Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3725 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bring, Mitchell
New York: McGraw-Hill, 1981
712.0952 BRI j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shabirah Rahmah
"ABSTRAK
Orang Jepang dikenal sebagai bangsa yang menghargai dan mencintai alam. Salah satu bentuk penghargaan orang Jepang terhadap alam adalah dengan adanya tradisi dan kebiasaan yang berkaitan dengan alam, salah satunya ialah kebiasaan menikmati mekarnya bunga sakura atau yang dikenal dengan hanami yang dilakukan setiap musim semi. Dalam kebiasaan ini bunga sakura dijadikan sebagai objek karena memiliki arti yang khusus bagi orang Jepang yang didukung dengan adanya sakura zensen atau ramalan mengenai mekarnya sakura di seluruh negeri. Oleh karena itu, tugas akhir ini membahas mengenai kebiasaan hanami yang merupakan wujud dari naturalisme Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan tinjauan pustaka dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini digunakan teori naturalisme oleh Nakamura Hajime untuk dapat menganalisis sumber-sumber yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Jepang sangat memperhatikan secara detil segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, salah satunya adalah dengan adanya sakura zensen yang secara tidak langsung sebagai daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan hanami.

ABSTRACT
Japanese people are known as their respects and loves towards nature. One form of Japanese peoples appreciation for nature is the existence of tradition and custom related to nature, one of which is the custom of enjoying the blooming of cherry blossoms or known as hanami, which is done every spring. In this custom, cherry blossoms is used as an objects because they have special meanings for Japanese people who are supported by the presence of sakura zensen or known as predictions about the blooming of cherry blossoms throughout the country. Therefore, this paper discusses the hanami custom which is a form of Japanese naturalism. This paper uses descriptive analytical methods with literature reviews from various sources. In this paper Nakamura Hajimes naturalism theory was used to analyze the sources used. The results of the study showed that Japanese people were very concerned about everything related to nature, one of which was the presence of sakura zensen which indirectly served as an attraction for the people to do hanami."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Itoh, Teiji
New York: Weatherhill, 1973
712.2 ITO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keane, Marc P
Rutland: Charles E. Tuttle, 1996
712
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Richie, Donald
Japan: Charles E. Tuttle, 1995
726.1 RIC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ishikawa, Tadashi, 1908-
Tokyo: Kodansha International , 1970
728.82 ISH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shigemori, Kanto
Tokyo: Japan Publications, 1971
712.6 SHI j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Widyo Utomo
"ABSTRAK
Kyoto telah menjadi ibukota Negara Jepang selama kurang lebih 1100 tahun. Hal ini
membuat Kyoto memilki sumber daya budaya yang tidak sedikit. Bangunan-bangunan
tradisional yang ada di Kyoto merupakan salah satu contohnya. Namun
seiring dengan perkembangan sosial-ekonomi, terdapat kekhawatiran pemerintah kota
dalam mempertahankan bangunan-bangunan tradisional tersebut. Skripsi ini
menjelaskan usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah prefektur, pemerintah
pusat (Jepang), dan internasional (melalui UNESCO) untuk mengelola sumber daya
budaya yang ada di Kota Kyoto. Penulis menggunakan 4 jenis dokumen yang
digunakan untuk melaksanakan peneltian ini. Dokumen-dokumen tersebut adalah
Landscape of Kyoto (rencana tata kota dan rencana pelestarian kota), Law on the
Protection of the Cultural Properties, Undang-Undang Preservasi Kota Tua (Koto
Hozonhou/ 古都保存法 ), dan hasil konvensi dari Convention Concerning The
Protection of The World Heritage UNESCO 1972.

ABSTRACT
Kyoto has become the capital of Japan for approximately 1100 years. As a result,
Kyoto possesses many cultural properties. Some of the examples are traditional
buildings located all around Kyoto . However, as socioeconomic development
progresses, the municipal administration had concerns in maintaining the traditional
buildings. This thesis explains the efforts done by Japan Prefecture government,
Japan Central government, and the International government (through UNESCO) in
managing the city of Tokyo?s cultural properties. In conducting this research, four
types of documents were used. The documents are Landscape of Kyoto (urban
planning and urban preservation planning), Law on the Protection of the Cultural
Properties, Law on the preservation of Old City (Koto Hozonhou/古都保存法), and
the result of the Convention Concerning The Protection of The World Heritage
UNESCO 1972."
2016
S64444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Toto Bunka, 1952
R 709.52 PAG
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nilam Husna Muthia
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan multimodalitas backchannel bahasa Jepang dalam beauty vlog. Penelitian ini menggunakan teori analisis percakapan (Sacks, dkk 1974; Heritage, 2001) dan Multomidalitas (Mondada, 2018) untuk menjelaskan pola penggunaan multimodalitas (moda verbal dan nonverbal) backhannel bahasa Jepang dalam beauty vlog. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa backchannel yang disampaikan mitra tutur memiliki makna 'mitra tutur sedang menyimak', 'mitra tutur meminta penutur melanjutkan tuturannya'. Kedua hal itu mengimplikasikan bahwa mitra tutur memberikan perhatian kepada penutur. Pola multimodalitas backchannel dalam beauty vlog yang ditemukan terdapat tiga tipe, yaitu (i) backchannel verbal, (ii) backchannel verbal dan nonverbal, dan (iii) backhchannel nonverbal. Backchannel yang produktif disampaikan adalah backchannel dalam unit kata dan frasa. Sementara, untuk backchannel nonverbal, penutur cenderung menggunakan anggukan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penutur bahasa Jepang memiliki preferensi menggunakan moda verbal dan nonverbal secara bersamaan dalam menuturkan backhannel.

This research aims to explain the multimodality of Japanese backchannels in beauty vlogs. This research uses conversation analysis theory (Sacks et al., 1974; Heritage, 2001) and Multimodality (Mondada, 2018) to explain the pattern of use of multimodality (verbal and nonverbal modes) on the Japanese language backchannel in beauty vlogs. This research shows that the backchannel conveyed by the speech partner has the meaning 'the speech partner is listening,' 'the speech partner asks the speaker to continue his speech.' Both imply that the speech partner is paying attention to the speaker. There were three main types of backchannel multimodality patterns in beauty vlogs, namely (i) verbal backchannel, (ii) verbal and nonverbal backchannel, and (iii) nonverbal backchannel. The backchannel that was productively conveyed was backchannel in word and phrase units. Meanwhile, for nonverbal backchannels, speakers tend to use nods. This research also shows that Japanese speakers prefer using verbal and nonverbal modes simultaneously in speaking backchannel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>