Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra S. Djauharie
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25483
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R Samuel Ryan Pradipta Pranowo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan merekomendasikan metode restrukturisasi utang yang tepat untuk penyehatan keuangan perusahaan dikarenakan perusahaan mengalami kerugian dalam tiga tahun berturut-turut dari tahun 2013-2015.Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa perusahaan berada pada industri dengan nilai belanja modal tinggi, yang dipicu oleh adaptasi kemajuan teknologi yang sangat cepat. Untuk pembiayaan belanja modal yang tinggi, perusahaan mengandalkan pembiayaan utang, yang sebagian porsinya dalam mata uang asing USD , sehingga perusahaan mengalami transaction exposure akibat currency risk. Dari analisis rasio keuangan dan financial distress, perusahaan tidak berada pada kondisi kesulitan likuiditas dan masih berada pada level di atas financial distress. Sehingga dari beberapa perbandingan metode restrukturisasi utang seperti metode penjadwalan kembali, penataan kembali, persyaratan kembali, dan kontrak lindung nilai. Kontrak lindung nilai direkomendasikan untuk dapat mengurangi transaction exposure perusahaan.Dari pilihan metode kontrak lindung nilai kontrak forward, pasar uang, dan kontrak opsi. Penggunaan metode lindung nilai kontrak forward dapat dipenuhi oleh ketersediaan kas perusahaan, dan berpotensi untuk mengurangi transaction exposure lebih besar dibandingkan metode lindung nilai lainnya, dari kerugian akibat selisih nilai tukar kurs utang USD perusahaan.

ABSTRACT
The objective of this thesis is to recommend the proper method of debt restructuring for the firm PT. Indosat, Tbk because the firm suffered losses in three consecutive years from period of year 2013 2015.From this thesis results, it can be seen that the companies is belong in industry with high capital expenditure spending, which driven by adaptation to rapid technological progress. For high technology spending activities, companies rely on debt financing, which partly is in the portion of foreign currency USD , thus the company suffered due to transaction exposure of currency risk. From the analysis result of financial ratios and financial distress, the company is not in a state of liquidity problems and is at a level above financial distress. Hence from several comparison of debt restructuring methods such as debt reconditoning, debt rescheduling, debt restructuring, and hedging contracts. Hedging contracts is recommended to reduce transaction exposure of the company towards currency riskFrom the several selection of hedging contracts methods such as forward contract, money markets hedge, and options hedge. The use of forward contract hedge could be accommodated by availability of the firm rsquo s cash, and has the biggest potential to reduce transaction exposure compare to other hedge method, from the risk of losses due to the difference in the exchange rate of the firm debt in USD. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kukuh Pratama
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang aksi korporasi dalam bentuk restrukturisasi utang sebagai solusi dari penyelamatan prinsip keberlangsungan usaha perusahaan dan dampaknya terhadap struktur kepemilikan perusahaan. Restrukturisasi utang ini dilakukan karena perusahaan telah merugi selama 4 tahun berturut-turut (2011-2014) sehingga mengakibatkan rusaknya arus kas perusahaan secara keseluruhan dan berujung pada gagal bayar seluruh utang beserta bunganya. Untuk menjaga prinsip keberlangsungan usaha dan terhindar dari pailit, perusahaan memutuskan untuk merestrukturisasi semua utangnya yang gagal bayar dengan harapan tetap berlangsungnya operasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dimasa depan dalam rangka pembayaran kembali utang yang mengalami gagal bayar.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses about corporate action in the form of debt restructuring as solution for securing the principle of going concern of the company and its impact on shareholder structure of the company. This debt restructuring was conducted due to the losses suffered by the company for 4 years long (2011-2014) also resulting the damage to the overall cash flow and led to the failure to pay all the debts with its interest or known as default. In order to securing the going concern principle, the company decide to restructure all the default debt and hopefully there is a continuity of operation of the company to generate future revenue in order to repay all the default debts.
"
Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi Bisnis, 2016
S62515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marta Dewi Anggraini, Author
"ABSTRAK
Krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang diawali dengan terdepresiasinya nilai rupiah terhadap mata uang asing menyebabkan hamper keseluruhan industri di Indonesia dihadapkan pada permasalahan yang cukup besar, apalagi bagi perusahaan yang memiliki hutang dalam bentuk mata uang asing. Industri penerbangan domestik merupakan salah satu industri yang sangat terpukul dengan depresiasi rupiah. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran operasional perusahaan sebagian besar dalam bentuk mata uang asing namun penerimaan pendapatan dalam rupiah.
PT X sebagai salah satu perusahaan penerbangan di Indonesia yang 93% sahamnya dimiliki oleh pemerintah tak luput dari dampak krisis ekonomi. Dengan hutang yang sebagian besar dalam mata uang asing dan tidak dilakukan proteksi terhadap hutang serta struktur biaya operasional yang hampir 80% dalam USD atau sekitar USD 1,5 - 2 juta per bulan dan 95% lebih pendapatan diperoleh dalam rupiah mernbuat ekuitas PT X menjadi negatif.
Pada saat keadaan perekonomian Indonesia mulai berangsur membaik, kondisi keuangan PT X merasakan dampak perbaikan tersebut. Namun kondisi yang membaik ini tidak memadai bagi PT X yang hanya dapat meminimalisasi ekuitas negatif hingga 32% dalam kondisi modal kerja yang terbatas dan tanpa penambahan hut~ug yang signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh persaingan di industri penerbangan Indonesia yang semakin kompetitif dan pengaruh dari deregulasi penerbangan, globalisasi dan AFT A. Berbagai program telah diterapkan PT X untuk membenahi permasalahan internal maupun eksternal, diantaranya adalah restrukturisasi yang terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu restrukturisasi proses bisnis, restrukturisasi keuangan serta perubahan budaya kerja dan prilaku.
Proses restrukturisasi belum seluruhnya terlaksana sesuai program yang ditetapkan PT X sehingga belum dapat membuat ekuitas perusahaan menjadi positif Kondisi keuangan yang belum pulih secara optimal menyebabkan PT X kesulitan untuk memperoleh dana segar untuk melakukan lompatan besar menuju perbaikan yang signifikan. Dua dari tiga skenario yang dipersiapkan oleh PT X yaitu permohonan going concern letter dari pemerintah agar
perusahan bankable dan permohonan pinjaman Rekening Dana Investasi (RDI) tidak dapat
terealisasi dan akhirnya PT X atas persetujuan Pemerintah akan melaksanakan skenario yang
ketiga yaitu privatisasi. Berkaitan dengan strategi privatisasi, PT X harus mencari cara untuk
menarik perhatian investor yaitu dengan meningkatkan valuasi perusahaan.
Dengan kondisi yang kurang menguntungkan, PT X tidak dapat melaksanakan program restrukturisasi sesuai rencana yang pada akhirnya terbentuk dua alternatif program restrukturisasi lanjutan hasil perundingan dengan kreditor. Altematif pertama adalah mengkonversi hutang pada pemerintah dan PT F menjadi ekuitas, mengkonversi hutang pada PT A menjadi mandat01y convertible bond dengan kupon 3% dan YTM 18% serta penjadwalan 50% hutang jangka pendek pada Bank C menjadi hutang jangka panjang dan penjadwalan jatuh tempo hutang jangka panjang iima tahun kedepan. Sedangkan altematif kedua adalah mengkonversi seluruh hutang tersebut menjadi ekuitas. PT X harus memilih altematif yang paling optimal karena keberhasilan proses restmkturisasi dan proyeksi dimasa datang menjadi faktor penting untuk menunjang keberhasilan privatisasi.
Pemilihan alternatif tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil proyeksi laporan keuangan perusahaan berdasarkan business plan PT X dari tahun 2005 hingga 2009, hasil analisis dampak dari alternatif tersebut terhadapa laporan keuangan dengan menggunakan analisa rasio keuangan dan membadingkan nilai pemsahaan yang dihasilkan dari setiap alternatif tersebut. Hasil dari analisis kedua alternatif tersebut menunjukkan bahwa alternatif kedua lebih baik dibandingkan alternatif pertama. Hal ini dibuktikan dari hasil proyeksi laporan keuangan, hasil analisis atas proyeksi laporan keuangan dan hasil valuasi perusahaan. Dari ketiga hasil tersebut alternatif kedua memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan alternative pertama
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Kristiyanto Wahyu Indriya
"Kesulitan membayar kewajiban akibat utang dalam mata uang asing yang terdepresiasi dapat diselesaikan melalui restrukturisasi utang yang bertujuan untuk mengurangi beban cicilan pokok dan bunga sehingga meningkatkan kinerja keuangan di kemudian hari.
PT Bakrie & Brothers Tbk melakukan restrukturisasi atas utangnya sebesar US$ 1 miliar dalam rangka mengurangi beban cicilan pokok dan bunga. Pola yang dilakukan adalah dengan penjadualan kembali, pengalihan utang dengan aset, pengalihan utang menjadi penyertaan saham dan pemotongan utang pokok dan utang bunga. Dengan pola tersebut, kinerja keuangan perusahaan diharapkan menjadi semakin baik.
Restrukturisasi utang yang dilakukan oleh PT Bakrie & Brothers Tbk tidak memperbaiki kinerja keuangan bagi semua pihak yang berkepentingan (manajemen, pemegang saham dan kreditur). Hal ini dapat terjadi karena restrukturisasi utang hanya memperbaiki struktur modal (capital structure) tanpa mempengaruhi kinerja operasional.
Restrukturisasi utang dapat terlaksana karena adanya peran pemerintah yang menyeimbangkan posisi tawar menawar antara debitur dan kreditur, adanya rangsangan berupa insentif pajak dan adanya lembaga Pengadilan Niaga yang yang menjamin proses berjalan secara terbuka dan adil. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa peraturan yang dapat menghambat proses restrukturisasi utang terutama berkaitan dengan pengalihan utang dengan aset seperti yang dialami oleh PT Bakrie & Brothers Tbk untuk mengalihkan PT Arutmin Indonesia kepada pihak asing. Kondisi lain yang bisa menghambat proses restrukturisasi adalah kondisi ekuitas perusahaan yang sudah negatif atau mengalami defisiensi modal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winandya Almira Nurinasari
"Skripsi ini membahas mengenai pelaksanaan konversi utang menjadi saham (debt to equity swap) oleh PT Istaka Karya (Persero) untuk menyelamatkan perusahaan tersebut dari kepailitan. Konversi utang menjadi saham adalah salah satu alternatif yang lazim dilaksanakan oleh perusahaan yang berada dalam ancaman kepailitan. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis normatif. Hasil penelitian menemukan bahwa konversi utang menjadi saham tidak terhindar dari hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Kesimpulan dari skripsi ini adalah bahwa konversi utang menjadi saham dilaksanakan dalam perdamaian dengan para kreditor dan menimbulkan akibat hukum seperti berubahnya kedudukan kreditor menjadi pemegang saham.

This thesis discusses about debt to equity swap conducted by PT Istaka Karya (Persero) as an effort to save the company from bankruptcy. Debt to equity swap is one of the alternatives that a company on the verge of bankruptcy often choose. This thesis uses a normative juridicial study and found that there are a few obstacles that may arise during the debt conversion process. This thesis concludes that debt to equity swap is a part of reconciliation process and causes legal consequenses such as the changed status of creditors to shareholders."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S53550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Jobby Cresna
"Restrukturisasi Utang adalah sebuah keniscayaan dalam hal Debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Kreditur tetapi di lain sisi Debitur masih memiliki itikadi baik dan prospek untuk menjalankan usahanya. Peraturan perundang-undangan tidak memberikan pengaturan yang pasti dalam hal Restrukturisasi Utang sehingga Debitur dan Kreditur diberikan kebebasan sepenuhnya untuk mencapai kesepakatan dalam mekanisme Restrukturisasi Utang tersebut. Hal tersebut mengartikan bahwa mendirikan sebuah badan usaha baru juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk Restrukturisasi Utang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak dan kedudukan hukum pihak-pihak dalam Restrukturisasi Utang melalui skema pembentukan Perseroan Terbatas sebagai Debitur baru. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif dengan studi pustaka yang didasarkan pada studi kasus. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa badan hukum bertanggung jawab dalam hal tindakan sah yang dilakukan oleh organ atau telah disetujui oleh organ yang lebih tinggi. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa kedudukan hukum yang terpisah diantara para pihak mengakibatkan perbedaan hak dan kewajiban sebelum dan setelah dilakukan Restrukturisasi Utang.

Debt restructuring is a necessity in terms of Debtor can not meet its obligations to Creditors, but on the other side of the Debtor still has a good faith and prospects for business. Regulation does not provide definitive arrangement in Debt Restructuring so Creditor and Debtor given that complete freedom to reach agreement in the Debt Restructuring mechanism. This means that setting up a new business entity can also be used as a means for Debt Restructuring. This study aims to explain the impact and the legal position of the parties to the Debt Restructuring scheme as a Limited Liability Company formation as a new Debtor. The method used is juridical-normative based on case studies. Results of the study revealed that the legal entity responsible for the unlawful act committed by the organ or organs that have been approved by the higher. The results also revealed that a separate legal position between the parties resulted in differences in the rights and obligations before and after the Debt Restructuring.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"Kenaikan harga timah dalam kurun waktu 1970-1980 telah menarik minat banyak negara penghasil timah untuk mencari cadangan baru dan meningkatkan usahanya. Karena produksi tidak terkendali akibatnya terjadi keadaan over supply di pasar dunia, terjadilah kemerosotan harga yang menyebabkan terjadi nya krisis harga timah pada tahun 1985. Produsen timah diseluruh dunia terancam kebangkrutan tak terkecuali Indonesia.
Menghadapi ancaman kebangkrutan, FT Tambang Timah satusatunya BUMN yang berusaha dibidang pertambangan timah di Indonesia, dihadapkan pada empat pilihan yaitu ; Digabungkan dengan BUMN sejenis, melakukan restrukturisasi, dijual kepada swasta atau di liquidasi. Dari empat alternatif tersebut dipi lih restrukturisasi guna menyelamatkan perusahaan dan usaha pertambangan timah di Indonesia.
Tahap awal dari restrukturisasi ialah menyusun konsep restrukturisasi. Guna menajami konsep dan menyusun action plan-nya perusahaan mendapat bantuan dari Bank Dunia dan Konsultan Arthur Andersen.
Mengingat PT Tambang Timah adalah BUMN itiaka diperlukan persetujuan dari pemerintah sebagai pemegang saham terlebih dahulu sebelum melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Untuk men dapatkan dukungan dari pemerintah Direksi PT Tambang Timah melakukan pendekatan kepada Instansi Pemerintah, DPR RI dan DPRD serta ABRI.
Restrukturisasi mempunyai empat program ; Reorganisasi, Relokasi, Penglepasan Asset dan Rekonstruksi.
1. Reorganisasi bertujuan mendapatkan struktur organisasi yang sederhana, arus informasi yang cepat dan berorientasi pada fungsi. Reorganisasi pada fungsi produksi ialah dengan meru bah organisasi yang berorientasi geografis ke teknologi. Re organisasi telah menghasilkan organisasi yang ramping, yang semula ada 8 jenjang pengambil keputusan menjadi 4 jenjang. Reorganisasi juga menyebabkan pengurangan karyawan sebanyak kurang lebih 16 ribu, pengurangan karyawan telah berhasil tanpa menimbulkan gejolak. Dana untuk pengurangan karyawan diperoleh dari Pemerintah berupa Penyertaan Modal Pemerin tah sebesar Rp.113 milyard.
2. Relokasi ialah memindahkan Kantor Pusat dari Jakarta ke Pangkalpinang guna percepatan pengambilan keputusan, pengu rangan biaya overhead dan meningkatkan kebersamaan. Reloka si dapat dilakukan lebih cepat dari pada jadwal yang diren canakan.
3. Penglepasan asset yang tidak berkaitan dengan core business bertujuan untuk mengkonsentrasikan aktivitas perusahaan hanya pada bidang yang berkaitan dengan produksi timah, mengurangi beban usaha dan pengembangan ekonoiiii wilayah. Penglepasan asset dilakukan dengan hibah kepada Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, dialihkelolakan, kerja sama operasi, dijual kepada BUMN lain dan Swasta.
4. Rekonstruksi alat produksi dan sarana pendukungnya bertuju an meningkatkan efisiensi teknis. Program rekonstruksi telah berhasil merekondisi seluruh Kapal keruk, pembukaan satu bengkel yang modern dan pemasangan sarana komunikasi melalui satelite.
Meskipun restrukturisasi telah berhasil mempertahankan hidup perusahaan dan meningkatkan daya saing, namun ada ekses ekses yang menyedihkan, terutama di wilayah yang ditinggalkan. Mengingat bahan galian adalah asset yang tak dapat diganti, hendaknya perusahaan dan pemerintah bekerja sama dalam me nyusun perencanaan jangka panjang berkaitan dengan usaha pertambangan dan dampaknya bagi masyarakat sekitarnya. Kasus PT Tambang Timah ini dapat dijadikan pelajaran bagi perusahaan BUMN ma upun swasta yang berniat untuk melakukan restrukturisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>