Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"A further reduction in TF R is possible in a short period of
time by meeting the unmet needs of high parity couples in
Bangladesh. The statement is supported by the fact that 91% of the
couples with three or more living children do not want additional
children and that only 51% use family planning methods. However,
9% of the high parity couples want an traditional child. In this
confer! the paper examined whether there exist association between
gender composition of living children and the desire for additional
children among high parity couples using the data extracted from
the 2004 Bangladesh Demographic and Health Survey. The paper
also examined whether education, socioeconomic status, and NGO
membership can modify the influence of gentler compotition on
desire for more children. The findings of the study showed that
gentler preference, particularly of son, was more common among determinant of
the desire for more children and it was more common among the
women with all _female children, with odds of desiring additional
children was 11,4 times of women those having at least one of both
sexes in rural area while it was 7. 08 times in urban area. The
also revealed that the influence of gentler preference was
nor modified by education, socioeconomic status, and NGO
of woman.
"
Journal of Population, 13 (1) 2007 : 121-142, 2007
JOPO-13-2-2007-121
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This collection of new essays brings together scholars from a wide range of critical approaches to study T. S. Eliot’s engagement with desire, homoeroticism, and early twentieth-century feminism in his
poetry, prose, and drama. Ranging from historical and formalist literary criticism to psychological and psychoanalytic theory and cultural studies, Gender, Desire, and Sexuality in T. S. Eliot illuminates such topics as the influence of Eliot’s mother – a poet and social reformer – on his art; the aesthetic function of physical desire; the dynamic of homosexuality in his poetry and prose; and his identification with passive or “feminine” desire in his poetry and drama. The book also charts his reception by female critics from the early twentieth century to the present. "
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2009
e20377213
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Giordano, Simona
"How should we understand transgenderism, especially as it affects children and adolescents? Psychiatric manuals include transgenderism among mental illnesses (Gender Identity Disorder). Such inclusion is relatively recent, and even the words transsexual and transgender were coined only a few decades ago. Yet stories of children with an in-between gender have always been, albeit symbolically, a part of popular culture. Drawing on fairy tales, as well as from personal narratives and clinical studies, this book explains how "Gender Identity Disorder" manifests in children, critically evaluating various clinical approaches and examining the ethical and legal issues surrounding the care and treatment of these youths. The book argues that Gender Identity Disorder is not pathology, and that medicine and society should assist children in expressing themselves, without attempting to force them to adapt to a gender that does not match with their perceived identity."--publisher website."
New York : Routledge, 2013
618.928 GIO c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Ardianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tingkat pendidikan dan jumlah anak masih hidup terhadap keinginan mempunyai anak lagi di Indonesia yang dikaitkan dengan variabel sosial, ekonomi dan demografi. Hasil dari metode logistik biner multifaktorial terhadap wanita kawin berusia 15-49 tahun ditemukan bahwa dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan jumlah anak masih hidup, partisipasi bekerja, indeks kekayaan menengah dan tinggi, dan tinggal di perkotaan memiliki pengaruh negatif terhadap keinginan mempunyai anak lagi. Sementara itu, usia wanita kawin 15-34 tahun dan komposisi jenis kelamin anak yang tidak seimbang memberikan pengaruh positif terhadap keinginan menambah anak.

The objective of this research is to study the effect of education and the
number of children on married womens desire to have more children in Indonesia by controlling other social, economic, and demographic variables. The results of multifactorial binary logistic on married women aged 15-49 years show that the level of education and number of children, working participation, middle and high wealth index, living in urban areas have negative effects on women?s desire to have more children. Nevertheless, women?s age 15-34 years old and imbalanced sex composition of children positively influence womens desire to have more children.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan gender dalam agresi relasional pada kelompok usia 9.75-11,75 tahun (M=10.52) dan 12,75-16,1 tahun (M=13,7). Penelitian dilakukan di kota Bandung dengan sample penelitian berjumlah 120 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik Nominasi dan Wawancara. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara anak laki dan perempuan dalam frekuensi tindak agresinya, anak perempuan lebih sering melakukan agresi relasional sedangkan anak laki agresi fisik. Perbedaan ini terjadi lintas kelompok usia, baik di kelompok yang usianya lebih muda maupun yang lebih tua."
150 JPSI 12:2 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rivaldi Raflian Syach Yusuf
"Kajian filosofis ini bertujuan untuk memahami secara mendalam fenomena quarter-life crisis ini melalui pandangan filosofis Epicurus yang memandang keinginan manusia sebagai akar dari semua masalah. Selama beberapa tahun terakhir, Quarter-life crisis telah memicu banyak diskusi, mulai dari para profesional psikologi dan dokter hingga orang awam sekalipun. Di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, fenomena tersebut dapat dengan mudah mempengaruhi lebih banyak orang melalui teknologi media sosial. Kemajuan teknologi, khususnya media sosial, telah menciptakan keinginan-keinginan hampa yang memicu rasa takut bawaan seseorang, menyebabkan mereka mempertanyakan keputusan, pencapaian, dan kondisi mereka dalam hidup. Hal ini pada akhirnya akan membawa mereka pada perasaan iri, benci, dan putus asa, yang merupakan katalisator dari fenomena krisis paruh baya. Dalam makalah ini, saya sebagai penulis akan memperdalam pemahaman dan penyebab dari fenomena ini melalui pandangan filosofis epilureanisme dari Epikurus sebagai sudut pandang utama dari keinginan sia-sia manusia terhadap dampak dari fenomena quarter-life crisis yang terjadi di era kemajuan teknologi ini, khususnya di internet dan platform media sosialnya. Tujuan dari studi ini menguak bahwa konsep keinginan hampa dari pemikiran Epikurus merupakan akar dari permasalahan fenomena quarter-life crisis ini.

This philosophical study aims to deeply understand this Quarter-life crisis phenomenon through Epicurus' epicureanism philosophical view that views peoples' desires as the root of all problems. During the past few years, the Quarter-life crisis has sparked much discussion, from psychology professionals and doctors to even ordinary people. In this era of technological advancement, the phenomenon can easily affect more people through social media technology. The passage of technology, especially social media, has created vain desires that triggered people's innate fear, causing them to question their decisions, achievements, and conditions in life. This will eventually lead them to the feeling of envy, hate and hopelessness, the catalyst for this quarter-life crisis phenomenon. In this paper, I, as the writer of this study, will deepen the understanding and cause of this phenomenon through Epicurus' epicureanism philosophical view as the main point of view from human's vain desire to the effect of the Quarter-life crisis phenomenon that has been happening in this era of technological advancement, especially in the internet and its social media platform, that reveals vain desire fromEpicurus' philosophical view is the root of this quarter-life crisis phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ikhsany Rusyda
"Studi ini menganalisis pengaruh preferensi gender orangtua terhadap aktivitas anak usia 12-17 tahun di Indonesia dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil studi menunjukkan bahwa orangtua cenderung mengutamakan laki-laki dalam pendidikan dan pekerjaan dan sebaliknya cenderung mengutamakan perempuan dalam mengurus rumah tangga. Adanya preferensi laki-laki dalam pendidikan cenderung menguntungkan pendidikan anak laki-laki daripada anak perempuan. Namun, adanya preferensi laki-laki dalam pekerjaan cenderung menguntungkan anak perempuan daripada anak laki-laki. Kemudian, orangtua yang memiliki preferensi perempuan dalam mengurus rumah tangga cenderung merugikan pendidikan anak laki-laki maupun perempuan. Temuan ini mengindikasikan bahwa preferensi gender orangtua tidak selalu menguntungkan bagi pendidikan anak.

This study aims to analyze the effect of parents' gender preferences on children's activities using 12-17 years old respondents from Susenas 2012. The results show that parents tend to have male preference in education and employment and female preference in housework. Male preference in education tends to give advantage for sons' education than daughters'. But male preference in employment tends to give advantage for daughters' education than sons'. Parents who have female preference in housework give disadvantage in education for both sons and daughters. This indicates that parents' gender preferences do not always give advantage on children's education."
Depok: Program Pascasarjana Multidisiplin, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Yusuf Eko Suwarno
"ABSTRAK
Karya sastra anak kerapkali memperkuat gagasan gender, entah itu melalui representasi gender, konstruksi gender, dll. Sebagai kerangka teoretisnya, penelitian ini bergantung pada teori Judith Butler tentang identitas yang dibangun secara sosial dan teori esensialisme gender untuk mempelajari konstruksi identitas gender tokoh utama dalam The Miraculous Journey of Edward Tulane karya Kate Dicamillo. Dalam teorinya, Judith menyatakan bahwa identitas gender kita adalah produk konstruksi sosial yang diabadikan melalui wacana-wacana untuk menciptakan rasa identitas yang melekat; yang berarti bahwa itu bukan proses alami. Sebaliknya, pendekatan esensialisme pada identitas gender menekankan bahwa ada esensi sejati dalam identitas gender kita. Makalah ini, dengan demikian, berfokus pada analisis kontestasi antara konstruksi sosial identitas gender dan esensialisme gender yang dipostulasikan dalam buku ini. Jurnal ini juga mengkaji bagaimana konstruksi identitas gender Edward - yang digambarkan melalui konstruksi sosial ndash; sebetulnya mengemukakan ide esensialisme gender.

ABSTRACT
Children 39;s literature often reinforces the idea of gender, whether it is through the representation of genders, the construction of genders, etc. As its theoretical framework, this study depends on Judith Butler 39;s theory of socially constructed identity and the theory of gender essentialism to study gender identity construction of the main character in Kate Dicamillo 39;s The Miraculous Journey of Edward Tulane. In her theory, Judith states that our gender identity is a product of social construction that is perpetuated through discourses to achieve a sense of inherent identity, meaning that it is not a natural process. On the contrary, essentialism approach on gender identity stresses that there is a true essence in our gender identity. This paper, thus, focuses on analyzing the contestation between the social construction of gender identity and gender essentialism that is postulated in the book. It also examines how the construction of Edward 39;s gender identity mdash;which is articulated to be embodying a socially constructed identity mdash;propounds the idea of gender essentialism."
2018
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adrie Mahendra I.S.
"Tesis ini menguji hipotesis purchasing power parity Indonesia relatif terhadap Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris periode 1989.1-2002.12, dengan menggunakan uji kointegrasi dan model koreksi kesalahan dan memasukkan beberpa perubahan structural (structural breaks) ke dalam model penelitian. Penulis mendapatkan selidaknya tiga tujuan penelitian yang berbeda: pertama, penulis menguji apakah teori purchasing power parity dapat mengakomodasi pembentukan nilai tukar yang terjadi di Indonesia balk dalam keseimbangan jangka pendek maupun jangka panjang. Kedua, tesis ini akan menganalisa bagaimana perilaku tingkat harga relatif terhadap perilaku nilai tukar. Ketiga, penulis mencoba menguji apakah ada perbedaan basil balk antara jangka pendek dan jangka panjang.
Beberapa temuan panting yang dihasilkan penelitian ini: (1). Hasil dart uji akar-akar unit menunjukkan bahwa seluruh variabel dalam model menunjukkan terintegrasi pada orde satu atau I(1). Dan penulis juga menemukan bukti empiris adanya kointegrasi antara nilai tukar dan tingkat harga relatif sehingga dapat dikatakan berlakunya hipotesa PPP dalam keseimbangan jangka panjang; (2) Bukti empiris yang menunjukkan PPP tidak berlaku dalam keseimbangan jangka pendek, dengan nilai speed adjustment yang sangat kecil. Ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh faktor ekstemal lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Pertama Imanuel Nurbijantoro
"Skripsi ini membahas tentang permasalahan (1) hak dan tindakan penanggung yang memutuskan secara sepihak tidak memperpanjang manfaat asuransi tambahan dari polis asuransi jiwa sebagai hak dan perbuatan yang melanggar prinsip utmost good faith, dan (2) analisis pertimbangan hukum dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 436/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr yang berkaitan dengan prinsip utmost good faith. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder, serta analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) PT FWD Life Indonesia selaku penanggung tidak melanggar prinsip utmost good faith karena tindakannya yang melakukan pemutusan sepihak manfaat asuransi tambahan adalah hak penanggung sepenuhnya dan (2) Penulis menilai pertimbangan hukum dalam putusan tersebut adalah keliru karena Majelis Hakim menganggap bahwa tindakan pemutusan sepihak oleh penanggung merupakan pelanggaran prinsip utmost good faith. Penulis menyarankan agar tertanggung memperhatikan penjelasan agen asuransi dan membaca polis dengan teliti. Di sisi lain, penanggung hendaknya menjelaskan secara rinci mengenai manfaat asuransi, serta hak dan kewenangan perusahaan asuransi dalam memperpanjang masa asuransi tersebut. Majelis Hakim diharapkan untuk memperhatikan kembali pengaturan prinsip utmost good faith di dalam KUHD dan UU Perasuransian agar tidak terjadi penafsiran yang salah.

This undergraduate thesis discusses the problems of (1) the rights and actions of the insurer who unilaterally decides not to extend additional insurance benefits from a life insurance policy as a right and act that breaches the principle of utmost good faith and (2) analysis of legal considerations in North Jakarta District Court Decision Number 436/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr, which deals with the principle of utmost good faith. In this study, the method used is normative juridical using secondary data, and data analysis is carried out qualitatively. The results of this research are (1) PT FWD Life Indonesia as the insurer does not breach the principle of utmost good faith because his action to terminate additional insurance benefits unilaterally is the full right of the insurer, and (2) The author considers that the legal considerations in the decision were wrong because the Panel of Judges considered that unilateral termination by the insurer is a breach of the utmost good faith principle. The author suggests that the insured pay attention to the insurance agent's explanation and read the policy carefully. On the other hand, the insurer should explain in detail the benefits of the insurance, as well as the rights and authorities of the insurance company in extending the insurance period. The Panel of Judges is expected to pay attention again to the arrangement of the principle of utmost good faith in the Commercial Code and the Insurance Law so that wrong interpretation does not occur."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>