Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michelle Gozal
"Karakteristik sel punca kanker payudara sangat penting diketahui untuk memaksimalkan terapi kanker payudara. Interaksi antara sel punca dengan lingkungan mikronya merupakan salah satu karakter sel punca yang diteliti pada penelitian ini. Lingkungan mikro, misalnya sel fibroblas, dapat mempengaruhi proliferasi sel punca kanker payudara melalui suatu jalur persinyalan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perbedaan proliferasi sel punca kanker payudara dengan beberapa perlakuan berbeda, yaitu berupa pengko-kulturan dengan sel fibroblas normal dan kanker, dengan menggunakan uji MTT dan MTS. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas dipanen pada hari kedua dan keempat untuk diamati secara mikroskopik dan diuji proliferasinya. Pengamatan secara mikroskopik, menunjukkan bahwa sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker mengalami peningkatan jumlah mammospheres yang mengindikasikan sifat kepuncaan sel kanker. Pengujian MTT dan MTS memperoleh hasil yang serupa, yaitu lingkungan mikro, dalam hal ini berupa sel fibroblas, dapat mempengaruhi tingkat proliferasi sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker menunjukkan tingkat proliferasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal.

Understanding the characteritics of breast cancer stem cell is essential to optimize breast cancer therapy. The interaction between stem cell and microenvironment is one of these characteristics which is examined in this study. Fibroblast cell as an example of stem cell microenvirontment can influence breast cancer stem cell proliferation through some particular signaling pathways. The objective of the study is to observe the difference of breast cancer stem cell proliferation under some conditions, which are co-cultured with normal fibroblast cell and cancer fibroblast cell, to understand the interaction of stem cell and its microenvironment. Breast cancer stem cell co-cultured with fibroblast cell was harvested on second day and fourth day to be examined microscopically and to be tested by using proliferation assay, such as MTT and MTS assay. Microscopic examination showed that breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell exhibited an increase amount of mammospehere, which indicate a stem cell like properties. MTT and MTS assay showed similar results, that microenvironment can influence breast cancer stem cell proliferation. Breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell showed a higher proliferation level compared to the one co-cultured with normal fibroblast cell.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy
"Pemahaman karakteristik sel punca kanker merupakan salah satu cara untuk menemukan terapi yang tepat untuk mengobati penyakit kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh lingkungan mikro yang dihasilkan oleh sel fibroblas normal dan kanker terhadap pluripotensi sel punca kanker payudara. Sel fibroblas dan sel punca kanker payudara masing-masing dikultur dengan menggunakan medium kultur DMEM high glucose. Kemudian sel punca kanker diko-kultur dengan sel fibroblas, baik sel fibroblas normal maupun kanker. Pengukuran pluripotensi dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24+ dengan spektrofluorometer dan pengukuran ekspresi SOX2 dengan menggunakan reverse transcription-polymerase chain reaction. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pluripotensi sel punca kanker payudara menurun pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas, baik fibroblas normal maupun kanker, namun, ekspresi penanda permukaan dan SOX2 pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal. Dari hasil ini, kami menyimpulkan bahwa lingkungan mikro yang dihasilkan sel fibroblas normal dan kanker mampu menurunkan tingkat pluripotensi sel punca kanker payudara sehingga lingkungan mikro dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menghilangkan sel punca kanker.

Understanding and figuring out the characteristics of cancer stem cells is believed as a way to find a perfect therapy in treating cancer disease. This research aims to find out the effect of the microenvironment provided by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells toward the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells. Both the fibroblast cells and the cancer stem cells were cultured independently using DMEM high glucose. The cancer stem cells were then cocultured into the fibroblast cells, both normal and cancer cells. The pluripotent characteristics were measured using two methods; expression of CD44+/CD24+ cell surface markers using fluorescent spectroscopy and expression of SOX2 using reverse transcription - polymerase chain reaction. Results showed that the expression of both CD44+/CD24+ cell surface markers and SOX2 decreased in breast cancer stem cells co-cultured with the fibroblast cells, whereas the expression in the cancer stem cells co-cultured with cancer fibroblast cells were higher than those co-cultured with the normal fibroblast cells. From the results, we suggest that the microenvironment created by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells could decrease the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells, hence microenvironment can be used as a tool to eradicate cancer stem cells.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Febriana Chantika
"Keberadaan sel punca kanker payudara disebut sebagai penyebab resistennya kemoterapi pada penderita kanker payudara. Penelitian dewasa ini menyatakan bahwa lingkungan mikro memegang peranan besar dalam perkembangan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkungan mikro khususnya fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara diko-kultur dalam fibroblas normal dan fibroblas kanker. Sebagai kontrol ditanam sel punca kanker payudara tanpa adanya feeder layer fibroblas normal atau fibroblas kanker. Deteksi apoptosis dilakukan dengan dua metode, metode pertama adalah Annexin V-FITC dilanjutkan dengan analisis mikroskop konvokal dan sitometer, dan metode kedua adalah pengukuran pelepasan sitokrom c dengan prinsip immunoassay. Hasil penelitian memperlihatkan indeks apoptosis Annexin V dan pelepasan sitokrom c pada ko-kultur fibroblas normal lebih tinggi dibanding ko-kultur sel fibroblas kanker. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan mikro terutama fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Khaerulloh
"Seng (Zn) diketahui dapat menginduksi apoptosis terhadap galur sel kanker prostat (PC-3). Akumulasi selular Seng (Zn) memiliki efek langsung pada mitokondria yang menghasilkan pelepasan sitokrom c yang memicu apoptosis. Tujuan dari penelitian ialah mengevaluasi pengaruh Seng (Zn) terhadap viabilitas PC-3 dengan konsentrasi 10 µM, 15 µM, 20 µM, dan staurosporin sebagai kontrol pada waktu pemajanan 0, 6, dan 24 jam. Viabilitas sel-sel tersebut diukur dengan uji MTS. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan ketiga kelompok perlakuan. Namun, terdapat perbedaan bermakna antara perlakuan stauropsorin dibandingkan kontrol tanpa perlakuan. Dengan demikian, konsentrasi Zn 10 µM, 15 µM, dan 20 µM pada pemaparan 0 jam, 6 jam, dan 24 jam belum dapat menurunkan viabilitas sel kanker prostat PC-3 secara signifikan.

Zinc (Zn), known to trigger apoptosis in prostate cancer line (PC-3), has direct effect on mitochondria and the release of cytochrome c leading to apoptosis. The aim of this study was to evaluate the role of Zinc in Prostate cancer cell line (PC-3) viability with concentrations of 10, 15, 20 µM, and staurosporine as a control, and exposure time of 0, 6, and 24 hours. The cell viability was assessed with MTS assay. There were no significant differences between control and treatment groups based on Kruskal Wallis test. However, there was significant difference between stauroporine treatment and negative control. In conclusion, Zinc (Zn) concentration of 10, 15, 20 µM and exposure time of 0, 6, and 24 hours were not sufficient to decrease significantly the viability of prostate cancer lines (PC-3).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Tiara
"Isolasi dan ekspansi sel punca kanker payudara secara in vitro tanpa menghilangkan sifat pluripotensi sel sangat diperlukan untuk mempelajari karakteristik sel punca kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu kondisi kultur terbaik dengan sistem ko-kultur untuk mempertahankan sifat pluripotensi. Sel tersebut diko-kultur dengan feeder layer yang terbentuk dari Mouse Embryonic Fibroblast (MEF). Pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24-menggunakan metode spektrofluorometri, sedangkan pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan secara kuantitatif dengan metode real time polymerase chain reaction. Pada pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan normalisasi menggunakan house keeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi CD44+/CD24-pada sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan MEFs menggunakan media CM dan DMEM lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diko-kultur dengan MEF menggunakan CM dan DMEM. Ekspresi gen SOX2 meningkat pada sel yang diko-kultur dengan MEF di CM dan sel yang diko-kultur dengan MEF dalam DMEM yaitu berturut-turut 83,28 dan 48,33 kali dari kontrol masing masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kultur terbaik untuk mempertahankan pluripotensi sel punca kanker payudara adalah ko-kultur dengan MEF menggunakan CM sebagai media.

In objective to understand the role and importance of breast cancer stem cells and the molecular and cellular events that occur during cancer development, it is essential to isolate and propagate breast cancer stem cells in long-term in vitro culture without loosing their pluripotency. This study aimed to find the best culture condition with co-cultured system to maintain the breast cancer stem cells pluripotency. The cell cultured on top of a feeder layer formed by mouse embryonic fibroblast (MEF). We observed the expression of breast stem cell markers CD44+/CD24-using spectrofluorometry and analyzed the expression of gene SOX2 using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR).
Fluorescence spectroscopy results showed that CD44+/CD24-expression of cancer stem cells co-cultured in CM and DMEM high glucose with MEF is higher than one cultured in CM or in DMEM high glucose without MEF only. After being normalized by using house keeping gene, PUM1, SOX2 gene expression levels in cells cultured in CM and DMEM with MEF i.e 83,28 and 48,33 times higher, respectively, compared to their control. Result showed that the best condition to maintain pluripotency of breast cancer stem cells was to co-culture the cells with MEF using CM as medium.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shadira Anindieta Irdianto
"Indonesia merupakan negara biodiversitas tinggi yang memiliki 7.000 dari 30.000 jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya tanaman bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) yang mengandung berbagai senyawa antioksidan sehingga diperkirakan dapat mengakibatkan kematian pada sel kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak bajakah tampala dapat mengakibatkan apoptosis pada sel T47D kanker payudara selama 24 jam. Namun, penelitian terkait uji sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala terhadap sel kanker payudara MCF-7 belum ditemukan sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan konsentrasi optimal ekstrak bajakah tampala yang dapat menghambat 50% proliferasi sel. serta mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala. Metode penelitian ini menggunakan sel MCF-7 dan batang bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Selanjutnya, dilakukan uji MTT dan flow cytometry. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bajakah tampala memiliki nilai IC50 sebesar 104 ppm dan menghasilkan efek sitotoksisitas yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel MCF-7. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak bajakah tampala dengan pelarut etanol 96% tergolong dalam kelompok senyawa yang bersifat kurang aktif sebagai antikanker.

Indonesia is a high biodiversity country with 7,000 of 30,000 plant species that can be used as traditional medicine. One of them is the bajakah tampala plant (Spatholobus littoralis Hassk.) which contains various antioxidant compounds that are assumed can cure cancer. Further studies revealed that bajakah tampala extract can induce apoptosis in T47D breast cancer cell lines. However, studies related to the cytotoxicity test of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells have not been discovered. Hence, it is necessary to analyze the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells. This study aimed to find the optimal concentration of bajakah tampala extracts that can inhibit 50% of cell proliferation and to know the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract. This research used MCF-7 breast cancer cell lines and bajakah tampala stems. The stems were extracted by maceration method using 96% ethanol. These research methods are viability tests with MTT reagents and anti-cancer activity tests using flow cytometry. The results showed that the ethanol extract of bajakah tampala has an IC50 value of 104 ppm and can induce an apoptosis effect in MCF-7 cells. This study concludes that the anti-cancer activity of bajakah tampala extract is weak against MCF-7 breast cancer cell lines."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nibras Zakiyah
"Terapi penyakit degeneratif menggunakan sel punca mesenkim (SPM) dikembangkan dengan pendekatan seluler ataupun dengan conditioned medium (CM) yang mengandung faktor pertumbuhan dan vesikel ekstraseluer (VE). Sel punca kanker merupakan populasi kecil sel dalam jaringan kanker yang berkaitan dengan resistensi terapi. Belum diketahui dampak VE SPM tali pusat terhadap kepuncaan sel kanker payudara. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak pemberian VE SPM tali pusat terhadap kepuncaan sel kanker payudara. VE diisolasi dengan kromatografi kolom; diidentifikasi dengan mikroskop konfokal dan transmission electron microscope. Internalisasi VE oleh sel kanker payudara dikonfirmasi dengan mikroskop konfokal. Analisis viabilitas sel pasca kokultur VE dilakukan menggunakan trypan blue exclusion assay, ekspresi mRNA OCT4 dengan qRT-PCR, ekspresi protein OCT4 dengan Western Blot, aktivitas enzim ALDH dengan ALDEFLUOR™. Hasil, VE SPM tali pusat berhasil diisolasi serta diidentifikasi. Derajat internaliasasi VE oleh ketiga jenis sel kanker payudara berbeda. VE 5% meningkatkan viabilitas ketiga jenis sel serta ekspresi mRNA OCT4 sel MCF7 dan ALDH+. Tingkat ekspresi protein OCT4 sel MCF7 dan ALDH+ berbanding terbalik dengan peningkatan konsentrasi VE. VE 5% meningkatkan ekspresi protein OCT4 sel MDA-MB-231. VE 5% meningkatkan aktivitas ALDH ketiga sel kanker payudara. Pada VE 10%, aktivitas ALDH sel MDA-MB-231 dan MCF7 menurun, namun pada sel ALDH+ meningkat. Kesimpulan, pemberian VE SPM tali pusat dengan konsentrasi yang berbeda memberikan dampak berbeda terhadap kepuncaan berbagai sel kanker payudara, berkaitan dengan regulasi ekspresi OCT4 dan aktivitas ALDH.

Therapy of degenerative diseases using umbilical cord mesenchymal stem cells (UCMSCs) are currently developed either using the cell or the conditioned medium containing extracellular vesicles (EVs). Cancer stem cells are a minor subpopulation of cells within cancerous tissue that had been associated with therapy resistance. This study aimed to investigate the effect of EVs secreted by UCMSC (UCMSC-EVs) on the stemness of human breast cancer cells. UCMSC-EVs were isolated using SEC, then identified using confocal microscope and TEM. UCMSC-EV uptake by MDA-MB-231, MCF7, and ALDH+ cells was analyzed by confocal microscope. The viability of co-cultured breast cancer cells was determined using trypan blue exclusion assay, mRNA and protein expression of OCT4 as well as ALDH activity were analyzed qRT-PCR, Western Blot, and ALDEFLUOR™, respectively. As the result, UCMSC-EVs were successfully isolated and identified. The internalization ability of each type of breast cancer cell seemed different. Notably, 5% EVs increased the viability of those three cells. Five percent of EVs increased the mRNA expression of OCT4. On MCF7 and ALDH+ cells, the higher the EVs concentration given, the lower expression of OCT4 protein was. Supplementation of EVs 5% increased the ALDH activity of cells. In conclusion, supplementation of UCMSC-EVs in different concentrations gives different impacts in terms of stemness that was correlated with OCT4 and ALDH regulation within the treated cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edrea Syahshiyah Salim
"Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh wanita dan menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker. Saat ini salah satu upaya pengobatan kanker payudara dilakukan dengan pemberian kemoterapi. Namun, kemoterapi memiliki efek samping terhadap penderita dan dapat menyebabkan resistensi obat setelah beberapa siklus sehingga diperlukan alternatif lain seperti penggunaan obat-obatan yang berasal dari bahan alami untuk terapi kanker. Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah Kalimantan yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Dalam penelitian ini, uji sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) dilakukan secara in vitro terhadap sel kanker payudara MDA-MB-231 melalui uji MTT untuk memperoleh nilai IC50 ekstrak. Pengujian sitotoksisitas dilakukan pada konsentrasi 1000; 500; 250; 125; 62,5; dan 31,25 µg/ml dengan kontrol positif doxorubicin pada konsentrasi 12,5; 6,25; 3,125; 1,56; dan 0,78 ppm. Nilai IC50 dihitung menggunakan persamaan regresi linier dan dilanjutkan dengan uji apoptosis untuk mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak. Uji apoptosis dilakukan melalui uji flow cytometry dengan pewarnaan Annexin V/PI terhadap perlakuan ½ IC50, IC50, 2IC50, IC50 doxorubicin,dan kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bajakah tampala memiliki aktivitas sitotoksik yang tergolong dalam kategori lemah dan tidak aktif sebagai antikanker dengan nilai IC50 sebesar 252,17 µg/ml. Analisis flow cytometry menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi ekstrak bajakah tampala dapat menginduksi terjadinya apoptosis pada sel kanker payudara MDA-MB-231 dengan persentase apoptosis total pada konsentrasi ½IC50 sebesar 55,4%; IC50 sebesar 82,3%; dan 2IC50 sebesar 96,5% dibandingkan dengan kontrol positif doxorubicin sebesar 99,7% dan kontrol negatif sebesar 15%.

Breast cancer is the most common cancer in women and the second-highest cause of cancer deaths. Currently, chemotherapy is the most common treatment to treat breast cancer. However, chemotherapy has side effects and drug resistance may develop after repeated treatment cycles. Therefore, the effort to develop new cancer medicine using herbal medicine is needed. Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) is a native plant used as traditional medicine from Kalimantan community to treat various disease. In this study, in vitro cytotoxicity test of Spatholobus littoralis Hassk extract was carried out against MDA-MB-231 breast cancer cell line by using the MTT assay to obtain the IC50 of the extract. The cytotoxicity test was performed at concentrations of 1000; 500; 250; 125; 62,5; and 31,25 µg/ml and the concentrations of doxorubicin at 12,5; 6,25; 3,125; 1,56; and 0,78 ppm as positive control. The IC50 was calculated using linear regression and followed by apoptosis determination test. Apoptosis determination test was carried out using flow cytometry with Annexin V/PI staining method with ½ IC50, IC50, 2IC50 extract concentration, IC50 of doxorubicin, and negative control treatment. The results showed that Spatholobus littoralis Hassk extract has weak cytotoxic activity and not active as anticancer with an IC50 value of 252.17 I¼g/ml. Flow cytometry analysis showed that Spatholobus littoralis Hassk extract can induce apoptosis in MDA-MB-231 cell line. The percentage of apoptotic cells for each group was ½ IC50= 55.4%; IC50 = 82.3%; and 2IC50= 96.5%, doxorubicin (positive control) = 99.7% and negative control = 15%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnamawati
"Latar Belakang: Sel punca mesenkimal SPM asal jaringan lemak ASCs dan tali pusat UCSCs merupakan sumber sel punca yang umum digunakan pada terapi seluler. SPM berkomunikasi dengan sel kanker diantaranya melalui berbagai faktor biologis aktif yang dinamakan sekretom. Lingkungan mikro kanker yang hipoksik dapat memberi pengaruh berbeda pada interaksi ini. Efek interaksi sekretom SPM terhadap agresivitas sel punca kanker payudara hingga kini belum banyak diketahui.
Tujuan: Menganalisis berbagai penanda agresivitas yang berkaitan dengan pertumbuhan dan ketahanan hidup viabilitas, proliferasi, sifat pluripotensi OCT4 dan SOX2, tumorigenik MFU, progresif-agresif TGF-?1 dan T?R1, penanda kepuncaan dan kemampuan detoksifikasi ALDH1A1 dan ALDH1A3, serta sifat invasif MMP2 dari sel punca kanker payudara BCSCs ALDH paska interaksi dengan sekretom dari conditioned medium CM SPM asal tali pusat dan jaringan adiposa yang diproduksi dalam kondisi normoksia maupun hipoksia.
Metode: Studi eksperimental in vitro menggunakan CM UCSCs dan ASCs normoksia dan hipoksia yang disuplementasikan pada medium asal DMEM-F12 dari sel punca kanker payudara BCSCs ALDH dengan konsentrasi 50 v/v selama 72 jam. Analisis uji viabilitas dan proliferasi, q-RT-PCR ekspresi mRNA ALDH1A1, ALDH1A3, OCT4, SOX2, MMP2, TGF-?1 dan T?R1 serta uji MFU dari BCSCs ALDH dilakukan untuk mengetahui efek dari sekretom dalam CM terhadap agresivitas BCSCs ALDH.
Hasil: Sekretom dalam CM-UCSCs dapat meningkatkan agresivitas BCSCs melalui peningkatan penanda invasif ndash;agresif dan detoksifikasi. Sekretom dalam CM-ASCs dapat meningkatkan agresivitas BCSCs melalui peningkatan penanda pluripotensi, invasif dan detoksifikasi. Prekondisi hipoksia pada CM-SPM dapat meningkatkan potensi agresivitas lebih tinggi daripada CM normoksia. Perbedaan regulasi viabilitas dan proliferasi serta turunnya penanda tumorigenik BCSCs paska suplementasi CM perlu diinterpretasikan dengan hati-hati dan masih memerlukan verifikasi.
Kesimpulan: Sekretom dalam CM UCSCs maupun ASCs dapat memberikan efek meningkatkan sifat agresif dari BCSCs ALDH. Preparasi hipoksia pada produksi CM cendrung lebih mendukung sifat agresif dari BCSCs ALDH dibandingkan CM normoksianya. Perbedaan regulasi viabilitas dan proliferasi serta turunnya penanda tumorigenik pada BCSCs paska suplementasi CM SPM masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis dasar molekuler yang menyebabkannya.

Background: Adipose and umbilical cord tissue derived mesenchymal stem cells MSCs are the most common sources that are used in various cellular therapies. MSCs are known to communicate with cancer cells through their secretomes. The hypoxic microenvironment of cancer may cause different effects on this interaction. Effects of MSC secretomes against the aggressiveness of breast cancer stem cells BCSCs ALDH have not been widely investigated.
Aim: To analyze various markers of aggressiveness that are associated with growth and survival viability, proliferation, pluripotency OCT4 and SOX2, tumorigenic MFU, progressive aggressive TGF 1 and T R1, stemness and detoxification ALDH1A1 and ALDH1A3, as well as the invasive nature MMP2 of BCSCs ALDH post interaction with both normoxic and hypoxic MSC secretomes.
Methods: The in vitro experimental study using conditioned medium CM of MSCs produced in normoxic and hypoxic condition that were supplemented in medium of BCSCs ALDH with concentrations of 50 v v for 72 hours. Analysis of viability, proliferation, and q RT PCR of ALDH1A1, ALDH1A3, OCT4, SOX2, MMP2, TGF 1 and T R1 mRNA as well as MFU assay were performed to determine the effect of secretomes on the aggressiveness of BCSCs ALDH.
Results: Secretomes of UCSCs supported the aggressiveness by increasing invasive aggressive and detoxification markers, while secretomes of ASCs supported the aggressiveness by increased pluripotency, invasive and detoxification markers. Hypoxic preconditioning of MSC secretomes increased the potential for aggressiveness higher than normoxic secretomes. Differences in viability and proliferation regulation and the decrease in BCSCs tumorigenic post secretomes supplementation need to be interpreted carefully and further verification.
Conclusion: Supplementation of MSC secretomes increased the aggressive properties of BCSCs ALDH. The hypoxic secretomes tend to favor the aggressive nature of BCSCs ALDH compared to its counterpart. Differences in viability and proliferation regulation as well as the decrease in tumorigenic markers in BCSCs after MSC secretomes supplementation still need further research to analyze the molecular underlying basis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmanuella Gayatri Untoro
"Latar belakang: Tujuan dari perawatan pulpa gigi adalah terjadinya regenerasi. Sel punca mampu menghasilkan sekretom yang mengandung growth factor bila dibiakkan pada suatu medium. Hal ini membawa perubahan pada terapi berbasis sel menjadi terapi dengan menggunakan sekretom dari sel punca.
Tujuan: Menganalisis potensi CMWJ terhadap proliferasi sel fibroblas dalam berbagai konsentrasi.
Metode: Sel fibroblas setelah starvasi dibiakkan dalam CMWJ konsentrasi 12,5; 25 dan 50 . Setelah 2 hari sel fibroblas dihitung menggunakan alat hitung sel otomatis.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna p le;0,05 jumlah sel pada kelompok 12,5 dan 50.
Kesimpulan: konsentrasi 12,5 CMWJ memiliki potensi terbesar terhadap proliferasi sel fibroblas.

Background: The goal of dental pulp treatment is regeneration instead of repair. Stem cells from Wharton's Jelly umbilical cord can secrete growth factors in cultured medium. These secretome may open future therapeutic options for cell free based therapies.
Objectives: This study was performed to evaluate potency of CMWJ in improving serum starved fibroblast.
Methods: A quasi experimental design was done in serum starved fibroblasts. After cultured in 12.5 25 and 50 concentration of CMWJ for 48 hours, the proliferation was measured by using automatic cell count machine.
Result: Cultivation of serum starved fibroblasts showed elevation of proliferation in 12,5 concentration of WJMSCs CM compared with 50 concentration, in significant result were shown p le 0,05.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>