Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Washington D.C.: American Association of State Highway and Transportation Officials, 1978
R 388.1 Ame
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Amrul Alam
"Tesis ini membahas mengenai kebijakan pemerintah di sektor transportasi, khususnya di daerah perkotaan. Penelitian ini mengambil studi kasus di wilayah Kota Tangerang. Tingginya angka kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal, serta kerugian material dan kerugian imaterial akibat ketidak efisienan sistem transportasi, melatar belakangi penelitian ini. Lambatnya pemerintah pusat dalam mensosialisasikan undang-undang dalam hal pengimplementasian di daerah, menciptakan permasalahan tersendiri di banyak daerah di Indonesia. Ketimpangan kualitas sumber daya manusia antara pusat dan daerah, juga menjadi permasalahan yang mengakibatkan menjadi lambatnya proses adopsi pembangunan secara keseluruhan. Tesis ini dengan menggunakan metode AHP (Analityc Hierarchy Process). Meneliti seberapa besar pengaruh pemangku kepentingan berperan dalam menciptakan iklim atau kondisi transportasi yang ideal. Pada penelitian ini pemangku kepentingan(stakeholders) ini dikelompokkan menjadi tiga yakni, Pemerintah, Legislatif, dan Masyarakat. Penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu April hingga Juni 2010 juga mencari alternatif tindakan atau alternatif kebijakan yang dapat dijadikan prioritas oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam mengurai persoalan lalulintas khususnya di Kota Tangerang.

This study discusses the government policy in the transportation sector with focus on the urban areas. Tangerang city has been chosen as the case study due to the high numbers of deaths caused by accidents on the roads. The high numbers of accidents that cause deaths, according to the Indonesian police records, reached approximetely 11000 people per year. I concluded that this high numbers of losses of deaths are very significant to understand the implementation of the transportation policy in Tangerang. In order to solve the problem, in searching for solutions, I decided to use Analytic Hierarchy Process method (AHP) as my research method to examine how much influence of the stakeholders in making the transportation conditions become ideal for safetiness and efficiencycy. In the study, the stakeholders are grouped into three types of groups according to their sectors namely; Government Authorities, Legislative Authorities, and Community (Public Users). The study has been conducted from April to June 2010. The study also aims at an understanding of the alternative policies of urban transportation which become a priority in searching for a better solution to the current conditions in Tangerang. I found that the Indonesian Government is too slow in inplementing the transportation regulations to the local government. This slow implementation has also created a major problem for other local governments in Indonesia, including the area which I choose as my case study. Another problem arise because of the slow implementation are an inequality in quality of human resources between Indonesian government in Jakarta and local governments and inequality of development in other district areas in Indonesia. Based on these conclusions I have established alternative suggestions for the local governments to take better policies for the future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29642
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ismail Hafidz Sadjidullah
"Ruas jalan tol sebagai jalur yang dapat menghubungkan transportasi darat yang diklaim bebas hambatan membutuhkan sebuah parameter kualitas pelayanan yang dapat terukur yang mengikuti standar yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Permen PU No. 392 Tahun 2005, Pemerintah mengeluarkan Standar Pelayanan Minimal SPM yang secara umum menjelaskan parameter mengenai kondisi pelayanan minimum ruas jalan tol yang meliputi kondisi jalan, kecepatan tempuh rata - rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, dan unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan. Pada penelitian ini, dari keenam parameter tersebut akan diuraikan menjadi 33 parameter lainnya yang dimasukkan ke dalam desain kuisioner yang disusun oleh Badan Pengawas Jalan Tol BPJT. Dengan menggunakan data yang didapat dari kuisioner yang telah disebar, dilakukan analisis terhadap hasil kuisioner menggunakan Structural Equation Models SEM dengan pendekatan Partial Least Square PLS yang menghasilkan nilai koefisien yang menyatakan pengaruh dari masing - masing variabel terhadap kepuasan dan harapan dari 11 sampel ruas jalan tol yang ada di Indonesia.

Toll roads as a pathway to facilitate land transportation which claimed by the freeway requires a service quality parameter that can be measured by following the standards issued from the government Through Permen PU No. 392 In 2005, the Government issued a Standar Pelayanan Minimal SPM, which generally describes the parameters on the condition of minimum service toll roads include road conditions, travel speed average mobility, accessibility, safety, the unit rescue, and rest area. In this study, the six parameters will be broken down into 33 other parameters which are incorporated into a questionnaire prepared by the Toll Road Regulatory Agency BPJT. Following the questionnaire that has been deployed on the toll roads and questionnaire analysis results using Structural Equation Models SEM which use the model of Partial Least Squares PLS obtained in the form of values coefficient of importance of toll roads satisfaction and expectation in 11 samples of toll roads in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Widyadayinta
"ABSTRAK
Transjakarta telah mengembangkan cakupan layanan dengan membuat Transjabodetabek Suburban Service , yang memberikan layanan dari kota-kota pinggir Jakarta ke dalam Jakarta dan sebaliknya. Salah satunya rute Ciputat ndash; Bundaran HI Tosari yang terintegrasi dengan Transjakarta Koridor 1 dan 8. Rute ini tidak menggunakan jalur khusus dan tidak ada halte fisik seperti pada koridor utama Transjakarta.Survei statis maupun survei dinamis dilakukan pada hari kerja, untuk mendapatkan data waktu tempuh dan tundaan, waktu tunggu penumpang, headway waktu antara , serta data ridership penumpang . Kemudian hasil pengolahan data dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Transjakarta yang terkait dengan Kecepatan Perjalanan, Kepadatan Penumpang, Waktu Antara serta Waktu Tunggu di Halte sebagai variabel-variabel yang sering menjadi concern masyarakat. Uji korelasi dan komparasi dilakukan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja, sebagai dasar prioritas dalam mengembangkan layanan.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja bus Transjabodetabek Ciputat ndash; Tosari berdasarkan keempat indikator SPM, belum memenuhi standar yang ada, kecuali indikator kepadatan penumpang. Berdasarkan korelasi Rank Spearman, variabel waktu tempuh paling banyak memiliki hubungan positif dengan variabel tundaan dibandingkan variabel lainnya. Peningkatan kinerja layanan dilakukan dengan penambahan jumlah bus. Dibutuhkan 18 bus untuk mencapai waktu antara bus dilepas dari Pool sebesar 10 menit pada pagi hari dan 13 menit pada sore hari. Dengan mengurangi tundaan, dibutuhkan 15 bus untuk mencapai waktu antara 10 menit pada pagi hari dan 11 menit pada sore hari.

ABSTRACT
Transjakarta have developed their services scope as Transjabodetabek Suburban Service that operate from greater Jakarta into Jakarta central vice versa. One of the route is Ciputat ndash Bundaran Hotel Indonesia Tosari and integrated with corridor 1 one and 8 eight . This services are not travel on the exclusive lane busway.Static and dynamic surveys are conducted on weekdays to get variable of travel time and delay, waiting time of passenger at the bus stop, headway and ridership of the bus. Minimum Service Standard MSS of Transjakarta will be compared with the result of variable headway, travel speed, and waiting time at the bus stop as concern of all the people of Jakarta. Analysis with correlation and comparison test will do to find the most influential variable on performance as the base of priority to develop services for the people.Analysis results show the performance of Transjabodetabek Ciputat Tosari based on the four MSS indicators has not met the existing standard, except the passenger density indicator. Based on Rank Spearman correlation, the travel time variable has positive relationship with delay compared to the other variables. Improved service performance is done by increasing the number of buses. It takes 18 buses to reach headway the time between the buses released from the Pool by 10 minutes in the morning and 13 minutes in the afternoon. By reducing the delay, it takes 15 buses to reach the headway by 10 minutes in the morning and 11 minutes in the afternoon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Arkananta
"Kota Bogor berada di tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya cukup dekat dengan lingkup Jabodetabek sehingga mobilitas masyarakat semakin tinggi. Namun, terdapat beberapa layanan angkutan umum yang tidak efisien di Kota Bogor sehingga diperlukan alternatif untuk meningkatkan layanan angkutan umum di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi masyarakat terhadap layanan Trem di Kota Bogor. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan model logit biner yang dibangun berdasarkan hasil data survei primer dengan metode Stated Preference. Model fungsi utilitas dibangun dengan pendekatan regresi logistik yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik perjalanan dan moda transportasi. Pembentukan fungsi utilitas pada setiap kelompok dibangun dengan variabel yang berkorelasi dan signifikan berdasarkan uji korelasi Spearman serta terpilih melalui metode stepwise. Setiap fungsi utilitas diuji kelayakannya dengan uji Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, dan Nagelkerke R Square. Selanjutnya dilakukan uji validasi antara data real dengan data model menggunakan Root Mean Square Error (RMSE). Setelah itu, dilakukan pemilihan model terbaik berdasarkan hasil uji kelayakan dan validasi serta dilakukan pengujian komparasi menggunakan Mann-Whitney. Berdasarkan hasil analisis, ditetapkan enam model terpilih dengan variabel yang paling berpengaruh terhadap preferensi masyarakat, yaitu tarif, waktu tunggu, penghematan waktu, dan selisih biaya. Potensi penggunaan layanan Trem berdasarkan preferensi tarif Rp5.500 pada kendaraan umum eksternal sebesar 93.96%, pada kendaraan mobil internal sebesar 76.69%, dan pada kendaraan motor eksternal sebesar 93.36%. Sedangkan tingkat potensi penggunaan layanan Trem berdasarkan preferensi waktu tunggu 5 menit pada kendaraan umum internal sebesar 91.88% dan pada waktu tunggu 10 menit sebesar 86.39%.

Bogor City is located in the middle of Bogor Regency and is quite close to the Jabodetabek area, resulting in higher community mobility. However, there are several inefficient public transport services in Bogor City so that alternatives are needed to improve public transport services in Bogor City. This study aims to analyze people's preferences for Tram services in Bogor City. The analysis method in this study uses a binary logit model built based on the results of primary survey data with the Stated Preference method. The utility function model was built with a logistic regression approach grouped by travel characteristics and transportation modes. The formation of utility functions in each group was built with variables that were correlated and significant based on the Spearman correlation test and selected through the stepwise method. Each utility function was tested for feasibility using the Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, and Nagelkerke R Square. Furthermore, a validation test is carried out between real data and model data using Root Mean Square Error (RMSE). After that, the best model selection was carried out based on the results of the feasibility and validation tests and comparative testing using Mann-Whitney. Based on the results of the analysis, six models were selected with the most influential variables on public preferences, namely tariff, waiting time, time savings, and cost difference. The potential use of Tram services based on tariff preferences of Rp5,500 on external public vehicles amounted to 93.96%, on internal car vehicles amounted to 76.69%, and on external motor vehicles amounted to 93.36%. While the level of potential use of Tram services based on 5-minute waiting time preferences on internal public vehicles amounted to 91.88% and at a waiting time of 10 minutes amounted to 86.39%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmawan Bagus Prakoso
"Latar belakang penelitian ini adalah rencana penutupan terminal Lebak Bulus dikarenakan pembangunan proyek MRT (Mass Rapid Transit) yang berimbas terhadap rencana pemindahan bus AKAP (antar kota antar propinsi) dari terminal Lebak Bulus ke terminal Kampung Rambutan.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan prioritas bus AKAP yang dipindahkan ke terminal Kampung Rambutan dan dampak yang ditimbulkan akibat pemindahan tersebut serta memberikan alternatif solusi terhadap penumpang.
Metode yang dipakai dalam penentuan prioritas pemindahan bus AKAP antara lain berdasarkan analisis proporsi bus AKAP dan analisis karakteristik demand penumpang, sedangkan metode yang dipakai dalam mengetahui dampak yang terjadi, antara lain analisis peningkatan perjalanan dan analisis penambahan beban volume lalu lintas akibat pemindahan bus AKAP.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pemindahan bus AKAP diprioritaskan untuk trayek Jawa Barat dikarenakan trayek Jawa Barat merupakan trayek dominan dan memiliki demand penumpang yang cukup besar di sekitar Kampung Rambutan, selain itu pemindahan ini berdampak meningkatkan antrian di sekitar Kampung Rambutan terutama di Pasar Rebo.

The background of this research is the plan of shutdown of Lebak Bulus Terminal because of MRT project which effects to displacement of AKAP buses (inter city and inter province) from Lebak Bulus Terminal to Kampung Rambutan Terminal.
The purpose of this research is to determine the priority of AKAP buses that are moved to Kampung Rambutan terminal and effects that are caused by that displacement and also gives alternative solution to the passengers.
Method that is used in determining priority of displacement of AKAP buses is proportion analysis of AKAP buses and passenger's demand characteristic analysis. Meanwhile, method that is used to know effects that happen is analysis of trip's increasing and analysis of traffic volume increasing as a result of AKAP buses displacement.
The result of this research states that displacement of AKAP buses is prioritized for West Jawa's trayek because West Jawa's trayek is one of dominant's trayek and has passenger's demand that is quite big around Kampung Rambutan. Besides of that, this displacement has the impact to increase queue around Kampung Rambutan, mainly at Pasar Rebo.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malna Widahta Musad
"ABSTRACT
Analisis kebutuhan armada angkutan umum berbasis jalan pada lingkup trayek ditinjau menggunakan permintaan tertinggi pada trayek sehingga mungkin terdapat potensi kelebihan pasokan jika perbedaan permintaan cukup drastis di tiap segmen trayek. Sehingga, penelitian ini mencoba menjawab apakah terdapat potensi kelebihan pasokan, seberapa signifikan perbedaan hasil perhitungan jumlah armada pada lingkup trayek dengan lingkup jaringan, dan implikasinya pada karakteristik operasional headway dan faktor muat. Penelitian dilakukan dengan membangun perangkat bantu analisis. Kemudian dengan perangkat tersebut jumlah armada tiap trayek dihitung dengan permintaan tertinggi tiap trayeknya, selanjutnya kapasitas statis tiap segmen dihitung dan dianalisis efisiensinya pada jaringan dengan parameter faktor muat rerata seluruh segmen. Jika faktor muat rerata berada dibawah nilai ideal dari rujukan, maka kebutuhan armada di tiap trayek akan dioptimasi dengan Metode Heuristik dan Metode Generalized Reduced Gradient (GRG). Hasil menunjukkan, perhitungan jumlah armada dengan lingkup trayek membutuhkan 2257 hingga 3578 armada dan lingkup jaringan membutuhkan 1644 hingga 2673 armada. Headway rerata perhitungan lingkup trayek adalah 3 menit dan hasil lingkup jaringan adalah 5 menit. Hasil perhitungan lingkup trayek untuk faktor muat rerata adalah sebesar 38%, lebih rendah ketimbang hasil lingkup jaringan yaitu 79%. Metode terbaik untuk optimasi jumlah armada pada lingkup jaringan adalah Metode GRG dengan titik awal iterasi adalah hasil perhitungan jumlah armada dari Metode Heuristik.  Dari penelitian ini, perangkat bantu analisis telah dikembangkan, juga dapat disimpulkan terdapat kelebihan pasokan sebesar 54% jumlah armada dengan perhitungan jumlah armada lingkup trayek dibandingkan dengan lingkup jaringan, serta karakteristik operasional headway dan faktor muat rerata lingkup jaringan lebih tinggi dibandingkan hasil perhitungan lingkup trayek.

ABSTRACT
Fleet number calculation on a route scope is using a highest demand on the route segment so that there may be excess supply potential if the demand difference is quite drastic in each of route segment. Thus, this study attempts to answer whether there is an oversupply potential, how significant the result difference between fleet calculations on the scope of the route with the network scope, and the implications on the operational characteristics of the headway and load factors. The research was conducted by building analytical tools. Then the tool calculates the number of fleets per route, then the static capacity of each segment is calculated and its efficiency on the network is analyzed with the average load factor of all segments parameter. If the average load factor is below the ideal value, then the fleet number in each route will be optimized with the Heuristic Method and Generalized Reduced Gradient (GRG) Method. The results show, the calculation of the number of fleets with the scope of the route requires 2257 to 3578 fleets and the scope of the network requires 1644 to 2673 fleet. The average headway of the route scope calculation is 3 minutes and the result of the network scope is 5 minutes. The calculation of route scope for average load factor is 38%, lower than the result of network scope that is 79%. The best method for optimizing the number of fleets on a network's scope is the GRG Method with the starting point of the iteration is the calculation results of the Heuristic Method. From this research, the analytical tool has been developed. Also from the research, it can be concluded that there is an oversupply about 54% of the fleet number calculations based on the route scope compared to the network scope, and the operational characteristics of the headway and the load factor of the network scope is higher than the route scope calculation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarwoko
"Jakarta dihadapkan pada masalah transportasi yang berkaitan dengan kemacetan, jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah, polusi udara yang semakin parah, dampak negatif polusi udara bagi kesehatan, kerugian finansial dan waktu akibat kemacetan, serta pemborosan bahan bakar. Salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah kemacetan sekaligus polusi perkotaan adalah dengan elektrifikasi armada bus pada sistem Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta dengan mengganti armada bus existing yaitu bus diesel dan CNG dengan bus listrik. Keuntungan menggunakan bus listrik dibandingkan dengan mesin konvensional atau Internal Combustion Engine antara lain tidak bising, lebih efisien, bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak sehingga secara langsung mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi penerapan bus listrik pada sistem BRT Transjakarta berdasarkan profil rute bus yaitu kecepatan, elevasi jalan, jarak dan waktu perjalanan untuk mendapatkan estimasi konsumsi energi dengan model matematis. Data profil rute diperoleh dengan memanfaatkan sensor Global Positioning System (GPS) pada smartphone dan software GPS logger berbasis android. Penilaian kelayakan investasi menggunakan perhitungan Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil analisis berdasarkan asumsi siklus hidup 15 tahun, MARR 10% dan bunga 6% menunjukkan bahwa bus listrik masih memenuhi kelayakan ekonomi dengan NPV 292 milyar rupiah, IRR 14% dan payback period selama 8 tahun.

Jakarta is facing transportation problems related to congestion, the increasing number of private vehicles, severe air pollution, negative impact of air pollution, waste of fuel, financial losses and time because of congestion. One alternative to solve the problem of congestion, as well as urban pollution, is by electrification of the bus fleet on the TransJakarta Bus Rapid Transit (BRT) system by replacing the existing fleet of buses i.e. diesel buses and CNG with electric buses. The advantage of using an electric bus compared to a conventional engine or Internal Combustion Engine, are, less noise, more efficient, can reduce the use of fuel oil so that it directly reduces greenhouse gas emissions. This study aims to analyze the economic feasibility of applying electric buses on the TransJakarta BRT system based on bus route profiles, namely speed, road elevation, distance, and travel time to obtain estimations of energy consumption with a mathematical model. Route profile data is obtained by utilizing the Global Positioning System (GPS) sensors on smartphones and Android-based GPS logger software. The assessment of investment feasibility uses the calculation of Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period. The analysis results are based on the assumption of a 15-year life cycle, 10% MARR and 6% interest indicating that the electric bus still meets economic feasibility with NPV 292 billion rupiahs, 14% IRR and an 8-year payback period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Deswindi
"Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kemacetan adalah dengan mewujudkan sarana transportasi massal monorail yang nyaman, cepat dan memiliki daya tampung tinggi. Studi kelayakan terhadap proyek ini harus dilakukan agar diperoleh tarif yang terjangkau bagi masyarakat dan investasi yang ditanamkan tidak menjadi sia-sia dan sebaliknya akan memberi manfaat besar bagi banyak pihak.
Dalam penelitian ini, dilakukan studi kelayakan finansial dan penentuan komposisi penumpang dengan berbagai skenario jumlah penumpang. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti konsultan, suplier, dan media. Analisa kelayakan dihitung dengan metode penilaian NPV dan dilakukan perhitungan periode pengembalian investasi dengan metode Payback Period. Setelah hasil diperoleh, dilakukan analisa kepekaan dengan menurunkan jumlah penumpang sampai batas mana proyek itu dianggap masih layak dan menetapkan tarif baru sebagai bahan masukan bagi pihak pengembang.
Hasil yang bisa disimpulkan adalah perusahaan akan meraih keuntungan terbesar bila tercapai jumlah penumpang 150000/hari, tarif sebesar Rp 3500, Rp 5500 dan Rp 7500 dengan nilai NPV sebesar Rp 890.208.651.879 pada komposisi penumpang 1:1:1, periode pengembalian selam 2 tahun 9.59 bulan dan proyek masih layak dengan penurunan jumlah penumpang maksimal 42%/hari. Posisi terburuk bagi perusahaan adalah bila jumlah penumpang hanya 75000/hari, tarif Rp 3500, Rp 5500 dan Rp 7500 pads komposisi 2:2:1 dimana NPV negatif sebesar Rp (-) 184.405.450.313 dan masa pengembalian lebih dari 20 tahun.
Skenario 1 akan memberikan nilai NPV positif dengan tarif Rp 3500, 5500 dan 7500 bila jumlah penumpang meningkat menjadi 100000 orang/hari pada tahun kedua serta waktu pengembalian selama 12 tahun 1.3 bulan. Pertimbangan lain bagi perusahaan adalah pemberlakuan tarif sebesar Rp 2500 pada 2 tahun awal operasional dan meningkat sebesar Rp 1000/2 tahun dengan jumlah penumpang 75000 di tahun pertama, 100000 ditahun kedua, 125000 ditahun ketiga dan 150000 ditahun keempat sampai tahun ke dua puluh. Keuntungan yang dihasilkan sebanyak Rp 831.133.279.548 dan periode pengembalian 9 tahun 1.7 bulan.

Jakarta is a big city with high-level traffic problems caused by the number of cars running in the street. To solve this problem, the local government singed the Agreement to build a mass rapid transportation Monorail that offer a comfortable, fast and affordable ticket price. In order to be success in the operational time and give a satisfaction services to the community of Jakarta, this project needed a feasibility study in all aspect.
To support the will of the government, the feasibility studied being analyst in term of financial analysis to determine which project should be choose based on passenger number scenarios and the composition of passenger in three ticket prices level. The analysis method uses the NVP analysis and the payback period analysis.
The result concluded that scenario 4 with total number of passenger 150000 person/day will provide the highest profit (Rp 890.208.651.879) at composition number of passenger 1:1:1. This project still feasible category if the total number passenger decreased at level of max 42%/day. The worst position will be at level number of 75000 passenger/day with composition of 3:2:1. This position will give profit by increasing the total number of passengers per day by 100.000 passengers.
Alternative method can be used by the company by using price for the ticket Rp2500 for the 2-year operational time and will be increase at level Rp 1000 for the next 20-year. The total number of passengers is 75000 in 1st year, 100000 in 2nd, 125000 in 3rd year, 150000 at 4th year and continue at this level until the year of 20. The profit will be at Rp 831133.279.548.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhika Ravi Dwi Syahputra
"Transportasi umum merupakan transportasi yang ideal bagi masyarakat perkotaan karena dapat memindahkan penumpang/barang dalam jumlah besar dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun pada kenyataannya, tingkat penggunaan kendaraan umum bagi masyarakat Kota Bekasi masih terbilang cukup rendah dibandingkan dengan tingkat penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya area di Kota Bekasi yang masih belum tercakup layanan angkutan umum, khususnya daerah pemukiman Kelurahan Pekayon Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi angkutan kota di Kelurahan Pekayon Jaya. Pada saat ini, angkutan kota K-02 yang melintasi Kelurahan Pekayon Jaya hanya mencakup 44,88% dari total luas kelurahan apabila dilihat berdasarkan standar RITJ. Angkutan kota K-02 adalah angkutan umum yang melintasi Kelurahan Pekayon Jaya dan juga berfungsi sebagai pengumpan bagi moda transportasi utama LRT untuk masyarakat Kelurahan Pekayon Jaya. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyusun rekomendasi untuk meningkatkan penggunaan kendaraan umum di Kelurahan Pekayon Jaya. Rekomendasi yang berhasil menyusun dua rekomendasi yang masing-masing menghasilkan peningkatan cakupan layanan menjadi 77,24% dan 91,44% berdasarkan standar RITJ. Selain itu, kedua rekomendasi tersebut juga merubah headway dari angkutan K-02 menjadi 9,4 menit/kendaraan dan 8,05 menit/kendaraaan dari yang sebelumnya sebesar 11,21 menit/kendaraan.

Public transportation is considered ideal for urban communities as it efficiently moves large numbers of passengers/goods between locations. However, in reality, the usage of public transport among residents of Kota Bekasi remains relatively low compared to private vehicles. This is primarily due to insufficient coverage of public transportation services, particularly in residential areas like Kelurahan Pekayon Jaya. This study aims to evaluate the public transport conditions in Kelurahan Pekayon Jaya. Currently, the K-02 city transport service covering Kelurahan Pekayon Jaya only encompasses 44.88% of the total area of the neighborhood according to RITJ standards. The K-02 city transport service not only traverses Kelurahan Pekayon Jaya but also serves as a feeder to the main LRT transportation mode for the community. Additionally, this research aims to formulate recommendations to enhance public transport usage in Kelurahan Pekayon Jaya. The recommendations successfully propose two scenarios, each achieving increased service coverage to 77.24% and 91.44% respectively, based on RITJ standards. Furthermore, these recommendations reduce the headway of the K-02 transport to 9.4 minutes/vehicle and 8.05 minutes/vehicle, down from the previous 11.21 minutes/vehicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>