Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifni Arifa
"Skripsi ini membahas tentang Visualisasi Realitas Pemilu Indonesia tahun 1971-2004 dalam Kartun Editorial Oom Pasikom Harian Kompas. Dalam perjalanan demokrasi di Indonesia, kartun editorial memiliki peran yang cukup penting sebagai media kontrol sosial-politik. Selama penyelenggaraan Pemilu diIndonesia, kartun editorial berfungsi untuk mengawal jalannya demokrasi. Kartun editorial pun menjadi semacam pemberi peringatan awal ketika ketidakberesan sedang terjadi.
Berbagai bentuk pelanggaran pemilu direfleksikan kedalam gambar satire yang sarat humor. Kartun editorial biasanya menggunakan metafora untuk menyampaikan pesannya. Sebagai editorial visual, kartun tersebut tentunya mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang memuatnya. Dalam penelitian ini dapat dilihat bagaimana dinamika perkembangan kartun editorial Oom Pasikom sejak masa Orde Baru hingga era Reformasi. Dapat terlihat dengan jelas bahwa pengungkapan visual kartun editorial sangat terkait erat dengan kebijakan politik rezim yang berkuasa. Sebagai penelitian sejarah, telaah ini berfokus pada verifikasi gambar terhadap teks dan konteks realitas peristiwa. Kemudian direkonstruksi secara kronologis kedalam sebuah cerita sejarah.
This thesis discusses the Reality Visualization of Indonesia Elections 1971-2004 on Editorial Cartoons Oom Pasikom in Kompas Newspaper. In the course of democracy in Indonesia, editorial cartoons have an important role as a medium of social and political control. During the General Election in Indonesia, editorial cartoons serve to guard the way of democracy. Editorial cartoons had become a sort of early warning when the irregularities taking place.
Various forms of violations of the election were reflected into an image satire with full of humor. Editorial cartoons often use metaphors to convey his message. Being a visual editorial, cartoon certainly reflects the policy and political opinion of the media. In this description can be seen how the dynamics of the editorial cartoon Oom Pasikom since the New Order period to the Reformation era. Obviously, that the visual display of the editorial cartoons is closely related to the political policy of the regime. As historical research, this study focuses on the image verification to the text and to the context of the reality of events. Later, this has been chronologically reconstructed into historical story.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emy Agustia
"Bersamaan dengan makin majunya industri persuratkabaran Indonesia, eksistensi kartun dan para kartunisnya semakin kuat. Pentingnya kehadiran kartun dalam pers penerbitan, seperti majalah dan surat kabar, tidak dapat disangkal lagi. Kartun telah menyatu dengan pers sebagai bagian dari halaman editorial. Kartun juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana melakukan komunikasi politik. Meski dalam halaman Kompas secara eksplisit tidak terbaca, "Oom Pasikom" merupakan kartun editorial harian Kompas. Tidal( seperti kartun di harian lainnya, yang hanya merupakan ilustrasi, pesan pada "Oom Pasikom" merupakan pendapat redaksi Kompas. Jakob Oetama, pimpinan umum harian Kompas, mengatakan ada ikatan yang kuat antara "Oom Pasikom" dan harian Kompas. Komentar-komentar atau sikap "Oom Pasikom", tidak hanya milik pribadi Oom Pasikom ataupun G.M. Sudarta sebagai seorang kartunis, tapi juga merupakan bagian dari harian Kompas. "Oom Pasikom" juga merupakan corong pendapat harian Kompas. Kartun, sebagai karya visual yang seret kata-kata, tentunya membuka keran interpretasi yang sebebas-bebasnya bagi para pembaca. Tetapi, tidak semua orang bisa membaca makna kartun yang sebenarnya. Dan kalaupun bisa menginterpretasikan kartun tersebut, apakah interpretasi yang didapatkan tidak terlepas dari konstruksi realitas (politik) yang dibentuk media tersebut? Maka, menarik untuk menjawabnya, menarik pula untuk mengkajinya. Paradigma penelitian ini adalah konstruktivis, dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengungkapan makna di balik tandatanda dalam kartun editorial Kompas "Oom Pasikom" periode Pemilu 2004 (11 Maret- 4 Oktober 2004) dengan menggunakan analisis semiotika Peirce. Dari analisis semiotika yang dilakukan, penelitian ini ingin mengungkap bagaimana sikap politik Kompas yang direpresentasikan dalam kartun editorial Kompas "Oom Pasikom" Periode Pemilu 2004. Dari hasil analisis semiotika yang dilakukan terhadap kartun editorial "Oom Pasikom" periode Pemilu 2004, peneliti mengungkap sikap politik Kompas yang positif (mendukung dan mengawasi) terhadap persiapan Pemilu 2004, sikap politik Kompas yang positif (mendukung) terhadap usaha kampanye para caleg, capres dan cawapres yang kreatif dan tidak kotor, sikap politik Kompas yang negatif (pesimis dan kecewa) terhadap kinerja buruk KPU 2004 sebagai penyelenggara Pemilu 2004, sikap politik Kompas yang tidak simpatik kepada calon dan anggota legislatif, sikap politik Kompas yang tidak simpatik kepada capres dan cawapres peserta Pemilu 2004, sikap politik Kompas yang netral dan tidak memihak pada siapa pun kecuali pada rakyat saat Pemilu 2004, sikap politik Kompas yang positif (mendukung) berlangsungnya Pemilu 2004, sikap politik Kompas yang negatif terhadap elit politik yang tidak menghormati pembelajaran politik dan proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia. Kompas menggambarkan iklim demokrasi Indonesia yang belum demokratis, dan sikap politik Kompas yang tidak simpatik terhadap elit politik di parlemen. Yaitu dengan cara penggambaran elit politik sebagai sosok yang congkak, egois dan apatis pada setiap kartun editorial "Oom Pasikom" periode Pemilu 2004. Sikap politik yang terungkap tersebut merupakan konstruksi realitas sosial yang dibentuk oleh Kompas.

Indonesian newspapers' industry is developing now. Meanwhile cartoon and cartoonists' existances are stronger. The importance of cartoon's existance in publishing press, for example magazine and newspaper, can not be denied. Cartoon has been a part of press as one of editorial pages. Cartoon is also can be used as a channel to do the political communications. Although in Kompas' pages, explicitly can not be read, "Oom Pasikom" is Kompas' editorial cartoon. Not like cartoon in another newspapers, which is only an ilustration, "Oom Pasikom" messages are Kompas' oppinions. Jakob Oetama, a Kompas leader, said there is a strong relation between "Oom Pasikom" and Kompas. "Oom Pasikom" comments and acts are not only owned by Oom Pasikom or G.M. Sudarta as a cartoonist, but also are parts of Kompas. "Oom Pasikom" is Kompas' oppinion channel. Cartoon, as visual art which is lack of words, open readers' interpretations. But, not everyone can read and understand the real meaning of cartoon. And if they can, are their interpretations depend on construction of social reality built by media? So, it is interesting to answer, and is also interesting to analyze. Paradigm of this research is constructivist, with a qualitative approach. This research has an aim to describe the finding of signs' meaning from Kompas' editorial cartoon "Oom Pasikom" during National Election 2004 (March 11th—October 4th 2004) with Pierce's semiotic analysis. Based on semiotic analysis, this research want to know how Kompas' political act which is representated in Kompas' editorial cartoon "Oom Pasikom" during National Election 2004. From the result of semiotic analysis that is done to "Oom Pasikom" during National Election 2004, researcher know Kompas' postive political act (support and supervise) to National Election 2004 preparation, Kompas' positive political act (support) to candidates efforts in doing creative and clean political campaigns, Kompas' negative political act (pesimists and dissapointed) to KPU 2004's bad works, Kompas' unsymphatic political act to candidates and members of legislative, Kompas' unsymphatic political act to candidates of president and vice president National Election 2004, Kompas' neutral political act and no one supported but citizen, Kompas' negative political act to elite which not respect to democracy process that is happen in Indonesia. Kompas shows climate of Indonesia democracy which has not yet been democrates, and Kompas' unsymphatic political act to elite in parliement. Kompas show elite as an arogant and apatist character in every editorial cartoon "Oom Pasikom" during National Election 2004. Political acts which is known from semiotics analysis are social reality that Kompas constructed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Anggia Putri
"Penelitian ini membahas empat novel populer karya Motinggo Busye yang terbit antara tahun 1963 dan 1978. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seksualitas dan erotisme yang terdapat di dalam novel tersebut dan menentukan erotisme tersebut termasuk dalam pornografi atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dengan menggunakan analisis intrinsik, yaitu analisis tema dan tokoh dan penokohan, serta analisis gaya bahasa untuk melihat aspek estetik erotisme tersebut.

This research discusses four novels by Motinggo Busye which published within 1963 and 1978. This research's aims are to describe the sexuality and eroticism on that novels and to ascertain whether the eroticism were pornography or not. The method of this research is descriptive analysis method. The approach of this research is structural approach by using intrinsic analysis, which are theme analysis and character and characterization analysis, and stylistic analysis to figure the esthetic aspect of the eroticism."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11304
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Niken Pramanik
"ABSTRAK
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui fungsi-fungsi atau motifeme yang terdapat dalam cerita rakyat yang bermotif Oedipus sehingga dapat disusun suatu struktur dari cerita rakyat yang bermotif Oedipus. Tujuan lain dari penulisan skripsi ini adalah menentukan konsep yang terdapat dalam cerita rakyat yang bermotif Oedipus. Data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah tiga cerita dari tiga daerah yang berbeda. Ketiga cerita itu adalah cerita rakyat Watu Gunung dari daerah Nusa Tenggara Barat, cerita rakyat Sangkala Gunung Kupak dari daerah Jawa Barat, dan cerita rakyat Batu Darah Muning dari daerah Kalimantan Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa tiga cerita rakyat tersebut mempunyai struktur sebagai berikut: pahlawan ditandai -> pahlawan meninggalkan rumah -> satu larangan diberitahukan kepada pahlawan -> larangan dilanggar -> pahlawan kembali pulang -> pahlawan yang tidak dikenali tiba di negerinya -> pahlawan menikah -> pahlawan dikenali -> pahlawan mendapat hukuman

"
1996
S11029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yunus
"Sunah Rasulullah saw. merupakan sumber ajaran Islam kedua. Pemeliharaan sunah diserahkan sepenuhnya kepada umat, yaitu dengan mengabadikan ucapan, perbuatan dan tagrir beliau, atau disebut hadis. Upaya ini dilakukan turun-temurun dalam bentuk periwayatan hingga pengkodifikasiannya pada abad kedua hijriyah. Namun, ada saja ketidak-akuratan dalam periwayatan. Karenanya, para ulama berupaya menyeleksinya. Muncullah pembagian hadis menjadi tiga; sahib, hasan dan daif. Hadis sahih dan hasan memiliki keakuratan tinggi sebagai bentuk pengejawantahan sunah Rasulullah saw., hal ini tidak berlaku bagi hadis daif. Namun, ternyata dijumpai ulama yang menggunakan hadis daif sebagai hujah dan pengejawantahan sunah beliau.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pada selain bidang akidah, hadis daif juga digunakan sebagai hujah. Dalam bidang hukum, hadis daif dijadikan hujah dengan syarat: diterima dan diamalkan; dikenal imam-imam hadis tanpa ada yang mengingkarinya; dan sesuai dengan salah satu ayat Alquran atau dasar syariat. Selain hadis daif, amalan penduduk Madinah yang bersifat naqli dijadikan sebagai hujah. Dalam bidang akhlak/fadlail al-a'mal, hadis daif bisa digunakan dengan syarat: tidak terlalu lemah; tema hadis tergolong tema yang ditetapkan dalil yang diamalkan; dan pada saat mengamalkannya, tidak berkeyakinan bahwa ia berasal dari Nabi Saw., tetapi sebagai sikap berhati-hati.
The Authority of Hadis Sahih in Exclamation of Passages of Sunah Rasulullah Saw. Sunah Rasulullah saw. is second resource of Islam teaching. The conservancy of Sunah is delivered fully to people, that is by immortalizing utterance, deed and his tagrir, or referred by hadis. This effort was done in the way of narrative till finally emerge the effort to codification of hadis in the second century of hijriyah. But, in the effort continuation the hadis there are invalid narratives. So that, the muslims scholar have effort to select it. Hence, emerging the divede of hadis become three; sahih, hasan and daif. Sahih hadis and hasan hadis have high accuracy as sunah Rasulullah saw. personification form, this not applicable matter to daif hadis. But, practically met many moslem scholar using daif hadis as hujah and making it as his sunah personification.
This research yield conclusion that daif hadis also used as hujah, besides akidah area. In the field of law, daif hadis used as hujah on condition that: accepted and practiced; recognized by among hadis imam without there isn't disobeying it; and as according to one of the Alquran sentence or syariat bases. Despitefully, there are also using Madinah resident deed having the character of as hujah. In the field of behavior/ fad/rill al-a'mal, daif hadis can be used on condition that: do not too weak; the hadis theme still classified into theme which have been specified by theorem which have been practiced; and at the time of practicing it, do not convince of that he come from Prophet saw., however believing that it is as attitude take a care.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evlin
"Skripsi ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam Kalatidha. Dalam Kalatidha, terdapat delapan kritik yang ditujukan kepada pemerintahan Orde Baru dan lima kritik yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, Seno Gumira Ajidarma menggunakan enam cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam novelnya kali ini.

This thesis discuss about the social criticism and the novelist's method of criticizing in Kalatidha. This research is using the literature sociology approaching. The aim of this research is to mention all of the critiques and the novelist?s method. There are eight critiques for Orde Baru government and five critiques for Indonesian people that had founded in the novel. From this research, we also know that novelist had his six own style which was the unique way of criticizing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10836
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rojab Dian Puspitasari
"Memberikan gambaran mengenai funsi dan amanat pantun yang terdapat dalam siaran Bensradio"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pudentia Maria Purenti Sri Suniarti Karnadi
"Fiksi populer sudah ada sejak dahulu. Fiksi populer sebagai salah satu hasil kebudayaan populer bukanlah barang baru, tetapi sudah ada sejak dahulu dan terdapat di mana raja (Kaplan, 1967:319). Fiksi populer dapat ditemukan dalam majalah-majalah hiburan dan penerbitan lain yang; sifatnya hiburan. Salah satu bentuk fiksi populer yang paling banyak mengisi ruangan majalah adalah bentuk cerpen. Sayangnya, pembicaraan tentang perkembangan cerpen populer tidak ada, sehingga Rita tidak dapat memastikan kapan apa yang disebut cerpen populer itu mulai ada.
Salah satu majalah hiburan yang menyediakan ruangan untuk cerpen adalah Femina. Cerpen-cerpen yang dimuat di dalamnya, khususnya cerpen-cerpen pemenang sayembara, diambil sebagai bahan penelitian tulisan ini karena Femina dianggap sebagai pelopor majalah hiburan dalam hal meningkatkan penulisan cerpen.Untuk menetapkan sampai sejauh mana cerpen-cerpen tersebut memenuhi kriteria sebagai seni populer, tulisan ini mendasarkan diri pada teori seni populer yang dikemukakan oleh Kaplan (1967:315--42). Jadi, analisis yang dilakukan atas kedelapan cerpen tersebut didasarkan pada teori Kaplan tersebut. Ada lima ciri fiksi populer yang..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Islafatun
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan wacana kekuasaan yang direpresentasikan dalam novel Son (2012) karya Lois Lowry. Untuk menganalisisnya, digunakan konsep kekuasaan dari Michel Foucault. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan dihadirkan dengan cara berbeda dalam ketiga komunitas yang ada dalam novel, mulai dari yang berjalan represif hingga terselubung, yaitu melalui pengetahuan. Kekuasaan di komunitas pertama (Book I, Before) direpresentasikan secara represif, sehingga membentuk objektifikasi dan impersonalisasi. Pola tersebut terbentuk melalui praktik indoktrinasi dan pendisiplinan oleh penguasa ke masyarakat. Kekuasaan di komunitas kedua (Book II, Between) tidak berjalan represif, tapi hidup melalui nilai tradisi dan norma sosial. Keduanya berjalan karena adanya dukungan pengetahuan dan produksi kekuasaan. Sementara itu, di komunitas terakhir (Book III, Beyond) kekuasaan menghasilkan tatanan yang menjunjung subjektifitas. Hal tersebut terwujud karena adanya pengetahuan dan legalitas kekuasaan yang beroperasi dalam komunitas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, teks menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Novel Son menunjukkan bahwa pengetahuan menghasilkan pola kekuasaan yang berbeda. Komunitas terakhir menunjukkan bahwa pengetahuanlah yang membentuk kekuasaan di komunitas ini dalam menciptakan subjektifitas."
2018
T51873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Regina Widhiasti
"Analisis terhadap film Auf der anderen Seite karya Fatih Akin dilakukan dengan melihat representasi yang ditampilkan melalui adegan dan berbagai penanda dalam film. Representasi yang terlihat dalam film kemudian diperiksa untuk melihat ideologi dominan yang melatarbelakangi penggambaran tersebut. Berdasarkan analisis terhadap representasi yang ditampilkan dalam film, terlihat adanya konflik budaya yang dialami oleh tokoh-tokoh Turki yang tinggal di Jerman. Selain itu, ideologi dominan yang juga terlihat dari film ini adalah supremasi Jerman terhadap imigran Turki di negara tersebut.

By analizing the scenes in the film Auf der anderen Seite by Fatih Akin using relevant theories, this research aims to see the dominant ideology of the film. the analysis is conducted by observing the structure of the story, characterization and the dialog in the film. The findings of this research show that this film represents the German supremacy over the Turkish immigrants as well as describing the cultural conflicts experienced by the Turkish immigrants in Germany."
2010
T29796
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>