Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Singgih Purwanto Priyono
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S8460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Nursetyo
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Sejak bemama Universitet van lndonesie, UI sudah menjadi kampus pelopor. Nama perguruan tinggi inipun tercatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah bangsa ini
Tanggal 2 Febnlari 1950, pemerintah Belanda menyerahkan Universitet van Indonesie secara resmi kepada negara muda bemama Indonesia yang baru berusia lima tahun. Sejak itulah, tanggal bersejarah itu diperingati sebagai tanggal lahir universitas yang kelak banyak menorehkan peran dalam sejarah bangsanya.
Jika dirunut ke belakang, sebenamya keberadaan UI sudah dimulai jauh sebelum tanggal tersebut, yaitu saat nusantara masih dalam cengkeraman penjajah. Ketika pemerintahan kolonial Belanda mencanangkan diterapkannya Politik Etis di Hindia Belanda, mulailah didirikan berbagai lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi bagi bumi putera. Salah satunya adalah Sekolah Dokter Djawa yang didirikan pada tahun 1851, yang kemudian pada tahun 1902 diubah menjadi STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen) yang melahirkan para tokoh pemuda pergerakan nasional pemrakarsa berdirinya Boedi Oetomo. Pada tahun 1927, sebagai kelanjutan STOVIA didirikan pula Geneeskundige Hogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran yang berlokasi di Jalan Salemba Raya No. 6 di Batavia.
Cikal bakal UI tidak hanya itu. Pendidikan Tinggi Ahli Hukum (Rechts Hoogeschool) yang didirikan di Batavia pada tahun 1924 juga merupakan nenek moyang Ul, sekaligus pendidikan hukum pertama di negeri kita.
Sebelumnya pada tahun 1920 di Bandung didirikan Tecnische Hoogeschool (Sekolah Teknik), tempat dimana Bung Karno pemah berkuliah, yang kelak menjadi Fakultas Teknik UI, kemudian Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pada tanggal 4 Desember 1940, didirikan pula Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte di Ibukota Hindia Belanda, untuk memenuhi kebutuhan pemerintah kolonial di bidang sosial-budaya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli pertanian dibangunlah Land-bouwkundige Hoogeschool di Bogor pada tahun 1941. Inilah Sekolah Tinggi Pertanian Pertama di Nusantara, yang dikemudian hari menjadi bagian dari UI dan kini menjadi Institut Pertanian Bogor(IPB).
Saat Jepang berhasil mengalahkan Sekutu di berbagai lini dan memasuki Indonesia, sebenarnya telah ada rencana dari pemerintah pendudukan Belanda untuk menyatukan berbagai fakultas tadi di bawah nama Universiteit van Nederlandsch-Indie. Namun, karena kekalahannya, Belanda tidak bisa melanjutkan rencana tersebut.
Selama pendudukannya di Indonesia yang seumur jagung, Jepang menutup semua lembaga pendidikan bentukan Belanda dan menangkapi para pengajarnya. Sebagai gantinya, pada tahun 1943 pendudukan Jepang sempat membuka sekolah kedokteran yang diberi nama Ka Daigaku di Jakarta dan lembaga pendidikan teknik di Bandung bernama Kogyo Daigaku.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
Pdf-UI-11-97
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
Qowaid
Semarang: Departemen Agama RI, 1994
297.8 QOW s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Santosa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S8461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rofiqul Umam
"Kepindahan Kampus Universitas Indonesia ke Depok (1987) menyebabkan Perubahan terhadap masyarakat sekitarnya, baik fisik maupun sosial budaya. Kehadiran kampus baru ini menjadi daya tarik kaum pendatang untuk berdiam dan berusaha dalam bidang-bidang usaha yang ada kaitannya dengan kehidupan kampus. Interaksi sosial terjadi antara penduduk asli setempat (betawi) dengan kaum pendatang dan civitas akademika UI. Akibatnya terjadi perubahan-perubahan daalm diri masyarakt setempat. Penduduk setempat cenderung kurang berhasil menikmati kehadiran kampus dari sudut ekonomi karena kalah dengan kaum pendatang yang lebih siap. Namun perluasan visi mengenai pendidikan dan kegiatan keagamaan yang mekat merupakan dampak positif.
Pembangunan di kawasan sekitar kampus cenderung mulai melanggar tata ruang yang ada, yang pada akhirnya kelak akan berbalik merugikan penduduk setempat itu sendiri. Kepekaan sosial mahasiswa UI terlihat sangat kurang dalam upaya membimbing masyarkat sekitarnya menuju peningkatan kualitas kehidupan. Banyak penduduk Betawi mulai menyingkit dari daerah sekitar kampus karena tak mampu mengikuti gerak kampus sementara harga jual tanah miliknya cukup merangsang mereka untuk menjual tanah tersebut. Akhirnya terjadi marginalisasi penduduk Betawi di sekitar kampus."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Amalia
"Proyek infrastruktur diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi masyarakat. Namun, model untuk menganalisis dampak ekonomi dan sosial masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model dampak ekonomi dan sosial yang akan digunakan untuk mempelajari dampak proyek infrastruktur. Penelitian ini berfokus pada beberapa studi kasus proyek infrastruktur yang dijamin oleh Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF) baik skema PPP (Public-Private-Partnership) maupun skema
non-PPP pada sektor telekomuniasi, air, dan pariwisata. Sektor-sektor ini diyakini mewakili pembangunan infrastruktur utama yang mencakup perspektif lokal, nasional, dan internasional. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur dampak ekonomi dari pembangunan infrastruktur ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan atribut: Analisis Ekonomi Sektoral, Analisis Potensi Ekonomi, Akuntansi Pertumbuhan, Analisis
Tabel Input-Output, dan Peramalan Statistik. Sedangkan untuk menganalisis dampak sosial pembangunan infrastruktur, digunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan In-depth Interview melalui teknik pengisian kuesioner dan metode Social Impact Assessment (SIA). Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode pendekatan hukum. Hasilnya menunjukkan berbagai dampak ekonomi dari pengembangan investasi proyek, baik dari segi potensi maupun realisasinya. Sedangkan dari segi dampak sosial, terdapat berbagai respon masyarakat terhadap realisasi pembangunan proyek"
Jakarta: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, 2021
658 JIPM 4:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Safrudin
"Hakikat tujuan pembangunan pedesaan adalah mengubah secara sadar dan bertahap tatanan kehidupan warga masyarakat desa dari sistem nilai tradisional ke arah sistem nilai modern. Atau dengan kata lain, pembangunan pedesaan adalah suatu proses modernitas kehidupan masyarakat desa yang dilakukan secara terpola dan terarah untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan warga masyarakat desa, dimana arti dan fungsi nilai-nilai teori (penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan nilai-nilai ekonomi (kesejahteraan masyarakat) menjadi lebih dominan dari nilai-nilal lainnya.
Dalam pelaksanaannya, tujuan pembangunan desa ternyata masih jauh dari kenyataan yang diinginkan. Hasil pembangunan pedesaan tampaknya belum merata, dan bahkan terdapat indikator yang menunjukan bahwa gerak pembangunan pedesaan terkesan lamban bila dibandingkan dengan gerak pembangunan perkotaan. Berangkat dari pemikiran inilah, penulis mencoba mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan desa dengan mengambil studi kasus di Desa Kota Baru Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.
Secara umum, dari hasil observasi dan studi pustaka yang dilakukan selama penelitian berlangsung, menunjukkan adanya distorsi pembangunan yang disebabkan oleh kemandegan fungsi kelembagaan masyarakat desa khususnya di Kota Baru. Persoalan ini muncul berawal dari penerapan UU No. 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa yang kemudian disusul dengan kepmendagri No.27 Tahun 1984 tentang susunan organisasi dan tata kerja Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Keberadaan undang-undang tersebut ternyata telah mendisfungsikan kelembagaan masyarakat yang semestinya demokratis, aspiratif dalam penyusunan rencana pembangunan desa. Akibatnya kemudian adalah berhentinya fungsi LMD dan LKMD sebagai lembaga pengambilan keputusan dan perencana pembangunan di desa sebagai representasi kebutuhan masyarakat.
Dari hasil observasi di desa Kota Baru menunjukkan bahwa, pola perencanaan top-down dalam pembangunan pedesaan yang dipraktekkan sejak orde baru ternyata kurang efektif dalam upaya membangun dan memberdayakan masyarakat desa sebagai obyek sekaiigus subyek pembangunan.
Dari hasil penemuan tersebut, maka penulis mencoba menyarankan untuk dilakukannya reformasi kelembagaan masyarakat di desa Kota Baru, agar lebih demokratis, aspiratif terhadap kebutuhan masyarakat, serta berkualitas dalam pengertian bahwa aparatur yang duduk di kelembagaan tersebut memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik dalam merencanakan dan mengambil kebijakan dalam rangka mensukseskan pembangunan desa di Kota Baru Kabupaten Lahat Sumatera Selatan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan rill masyarakat desa Kota Baru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Poespitasari
"ABSTRAK
Dengan semakin majunya perekonomian di Indonesia yang
berakibat positif bagi perbaikan lingknngan hidup dan kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran telah meningkatkan
harapan hidup manusia dan diperkirakan akan meningkatkan jumlah
orang usia lanjut mencapai 19 juta orang (Kompas, 1992). Jumlah 19 juta
ini bukanlah jumlah yang sedikit dan tampaknya dapat berpengaruh
pada kehidupan ekonomi negara. Oleh karena itu perlu dipikirkan
untuk menjadikan usia lanjut tetap produktif^ sehingga mereka bukan
lagi menjadi beban imtuk perekonomian negara tetapi justru menjadi
modal perekonomian.
Menjadi tenaga pengajar diasumsikan akan menjadi profesi yang
tepat bagi para usia lanjut Selain tidak mengandalkan kekuatan fisik
semata, dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang lebih tinggi
menjadikan kelompok usia lanjut dapat menjadi lebih imggul daripada
kelompok usia lainnya, karena tidak dipungkiri bahwa seiring dengan
bertambahnya usia maka pengetahuan dan pengalaman yang bersifat
akumulatif yang dimilikinya juga bertambah. Mereka menjadi
bijaksana dalam. menilai dan menghadapi masalah yang ada (Schrank
& waring, 1983). Keuntungan lainnya, sebagai masyarakat budaya timur,
kita masih memiliki budaya masyarakat yang menempatkan para usia
lanjut sebagai kelompok pemikir dalam mengambil keputusan dan
jawaban dari masalah yang ada. Selain itu, stimulasi intelektual yang
didapat dengan tetap mengajar merupakan hal yang penting untuk tetap
menjaga seorang usia lanjut agar tetap sehat
Namun dalam era globalisasi dan informasi ini temyata menjadi
pengajar belum tentu merupakan pekerjaan yang mudah bagi usia
lanjut. Sebab, salah satu akibat dari adanya perubeihan yang cepat adalah
semakin banyaknya tuntutan dan kritikan terhadap dunia pendidikan.
Perguruan tinggi yang tidak mampu mencetak tenaga-tenaga terampd
dan berkuaUtas, tidak akan dapat beradaptasi dengan proses
pembangunan nasional yang makin melaju dengan cepat. Dengan
adanya tuntutan untuk membentuk mahasiswa yang berkualitas, maka
peran dosen semakin berat."
1999
S2719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>