Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Benjamin AMD
"Bank X yang masih bersifat bank tradisional, tergolong bank non devisa memiliki jumlah karyawan sekitar 3000 (tiga ribu) orang, dengan sekitar 31 (tiga puluh satu) kantor cabang di seluruh Indonesia sedang mengalami masa transisi. Jajaran Komisaris dan Direksi baru menduduki posisinya beberapa bulan ini. Dari hasil informasi Direksi diperoleh gambaran kondisi-kondisi organisasi perusahaan yang diinginkan agar bank X yaitu: sebagai Bank yang patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, mampu bersaing dengan bank pesaing, memiliki infrastruktur yang menunjang pencapaian kinerja yang optimal, sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi yang diharapkan, professional dan bersifat prudent. Oleh karenanya Direksi Bank X mulai menerapkan perubahan visi dan misi perusahaan, perubaban struktur organisasi, penempatan ulang posisi pada setiap pemimpin unit kerja (replacement). dan assessment untuk menilai kompetensi para pemimpin unit kerja yang ada. Dari hasil wawancara terhadap para pernimpin unit kerja di Bank X dan basil Assessment Center. diperoleh informasi mengenai kondisi kompetensi yang aktual dan keluhan-keluhan yang dirasakan. Informasi dan data tersebut mengindikasikan bahwa para pemimpin unit kerja mengalami dan merasa tertekan, stress. Merasa tidak atau kurang mampu bekerja, tidak berdaya dalam mengerjakan tugas-tugas pekerjaan baru, kelelahan secara mental untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Motivasi kerja dan kinerja mereka menjadi menurun secara drastis apabila tidak dilakukan suatu perlakuan atau training tertentu yang efektif meningkatkan motivasi kerja. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, penulis dalam menyelesaikan Tngas Akhir ini berusaha untuk menganalisa dan memberikan solusi pemecahan masalah yang ada, hal mana diperlukan suatu pelatihan atau training yang mampu efektif mengatasi kondisi para pemimpin unit kerja yang ada. Penulis menyusun suatu bentuk pelatihan yang disebut sebagai "Emotional Adaptability Power". Pelatihan ini bersumber pada beberapa training, yaitu : Analisa pribadi, Kecerdasan Emosi, Manajemen Stress, dan Emotional Motivation Power. Penulisan rancangan pelatihan ini bertujuan untuk mengindentifikasikan kebutuhan training, mempersiapkan mental belajar, meningkatkan kompetensi adaptability, meningkatkan pengenalan pemahaman dan pengembangan diri, Serta meningkatkan motivasi kerja Metode pelatihan ceramah, role play, diskusi kelompok, games, dan latihan digunakan. Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini adalah dalam bentuk sekuen pelatihan yang terdiri dari: waktu yang diperlukan per materi training, topik materi, tujuan per materi, metode yang digunakan per topik materi. Hasil lainnya adalah berbagai usulan perlakuan, tindakan, atau kondisioning lingkungan kerja yang dapat mendukung hasil setelah training dilakukan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini di maksudkan untuk mengetahui pengaruh: 1) Kepemimpinan kepala sekolah terhadap lingkungan kerja 2) Kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru, 3) lingkungan kerja terhadap motivasi kerja guru dan 4) motivasi kerja guru terhadap kepuasan kerja guru....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shabrina Amalia
"Skripsi ini bertujuan menggambarkan Persepsi karyawan Divisi Produksi mengenai Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpina di PT Astrindo Aditya Teknika. Penelitian kuantitatif ini bersifat deskriptif dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 15. Hasil pada penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.

This paper aims to describe the perception of employee who work in production division about work motivation and leadership style in PT Astrindo Aditya Teknika. This is a descriptive quantitative research using SPSS version 15. Results in this research proves that leadership style has a stronger relationship on employee work motivation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Woro Aryati Prawoto
"Indonesia masih belum memperlihatkan tanda-tanda bangkit dari krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir tahun 1997. Angka pengangguran saat ini semakin tinggi, potret pendidikan masih carut marut, kriminalitas dan kemiskinan merajalela. Adanya penetapan peraturan Otonomi Daerah pada tahun 2002 dimana setiap propinsi diberikan keleluasaan dan wewenang untuk menjalankan roda pemerintahannya, terjadi perubahan dalam lingkungan pembangunan nasional yang berdampak pada semakin bertambah besarnya beban para pelaku pembangunan kota dalam menjalankan fungsi dan peranannya seperti yang disampaikan dalam Laporan Final ? Pekerjaan Jasan Konsultasi Pelatihan Urban and Regional Development Management and Leadership ? oleh Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan di Jakarta baru-baru ini.
Dalam situasi krisis, terdapat kecenderungan pada masyarakat Indonesia untuk mencari pemimpin yang dapat memberikan jawaban yang cepat, keputusan-keputusan pemimpin yang dapat membuat masalah berat menjadi terlihat sederhana. Tentu saja ini bukan penyelesaian yang baik jika akar permasalahan yang terletak pada hal-hal yang lebih fundamental seperti pada kemampuan berpikir kreatif, berinovasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan potensi yang dimiliki, tidak ditelaah. Perubahan dalam aspek apa yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin masa kini?
Dalam era globalisasi dimana arus informasi berjalan dengan cepat, seorang pemimpin harus sigap dan tanggap untuk melakukan apa yang disebut information scanning, berpikir secara strategis dan kreatif dalam menciptakan peluang-peluang yang dimilikinya. Namun ada kecenderungan untuk menolak pembaharuan jika hal tersebut diberlakukan pada para pemimpin yang merasa memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup. Untuk dapat melakukan perubahan pada orang lain, seorang pemimpin diharapkan dapat mengenali dirinya sendiri dan melakukan perubahan yang diperlukan sesuai dengan tuntutan lingkungan yang baru.
Agar perubahan tersebut dapat lebih diterima maka intervensi yang digunakan adalah intervensi individuil dimana pelatihan menekankan pada pemahaman indivduil mengenai gaya berpikir, proses belajar dan dorongan pribadi apa yang membuat seseorang berinteraksi dalam kehidupan sehari-harinya dan jika menghadapi konflik.
Pelatihan yang dirancang ini merupakan adaptasi dari pelatihan Enhancing Strategic, Change and Team Leadership dan Canada untuk pejabat eselon 1 dan 2 di Departemen KIMPRASWIL, Jakarta pada tahun 2003 ( lihat keprmtakaan ). Umpan balik mengenai gaya pribadi cliperoleh melalui pengisian inventori-inventori Learning Style Inventory (LSI), Thinking Styles (InQ) dan Strength Deployment Inventory (SDI) disamping permainan Outdoor Team Challenge dimana para peserta dihadapkan pada penyelesaian masalah dilapangan.
Aspek kognitif seperti konsep-konsep Network Leadership, Team Leadership, Strategic Thinking and Planning merupakan dasar-dasar yang juga perlu dikuasai oleh peserta pelatihan, Pada tahap akhir dari rancangan pelatihan ini adalah evaluasi yang harus dilakukan setelah tiga dan enam bulan pelatihan ini berlangsung untuk menilai efektifitas pelatihan ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ganis Mutiara Wiranegara
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan variabel perilaku kewargaan organisasi (PKO) pada PT. X dalam rangka menyusun intervensi yang tepat untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan PKO. Gaya kepemimpinan transformasional diukur menggunakan 20 item yang diadaptasi dari item yang mengukur dimensi kepemimpinan transformasional dalam Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.92, sedangkan perilaku kewargaan organisasi diukur dengan menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Podsakoff et al. (1990) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.81. Sejumlah 33 responden pada level jabatan non-staf hingga manajer terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisa regresi berganda didapatkan R= 0.611, F = 4.17, dfregresi = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, dengan signifikansi pada los 0.01. Gaya kepemimpinan transformasional mampu menjelaskan 37.4 % varians dalam PKO. Adapun dimensi yang memiliki hubungan paling kuat ialah Idealized Influence, dengan nilai korelasi 0.58, p = 0.003, signifikan pada los 0.01. Berdasarkan hasil ini, maka intervensi pelatihan gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan kepada dimensi Idealized Influenced dirancang dan diimplementasikan kepada level manajer dan penyelia. Berdasarkan hasil olah data didapatkan adanya kenaikan skor jumlah jawaban benar secara signifikan pada kelompok peserta manajer (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, signifikan pada los 0.05) dan kelompok peserta penyelia (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, pada los 0.05). Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan transformasional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan implementasi gaya kepemimpinan transformasional pada atasan sehingga mampu meningkatkan PKO pada bawahannya.

This study aimed to determine the relationship between transformational leadership style and organizational citizenship behaviour (OCB) in PT. X in order to design the right intervention to improve transformational leadership style in which it was expected to improve OCB. Transformational leadership style was measured using a 20-item scale adopted from Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) that measures the transformational leadership style with the reliability Alpha Cronbach 0.92, whereas OCB was measured using the scale adopted from OCB scale developed by Podsakoff et al. (1990) with the reliability Alpha Cronbach 0.81. Thirty-three respondents within the level of position ranging from non-staff to managers were involved. The results from multiple regression analysis showed the value of R= 0.611, F = 4.17, dfregressin = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, was significant within the level of significance 0.01. Furthermore, transformational leadership style can explain 37.4 % variance of OCB. The dimension of transformational leadership style that has the strongest relationship with OCB is Idealized Influence, with the correlation value of 0.58, p = 0.003, significance level of 0.01. Based on this results, transformational leadership training in which Idealized Influence were emphasized can be considered as the right intervention for managers and supervisors. Based on statistical analysis, it was found that there was a significant increase in the total score of right answers about transformational leadership style on the group of managers and (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, significant at los 0.05) and supervisors (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, significant at los 0.05). This result showed that there is an improvement in the participants’ knowledge of transformational leadership style. It is expected that this could improve the implementation of transformational leadership style in which it could also improve the occurance of employees organizational citizenship behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Iskandar
"Diawali dari adanya perubahan peran wanita tradisional ke non-tradisional, dimana lebih banyak wanita menduduki posisi sebagai pemimpin, yang membutuhkan motif untuk berkuasa. Akan dilihat perbedaan motif untuk berkuasa ekstrinsik dan motif untuk berkuasa intrinsik pada wanita dan pria pemimpin, sesuai penjelasan teori Tedeschi. Subyek penelitian sejumlah 126 orang manajer dan politikus wanita dan pria di Jakarta. Menggunakan accidental sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner dalam bentuk inventory atau pasangan pernyataan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan motif untuk berkuasa ekstrinsik dan motif untuk berkuasa intrinsik pada para manajer dan para politikus pria dan wanita. Manajer memiliki motif untuk berkuasa intrinsik yang lebih tinggi daripada politikus. Politikus memiliki motif untuk berkuasa ekstrinsik yang lebih tinggi daripada manajer. Walaupun secara umum tidak ditemukan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kedua tipe motif untuk berkuasa, namun wanita cenderung memiliki motif untuk berkuasa ekstrinsik yang lebih tinggi daripada pria. Tidak ditemukan hasil yang konklusif mengenai hubungan antara jenis kelamin dan jenis pekerjaan terhadap motif untuk berkuasa ekstrinsik dan motif untuk berkuasa intrinsik.
Saran untuk penelitian selanjutnya, agar diusahakan pengembangan alat ukur baku atas motif untuk berkuasa, sehingga tidak perlu terpaku pada tes-tes proyektif. Untuk mempertajam hasil penelitian, dapat dilakukan penelitian serupa terhadap pria dan wanita dengan karakteristik yang disetarakan. Disarankan untuk melakukan penelitian lapangan untuk menelaah perbedaan tingkah laku prososial atau tingkah Iaku altruisme antara pria dan wanita. Penelitian tentang wanita pada posisi sebagai pemimpin dapat dipertajam dengan meneliti apakah stereotipi yang diyakini melekat pada wanita pemimpin dapat ditunjang oleh data-data di lapangan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desmaniar
"Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi dan menuju organisasi yang lebih baik, hal tersebut tidak terlepas dari bagaimana secara seorang pemimpin di dalam menggalang kerja sama dan dapat menggerakkan, mempengaruhi serta memotivasi bawahannya sehingga bawahan dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab akan bekerja dengan kinerja yang tinggi dalam mencapai tujuan organisasi. (Stephen Robbin : 1996: 71).
Berdasarkan pemahaman diatas mendorong minat penulis untuk meneliti dan untuk mengetahui serta untuk memperoleh gambaran tentang kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai Biro Umum Setjend Departemen Kehakiman dan HAM. Disamping itu juga untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai dan hubungan motivasi kerja dengan kinerja pegawai serta untuk mengetahui hubungan kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja pegawai.
Dalam penelitian ini populasi sekaligus sampel adalah pegawai di Biro Umum Setjend Departemen Kehakiman dan HAM yang berjumlah 75 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap responden dan diolah secara deskriptif kuantitatif maupun analisis deskriptif korelasional dengan menghitung tingkat hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Dengan Teknik Spearman Rho. Dan untuk mengetahui hubungan secara bersama dengan menggunakan korelasi ganda.
Hasil penelitian dengan distribusi frekuensi menunjukkan bahwa penilaian terhadap kepemimpinan cukup baik atau tinggi dan kinerja pegawai tinggi. Kemudian hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja memiliki hubungan yang signifikan, besar hubungan tersebut positif, sedang dengan angka korelasi ( r = 0,501 ), motivasi kerja dengan kinerja memiliki hubungan yang signifikan, positif dan sedang dengan r = 0,429 dan antara kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama dengan kinerja memiliki hubungan signifikan, positif dengan r = 0,568, besar hubungan tersebut berpedoman kepada interpretasi koefisien korelasi adalah sedang. Disamping itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kontribusi variabel kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama terhadap kinerja adalah sebesar 32.3%, sedangkan 67.7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar faktor kepemimpinan dan motivasi kerja.
Dengan demikian variabel kepemimpinan dan motivasi kerja merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai Biro Umum sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pimpinan terutama untuk meningkatkan kinerja pegawai Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Kehakiman dan HAM. Selain itu pimpinan perlu lebih memperhatikan dan memperbaiki serta meningkatkan motivasi pegawai sehingga motivasi meningkat yang akan diikuti peningkatan kinerja pegawai.

Relation Leadership And Motivation Work With Performance Officer Of Public Bureau Departmental Secretariat General Of Judgment And Human Right Leadership represent one of the very important factor in reaching target and target a organization and go to better organization, the mentioned is not quit of how aly leader in look after same activity and can move, influencing and also motivate its subordinate so that subordinate wittingly and feel responsibility will work with high performance in reaching the target of organization.
Pursuant to understanding of above pushing writer enthusiasm to check and to know and also to obtain picture about leadership, motivation work and performance officer of public Bureau Setjend Department of Judgment and HAM. Beside that also to know relation among leadership with officer performance, relation motivate with officer performance and also relation among motivation and leadership work by together with officer performance.
In this research of population at the same time sample officer in public Bureau Setjend Department of Judgment and HAM amounting to 75 people. Technique data collecting conducted by propagating questioner to responder and processed descriptively quantitative and also descriptive analysis of correlational by counting relation level among Variable Tied With Technique of Spearman Rho. And to know relation together by using double correlation that is with regression.
Result of research with frequency distribution indicate that assessment to high or good enough leadership and high level employee performance. Then relation among leadership with performance have relation which is significant, big of the relation positive, with correlation number (r = 0,501), motivation work with performance have relation which is significant, positive and is with r = 0,429 and among motivation and leadership by together with performance have relation which is significant, positive with r = 0,568 is, big the relation be guided by correlation coefficient interpretation is.
Beside that result of research also indicate that leadership variable contribution and motivation work together to performance is equal to 32.3 %, while 67.7 % influenced by other factor outside leadership factor and activity motivation.
Thereby both variable that is activity motivation and leadership represent variable having an effect on to officer performance, so that can be made by guidance in decision making and policy of head public Bureau of Secretariat General Department of Judgment and Human right especially in the effort improving officer performance. Besides head need more paying attention and improve and also improve motivation factors and condition, so that motivate officer activity mount. At the height of motivation work officer hence officer performance will mount and is higher."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>