Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambon: Lembaga Kebudayaan Maluku, 2010
R 551.42 MAG
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Deane, Shirley
London: John Murray, 1979
959.85 DEA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ammar Zuhdi
"ABSTRAK
Penelitian ini berkenaan dengan peristiwa invasi yang terjadi pada masa Perang Dunia II di Asia Pasifik, atau Perang Pasifik, di pulau Morotai, kepulauan Maluku. Pulau itu merupakan bagian dari kolonialisme Hindia Belanda sebelum dikuasai oleh pemerintahan Angkatan Laut Armada III kemaharajaan Jepang. Fokus penelitian ini adalah pada urgensi dan strategisnya pembangunan infra struktur militer di pulau Morotai yang kemudian menjadi kunci keberhasilan Amerika Serikat dalam merebut kembali Filipina. Dalam upaya ini AS mengembangkan poros Pasifik Barat Daya dengan merebut Morotai dan menjadikannya sebagai lokasi penempatan pesawat tempur serta logistik yang dibutuhkan. Terdapat tiga tahapan dalam upaya perebutan Morotai, yaitu: 1) perencanaan penyerangan dan penilaian pentingnya Morotai bagi AS, 2) operasi tempur untuk merebut pulau itu dan 3) pemanfaaatan landasan udara untuk menunjang operasi militer menyerbu Filipina. Penelitian ini menggunakan metode sejarah serta menggunakan sumber primer berupa arsip dan dokumen militer yang dimiliki oleh AS. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pemahaman mengenai aspek perebutan wilayah dengan maksud untuk memanfaatkan landasan udara yang mendukung pertempuran di daratan. Dari penelitian ini ditemukan bahwa penggunaan landasan udara sangat penting sebagai bagian dari strategi tempur yang dilakukan oleh Jenderal Douglas MacArthur dalam upaya untuk menguasai kembali Filipina.

ABSTRACT
This research deals with an invasion during World War II in Asia-Pacific area, Pacific War, happened in Morotai island, the Moluccas. The island belonged to former Dutch East Indie before it fell down to the III Japanese Empire Navy Fleet. This research is focusing on building and maintaining military infrastructure in the island that was needed for US campaign in retaking the Philippines. There were three steps that were conducted in order to invade the Morotai, i.e: 1) planning and assessment about the islands importance for the US war effort in Southwest Pacific Area, 2) field operation to invade the island, 3) using of such an aerodrome to further assists military operation to regain the Philippines. The method used for this research is the method of history that used sources from US military archives and documents. This research aims to know more further on the aspects of military strategy as island invasions from the aerodrome to support ground combats. From this research, it is found that the usage of aerodrome in Morotai Island is very important in order to assist the military strategy of General Douglas MacArthur to recapture the Philippines."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Covarrubias, Miguel
London : Oxford University Press, 1972
919.27 COV i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Divo Ario Noercahyo
"Perkembangan industri pariwisata membawa tantangan baru di Taman Nasional Bunaken (TNB). Pada tahun 2016, di resmikannya rute penerbangan langsung di beberapa kota di China dari dan menuju Manado, menyebabkan peningkatan jumlah wisatawan asal Tiongkok, situasi tersebut dapat membahayakan ekosistem terumbu karang di Pulau Bunaken. Kebijakan baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan tersebut dapat menimbulkan indikasi pariwisata massal yang merusak. Penelitian ini melakukan studi awal pengukuran keberlanjutan Pulau Bunaken sebagai destinasi pariwisata. Sebagai kajian untuk masa mendatang dan meninjau kembali keberhasilan manajemen pengelolaan TNB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode penilaian cepat untuk pariwisata di Pulau Bunaken (RAPBunaken). Analisis RAPBunaken menggunakan 24 atribut dengan tujuan mengukur keberlanjutan berdasarkan empat indeks: ekologis (72,83), ekonomi (55,19), sosial (50,23), dan kelembagaan (45,53). Indeks kumulatif keberlanjutan ekosistem terumbu karang rata-rata adalah 55,94, hasil tersebut menunjukan keberlanjutan dalam status sedang. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi awal untuk pengelolaan Taman Nasional Bunaken di masa depan

The development of the tourism industry brings a new challenge in Bunaken National Park. In 2016, new direct flight routes were established from and to Manado, spike an increase in the number of tourists from China, create an unusual situation that could jeopardize the coral reefs ecosystem in Bunaken Island. Encounter new policy to increase tourist volume could lead to destructive mass tourism. This research presented a preliminary measurement of sustainability in Bunaken Islands as a tourist destination, future challenge, and revisiting successful story management of this National Park. The data obtained were analyzed using the rapid appraisal technique for Bunaken Island tourism (RAPBunaken). The RAPBunaken analysis used 24 attributes to measure destination sustainability, based on four indices: ecological (72,83), economic (55,19), social (50,23), and institutional (45,53). The average cumulative index of coral reef ecosystem sustainability was 55,94, within a threshold denoting sustainability in medium status. The findings of this study can use as a recommendation for future management of Bunaken National Park"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habsari Budhi Utami
Jakarta: Canting Exploring Indonesia, 2011
R 333.72 HAB p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Riskianingrum
"Disertasi ini membahas Budaya Risiko di Pulau Sebesi dalam perspektif Perubahan Sosial antara tahun 1883-2018. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah sosial dengan analisisnya menggunakan pendekatan struktural dari Ferdinand Braudel dan konsep tiga Budaya Risiko milik Steicher, et. al.(2018), Cornia, et. al.(2014), dan Beccera, et. al.(2020), yang ketiga konsep tersebut berakar dari Cultural Theory of Risk dari Mary Douglas dan Aaron Wildavsky di tahun 1982. Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 telah membangkitkan kembali ingatan bersama tentang letusan Krakatau 1883. Bencana yang pada awalnya terlupakan oleh masyarakat di Pulau Sebesi, kembali diingat dan semakin menguat saat mereka mengalami tsunami 2018. Namun demikian, bencana tsunami tidak meninggalkan trauma bagi sebagian besar masyarakat Sebesi, bahkan mereka enggan untuk berpindah dari pulau tersebut, terlepas dari kenyataan bahwa ada ancaman bencana di sekitar lingkungan mereka. Tsunami 2018 pun secara nyata merubah persepsi mereka tentang gunung Anak Krakatau, yang awalnya sebagai pembawa berkah karena mendatangkan turis ke pulau mereka, menjadi ancaman yang bisa menimbulkan risiko bencana. Oleh karena itu, disertasi ini mengkaji pengalaman sosial masyarakat Sebesi yang terkena dampak tsunami 2018 dengan menganalisis faktor-faktor pemicu ancaman bahaya di Sebesi, menelaah alasan terbentuknya budaya risiko, serta materialisme budaya risiko pada masyarakat Sebesi. Hasil studi ini juga menjelaskan kehadiran pemerintah dalam penanggulangan bencana di pulau Sebesi. Namun demikian, hal yang menjadi sorotan dalam studi ini bahwa pemerintah cenderung datang saat telah terjadi peristiwa bencana, namun tidak tampak dalam keadaan normal. Keadaan yang terjadi di pulau Sebesi seolah mengembalikan status pendekatan penanganan bencana di Indonesia kepada disaster response based atau tindakan reaktif saat terjadi bencana. Padahal, paradigma pengelolaan bencana di Indonesia saat ini berbasis Pengurangan Risiko Bencana. Seringnya Anak Krakatau ber-erupsi menyebabkan masyarakat seakan terbiasa terhadap perilaku gunung ini. Risiko yang ada dalam keseharian masyarakat Pulau Sebesi telah menjelma menjadi bagian dari budaya kehidupan mereka. Rutinisasi membersamai Anak Krakatau telah mendorong munculnya budaya risiko di pulau Sebesi.

The dissertation discusses Risk Culture on Sebesi Island during the period of 1883-2018 from the perspective of Social Change. This is social history research applying Ferdinand Braudel's structural approach analysed with the risk culture concept from Steicher, et. al. (2018); Cornia, et. al. (2014); and Beccera, et. al. (2020). The three concepts are rooted in the Cultural Theory of Risk from Mary Douglas and Aaron Wildavsky in 1982. The Sunda Strait tsunami on December 22 2018 has revived the memories of the 1883 Krakatau eruption. A disaster that was initially forgotten by the community on Sebesi Island, was remembered again and became even stronger when they experienced the 2018 tsunami. However, the tsunami disaster did not leave a trauma for most of the Sebesi people, in fact they were reluctant to move from the island, despite the fact that there was a threat of disaster around their environment. The 2018 tsunami also significantly changed their perception of Mount Anak Krakatau, which was initially a blessing because it brought tourists to their island, to become a threat that could pose a risk of disaster. Therefore, this dissertation examines the social experiences of the Sebesi community who were affected by the 2018 tsunami by analyzing the factors that trigger the danger in Sebesi, examining the reasons for the formation of a risk culture, as well as the materialism of the risk culture in the Sebesi community. The results of this study also explain the government's presence in disaster management on Sebesi Island. However, what is highlighted in this study is that the government tends to come when a disaster has occurred, but does not appear under normal circumstances. The situation that occurred on Sebesi Island seemed to return the status of the disaster management approach in Indonesia to disaster response based or reactive action when a disaster occurs. In fact, the current disaster management paradigm in Indonesia is based on Disaster Risk Reduction. The frequent eruptions of Anak Krakatau cause people to become accustomed to the behavior of this mountain. The risks that exist in the daily lives of the people of Sebesi Island have become part of their cultural life. The routinization of accompanying Anak Krakatau has encouraged the emergence of a risk culture on Sebesi Island."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engelenhoven, Thomas Pieter Gerrit van
Leiden : KITLV Press, 2004
499.25 ENG l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Sella Isnaini
"Aktivitas manusia di perkotaan telah menyebabkan perubahan tutupan lahan yang masif dan mengakibatkan tingginya land surface temperature di daerah perkotaan dibandingkan dengan lingkungan alam sekitarnya yang dikenal sebagai efek urban heat island (UHI). Fenomena urban heat island (UHI) dapat dinilai berdasarkan suhu land surface temperature (LST) dengan threshold temperature diatas 30°C. Peneliti melakukan analisis fenomena urban heat island di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial temporal urban heat island di Kota Sukabumi tahun 2000, 2010, dan 2020. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan land surface temperature dengan perubahan tutupan lahan, kehijauan vegetasi, dan kerapatan bangunan di Kota Sukabumi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena urban heat island semakin meningkat dan menyebar di Kota Sukabumi dan hampir seluruh Kota Sukabumi mengalami fenomena urban heat island. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara land surface temperature dengan kehijauan vegetasi dan kerapatan bangunan yang diketahui bahwa nilai kehijauan vegetasi berbanding terbalik dengan land surface temperature dan kerapatan bangunan berkorelasi positif atau berbanding lurus dengan land surface temperature.

Human activities in urban areas have led to massive changes in land cover, resulting in elevated land surface temperatures in urban areas compared to the surrounding natural environment, known as the urban heat island (UHI). The UHI phenomenon is assessed based on land surface temperature (LST) with a threshold temperature above 30°C. Researchers analyzed the urban heat island phenomenon in Sukabumi City, West Java. This study aims to analyze the spatial-temporal distribution of the urban heat island in Sukabumi City for 2000, 2010, and 2020. Additionally, the research examines the relationship between land surface temperature and changes in land cover, vegetation greenness, and building density in Sukabumi City. The findings reveal a growing and widespread urban heat island phenomenon in Sukabumi City, with almost the entire city experiencing this effect. Statistical tests indicate a correlation between land surface temperature and vegetation greenness and building density. It is observed that vegetation greenness is inversely related to land surface temperature, while building density correlates positively or directly with land surface temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Suryanetti
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, dikembangkan suatu sistem penyaluran BBM di Kepulauan Selayar. Untuk mendapatkan kebutuhan BBM dengan proyeksi menggunakan regresi liner multivariabel terhadap realisasi penyaluran BBM. Dari hasil proyeksi kebutuhan BBM sampai tahun 2026 dilakukan analisis terhadap kebutuhan penyalur. Untuk mendapatkan kebutuhan sub penyalur digunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process dalam penentuan kriteria lokasi sub penyalur sehingga didapatkan pembobotan per kecamatan dan diperoleh kebutuhan BBM per kecamatan. Hasil perhitungan keekonomian sub penyalur dengan IRR Internal Rate of Return sebesar 15 , didapatkan volume minimal sebesar 358 kl/tahun, NPV Net Present Value sebesar Rp.36.247.871,- dan Payback Period selama 6 tahun. Untuk karakteristik daerah kepulauan dengan sebaran penduduk yang tidak merata, sistem penyaluran BBM di Kepulauan Selayar adalah dengan penyaluran BBM melalui 4 APMS penyalur yang sudah ada dan melalui mekanisme sub penyalur sebanyak 29 sub penyalur. Kata kunci : BBM, kepulauan, penyalur, sub penyalur, kepulauan Selayar.

ABSTRACT
In this research, we developed a system of distribution oil fuel in selayar island. To obtain the oil fuel necessity projection by using multi variable linear regression toward the realization of oil fuel distribution. From the result of oil fuel necessity projection up to the year of 2026, an analysis is being done toward the retailer necessity. To obtain the sub distributor necessity, AHP Analytical Hierarchy Process is used in weighing criteria for sub retailer location and resulted in weighing per subdistricts and oil fuel necessity per regency. The output of the sub retailer economic calculations with IRR internal rate of return of 15 resulted minimum volume of 358 kl year, NPV Net Present Value is Rp.36,247,871, and payback period of 6 years. For island regions with characteristic of uneven population spread, the oil fuel distribution system in selayar island is by oil fuel distribution via existing 4 APMS retailer and through sub retailer mechanism of 29 sub retailer. keywords fuel, public, island, retailer, sub retailer, selayar island"
2017
T48206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>