Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jusep Putra Kusuma
"Lean system sejak diperkenalkan melalui konsep Toyota Way sebagai salah satu alat dalam Toyota Production System telah menjadi sebuah terobosan baru. Banyak perusahaan yang berusaha untuk mengadaptasi dan mengadopsi lean system ke dalam proses produksi mereka, namun tidak sedikit yang mengalami kegagalan, jika-pun ada yang berhasil setelah dilakukan analisa lebih mendalam ternyata bukanlah lean.Lean system bukanlah sebuah alat atau sarana yang dapat diterapkan dengan begitu saja namun harus terintegrasi dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan konsep lean dapat lahir, tumbuh dan berkembang di Jepang yang memiliki nilai-nilai menghargai orang lain dan kerjasama.
Toyota Way dan Toyota Production System merupakan satu kesatuan pendekatan yang membuat Toyota berhasil menjadi perusahaan manufaktur terhebat di dunia. Dengan menerapkan keduanya, telah terjadi peningkatan produktivitas dan kualitas yang luar biasa di Toyota. Lebih dari itu, Toyota Way juga mengenai pemberdayaan seluruh anggota organisasi untuk melakukan peningkatan berkesinambungan. Semua upaya peningkatan ini ditujukan untuk menghilangkan pemborosan dari sistem produksinya. Dengan demikian, akan tercipta organisasi pembelajar yang lean.
Selama ini konsep dan literatur yang ada lebih mengarah kepada proses lean di perusahaan atau dari sisi manufaktur namun masih menjadi pertanyaan bagaimana menerapkan konsep lean di bagian administrasi atau jasa. Lean system erat kaitannya dengan lean accounting; khususnya dalam system pembelian barang/jasa di Departemen General Affair PT TAM ternyata baru mulai mengkaji penerapan lean system. Fokus lean system dalam hal ini adalah lead time yang semakin cepat dan tepat. Langkah awal dari penerapan lean system ini adalah mengkaji hal apa yang merupakan penambah nilai bagi para customer/user.
Setelah dilakukan pengkajian atas hal-hal yang akan menambah nilai bagi para customer/user maka ditentukan lead time yang cepat dan tepat sebagai fokus utama. Selanjutnya dibentuk cell team dan value stream yang diberi pengukuran atas kinerja masing-masing komponen tersebut, dimana cell team dan value stream merupakan komponen dari lean system itu sendiri. Penerapan lean system di bagian purchasing & cost analysis berada di maturity path stage-1. Pada akhirnya dalam penelitian ini diperoleh kelebihan dan kelemahan dari penerapan lean system yang akan diterapkan oleh PT TAM dalam hal ini Departemen General Affair.

Lean system has been a breakthrough since its inception as one of tools for production system found by Toyota in their Toyota Way. Many companies have been tried to adopt lean system into their production system but failed. If some of them were succeed, the depth analysis found that it is apparently not lean system. Lean system is not a tools or medium that can be adopt immediately. It should be integrated with culture and value within a company. That?s why lean system can be set up, raise, and develops in Japan, which possess a value such as respect to other people and teamwork.
Toyota Way and Toyota Production System is one integrated approach that brings Toyota to be the number one Manufacture Company in the world. By implementing that approach Toyota has an excellent improvement in their quality and productivity. In addition, Toyota Way is also empowering all their resource to persistently improve the way they do their business. All of this effort is to achieve efficiency and reduce wastefulness in their production system. Thus, it will be create lean learning organization.
Up until now, all the concept and literature of lean is only for production and manufacture process. There is still a question about how to implement lean concept in administrative process or services. The intention of this research is to know how the implementation of lean concept in administration PT. TAM, especially in purchasing system at General Affair Department. Lean system closely related to lean accounting. In purchasing system PT TAM, this concept had just been studied, but not yet implemented. Lean system for this department will be focused in lead time, which is faster and more accurate. The first step in the implementation is reviewing what aspect that will add value to customer/user.
After reviewing all the aspect that can add value to customer/user; we form cell team and value stream with each performance evaluation, where cell team and value stream are the components of lean system. The implementation of lean system in procurement section is in the maturity path stage 1. This research tried to analyst the strength and drawback in lean system that will be implemented in PT. TAM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25762
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Fandrian Apriyandi
"Di era globalisasi ini banyak sekali barang-barang yang beredar di pasaran. Jenisnya pun bermacam-macam, mulai dari alat-alat rumah tangga, otomotif, perlengkapan kantor dan masih banyak yang lainnya. Pada umumnya perusahaan di dalam menghadapi persaingan yang kompetitif itu lebih mengutamakan kepada pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, agar masyarakat puas. Tetapi kenyataan bahwa nilai dari biaya pengeluaran juga penting bagi perusahaan terutama di era globalisasi seperti ini Selain proses produksi, proses logistik juga berperan besar dalam performa perusahaan secara menyeluruh.
Penelitian ini membahas tentang peningkatan akurasi persediaan melalui perbedaan mutlak dan perbedaan bersih melalui aplikasi PDCA di perusahaan 3M Indonesia. Akurasi persediaan merupakan suatu keadaan dimana barang yang berada di gudang mempunyai selisih dengan yang berada dalam sistem (komputer). Dari selisih tersebut jika dikalikan dengan nilai dari harga masing-masing barang akan terlihat seberapa besar kerugian yang diterima perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan akurasi persediaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode PDCA yaitu dengan melakukan (Perencanaan, pelaksanaan, pengecekan dan tindakan). PDCA erat kaitannya dengan perbaikan yang berkesinambungan.
Dari hasil penelitian dengan aplikasi PDCA penyebab masalah sebagian besar karena ada kesalahan hitung dan kurang komunikasi antara bagian gudang dengan bagian administrasi. Hasil penelitian juga mendapatkan bahwa nilai akurasi persediaan mengalami peningkatan dari 75.2% menjadi 85.9%.

In this globalization era, a lot of goods on the market. Kind also vary, ranging from household tools, automotive, office equipment and many others. In general, firms in the face of a competitive rivalry that more priority to the best possible service to the community, so people are satisfied. But the fact that the value of expenditure is also important for the company especially in this era of globalization such as this addition to the production process, the logistics process also plays a major role in the company's overall performance.
This study discusses the increased accuracy of inventory through the absolute difference and the net difference through the application of PDCA in the company 3M Indonesia. Accuracy of inventories is a situation where the goods in the warehouse has been the difference with which the system (computer). From the difference if multiplied by the value of the price of each item will be seen how much loss the company received. The purpose of this research is to improve the accuracy of inventories. The research method used in this study with the method by performing the PDCA (Plan, implementation, checking and action). PDCA is closely related to continuous improvement.
From the results of research with application of PDCA cause of the problem largely because of miscalculation and lack of communication between the warehouse with the administration. The results also find that the value of inventory accuracy has increased from 75.2% to 85.9%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52106
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wahyudi
"Pemeliharaan adalah kegiatan untuk mempertahankan kondisi suatu aset seperti kondisi ketika aset tersebut diciptakan. Selama ini pemeliharaan selalu menjadi warga kelas dua dalam industri. Bagaimana jika pemeliharaan ini menjadi salah satu proses inti dalam suatu jenis industri? Salah satu jenis industri ini adalah industri penyewaan infrastruktur BTS. PT. X adalah perusahaan yang bergerak dalam industri jenis ini. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang sangat ketat, maka PT. X mau tak mau harus terus menerus memperbaiki layanan pemeliharan yang ditawarkan kepada konsumen. Salah satunya dengan melakukan perbaikan proses bisnis. Perbaikan proses bisnis menjadi bahasan dalam penelitian ini. Penelitian bertujuan untuk mengusulkan perbaikan proses bisnis yang terjadi di departemen maintenance PT.X. Caranya dengan melakukan pemetaan proses bisnis sederhana terhadap proses yang terjadi di maintenance, melakukan analisis, dan mendesain ulang proses menggunakan rekayasa ulang proses bisnis atau atau simplifikasi proses. Penggunaan simplifikasi atau rekayasa ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tiga proses utama dalam Departemen maintenance adalah penanganan keluhan pelanggan, pemeliharaan rutin, dan pemeliharaan perbaikan. Melalui pareto chart masalah ditemukan bahwa masalah utama pada proses pemeliharaan perbaikan dan penanganan komplain adalah kehilangan grounding. Kemudian dilakukan desain ulang proses yang ditekankan untuk mengurangi waktu siklus penanganan kecurian grounding pada kedua proses. Hasilnya pada proses pemeliharaan perbaikan terdapat penurunan waktu penyelesaian masalah sampai sebesar 49% dari waktu siklus awal dan pada proses penanganan komplain penurunan mencapai 29% dari waktu siklus awal. Pemeliharaan rutin sendiri tidak memerlukan perbaikan karena mempunyai pencapaian proses yang baik.

Maintenance is an activity to maintain condition of an asset as it was build. For all decades, maintenance is often treated as ?second class citizen? in Industry. How if maintenance become one of the core process in one of industry? We can make sure that only company that provides superior maintenance is left. BTS infrastructure provider is one of this type of industry. PT.X is a company that runs in this type or industry. To survive in the competition, PT. X must improve their maintenance service provide for their customer. One of many ways is with doing business process improvement. Business process improvement is main theme in this research, while the aims is to propose Improvement in Business Process in Maintenance Department of PT.X by conducting business process mapping, analyze that map, and redesign the process using business process reengineering or simplification. The use of this methods (BPR) and simplification is based on company needs. Three main process in Maintenance Department are Complaint Handling, Routine maintenance, and corrective maintenance. According to the pareto chart, the main problem for complaint handling and corrective maintenance is grounding losses. This was the aim of improvement of the two processes. The result is there?s decrease in cycle time of complaint handling process by 29% and reducing corrective maintenance cycle time by 49%. Routine maintenance itself is needn?t any improvement of process because it is good enough in process achievement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karenina M. Susanti
"Terjadinya arus globalisasi, deregulasi dan perubahan teknologi yang cepat menyebabkan lingkungan dunia usaha semakin kompetitif. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif ini, setiap perusahaan dituntut untuk terusmenerus meningkatkan kinerjanya jika is tidak ingin kehilangan daya kompetitifnya di pasar. Usaha peningkatan kinerja ini haruslah berorientasi pada kepuasan konsumen karena hanya perusahaan yang mampu memenuhi tuntutan pelanggan lebih dari pesaingnya sajalah yang akan dapat bertahan. Oleh sebab itu, usaha peningkatan kinerja ini haruslah ditujukan pada proses atau serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan karena melalui proses atau serangkaian aktivitas inilah perusahaan menyampaikan value kepada pelanggannya. Sasaran dari setiap usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses adalah mengeliminasi pemborosan yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang tidak menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan efisiensi dari aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah. Namun, usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses ini tidak mampu didukung oleh sistem akuntansi manajemen tradisional karena adanya beberapa keterbatasan dari sistem ini. Sistem Activity-Based Costing (ABC) yang merupakan suatu sistem biaya berdasarkan aktivitas dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mendukung usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses. Sistem ABC ini pada mulanya ditujukan untuk product costing karena sistem ini dipandang lebih akurat dibandingkan dengan sistem tradisional yang menyebabkan distorsi dalam menghitung biaya produk. Namun ternyata, melalui informasi yang diberikannya mengenai aktivitas, sistem ABC juga dapat menunjang suatu usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses dan tidak hanya sekedar memperbaiki keakuratan kalkulasi biaya produk. Sistem ABC memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisa aktivitas yang merupakan langkah kunci dalam setiap usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses. Melalui anal isa aktivitas ini lah manajemen dapat mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah yang merupakan target untuk dieliminasi dalam setiap usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defananda Arya Fadaldala
"Skripsi ini membahas kematangan digital dari gudang perusahaan PT SA dalam proses bisnisnya. Perancangan rekayasa proses bisnis dilakukan untuk memaksimalkan digitalisasi dan mengisi kesenjangan kematangan digital yang dimiliki oleh gudang perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa gudang perlu memakai teknologi baru dalam rangka digitalisasi proses gudang untuk menerapkan otomasi dan integrasi dalam proses bisnisnya. Apabila otomasi dan integrasi dimaksimalkan, maka proses yang dilakukan dalam gudang dapat dilakukan dengan lebih cepat, mengurangi pemborosan dan mendorong digitalisasi dalam proses bisnis, serta meningkatkan kematangan digital yang dimiliki oleh gudang perusahaan.

This study discusses the digital maturity of the PT SA company warehouse in its business processes. Business engineering process design is carried out to maximize digitalization and fill the digital maturity gap in the company's warehouse. This research is qualitative research with a descriptive design. The research results suggest that warehouses need to use new technology in order to digitize warehouse processes to implement automation and integration in their business processes. If automation and integration are maximized, processes carried out in the warehouse can be carried out more quickly, reducing waste and encouraging digitalization in business processes, as well as increasing the digital maturity of the company's warehouse."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this research is to analyze the intern and extern environment that create strategic factor;they are opportunity,threat,strengh,and weakness....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Donny Muandito Yogantoro
"Supply Chain Management (SCM) merupakan sebuah pemahaman baru dalam melengkapi konsep logistik yang terdahulu. Logistik biasanya hanya dikaitkan dengan hal-hal fisik seperti distribusi, penyimpanan, inventori, dan lain sebagainya. Sementara itu, SCM membawa pandangan yang lebih luas tentang konsep logistic itu sendiri, yang di dalamnya memasukkan teknologi dan restrukturisasi pada birokrasi dalam proses logistic yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Globalisasi, pengurangan aturan dan batasan usaha dalam menciptakan nilai pasar yang kompetitif, perkemabngan teknologi yang semakin cepat, kesemuanya telah membuat setiap perusahaan yang berorientasi pada profit harus dapat selalu beradaptasi dalam persaingan ekonomi global. Dalam kondisi yang baru ini, kita tidak menemukan batasan-batasan pasar seperti wilayah dan waktu, sehingga perusahaan yang ingin mengukuhkan diri sebagai pemimpin di bidangnya harus melakukan inovasi-inovasi baru yang berbeda. Seperti halnya pasar, kompetisi kini juga berlangsung tidak hanya secara nasional dalam satu negara, tapi telah melintasi opersaingan regional mapupun dunia secara keseluruhan.
Tesis yang saya hadirkan di sini akan mencoba untuk memperlihatkan salah satu strategi baru yang dapat diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dengan tujuan efisiensi. Pengurangan biaya produksi serta operasi, pengelolaan waktu yang lebih efisien dalam menunjang proses logistik yang efektif, merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam SCM. Halliburton adalah sebuah perusahaan pemimpin di bidang jasa energi dunia. Dengan kata lain, halliburton juga merupakan sebuah aktor global. Dengan 70 cabang di seluruh dunia, Halliburton sudah mengukuhkan diri sebagai yang terbesar di bidangnya. Halliburton mengimplementasikan SCM sebagai salah satu strateginya dalam menghadapi para kompetitor. Ditambah dengan beberapa inovasi yang dimilikinya dalam SCM, Halliburton semakin terdepan dalam lingkungan bisnisnya. Dalam Bab I, tesis ini akan menyediakan informasi secara umum mengenai latar belakang SCM, sejarah perkembangan SCM, dan SCM dalam bidang perminyakan. Dalam Bab I tersebut juga terdapat perumusan masalah dan tujuan penelitian. Pada Bab II terdapat beberapa tinjauan pustaka / literatur yang memberikan pandangan teoritis dalam penelitian ini, sedangkan di Bab III akan dijabarkan secara rinci mengenai profil perusahaan Halliburton, latar belakang, dan jalannya bisnis tersebut di masa sekarang yang berkaitan dengan SCM, serta Bab IV berisikan analisis dari fakta yang dijabarkan di bab-bab sebelumnya. Tesis ini akan ditutup dengan Bab V, yang berisikan kesimpulan serta saran dari penulis untuk perkembangan SCM ke depan.

Supply Chain Management (SCM) is a new role of the previous logistic concept. Logistic in the old days were more about physical activities such as distribution, warehouses, inventory, etc. Meanwhile, SCM has brought a wider views, it also includes Technology and restructuring bureaucracies of the logistics process. Globalization, the elimination of business rules to create a more competitive value, rapid development in technology has forced all profitable organization to change and elaborate them in the new global economy. There are no market limits in this new condition, and all companies who would like to be leaders in their industries should be able to compete with new ways and innovations. As well as the market, competition are no longer in country basis or even regional basis but worldwide instead.
This thesis is trying to present one of the strategies that can be implemented by companies, in order to do business in a more efficient way. The reduction of cost and the efficiency of timeliness trough the effective logistic process are the other sides of strategy that can be done besides the production point of view. PT Halliburton is a business leader in its industry; Halliburton is a global business actor. With 70 branches trough out the world, Halliburton strengthen their position in global competition. Halliburton implement SCM as one of their strategies to defeat their competitors. Halliburton has several innovations in their SCM process and it is already leverage for the new business environment. In Chapter one, this thesis will provide information regarding background of SCM, history of the development of SCM, and SCM in oilfield industry. Chapter one also provides problems and research objectives for Halliburton Indonesia. Chapter two provides literature and theoretical point of view that is useful for the next chapters. Chapter three will inform you the profile of Halliburton and all the company?s background. Chapter four consists of analysis and closed by chapter five as a conclusion."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24445
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>