Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81797 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Kresna Noer P.
"ABSTRAK
Setiap organisasi tentunya melakukan aktivitas komunikasi publik yang
merupakan peran dari boundary spanning dalam upayanya menyelaraskan
pertukaran informasi antara organisasi dengan lingkungan. Salah satu fungsi
komunikasi publik menurut Goldhaber (1993) adalah untuk membentuk dan
meningkatkan citra. Dalam membentuk dan meningkatkan citra diperlukan
pemahaman informasi yang baik dan benar antara sumber dan penerima informasi
sehingga aktivitas penciptaan dan penerimaan pesan bisa berjalan seperti yang
diharapkan. Penelitian dengan metode kuantitatif ini melihat seberapa besar
pengaruh komunikasi publik dalam membentuk citra perusahaan dengan studi
pada perusahaan produsen aspal buton PT. Aston Adhi Jaya yang melakukan
komunikasi publik berupa iklan, presentasi publik dan pemberitaan di media
massa.
Temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa ketiga aktivitas
komunikasi publik yang dilakukan dapat membentuk citra pada tahapan kognitif,
namun hanya presentasi publik saja dan pemberitaan di media massa yang
signifikan membentuk citra sampai tahapan afektif. Mengingat besarnya peran
presentasi publik maka aktivitas ini perlu ditingkatkan untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik atas suatu informasi mengenai PT. Aston Adhi Jaya
dan produknya. Selain itu perusahaan juga tidak menutup kemungkingan untuk
melakukan aktivitas komunikasi publik lainnya yang disesuaikan dengan publik
yang ingin dituju. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa peran media
konvensional masih efektif dalam membentuk citra.

ABSTRACT
Every organization certainly performs public communication activity ?
role of boundary spanning aiming to coordinate information exchange between
the organization and environment. As stated by Goldhaber (1993), one of the
public communication functions is to establish and improve image. In establishing
and improving the image, it is important to set up good and correct information
understanding between the source and receiver of information; thus, the message
composition and receipt may work well as expected. This quantitative-based
research is focused on how public communication influences the corporate image
establishment under the study on Buton Asphalt producing company - PT. Aston
Adhi Jaya ? which performs public communications of ads, public presentation
and news report in mass media.
The finding of this research shows that the three public communication
activities may establish image in cognitive stage, but, only public presentation and
news report in mass media can significantly establish image to affective stage.
Due to significant role of public presentation, this activity should be improved to
provide better understanding on the information regarding PT. Aston Adhi Jaya
and its products. In addition, it is also possible for the company to perform
different public communication activities adjusted with the targeted public. In this
research, it is obvious that the role of conventional media is still effective in
establishing the image."
2012
T30640
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Nopemly Sianipar
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota sibolga. Penelitian ini menggunakan teori Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai Agen Perubahan, Teori Knowledge Attitude Practice, Teori Difusi dan Adopsi Inovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah pasangan usia subur sebanyak 12.384 pasangan yang ada di kota sibolga. Penarikan sampel menggunakan rumus slovin dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 99 responden. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik proportional sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Uji hipotesis menggunakan pearson product moment diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,646 berada dalam tingkat hubungan yang kuat. Untuk uji regresi linear sederhana sebesar 41% yang dapat ditafsirkan bahwa komunikasi penyuluhan memiliki pengaruh kontribusi sebesar 41% terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi dan 59% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar komunikasi penyuluhan. Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan angka signifikansi tersebut dapat dilihat bahwa hipotesis alternatif yang diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana dengan adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota Sibolga."
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Caesilia Ika Widanti
"Anak yang lidak memiliki kcmampuan berkomunikasi yang baik akan mudah merasa fmstrasi (Schumaker & Deshler, l984). Toleransi mereka yang rendah terhadap munculnya rasa fmstrasi membuat mereka mudah kehilangan motivasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Durand & Beroti (dalam Jones et al, 1997) menyebutkan bahwa rendahnya motivasi bclajar disebabkan karena pada dasamya mereka ingin mcnghindarkan diri dari adanya tuntutan yang tidak dapal mereka penuhi. Ini sebabnya mcngapa anak yang mengalami kesulitan bclajar perlu diajarkan bagaimana caranya mengomunikasikan apa yang mereka rasakan dcngan cara yang mcnycnangkan dan menenangkan bagi mereka.
Capacchione (1989) mengungkapkan bahwa kondisi bebas yang diberikan pada saat anak membuat buku harian dapat membuat anak yang mengalami kesulitan bahasa menjadi reIaks dan menikmati kegiatan ini sebagai media eksplorasi dan cksprcsi diri. Program intervensi ini adalah program percontohan bagi ibu. Program ini disusun unruk mcmbamu ibu sebagai salah satu altematif kegiatan yang mengeksplorasi kemampuan berkomunikasi anak. Program ini dibagi dalam tiga tahap pelaksanaan dan bertujuan untulc mempersiapkan ibu agar dapat mendampingi anaknya dalam kegiatan membuat buku harian dan bercerita. Aktivitas pendampingan yang dilakukan ibu dapat menunjukkan pada anak bahwa ibu ada dan mau mendengarkan anak sehingga anak akan semakin didorong umuk mengcmbangkan kcmampuan bahasa ekspresifnya.
Hasil pelaksanaan intervensi memang belum mcnunjukkan hasil yang nyata, mcskipun tcrdapat sedikit peningkatan pada lcemampuan bercerita pada anak. Program yang dijalankan dalam waktu satu minggu ini tcmu saja masih belum dapat secara maksimal mendorong baik ibu maupun anal: untuk berkomunikasi secara lebih intensif.

Generally, children with communication disability have a low tolerance to frustration (Schumalcer & Deshler, 1984). This level of tolerance makes the children easily to get upset and lost their motivation. Durand & Beroti research shows that the reason why these children have lower level of motivation is because they want to avoid tasks they couldn‘t accomplish (Jones et al, 1997). This is why this child needs to learn how to communicate what they feel with fun and relaxing way.
Capacchione (1989) said that free from criticism for children when they‘re doing their writing and making their journal makes them relax and enjoy this activities as media for self exploration and seit' expression. This intervention program is just for an example. This program is trying to help child communication skills. This program divided in three stages in order to prepare mother as the one who delivered the program. This program is helping mother to be with Af to show that she will be around to listen. This will hopefully develop Af expressive language.
The result of the program still yet not showing the enhancement of Af communication skills, even there is a little enhancement in sharing stories. One week is not enough to delivered this program and created it as a habit. Mother and Af still need more time to intensively and better communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afia Fitriani
"Komunikasi pada Anak yang Mengalami Autistic Disorder Anak yang mengalami Autistic Disorder memiliki hambatan dalam tiga ranah utama yaitu, interaksi sosial timbal balik, komunikasi, dan pola tingkah Iaku repelitif (Ginanjar, 200_8). Tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik anak autis al-can mudah Bustrasi dan menunjukkan gangguan perilaku karena kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi (Mangunsong, 2009). Picture Exchange Communication .Slystam (PECS) rnerupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan cara berkomunikasi yang praktis kepada individu gang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dengan menggunakan kartu-ka11u bergambar (Bondy & Frost, 2001).
Program intervensi dalam tugns akhir ini diberikan pada D, anak laki-Iaki dcngan Autistic Disorder yang berusia 7 tahun. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi D me-lalui modilikasi perilaku dengan metode Pictu:-e lnlwlzange Cotmuunication System (PECS) sampai fase kedua dari enam fase PECS. I-lasil menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan data dasar dan evaluasi, kemampuan komunikasi D dengan menggunakan PECS menunjukkan peningkatan kcberhasilan sebesar 30%. Hasil ini didukung oleh prosedur intervensi yang terstruktur, jelas, dilaksanakan secara intensifl serta pembexian prompt yang membantu pemahaman instruksi. Kcndala pelaksanaan program antara lain, pilihan benda yang digunakan dalam intervensi, keadaan ruangan, kondisi D yang belum pcrnah mendapatkan intervensi, serta usia D. Sccara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa program intervensi ini cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi D.

Children with Autistic Disorder have deficits in three major domains, which are social interaction reciprocity, communication, and repetitive and stereotyped patterns of behavior (Ginanjar, 2008). Without fine communication skills, autistic children may easily frustrated and then show disturbing behavior because their needs are not understood (Mangunsong, 2009). Picture Exchange Communication System (PECS) is an alternative method using picture cards to teach a practical way to communicate for individuals with speech and language limitations (Bondy & Frost, 2001).
Intervention program in this final project is given to D, a 7 years old child with Autistic Disorder. The purpose is to improve D’s communication skills by behavior mcdilication using Picture Exchange Communication System (PECS) method up to the second phase from total six phase. Results shows that based on the comparision between baseline and evaluation data, D’s communication skills using PECS indicates 30% increase of success. Supportive factors of this result were clear and structured intervention procedure, carried out intensively, and additional prompt to aid instruction understandings Unfortunately, choices of items used in the intervention, room settings, D’s age and not ever received any intervention before became the hindrance factors. Overall, this intervention program is quite effective to improve D’s communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwi Rachmawati
"Penelitian ini berfokus untuk melihat efektivitas metode coaching dalam mengembangkan keterampilan sosial yang berhubungan dengan relasi interpersonal, yaitu perilaku menyapa, bercakap-cakap dan bermain informal. Penelitian dilakukan kepada seorang subyek yang berada pada periode perkembangan kanak-kanak madya. Desain penelitian yang digunakan adalah desain single-n dengan tipe A-B-A.
Metode coaching ini terdiri dari tiga tahap. Tahap instruksi menggunakan diskusi, cerita bergambar untuk analisis perilaku, tahap performa perilaku dengan bermain peran menggunakan media puppet dan bantuan teman (peer initiation), serta tahap generalisasi dilakukan pada berbagai setting. Pengukuran dilakukan sebelum program dimulai dan sesudah program selesai, menggunakan kuesioner bergambar, observasi terhadap target perilaku dan kuesioner rating by others.
Disimpulkan bahwa: 1) metode coaching efektif dalam mengembangkan keterampilan interpersonal menyapa; 2) untuk keterampilan bercakap-cakap dan bermain informal, metode coaching terbukti cukup efektif sampai tataran kognitif, namun belum dalam bentuk perilaku; 3) diperkirakan terjadi perubahan persepsi yang lebih positif dalam diri subyek ketika menghadapi interaksi sosial.

This study is focused on discovering the efectivity of coaching method in developing social skills related to interpersonal relation; greeting others, making conversation and playing informally. The subject of this study is an individual in the middle childhood period. This study using the single-n design with A-B-A type.
Coaching method consist of three stages. First, the instruction stage involved discussion and comic strip as a mean of behavior analysis. Second, behavior performance stage using paper puppet and peer initiation. Last, generalization stage done in several different settings. This study using three tools to measure its effectiveness; questionnaire in form of comic illustration, behavior check list of target behavior, and rating by others questionnaire. The measurement is conduct on pre and post program.
The following are the results : 1) coaching method is proven to be effective in developing greeting behavior 2) coaching method is proven to be effective on cognitive level but not behavior for making conversation and playing informally behavior, 3) it is estimated that subject has experience a perception changes into a positive state in facing social interaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31151
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Nurmagandi
"Pesatnya perkembangan game online saat ini dapat dilihat dari tingginya jumlah pengguna salah satunya pengguna usia remaja. Usia remaja merupakan usia dengan tugas perkembangan psikososial yakni pembentukan identitas diri yang berisiko mengalami adiksi game online apabila mengalami masalah dalam proses perkembangan. Pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dapat digunakan untuk pembentukan konsep diri dan keterampilan komunikasi agar remaja mencapai perilaku adaptif dalam menghadapi tugas perkembangan psikososialnya sehingga mampu terhindar dari risiko adiksi game online.
Tujuan penelitian ini adalah menilai pengaruh pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik usia remaja dan latihan komunikasi asertif terhadap konsep diri dan keterampilan komunikasi remaja untuk mencegah adiksi game online. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental pre-post test with control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified sampling kemudian proportional sampling dan simple random sampling dengan jumlah remaja sebagai responden yaitu 76 remaja yang terbagi atas 2 kelompok. Kelompok intervensi memperoleh pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif sedangkan kelompok hanya memperoleh pendidikan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja kelompok intervensi mengalami perubahan yakni peningkatan konsep diri dan keterampilan komunikasi setelah dilakukan pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dibandingkan remaja kelompok kontrol yang hanya memperoleh pendidikan kesehatan (ρ value < 0,05). Nilai rata-rata konsep diri dan keterampilan komunikasi remaja kelompok intervensi lebih besar dibandingkan konsep diri dan keterampilan komunikasi remaja kelompok kontrol setelah pelaksanaan pendidikan kesehatan, terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif (ρ value < 0,05). Terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dapat menjadi terapi yang digunakan dalam pelayanan keperawatan untuk meningkatkan perilaku adaptif remaja terhadap perkembangan psikososial melalui peningkatan konsep diri dan keterampilan komunikasi pada remaja sebagai upaya pencegahan risiko adiksi game online.
Pelayanan keperawatan pada sasaran remaja menggunakan pendidikan kesehatan dapat dilakukan oleh perawat generalis sedangkan terapi kelompok terapeutik dan latihan komunikasi asertif dapat dilakukan oleh perawat spesialis melalui kerjasama dengan pihak sekolah. Pelayanan keperawatan juga dapat diberikan kepada keluarga agar dapat menjalankan tugas dan fungsi keluarga agar menjadi sumber dukungan sosial, pengawasan serta kontrol keluarga dan lingkungan terhadap aktivitas bermain game online agar remaja terhindar dari risiko adiksi game online.

The rapid development of online games today could be seen from the high number of users, one of which was teenagers. Adolescence was an age with the task of psychosocial development, namely the formation of self-identities that were at risk of experienced online game addiction if they experienced problems in their development process. Health education, therapeutic group therapy and assertive communication training could be used to form self-concept and communication skills so that adolescents achieved adaptive behavior in faced their psychosocial development tasks so that they were able to avoided the risk of online game addiction.
The purpose of this study was to assessed the effect of health education, adolescent therapeutic group therapy and assertive communication training on adolescent self-concept and communication skills to prevent online game addiction. The research design used a quasi experimental pre-posttest with control group. The sampling technique used stratified sampling then proportional sampling and simple random sampling with the number of adolescents as respondents, namely 76 adolescents who were divided into 2 groups. The intervention group received health education, therapeutic group therapy and assertive communication training, while the group only received health education.
The results showed that adolescents in the intervention group experienced changed, namely increased self-concept and communication skills after health education, therapeutic group therapy and assertive communication training compared to adolescents in the control group who only received health education (ρ value <0.05). The mean value of self-concept and communication skills of adolescents in the intervention group was greater than the self-concept and communication skills of adolescents in the control group after the implementation of health education, therapeutic group therapy and assertive communication exercises (ρ value <0.05). Therapeutic group therapy and assertive communication training could be used in nursing services to improved adolescent adaptive behavior to psychosocial development through increased self-concept and communication skills in adolescents as an effort to prevent the risk of online game addiction.
Nursing services for adolescents using health education could be carried out by generalist nurses, while therapeutic group therapy and assertive communication exercises could be carried out by specialist nurses in collaboration with the school. Nursing services also could be provided to families in order to carried out family duties and functions in order to became a source of social support, family and environmental supervision and controlled of online game played activities so that teenagers avoided the risk of online game addiction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawati Nuansa Puspa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah intervensi untuk mengatasi persepsi dukungan organisasi mengenai keadilan yang diterima oleh karyawan PT ABC yang tengah mengalami perubahan, guna meningkatkan kesiapan untuk berubah pada diri karyawan PT ABC. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengambilan data berupa kuesioner yang terisi lengkap oleh 90 karyawan tetap PT ABC. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan Readiness for Organizational Change (Holt et al., 2007) dan Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi terbukti secara signifikan mempengaruhi kesiapan untuk berubah karyawan (R2 = 0.403, p<0.001). Artinya, peningkatan persepsi dukungan organisasi dapat memunculkan terjadinya peningkatan kesiapan untuk berubah karyawan. Lebih lanjut, dimensi yang memberikan pengaruh terhadap kesiapan untuk berubah ialah dimensi keadilan. Desain intervensi untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi khususnya untuk dimensi keadilan dilakukan melalui pelatihan peningkatan kemampuan komunikasi.

This research aims to develop an intervention to address the perceived organizational support of the fairness by employees of PT ABC which is undergoing changes, in order to improve readiness for change on the employee PT ABC. This research was conducted through a quantitative approach, the technique of data collection was a questionnaire which is completed by 90 permanent employees of PT ABC. The questionnaire used in this study was developed by the Organizational Readiness for Change (Holt et al., 2007) and Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Regression test results indicate that the perception of organizational support shown to significantly influence the readiness to change employees (R2 = 0.403, p <0.001). That is, an increase in the perception of organizational support can give rise to an increase in readiness for change employees. Furthermore, the dimensions of which give effect to the readiness for change is fairness. Design interventions to improve the perceived organizational support, especially for the fairness is done through training to improve communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Mardiati Agustin
"ABSTRAK
Mahasiswa praktik klinik keperawatan merupakan bagian dari perawat profesional yang dituntut untuk berkomunikasi yang baik, efektif dan asertif baik pada perawat ruangan maupun dengan pasien.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh terapi Assertiveness trainng (AT) terhadap kemampuan komunikasi asertif mahasiswa praktik klinik kepada perawat ruang rawat inap. Sampel 60 responden dengan 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukan kemampuan komunikasi asertif mahasiswa yang mendapatkan AT meningkat sebesar 2,27 (4,54%) dengan p value < 0,05. Terapi ini direkomendasikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi asertif mahasiswa. Praktik klinik Keperawatan.

ABSTRACT
Students of nursing clinical practice is part of a professional nurse who is required to communicate well, effectively and assertively both when they are in the room and when they are talking to clients or patients. The goal of this research is to gain an overview of the influence of Assertiveness training (AT) therapy to the assertive communication skills for nursing clinical practice students to the nurses in inpatient ward. The samples consist of 60 respondents with 30 respondents in intervention group and 30 respondents in control group. The results show that students with assertive communication skills increased the AT significantly by 2.27 (4,54%) with a p value <0.05. This therapy is recommended to increase assertive communications for nursing clinical practice students"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.G. Lunandi, translator
Yogyakarta: Kanisius, 1987
302.34 LUN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suyatno
"

Latar belakang: Angka Skizofrenia di Jawa Tengah melebihi dari rata-rata di Indonesia yaitu sebesar 0,25%. Gejala skizofrenia digolongkan sebagai gejala positif dan negatif. Gejala positif yaitu halusinasi dan defisit fungsi kognitif. Selain fungsi kognitif, isolasi sosial juga dapat mempengaruhi motivasi. Motivasi merupakan perilaku untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan setelah melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Hal ini akan berdampak juga pada fungsi sosial klien.

Tujuan: untuk mengetahui pengaruh latihan keterampilan sosial terhadap fungsi kognitif, motivasi, dan fungsi sosial pada klien dengan isolasi sosial; penelitian ini juga untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif, motivasi, dan fungsi sosial pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah kelompok intervensi diberikan LKS.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan kuasi ekperimen menggunakan dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Setiap kelompok terdiri atas 36 responden pada kelompok intervensi dan kontrol.
Hasil: Ada pengaruh latihan keterampilan sosial terhadap fungsi kognitif, motivasi, dan fungsi sosial pada klien dengan isolasi sosial; fungsi kognitif, motivasi, dan fungsi sosial meningkat secara signifikan pada kelompok intervensi; berdasarkan dari uji statistik menunjukkan motivasi mengalami peningkatan yang paling rendah.
Rekomendasi: Perawat spesialis memberikan latihan keterampilan sosial di rumah sakit sehingga perlu ditambahkan jumlah perawat spesialis di rumah sakit.

Background: Schizophrenia rates in Central Java exceed the average in Indonesia which is 0.25%. Symptoms of schizophrenia are classified as positive and negative symptoms. Positive symptoms are hallucinations and cognitive function deficits. Besides cognitive function, social isolation can also influence motivation. Motivation is a behavior to obtain pleasure and satisfaction after doing something according to his abilities. This will also have an impact on the client`s social functions.
Objective: to determine the effect of social skills training on cognitive functions, motivation, and social functions on clients with social isolation; this study was also to determine differences in cognitive function, motivation, and social function in the intervention group and the control group after the intervention group was given LKS.
Method: Quantitative research with quasi-experiment using two groups namely intervention and control groups. Each group consisted of 36 respondents in the intervention and control groups.
Results: There is the influence of social skills training on cognitive functions, motivation, and social functions on clients with social isolation; cognitive function, motivation, and social function increased significantly in the intervention group; based on the statistical test shows the motivation experienced the lowest increase.
Recommendation: Specialist nurses provide social skills training at the hospital so that the number of specialist nurses in the hospital needs to be added.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>