become observers who observe urban space and the visual characteristics of existing urban scenery. When sketching directly on the location, many factors influence the process, one of which is the townscape of urban spaces. Townscape explains the importance of visual elements in creating a satisfying visual experience. When a group of urban sketchers are in the same area, the scenery captured in the sketches can be different, this can happen because of the personal story that they want to put into the sketch when observing spaces, the story always has townscape components in urban space which can be explored and poured in many different ways into sketches. In this thesis, a case study is carried out in a semi-outdoor pedestrian area, namely Gading Walk, and compares the townscape elements in each sketch."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>