Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Bendra
"Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghilangkan dan menahan pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya sehingga sangat reaktif untuk mendapatkan pasangan elektron dengan mengikat sel-sel tubuh. Apabila hal tersebut terjadi secara terus menerus, ini dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel. Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dua macam, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik dikhawatirkan dapat memberi efek samping yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik. Kekhawatiran akan adanya kemungkinan efek samping dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif. Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami. Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antioksidan dari fraksi ekstrak daun cincau perdu (Premna oblongata Miq.). Pengujian dilakukan dengan metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Daun Premna oblongata Miq. diekstraksi dengan n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 20.01 μg/ml. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 6 fraksi gabungan. Hasil penggabungan fraksi masing-masing diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi 5 sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 23.51 μg/ml. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, glikon, saponin, dan tanin.

Antioxidants are compounds which can remove and resist free radical formation in the body. Free radical are unstable molecules which is caused by its unpaired free electron in the outer electron orbital which make it reactively bind body cells to gain the electron pair. if this continuously happens, the cells will be damaged and can cause death cells. For its sources, antioxidants are categorized as natural and synthetic antioxidants. Synthetic antioxidants?s carcinogenicity is faired to give harmful side effects to human healthy, which causes natural antioxidants become chosen alternative as antioxidant sources. Indonesia has many kinds of plants which can be used as antioxidant sources. This study is focused on antioxidant activity of Cincau Perdu leaves extract (Premna oblongata Miq.) by 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Premna oblongata Miq. leaves is extracted using n-hexane, ethyl acetate and methanol. The IC50 value of ethanol extract as the most active fraction was 20.01 μg/mL. The extract which had the highest antioxidant activity were fractinated by accelerated column chromatography and were earned 6 combination factions. The antioxidant activity of combination fractions were tested by DPPH assay and known having 5 active fractions whose the lowest IC50 value was 23.51 μg/mL. The compounds of the active fractions were flavonoid, glikon, saponin and tanin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Febriana Chantika
"Keberadaan sel punca kanker payudara disebut sebagai penyebab resistennya kemoterapi pada penderita kanker payudara. Penelitian dewasa ini menyatakan bahwa lingkungan mikro memegang peranan besar dalam perkembangan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkungan mikro khususnya fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara diko-kultur dalam fibroblas normal dan fibroblas kanker. Sebagai kontrol ditanam sel punca kanker payudara tanpa adanya feeder layer fibroblas normal atau fibroblas kanker. Deteksi apoptosis dilakukan dengan dua metode, metode pertama adalah Annexin V-FITC dilanjutkan dengan analisis mikroskop konvokal dan sitometer, dan metode kedua adalah pengukuran pelepasan sitokrom c dengan prinsip immunoassay. Hasil penelitian memperlihatkan indeks apoptosis Annexin V dan pelepasan sitokrom c pada ko-kultur fibroblas normal lebih tinggi dibanding ko-kultur sel fibroblas kanker. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan mikro terutama fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Lia
"Radikal bebas adalah atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat menjadi reaksi yang tidak terkontrol, namun reaktivitas radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga reaktivitas dari radikal bebas dapat diredam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun Antidesma neurocarpum Miq. diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak paling aktif dari fraksi hasil kolom diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan dengan nilai IC50. Nilai IC50 dari ekstrak teraktif metanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 2,18 ppm; 2,27 ppm; dan 41,15 ppm. Golongan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak metanol adalah terpen, flavonoid, saponin, glikosida dan tanin. Hasil fraksinasi kolom dipercepat dari ekstrak metanol dihasilkan 6 fraksi gabungan dan diperoleh fraksi teraktif yaitu fraksi E dengan nilai IC50 2,03 ppm dengan kandungan kimia adalah terpen, flavonoid, tanin, glikosida dan saponin.

Free radicals are atoms, a cluster of atoms or molecule which have one or more electrons which is not paired. Free radicals are very reactive and could be an uncontrolled reaction, but it could be solved by antioxidant. Antioxidant is a compound that can donate one or more electrons to free radicals so that its reactivity could be muted. The aim of this research was to know the antioxidant activity of n-hexan, ethyl acetate and methanol Antidesma neurocarpum Miq. leaves extracts and to know the chemical compounds of the most active fraction. Antidesma neurocarpum Miq. leaves were macerated by n-hexan, ethyl acetate, and methanol. The most active of the extract and column fraction were tested its antioxidant activity by DPPH method.
The results showed that all of the extracts had antioxidant activity, which looked from their % inhibition and IC50. IC50 of methanol, ethyl acetate, and n-hexan extract were 2.18 ppm, 2.27 ppm and 41.15 ppm, respectively. Methanol extract contained terpene, flavonoids, saponin, glycoside and tanine. Six fractions were obtained from the accelerated fractionation of methanol extract and the most active fraction was fraction E with IC50 was 2.03 ppm and it contained terpene, flavonoids, tanin, glicoside and saponin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Vitaloka
"Jumlah stok akhir seluruh obat di Instalasi Farmasi RS PMI Bogor disetiap bulannya selalu dinilai tinggi, meskipun perencanaan perbekalan sudah dilaksanakan sesuai dengan system dan prosedur yang telah diterapkan. Tujuan Penelitian ini berupaya mendapatkan informasi tentang system perencanaan kebutuhan obat dan mengidentifikasi penggolongan obat berdasarkan analisis ABC serta mampu melakukan perhitungan perkiraan perencanaan dengan menggunakan metode konsumsi. Penelitian dilakukan melalui metode kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stok akhir dari obat tidak stabil ada yang jumlahnya tinggi bahkan ada yang berjumlah 0, dan perencanaan tidak detail untuk peritem obat karena tidak adanya analisis penggolongan obat secara ABC. Hal ini disebabkan karena terlalu banyaknya jumlah item obat yang mencapai 2740 item di Instalasi Farmasi disertai dengan tidak stabilnya jumlah pemakaian disetiap bulannya. Belum pernah dilakukannya penggolongan obat secara pareto mempersulit pula dalam melakukan prioritas perencanaan untuk detail obat. Akibatnya stok awal obat sering kali untuk beberapa obat kosong tanpa adanya stok pengaman. Bahkan ada beberapa obat stok awal cukup besar dikarenakan stok akhir obat bulan sebelumnya besar.
Penelitian ini menyarankan bahwa RS harus merampingkan jumlah item obat dengan minimal melakukan analisis ABC dulu, lalu frekuensi pemesanan dapat di kurangi dari seminggu 2 (dua) kali menjadi seminggu sekali, diharapkan jumlah perencanaan lebih terkontrol dan stok pengaman bisa dimanfaatkan dengan baik.

The amount of the stock end of the entire drug Pharmacy Installation RS PMI Bogor every month always rated high, even though the supply planning has been carried out in accordance with the system and procedures have been applied. The purpose of this research was trying to obtain information about system planning needs of medicines and identify drug categorization based on analysis of ABC as well as able to do calculations using the method of planning with estimates of consumption. The research was done through qualitative methods.
The results of this study indicate that the stock of the drug is not stable there are a high number of even numbered 0, and no detail for planning drug peritem absence of drug classification analysis for ABC. This is because too high number of drug items which reach 2740 items on Pharmaceutical Installations accompanied by the relative number of not discharging every month. Have never done a drug categorization is also undermines the pareto priority planning for details on the drug. As a result the initial stock of the drug often to empty some of the drugs in the absence of a safety stock. There are even some sizable the initial stock of the drug because the stock end of the drug the month before.
This research suggests that the HOSPITAL should streamline the number of items of drugs with a minimum conduct analysis for ABC first, then the frequency reservations can be reduce from week 2 (two) times to once a week, it is expected the number of more controlled planning and safety stock can be put to good use.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Muharam
"Ketersediaan obat di Puskesmas sangat penting dalam menunjang kelancaran pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengelolaan obat yang benar sesuai dengan Pedoman Pengelolaan obat di Puskesmas termasuk pencatatan dan pelaporan obat-obatan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan supaya obat tersedia dalam keadaan cukup baik jumlah maupun jenis.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) adalah suatu format yang digunakan oleh Puskesmas untuk melaporkan keadaan obat dan pengajuan permintaan obat, selain itu LPLPO diharapkan dapat menyediakan data yang cukup dan benar yang diperlukan kapan saja oleh unit diatasnya untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan obat dengan baik serta pengaturan dan pengendalian terhadap unit dibawahnya.
Mengingat pentingnya fungsi LPLPO, maka studi ini akan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas LPLPO yang dihasilkan oleh petugas pengisi LPLPO di Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang diperoleh dari wawancara untuk mendapatkan gambaran kualifikasi petugas pengisi LPLPO, faktor proses dan faktor lingkungannya (variabel independen) serta data sekunder berupa LPLPO Puskesmas untuk memperoleh sejauh mana kualitas LPLPO yang dinilai dari 3 aspek yaitu waktu penerimaan laporan, cara pengisian laporan, dan kesesuaian data laporan dengan stok obat. LPLPO yang diamati sebanyak 252 set yang diperoleh dgri 21 laporan dengan stok obat. LPLPO yang diamati sebanyak 252 set yang diperoleh dari 21 Puskesmas x 12 set LPLPO selama bulan september 1999 hingga agustus 2000 (variabel dependen).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisa bivariat diperoleh variabel independen yang berhubungan makna dengan kualitas LPLPO adalah Pendidikan, Pengetahuan, Motivasi, Lamanya waktu pengisian LPLPO serta Pengawasan dan bimbingan Pimpinan sedangkan pada analisa multivariat diperoleh bahwa Pengawasan dan bimbingan serta pendidikan berhubungan erat dengan Kualitas LPLPO dan Pengawasan dan bimbingan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kualitas LPLPO.
Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ditekankan kepada peningkatan Pengawasan dan bimbingan yang terarah dan terencana baik dari Pihak Dinas Kesehatan/Gudang Farmasi maupun Pimpinan Puskesmas terhadap petugas pengisi LPLPO (Pengelola gudang obat Puskesmas) serta penerapan sistem Reward and Punishment yang adil sebagai konsekuensi pengawasan yang dilaksanakan dan bentuk motivasi kepada petugas untuk meningkatkan kualitas kerja.

Factors that correlate with LPLPO quality of all Puskesmas in Kapuas Hulu District in 1999-2000The availability of medicines in Puskesmas (local community health center) is very important for sustaining excellent health service for the local community. Appropriate management of medicines that is in compliance with Medicines Management Guidelines in Puskesmas, including recording and reporting medicines status, is an activity that should be carried out to maintain the medicines availability in terms of their quantity and types.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) or Medicines Use Report and Request Form is a format that is used by Puskesmas to report the medicines status and to request for medicines supply. In addition, LPLPO is meant for providing adequate and accurate data that are accessible in any time for any unit above Puskesmas to execute the medicines management functions well and for any unit under Puskesmas to regulate and control them.
Considering the importance of LPLPO function, this study was focused on investigating factors that correlated with the quality of LPLPO completed by Puskesmas staffs that were in charge in completing the form.
This study used primary data in the form of questionnaire obtained from interviews that were designed to get the description of the qualification of the staffs completing the LPLPO, the process factor and its environment factor (independent variable). This study also used secondary data in the form of Puskesmas LPLPOs collected for providing information regarding their quality in terms of 3 aspects, namely, the report acceptance time, the report mode of completion, and the report data compliance with the stock of medicines. The number of analyzed LPLPO was 252 sets that were obtained from 21 Puskesmas x 12 sets of LPLPO during September 1999 until August 2000 (dependent variable).
The study results show that, on the basis of bivariate analysis, the independent variables that correlate with the quality of LPLPO are Education, Knowledge, Motivation, Length of time of LPLPO completion as well as Supervision and Guidance from the Executives, while on the basis of multivariate analysis, the results indicate that Supervision and Guidance as well as Education strongly correlate with the quality of LPLPO and that Supervision and Guidance are variables that most dominantly correlate with the quality of LPLPO.
Recommendations based on the study emphasize on several issues such as the improvement of more well-directed and well-planned Supervision and Guidance from the local Health Department / Pharmacy Storehouse of Puskesmas Executives towards the staffs in charge of completing LPLPO (or Puskesmas Storehouse staff), and the implementation of fair Reward and Punishment system as a consequence of the applied supervision and a form of motivation for the staffs to improve their work quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Ayi Raffiah
"Rumah sakit sebagai suatu sarana penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu. Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan farmasi dengan baik, maka diperlukan perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai yang baik. Adanya kese njangan dalam pengadaannya antara rencana dan realisasi obat dan alat kesehatan habis pakai, akan mengurangi kelancaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Tangerang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran ruang perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tangerang, dan memperoleh saran untuk peaingkatan sistem perencanaan obat dan aalat kesehatan habis pakai di Rumah Sakit Umum Tangerang.
Metodologi yang digunakan adalah metode telaah kasus dan pendekatan pemecahan masalab, dirnana pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara, pengarnatan langsung, dan rangkuman data sekunder. Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa mekanisme perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai sudah mengikuti pedoman yang aada, namun masih ada kelemaahan dalam hal input, mengenai ketenagaan, sarana, dan sistem informasi, dalam hal proses, terutarna dalam menentukan kebutuhan dan realisasi pengadaannya.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini ternyata unsur-unsur input dan proses adalah sangat menentukan dalam penyusunan suatu perencanaan.
Saran yang diajukan adalah: bahwa untuk mendapat perencanaan yang baik perlu evaluasi terhadap realisasi dari rencana tersebut secara periodik, agar tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar. Apabila terjadi penyimpangan yang cukup besar harus dilakukan perencanaan ulang.

Profile of Medical Supplies and pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation in General Hospital TangerangHospital as a medium implementation servicing of health prosecuted to give a good servicing and high quality Pharmacy servicing is one of form inseparable activities from all servicing hospital. To give a good implementation servicing of health, so it's need medicine and pharmaceuticals. There is a gap for supplying between planning and realization of medical supplies and pharmaceuticals will decrease fluency servicing of health in general hospital Tangerang.
Purpose of this research is getting illustration about medical supplies and Pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation General Hospital Tangerang and Find suggestion for increase system planning of medicine and pharmaceuticals in General Hospital Tangerang.
Methodology which used by analyze of case and approach the problem solving, collecting data by interview, direct observation and secondary data summary.
Analyzing data by qualitative descriptive from the result of analyzing finding of data that mechanism of medical supplies and pharmaceuticals planning has already accompanied of work, but there are still weakness for input, personnel, facilities, and information system in process, especially for establish requirement and rraIimtion of procurement.
Summary of this analyzing, appears that input element and process are very establish for arrange a planning. Suggestion was given from the planning, its need evaluation toward realization. from the planning, its need evaluation toward realization from the planning in a periodic manner, in order that there isn't too big divergence. If there's quite big divergence occur, it must be repeatedly of planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Koen Virawan
"ABSTRAK
Tingginya kasus Kejadian yang Tidak Dinginkan (KTD) dan Kejadian Nyaris
Cedera (KNC) di Rumah Sakit Umum Surya Husadha disebabkan karena
pemberian obat, terjadi peningkatan yang bermakna dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010 Telah dilakukan penerapan 6 Benar, Benar Pasien, Benar
Obat, Benar Dosis, Benar Cara Pemberian, Benar Waktu dan Benar dokumentasi,
keseluruh staf perawat dan farmasi, tetapi terjadinya kesalahan pemberian obat
semakin meningkat setiap tahunnya.
Metode penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatif dengan
mengamati cara penggunaan 6 Benar di Rumah Sakit Umum Surya Husadha dan
mengambil seluruh sampel di rumah sakit. Untuk pengamatan dilakukan oleh
observer terdiri dari 3 observer keperawatan dan 1 orang observer farmasi.
Sedangkan penelitian kualitatif dengan menggunakan kelompok perawat 4 orang
dan kelompok farmasi 4 orang.
Hasil yang didapatkan adalah adanya hubungan yang bermakna antara benar dosis
dengan pendidikan, jenis kelamin, kawin, sosialisasi 6 Benar, frekuensi audit dan
benar waktu dengan beban kerja. Hasil wawancara mendalam didapatkan bahwa
sosialisasi dan audit seharusnya tidak dilakukan saat jam kerja.
Kesimpulan dari penelitian ini, Rumah Sakit Umum Surya Husadha memperoleh
gambaran tentang karakteristik terhadap 6 Benar di Rumah Sakit Umum Surya
Husadha, akan dilakukan pembenahan terhadap komponen 6 Benar yang potensial
menimbulkan KTD dan KNC, pembenahan terhadap orientasi, sosialisasi dan
audit kepada staf dan lebih menekankan pada pemecahan masalah. Sedangkan
pengembangan karir SDM dilakukan dengan Compentency Base Human
Resources Manager (CBHRM). Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan
mengembangkan hasil penelitian kepatuhan 6 Benar dengan pendidikan dan beban
kerja SDM.

ABSTRACT
High incident of adverse events and near miss in Surya Husadha General Hospital
were caused by administering medicines, significantly increasing from 2008 to
2010. Implementation of such 6 rights had been carried out, including right
patient, right medication/drug, right dose, right administration, right time and right
documentation towards all nursing and pharmacy staff. Medication error,
however, was increasing every year.
This research used qualitative and quantitive methods by observing the way to
implement such 6 rights in Surya Husadha General Hospital and taking all sample
in the hospital. Observation was conducted by four observers, there were 3 nurses
and 1 staff from the pharmacy. Qualitative research were done in two groups, 4
nurses and 4 staff of pharmacy department.
The study found relationship between right dose with education, gender, marrital
status, socialization of six right, the frequency of audit, and right time with
workload. Outcomes taken from any thorough-going interview obtained that
socialization and audit should not be carried out when the work time/hour was
effective.
We conclude, that any remedial measures must be taken towards the components
of 6 rights potentially bring about adverse events and near miss, correction in
orientation, socialization and audit against the staff and that any trouble shooting
must also be emphasized. Human resources career development is carried out
through Competency Based Human Resources Management. Further studies can
be done by developing outcomes obtained from the research of such compliance
towards the 6 rights through education and workload."
2012
T31308
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulika Harniza
"Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang akurat bagi rumah sakit. Saat ini RS Anna Medika telah memiliki SIMRS, tetapi penerapannya masih belum maksimal dengan adanya selisih pencatatan obat secara manual yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan digital. Maka diperlukan evaluasi implementasi SIMRS di instalasi farmasi RS Anna Medika.
Penelitian mengenai evaluasi implementasi sistem pencatatan dan pelaporan obat di instalasi farmasi RS Anna Medika tahun 2012 berdasarkan kualitas sistem, kualitas informi dan kualitas pelayanan. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif interpretative dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen terhadap dengan menggunakan informan yang berjumlah 9 orang dari staf pelayanan farmasi hingga direktur rumah sakit.
Dari hasil triangulasi sumber, metode dan data diperoleh hasil bahwa saat ini sistem pencatatan dan pelaporan obat belum optimal. Untuk mendapatkan alternatif strategi pemecahan masalah maka dilakukan analisis dengan matriks QSPM yang sebelumnya telah dilakukan analisa SWOT dan pembobotan dengan matriks EFAS/IFAS. Alternatif strategi pemecahan masalah dari hasil pembobotan yaitu memperbaiki kelemahan internal dan menggunakan kesempatan eksternal dengan melakukan pemanfaatan dan memperbaiki sistem informasi yang sudah ada. Selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi kebijakan RS Anna Medika Bekasi dalam mengatasi permasalahan terkait sistem pencatatan dan pelaporan obat di instalasi farmasi RS Anna Medika Bekasi.

Hospital Management Information System has an important role to accurately provides information for Hospital. As today, Anna Medika Hospital has one of the system, but has not been optimally implemented for it has been a difference on manual drugs recordings with digital version. Hence, implementation evaluation of the system in Pharmacy Installation must be needed.
This study evaluated the information system in Pharmacy Installation on Drugs recordings at Anna Medika Hospital in 2012, by means in system quality, information quality, service quality. This study conducted with interpretative qualitative design with in depth interviews, direct observations, and document's reviews. There were 9 interviewee from pharmacy staff until the board of directors.
From triangulation analysis of source, methods and data we concluded that the system of drug report and drug records were notoptimally used. Using QSPM matrix preceeding with SWOT analysis and weighted with EFAS/IFAS Matrix, we found an alternative problem solving strategic by internal weakness repairment and using provided external opportunities, with information system fixing and optimally use. Therefore, it will be a policy recommendation to Anna Medika Hospital regarding drug recording and drug report.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Husin
"Tesis ini menganalisis efisiensi ketersediaan obat-obatan dan bahan habis pakai di Balai Kesehatan Kerja Pelayaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan pada tahun 2012. Penelitian ini menggunakan perhitungan Analisis Indeks Kritis ABC, yakni dengan menggabungkan nilai pemakaian barang farmasi, nilai investasi barang farmasi dan nilai kritis dari dokter pengguna (user).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai investasi yang digunakan hanya limapuluh persen saja dari anggaran barang farmasi yang dibelanjakan dan terdapat sepuluh persen dari nilai investasi barang farmasi yang tidak terpakai sama sekali (Death Stock). Maka dapat disimpulkan bahwa ada ketidakefisienan didalam hal pengadaan barang farmasi di Balai Kesehatan Kerja Pelayaran (BKKP).

This thesis analyzes the efficiency of the availability of medicines and consumables in the Occupational Health Clinic Shipping Directorate General of Sea Transportation, Ministry of Transportation in 2012. This study used calculations ABC Critical Index analysis, by combining the value of pharmaceutical consumption goods, investment goods and the critical value of the pharmaceutical physician user (user).
The results showed that the value of investments used only fifty percent of the budget is spent pharmaceutical items and there are ten percent of the value of investment goods unused pharmaceuticals at all (Death Stock). It can be concluded that there are inefficiencies in the procurement of pharmaceuticals in the Occupational Health Clinic Shipping (BKKP).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariati Dewi
"Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal SPM bidang farmasi di Instalasi Farmasi RS Bhakti Yudha Depok dan RSUD Depok dipengaruhi oleh faktor input yang meliputi SDM jenis pasien jenis resep ketersediaan obat peresepan dokter sarana dan prasarana formularium obat kebijakan atau SOP pelayanan resep serta faktor proses pelayanan resep yang meliputi penerimaan resep dan pemberian harga obat pembayaran pengambilan dan peracikan obat pemberian etiket obat dan penyerahan obat kepada pasien. Hasil penelitian didapatkan rata rata waktu tunggu pelayanan resep jadi tunai RS Bhakti Yudha Depok adalah 29 46 menit resep racikan tunai 49 92 menit tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100 penulisan resep sesuai formularium 99 Dan rata rata waktu tunggu pelayanan resep jadi tunai RSUD Depok 46 81 menit resep racikan tunai 80 69 menit tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100 penulisan resep sesuai formularium 97 25 Kata Kunci Standar Pelayanan Minimal SPM Rumah Sakit Bidang Farmasi Waktu Tunggu Pelayanan Resep

The implementation of the minimum service standard in the pharmacy section at Bhakti Yudha Depok hospital and RSUD depok influenced by input factors which includes human resources types of patients kinds of prescription drugs availability of medicines doctor's prescribing facilities medicines the payment the receipt and extraction of medicines the average waiting period needed to change a prescription into cash is 29 46 minutes medicines extraction into cash 49 92 minutes prescription delivery with no mistakes is 100 the accuracy of prescription with medicine formulation 99 In RSUD Depok the average waiting period needed to change a prescription into cash is 46 81 minutes medicines extraction into cash 80 69 minutes prescription delivery with no mistakes is 100 the accuracy of prescription with medicine formulation 97 25 "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>