Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Surya Wibawa
"ABSTRAK
Senyawa aromatik dan olefin dapat diperoleh dari reaksi aseton dengan
menggunakan katalis HZSM-5. Kemampuan katalis dalam mengkonversi aseton
diuji dengan mengunakan reaktor unggun tetap (fixed bed) pada suhu 350o-430oC,
tekanan atmosferik, dan mengunakan aliran carrier gas N2 sebesar 30 ml/menit
dengan rasio katalis Si/Al=75. Kemudian produk yang terbentuk dianalisa dengan
menggunakan GC-MS. Komposisi senyawa aromatik yang terbentuk pada suhu
reaksi 400o dan 430oC 30,86% lebih besar daripada suhu 350oC. Komposisi
senyawa aromatik turun 44,63% selama reaksi enam jam. Kokas yang terbentuk
pada suhu reaksi 350oC 4,74% lebih banyak daripada suhu 430oC. Terbentuknya
kokas mengakibatkan kemampuan shape selective catalyst menurun karena
diameter pori katalis akan semakin menyempit dari 0,63 nm menjadi kurang dari
0,57 nm.

ABSTRACT
Aromatics and olefins can be obtained from the reaction of acetone using HZSM-
5 catalyst. Ability of the catalyst in converting the acetone is tested by using fixed
bed reactor at temperature 350o-430oC, atmospheric pressure, and using flow rate
30 ml / min of N2 as carrier gas with ratio of the catalyst Si/Al = 75. Then the
product is analyzed by using GC-MS. Composition of aromatic compounds
formed in the reaction temperature of 400o and 430oC 30.86% greater than the
temperature of 350oC. Composition of aromatic compounds decreased 44.63%
during six hour reaction. Coke formed in the reaction temperature of 350oC is
4.74% more than the temperature of 430oC. Coke formation causing ability of
shape selective catalyst is reduced because the catalyst pore diameter will be
narrowed from 0.63 nm to less than 0.57 nm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rahmawati
"Pengaruh suhu terhadap distribusi produk hidrokarbon dari hasil reaksi aseton khususnya hidrokarbon aromatik perlu diteliti secara detail. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi keberlangsungan reaksi aseton menjadi hidrokarbon menggunakan katalis HZSM-5 terhadap distribusi produk serta mendeteksi terbentuknya kokas yang disebabkan oleh deaktivasi katalis pada rentang suhu 275°C-350°C. Produk yang terbentuk dianalisis menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-mass spectroscophy). Terdapat keterkaitan antara pengaruh suhu terhadap distribusi produk dan kemampuan shape selective catalyst dan komponen pembentukan kokas yang menyebabkan katalis terdeaktivasi.
Hasil uji reaksi aseton menunjukkan bahwa pengaruh suhu terhadap distribusi produk mekanisme reaksi dominan terbentuk isobutena, mesetil oksida dan diaseton alkohol. Sedangkan pembentukan kokas senyawa yang dominan yaitu jumlah rantai karbon C21-C30 sekitar 40-60% dan >C40 sekitar 27-59%. Hasil uji keasaman semakin tinggi suhu maka tingkat keasaman katalis semakin tinggi.

Effect of temperature on the product distribution of hydrocarbon from the reaction of acetone especially aromatic hydrocarbons need to be studied in detail. This study was conducted to detect the continuity of the reaction of acetone into hydrocarbons using HZSM-5 catalyst on product distribution and detecting the formation of coke caused by the catalyst deactivation on the temperature range 275°C-350°C. The product was analyzed using GC-MS (Gas Chromatography- Mass Spectroscophy). There is a link between the effect of temperature on product distribution and the ability to shape selective catalysts and components of coke formation which causes the catalyst deactivation.
Acetone reaction test results indicate that the effect of temperature on product distribution of the dominant reaction mechanism is formed isobutene, mesetil oxide and diacetone alcohol. While the formation of coke which is the dominant compound chain of carbon C21-C30 about 40-60% and> C40 approximately 27-59%. From the test result acidity the higher the temperature the higher the acidity of the catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43048
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita Rahayu
"Partikel logam mulia dengan permukaan high energy facets diketahui memiliki aktivitas katalitik yang tinggi. Pada penelitian ini berhasil dilakukan sintesis partikel Pt diatas elektroda ITO dengan teknik elektrodeposisi mode Square-Wave Pulse (SWP) dengan variasi parameter potensial atas (0,5, 1,0, 1,5 dan 2,0 V), jenis elektrolit (H2SO4, H2SO4 + KCl dan KCl) serta pulse deposition time (0,05 s dan 0,25 s). Partikel Pt ini kemudian  digunakan sebagai katalis hidrogenasi aseton dibawah pengaruh gelombang mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial atas hingga 1,5 V menyediakan driving force yang cukup untuk terbentuk partikel dengan kelopak tajam seperti nanoflower. Bentuk permukaan seperti ini merupakan high energy facets yang dikonfirmasi sebagai puncak difraksi (220) dan (311). Laju penumbuhan kristal pada bidang kristal (220) dan (311) juga akibat adanya ion-ion elektrolit HSO4- dan SO42- yang cenderung untuk teradsorpsi secara selektif pada bidang permukaan Pt tertentu yang mendorong pembentukan partikel anisotropik. Penambahan Pulse Deposition Time (t) dari 0,05 s ke 0,25 s menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil. Aktivitas katalitik partikel Pt pada proses hidrogenasi aseton bergantung kepada keberadaan high index facets dan densitas sebaran partikelnya. Diperoleh hasil yang paling tinggi yaitu 30,9% dalam waktu 300 s ketika sintesis menggunakan elektrolit H2SO4 dengan tegangan 1,0 V. 

It is known that noble metal particles with high energy facets have high catalytic activity. In this study, Pt particles were successfully synthesized on ITO electrodes using the Square-Wave Pulse (SWP) electrodeposition technique with variations in the upper potential parameters (0.5, 1.0, 1.5 and 2.0 V, electrolyte type (H2SO4, H2SO4 + KCl and KCl) and pulse deposition time (0.05 s and 0.25 s). Pt particles were then used as catalysts for hydrogenation acetone under the microwaves exposure. The results show that the upper potential of up to 1.5 V provides sufficient driving force for the formation of microflowers with sharp petals such as nanoflower that is confirmed as the diffraction peak of (220) and (311). In addition, the crystal growth rate in the crystal plane (220) and (311) is also due to the presence of electrolyte ions HSO4- and SO42- which tend to be selectively adsorbed in certain Pt surface facets which encourage the formation of anisotropic particles. In addition, the increase Pulse Deposition Time from 0.05s to 0.25s results in smaller particle size. The catalytic activity of Pt particles in the hydrogenation process of acetone depends on the presence of high index facets and its particle density and achieves the highest yield of 30.9% at 275s when using H2SO4 electrolyte with an upper voltage of 1 volt."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Azizah Amalia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu, variabel kontak, dan komposisi campuran katalis HZSM-5 dengan Al2O3 dalam reaksi konversi etanol agar diperoleh yield benzena, toluena, dan xilena (BTX) yang maksimal. Proses ini dilakukan melalui reaksi perengkahan dan aromatisasi dengan menggunakan metode analisis GC-FID. Secara umum, konversi dan yield BTX akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu dan variabel kontak. Sedangkan konversi akan menurun seiring dengan penambahan jumlah katalis HZSM-5 terhadap Al2O3, tetapi yield BTX akan meningkat. Dari penelitian ini diperoleh bahwa komposisi 90% HZSM-5 pada suhu 450°C dan variabel kontak 1,06 jam merupakan kondisi optimal untuk mencapai konversi maksimal sebesar 99,9% dan total yield BTX sebesar 25,9%.

This study aimed to find out the effect of temperature, contact variable, and the composition of the mixture of HZSM-5 catalyst with Al2O3 in ethanol conversion reaction in order to obtain the maximum yield of benzene, toluene, and xylene (BTX). This reaction can be done with cracking and aromatization reactions using GC-FID analysis method. Generically, conversion and yield of BTX will increase with increasing temperature and contact variable. While the conversion will decrease with increasing amount of HZSM-5 catalyst against Al2O3, but the yield will increase. These results indicate that the composition of 90% HZSM-5 at a temperature of 450°C and contact variable of 1.06 hours are variable optimal conditions to achieve maximum conversion of 99.9% and total BTX yield of 25.9%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanto
"ABSTRAK
Vanili, selain dapat diperoleh dengan cara isolasi dari buah vanila,juga dapat dihasilkan dengan cara sintesis. Salah satu cara sintesis vanili yaitu melalui reaksi Reimer-Tiemann dengan substrat guaiakol dan pereaksinya kloroform. Guaiakol tersebut akan diubah menjadi ion guaiakolat oleh larutan KOH alkoholis yang ditambahkan, sedangkan kloroform oleh gugus hidroksida akan diubah menjadi diklorokarbena , setelah itu baru terjadi reaksi antara ion guaiakolat atau guaiakol dengan diklorokarbena.
Guaiakol pada penelitian ini diperoleh dengan cara sintesis dari pirokatekol, melalui serangkaian tahap reaksi yang terdiri dari benzoilasi, metilasi dan hidrolisis dalam suasana basa, dan diperoleh hasil dengan rendemen 52%. Disamping itu dicoba juga dengan cara lain yaitu asetilasi,metilasi dan hidrolisis dalam suasana basa , dan diperoleh hasil dengan spektrum yang kurang jelas, maka dengan cara ini dianggap gagal. Metilasi dalam penelitian ini dilakukan dengan diazometana.
Penelitian ini bertujuan untuk memberi nilai tambah pirokatekol dan guaiakol serta mengoptimalisasi reaksi Reimer-Tiemann dengan cara penambahan katalis transfer fasa tetrabutil amonium perkiorat , tetrametil amonium yodida dan 18-crown eter-6 ,pada suhu 45°C dengan putaran 1000 rpm selama 4 jam. Dengan menggunakan katalis transfer fasa tetrabutil amonium perkiorat dapat mencapai rendemen 65,8% , sedangkan dengan katalis tetrametil amonium iodida 51,4% dan katalis 18-crown ether-6 sebesar 27,9%.

ABSTRACT
One method of synthesis vanillin is via Reimer-Tiemann reaction with substrate guaiacol and chloroform reagent, chloroform .will be converted bit hydroxy ion to dichlorocarbene and then reaction with guaiacol solution.
Guaiacol in this research is obtained from pyrocathecol, via step reactions : benzoilation, methylation and hydrolysis in base conditions and product has yield 52%. Synthetic of guaiacol from pyrocathecol via step acetylation reaction is failure.
The aim of this research is to increase value on pyrocathecol, guaiacol and optimalization Reimer-Tiemann reaction with phase transfer catalysts : tetrabutyl ammonium perchlorate (TBAP), tetramethyl ammonium iodidate (THAI) and 18-crown ether-6 (18C6) at temperature 45°C and 1000 rpm for 4 hours. Yield of reactions with TBAP, THAI and 18C6 catalysts are 65,6%, 51,4% and 27,9%, respectively.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggalo, Efniarsi S.
"Identifikasi pengaruh kerapatan sel (X1), komposisi Nitrogen (X2), dan komposisi Fosfor (X3) terhadap total lipid (Y) dilakukan pada 3 jenis mikroalga, yaitu Chlamydomonas sp, Chlorococcum sp, dan Chroococcus sp. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode permukaan respon. Rentang nilai ketiga variabel bebas (faktor) di atas adalah kerapatan sel (X1 : 0,4 ? 0,72 OD), komposisi Nitrogen (X2 : 1,94 ? 3,88 g/l), dan komposisi Fosfor (X3 : 0,03-0,06 g/l). Nilai rentang variabel bebas tersebut adalah sama yang digunakan pada ketiga alga. Dari ketiga variabel bebas yang memiliki pengaruh nyata atau signifikan pada total lipid adalah komposisi N dan komposisi P.
Model orde yang paling sesuai dalam proses identifikasi ini adalah model orde II, dimana pada alga Chlamydomonas sp, titik optimum komposisi N dan komposisi P adalah 1,54 g/l dan 0,05 g/l dengan total lipid yang diperoleh 21,58%. Untuk alga Chlorococcum sp titik optimum komposisi N dan komposisi P adalah 1,54 g/l dan 0,045 g/l dengan total lipid yang diperoleh 8,26%. Pada alga Chroococcus sp titik optimum untuk komposisi N dan komposisi P adalah 1,54 g/l dan 0,045 g/l dengan total lipid yang diperoleh 23,23%.

Identification for effect of cell density (X1), Nitrogen composition (X2), dan Fosfor composition (X3) to the total of fatty acid (Y) was done with using 3 microalgae are Chlamydomonas sp, Chlorococcum sp, and Chroococcus sp. Identification was done with using response surface methodology. Range values of the independent variables (factor) are cell density (X1 : 0.4 ? 0.72 OD), Nitrogen composition (X2 : 1.94 ? 3.88 g/l), and Fosfor composition (X3 : 0.03 ? 0.06 g/l) and the values are same which used for 3 microalgae. The independent variables have strongly effect to the total of fatty acid are Nitrogen composition and Fosfor composition.
The order model which adequately fit in this identification is using seconde order. For algae Chlamydomonas sp, the optimum values of Nitrogen composition and Fosfor composition are 1.54 g/l dan 0.05 g/l and total lipid resulted is 21.58%. For algae Chlorococcum sp, the optimum values for Nitrogen composition and Fosfor composition are 1.54 g/l dan 0.045 g/l and total lipid resulted is 8.26%. For alga Chroococcus sp, the optimum values for Nitrogen composition and Fosfor composition are 1.54 g/l dan 0.045 g/l with total lipid resulted is 23.23%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mutia
"Menurut MacFarlane dan Radforth (1965), gambut Bereng Bengkel masuk katagori fibrous peat karena kandungan seratnya lebih besar dari 20%. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kurva hubungan antara angka pori dan log tegangan mempunyai tiga garis lurus yang patah, dengan angka pori awal diatas 5. Menurut Hellis dan Brawner (1961) angka pori untuk fibrous peat berkisar antara 5 sampai 15, sedangkan amorphous granular peat mempunyai angka pori yang kecil yaitu sebesar 2. Menurut Dhowian clan F,dil (1980) kurva antara angka pori dan log tegangan untuk fibrous peat mempunyai perbedaan yang sangat menyolok dengan kurva dari amorphous granular peat. Perbedaannya yaitu indeks kompresi dan angka pori awal untuk amorphous granular peat adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan fibrous peal. Selain itu virgin kurva dari amorphous granular peat hanya terdiri dari satu garis lurus seperti pada tanah lempung (non organic soil) sedang fibrous peat mempunyai dua garis lurus yang patah.
Model reologi Gibson dan Lo yang sebenarnya pertama kali diciptakan oleh f oynthing Thomson, dapat digunakan untuk menggambarkan deformasi akibat pemampatan primer dan pemampatan sekunder tanah gambut apabila dikenai pembebanan secara terus menerus (tanpa ada unloading).
Pemampatan primer 'a' gambut Bereng Bengkel berperilaku nilainya makin mengecil dengan bertambahnya beban , namun pada beban yang kecil yaitu 10 kPa sampai 100 kPa, harga a membesar dengan bertambahnya beban Hal ini berlaku untuk pembebanan dengan OCR=4 dan 0CR=6. Sedangkan pada pembebanan dengan OCR=8, pada saat pemberian beban 400 kPa, ternyata harga a naik kembali. Dapat disimpulkan bahwasannya kecepatan keluarnya air dari makropori sangat tergantung pada besarnya beban yang diberikan.
Pada pembebanan dengan OCR=4 didapat selisih angka pori pada saat menerima beban kompresi sebesar 50 kPa dengan angka pori pada saat menerima beban rekompresi sebesar 50 kPa adalah sebesar Ae=1.10566 (terjadi pengurangan 25.4% dari angka pori awal), sedangkan pada proses siklik didapat nilai e=1.07294 (terjadi pengurangan 24.9% dari angka pori awal). Dalam hal ini proses siklik tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pengurangan angka pori.
Pada pembebanan dengan OCR=6 didapat selisih angka pori pada saat menerima beban kompresi sebesar 50 kPa dengan angka pori pada saat menerima beban rekompresi sebesar 50 kPa adalah sebesar e=2.23719 (terjadi pengurangan 56.1% dari angka pori awal) , sedangkan pada proses siklik didapat nilai 6e=2.23018 (terjadi pengurangan 55.9% dari angka pori awal). Dalam hal ini proses siklik juga tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam pengurangan angka pori.
Pada pembebanan dengan OCR=8 didapat selisih angka pori pada saat menerima beban kompresi sebesar 50 kPa dengan angka pori pada saat menerima beban rekompresi sebesar 50 kPa adalah sebesar e=3.81107 (terjadi pengurangan 81.94% dari angka pori awal). sedangkan pada proses siklik didapat nilai e=3.80946 (terjadi pengurangan S1.91% dari angka pori awal). Dalam hal ini proses siklik juga tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam pengurangan angka pori.
Dengan memberikan preloading hingga 200 kPa dapat memnpercepat penurunan dengan nilai penurunan sisa (residual settlement) sebesar 53.76mm. dengan memberikan preloading Icing a 300 kPa memberikan sisa penurunan sebesar 49.42 mm dan bila diberikan preloading hingga 400 kPa menghasilkan sisa penurunan sebesar 9.74 min , untuk ketebalan gambut 11 meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shufi Ramadiani Swari
"Senyawa bioaktif Annonaceous acetogenin yang berasal dari tanaman sirsak (Annona muricata) ditemukan memiliki sifat sitotoksik dan antitumor secara spesifik terhadap beberapa jenis kanker, di antaranya adalah kanker usus, payudara, paru-paru, pankreas, dan ginjal. Acetogenin yang diperoleh dari proses ekstraksi daun sirsak, kemudian dianalisis secara kualitatif (TLC, BST, FTIR) dan kuantitatif (Spektrofotometri UV-Vis). Hasil ekstraksi terbagi menjadi lima fraksi yang diberi nama F001, F002, F003, F0004, F005, dan diduga bahwa F005 mengandung acetogenin. F005 kemudian diisolasi dan terpisah ke dalam 13 bagian dengan bagian 6-9 mengandung acetogenin.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung kandungan gugus lakton acetogenin, menggunakan senyawa standar andrographolida. Penggunaan andrographolida sebagai senyawa standar dikarenakan senyawa murni acetogenin sulit didapat, dan andrographolida memiliki gugus lakton yang hampir sama dengan acetogenin, selain itu pada daun sirsak hanya acetogenin yang memiliki gugus lakton sehingga penentuan berdasarkan gugus lakton dapat dilakukan.
Berdasarkan analisis kualitatif, hasil ekstraksi dan isolasi positif mengandung senyawa aktif acetogenin dan dari hasil analisis kualitatif diketahui F005 mengandung acetogenin paling banyak dibandingkan dengan hasil isolasi. Besarnya kandungan acetogenin pada F005 adalah 14.2% sedangkan untuk hasil isolasi berkisar antara 7% - 12%.

Bioactive substance annonaceous acetogenin which is originated/derived from soursop plant (Annona muricata) has been found to posses specific cytotoxic and anti-tumor properties to several cancers including colon, pancreatic, lung, and breast cancers. The acatogenin extracted from sousop leaves was analyzed qualitatively using TLC, BST, FTIR and quantititavely using UV-Vis spectrophotometry. The extracts were divided into 5 (five) fractions and F005 fraction was found to contain acetogenin. The F005 was isolated, producing 13 bottles in which bottles 6 to 9 contained acetogenin.
Quantitaive analysis was performed by measuring acetogenin lactone group using standard andrographolida compound. The use of this standard compound was due to the difficulty in finding pure acetogenin compound, and by the fact that andrographolida compound have similar lactone group with that of acetogenin, In addition, in soursop leaves there was only acetogenin which had lactone group so that the determination based on lacton group could be carried out.
On the basis of qualitative analysis, the result of extraction and isolation were positively confirmed to contain the active acetogenin ingredient, while the quantitative analysis showed that F005 produced more acetogenin than the isolation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43095
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hammett, Louis P.
Tokyo : McGraw-Hill Kogakusha, 1970
547.1 HAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sykes, Peter
Jakarta: Gramedia, 1989
547 SYK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>