Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pauline Leon Artha
"Enzim sukrosafosforilase termasuk dalam kelompok enzim glukosiltransferase. yang dapat mengkatalisis sukrosa dan fosfat menjadi Ɗ-fructose dan α-Ɗ-glucose 1-phospate. SPase berperan dalam pemindahan gugus glukosil ke sejumlah senyawa (transglikosilasi). Reaksi transglkosilasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan stabilitas kimia dan memperbaiki karakteistik senyawa bioaktif.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan pemurnian SPase rekombinan yang dihasilkan oleh Escherichia coli BL21DE yang membawa gen penyandi sukrosafosforilase asal Leuconostoc mesenteroides dengan kromatografi affinitas pada kondisi optimum dan menguji aktivitas SPase rekombinan dengan metode spektofotometri. Pada esei enzimatis, SPase direaksikan menggunakan substrat sukrosa dan produk akhirnya diukur sebagai NADPH pada 340 nm.
Hasil SDS PAGE ,menunjukan SPase rekombinan berhasil dimurnikan dengan berat molekul yang telah diidentifikasi dari penelitian sebelumnya adalah 55-57 kDa. Hasil esei aktivitas enzimatis menggunakan metode spektofotometri menunjukan bahwa SPase rekombinan ini terbukti aktif meskipun aktivitasnya lebih rendah dibandingkan SPase standar dari Leuconostoc mesenteroides.

Sucrose phosphorylase belongs to glycosiltransferase which catalyze sucrose and phospate become Ɗ-fructose dan α-Ɗ-glucose 1-phospate. SPase has role in transglucosylation to increase chemical stability and repair characteristic of bioactive compound.
The object of this research are purification SPase recombinant from E. coli BL21DE which carries out SPase gene from Leuconostoc mesenteroides. Affinity chromatography is used to purify SPase recombinant in optimum condition and try assay enzymatic activity of SPase recombinant with spectrophotometry method. SPase recombinant use sucrose as substrate and the final product is measured as NADPH at 340 nm.
SDS Page reveal that SPase recombinant is succeeded to be purified with molecular mass 55-57 kDa based on previous research. SPase recombinant has lower enzymatic activity than SPase from Leuconostoc mesenteroides.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43412
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raditya Imamul Khalid
"ABSTRAK
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang pengobatannya terus dikembangkan. Apoptin adalah molekul protein yang berpotensi untuk dijadikan obat kanker karena mempunyai aktivitas menginduksi proses kematian sel secara selektif hanya pada sel kanker saja. Kloning apoptin telah berhasil dilakukan dengan amplifkasi gen menggunakan PCR dengan menambahkan 12-histidin dan 8-arginin pada C-terminal kemudian diligase ke plasmid pOXGW dengan sistem Gateway, lalu diekspresikan ke dalam bakteri Bacillus subtilis 168. Plasmid pOXGW - apoptin - 12His8Arg dapat terekspresi di B. subtilis. Dalam penelitian ini Bacillus subtilis yang membawa plasmid diproduksi pada medium dengan variasi xylose sebagai substrat pemicu dan sebagai pembanding bakteri Escherichia coli Bl21 Star™ ditransformasi dengan plasmid pOGW - apoptin - 12His untuk kemudian dilakukan pemurnian. Hasil penelitian menunjukan apoptin rekombinan dari B. subtilis 168 yaitu 568 μg/ml, sedikit lebih banyak dari jumlah protein rekombinan E. coli Bl21 Star™, 421 μg/ml.

ABSTRACT
Cancer is a deadly disease so that the medicinal treatment constantly developed. Apoptin is a protein molecule that has potential to be used as a cancer drug because of its activity to induce cell death selectively to the cancer cells only. Cloning apoptin has been successfully performed by amplify gene using PCR with 12-histidine and 8-arginine to be added at C-terminal then ligated into plasmid pOXGW with Gateway system, and then expressed in Bacillus subtilis 168. Plasmids with pOXGW - apop - 12His8Arg can be expressed in B. subtilis. In this study, Bacillus subtilis carrying plasmid was produced with variations of xylose as substrate trigger on liquid medium and as a comparison, Escherichia coli Bl21 Star™ transformed with a plasmid pOGW - apop - 12His and then performed for purification of apoptin. The results showed that the recombinant apoptin obtain from B. subtilis 168 compared to Escherichia coli Bl21 Star is slightly higher, i.e. 568 μg/ml and 421 μg/ml, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Suciyani
"Masih tingginya penderita kanker serviks dan keterbatasan vaksin profilaktik yang tidak memiliki efek terapeutik mendorong dikembangkannya vaksin Human Papillomavirus HPV yang bersifat terapeutik. Salah satu protein Human Papillomavirus HPV yang berpotensi sebagai vaksin terapeutik yaitu protein E6. Protein E6 yang bersifat alamiah diperlukan sebagai kontrol dalam uji keamanan vaksin. Studi ini bertujuan untuk mengekspresikan gen E6 yang sebelumnya telah diklona pada vektor pGEX-6P-1. Verifikasi plasmid rekombinan E6 dilakukan dengan elektroforesis gel agarosa, double digest, dan sekuensing. Ekspresi protein dilakukan pada sistem ekspresi prokariota yaitu Escherichia coli BL21-CodonPlus DE3. Ekspresi protein dilakukan pada suhu 37 C dan diinduksi IPTG dengan konsentrasi akhir 0,2 mM, 0,4 mM, dan 1 mM. Protein yang telah diperoleh divisualisasi dengan SDS-PAGE 12 dan dikarakterisasi dengan western blot. Analisis menggunakan perangkat lunak genscript menunjukan bahwa ekspresi protein E6 memiliki laju ekspresi yang rendah dengan nilai Codon Adaptation Index CAI 0,57, kandungan GC 38,56, dan Codon Frequency Distribution CFD 20 . Keberadaan protein E6 dideteksi dengan western blot menggunakan antibodi poliklonal dan hasil western blot menunjukkan adanya protein E6 berukuran 44 kDa.

The high prevalence of cervical cancer and the limited prophylactic vaccine that does not have a therapeutic effect encourage the development of the therapeutic Human Papillomavirus HPV vaccine. One of the proteins of Human Papillomavirus HPV which is potential as a therapeutic vaccine is E6 protein. A natural E6 protein is required as a control in vaccine safety testing. This study aims to express the previously cloned E6 gene in the pGEX 6P 1 vector. Verification of recombinant plasmid E6 was performed with agarose gel electrophoresis, double digest, and sequencing. Protein expression was performed on the prokaryotic expression system Escherichia coli BL21 CodonPlus DE3. Protein expression was performed at 37 C and induced with IPTG with a final concentration of 0.2 mM, 0.4 mM, and 1 mM and was characterized by western blot. The obtained protein was visualized with SDS PAGE 12. Analysis using genscript software showed that E6 protein expression had low expression rate with Codon Adaptation Index CAI 0,57, GC content 38,56, and Codon Frequency Distribution CFD 20. The presence of E6 protein was detected by western blot using polyclonal antibody and the western blot result indicated the presence of E6 protein at 44 kDa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberto Christopher
"Apoptin merupakan protein dari virus anemia ayam yang dapat menginduksi apoptosis sel kanker. Penggunaannya sebagai senyawa antikanker dapat mengatasi kelemahan metode kemoterapi. Deteksi massa molekular apoptin dilakukan dengan SDS-PAGE memiliki keberagaman hasil dan asam-asam amino rekombinan dalam apoptin disinyalir menyadi penyebabnya. Karakterisasi asam-asam amino rekombinan dalam apoptin untuk membuktikan hipotesis tersebut dilakukan dengan dua variasi rekombinan plasmid, yakni modifikasi 12 histidin dan modifikasi 12 histidin-8 arginin yang ditransformasikan pada Escherichia coli DH5α. Kedua variasi modifikasi plasmid ini mendapatkan perlakuan yang sama. Transformasi plasmid dalam penelitian ini menggunakan metode heat shock dengan suhu 42oC dan bantuan CaCl2 dalam pembentukan sel Escherichia coli DH5α kompeten. Penentuan konsentrasi apoptin dilakukan dengan metode Lowry dan BSA sebagai protein standarnya. Deteksi massa molekular apoptin oleh metode SDS-PAGE dilakukan dengan konsentrasi gel sebesar 15% dan mendeteksi adanya pita protein di bawah 30 KDa. Uji karakterisasi asam amino yang dilakukan dengan Liquid Chromatography Mass Spectroscopy menunjukkan bahwa adanya konsentrasi asam amino berlebih dalam apoptin sehingga meningkatkan deteksi massa molekularnya oleh SDS-PAGE.

Apoptin is a protein from chicken anemia virus which could induce tumor cell apoptotic. The use of apoptin as anticancer could overwhelm chemotheraphy weaknesses. Apoptin molecular weight detection conducted by SDS-PAGE had various results while the recombinant amino acids are the suspects. Recombinant amino acids characterization of apoptin in order to prove the hypothesis was conducted by two variants of recombinant plasmid, which were 12 histidine modification dan 12 histidine-8 arginine modification, transformed into Escherichia coli DH5α. These two variations were given the same treatment. Heat shock method was used in plasmid transformation at 42oC and CaCl2 treatment was used in order to create Escherichia coli DH5α competent cells. Apoptin concentration determination was conducted by Lowry method and BSA was used as protein standard. Molecular weight detection of apoptin by SDS-PAGE was conducted using 15% gel concentration and there was protein band detected below 30 KDa. Amino acids characterization test conducted indicate that there are excess amino acids concentration in apoptin as the cause of increasing molecular weight detection by SDS-PAGE.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunisa Fadhilah
"Protein Transaktivator transkripsi (Tat) adalah protein regulator HIV-1 berfungsi sebagai aktivator transkripsi genom HIV-1. Varian protein Tat-Eli adalah aktivator transkripsi paling kuat daripada varian lain melalui induksi promotor LTR HVI-1. Kemampuan tersebut digunakan sebagai kontrol positif dalam pengembangan uji infeksitivitas HIV-1 berbasis gene reporter eGFP diregulasi LTR HIV-1. Pengembangan uji infeksivitas tersebut menawarkan waktu deteksi infeksi lebih singkat daripada uji p24 pada uji fenotipik. Penelitian ini bertujuan untuk mengekspresikan protein rekombinan Tat-Eli di sistem ekpresi prokariot dan mempurifikasinya sehingga dapat dijadikan kontrol positif penginduksi promotor. Pada penelitian ini dilakukan pengklonaan gen sintetik Tat-Eli ke vektor pQE80L. Protein rekombinan Tat-Eli dipurifikasi menggunakan Ni-NTA. Pengklonaan ulang gen reporter eGFP disisipkan setelah promotor LTR HIV-1. Aktivitas protein rekombinan Tat-Eli terhadap ekspresi eGFP di sel mamalia dinilai berdasarkan persentase sel pengekspresi eGFP dan intensitas cahaya eGFP.Konstruksi plasmid rekombinan membawa gen Tat-Eli, pQETat, berhasil dibuat, diekspresikan dan dipurifikasi kondisi native. Plasmid pengekspresi eGFP  dengan promoter HIV-1, pLTReGFP berhasil dikonstruksi. Penambahan Tat-Eli rekombinan pada sel mamalia yang ditransfeksi pLTReGFP menunjukkan perbedaan intensitas cahaya eGFP yang bermakna dan paling tinggi dari semua perlakuan. Protein rekombinan Tat-Eli dapat diekspresikan dan dipurifikasi secara optimal dari E.coli. Penambahan protein Tat-Eli pada sel yang ditransfeksi pLTReGFP meningkatkan intensistas cahaya eGFP.

Transcriptional Transactivator Protein (Tat) is an HIV-1 regulatory protein functioning as an activator of HIV-1 genome transcription. The Tat-Eli protein variant was the most potent transcriptional activator than other variants through the induction of the HVI-1 LTR promoter. This ability was used as a positive control in the development of an HIV-1 infection test based on the eGFP reporter gene regulated by LTR HIV-1. The development of the infectiousness test offers a shorter infection detection time than the p24 test in the phenotypic test. This study aims to express Tat-Eli recombinant protein in the prokaryotic expression system and to purify it so that it can be used as a positive control inducer of the promoter. In this study, synthetic Tat-Eli gene was cloned into the pQE80L vector. Tat-Eli recombinant protein was purified using Ni-NTA. Recloning of the eGFP reporter gene was inserted after the HIV-1 LTR promoter. The activity of Tat-Eli recombinant protein on eGFP expression in mammalian cells was assessed based on the percentage of eGFP-expressing cells and eGFP light intensity. The recombinant plasmid construction carrying the Tat-Eli gene, pQETat was successfully generated, expressed and purified in native conditions. An eGFP-expressing plasmid with HIV-1 promoter, pLTReGFP was successfully constructed. The addition of recombinant Tat-Eli to mammalian cells transfected with pLTReGFP showed a significant difference in eGFP light intensity and was the highest of all treatments. Tat-Eli recombinant protein can be optimally expressed and purified from E. coli. The addition of Tat-Eli protein in pLTReGFP-transfected cells increased eGFP light intensity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain Edward
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Enzim fosfatase alkali antara lain digunakan dalam teknik ?enzyme immunoassay?, untuk mengukur kadar sesuatu zat dalam cairan tubuh dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam penelitian ini diusahakan isolasi dan pemurnian enzim fosfatase alkali dari E. coli. Identifikasi kuman dilakukan dengan agar Endo, agar darah, tes pewarnaan Gram, sifat-sifat biokimia, dan tes serologik. Untuk pemurnian enzim digunakan sonikator, kromatografi pertukaran ion dengan DEAE Biogel, dan kromatografi gel dengan Sephadex G-100. Kemurnian enzim diperiksa dengan elektroforesis pada membran selulosa asetat. Aktivitas enzim secara kuantitatif ditentukan dengan spektrofotometer, dan secara kuaLitatif dapat dilihat dengan agar substrat. Kadar protein diukur dengan metoda Lowry. Terhadap fraksi gel diteliti pengaruh suhu, pH, ion logam, dan jenis bufer atas aktivitas enzim. Demikian pula ditentukan nilai Km dan Vmax, serta reaksi hidrolisis tanpa dan dengan transfosforilasi.
Hasil dan Kesimpulan: Kuman diidentifikasi sebagai E. coli non-patogen. Enzim diperoleh setelah fraksi gel dengan ,pemurnian 242 kali dan hasil 59%. Pada eLektroforesis ditemukan kadar protein enzim 52,8%. Enzim memiliki pH optimum 8,0, dan tidak stabil bila diinkubasi selama 1 jam diluar pH optimum. Aktivitas enzimeningkat secara Linier sampai suhu 45° C, dengan koefisien suhu 1,49. Enzim stabil pada inkubasi selama 20 menit pada suhu 25 - 45° C. Aktivitas enzim tidak dipengaruhi penambahan ion Mg dan Zn (0,01 M). Aktivitas meningkat dengan meningkatnya molaritas bufer, Vmax terbesar didapatkan dalam buffer Tris dan Km terkeciL pada bufer AMP. Reaksi hidrolisis dan transfosforilasi berlangsung pada bufer Tris dan AMP, sedangkan pada bufer glisin hanya terjadi reaksi hidrolisis.

Scope and Method of Study: The enzyme alkaline phosphatase is used among others in enzyme immunoassay, to enable the quantitation of a small amount of substances in body fluids. In this study, an attempt was carried out for the isolation and purification of the enzyme from E. coli. The bacteria was identified through culture on Endo and blood agar, Gram staining, biochemical tests, and serology. The bacteria were disrupted by ultrasonication, and the enzyme purified by ion exchange chromatography on DEAE Biogel followed by gel chromatography on Sephadex G-100. Enzyme purity was examined by electrophoresis on cellulose acetate. Enzyme activity was determined by spectrophotometry, and protein concentration was measured by the method of Lowry. The gel fraction was tested for the effect of pH, temperature, metal ion, and type of buffer. The Km and Vmax was measured, for hydrolysis with and without transphosphorylation.
Findings and Conclusions: The bacteria was identified as non-pathogenic E. coli. After gel chromatography the enzyme was purified 242 fold, at 59%, yield. Electrophoresis revealed that the enzyme content was 52.8 %. The enzyme has a pH optimum of 8.0, and it was unstable on standing for 1 hour outside the pH optimum. Enzyme activity increased Linearly with temperature (to 45° C), with a temperature coefficient of 1.49. The enzyme is stable for 20 minutes at 5° - 45++ C, and the activity not influenced by Mg++ and Zn++ ions (0.01 M). The activity increased with increased molarity of the buffer, the highest Vmax was observed with Tris buffer, and the Lowest Km with AMP buffer. Hydrolysis and transphosphorylation occurred in Tris and AMP buffer, while in glycine buffer only hydrolysis was observed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Renesteen
"Sukrosafosforilase (SPase) adalah suatu enzim yang mengkatalisis sejumlah reaksi pemindahan gugus glukosil ke sejumlah molekul aseptor. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh SPase rekombinan dari E. coli BL-21 StarTM dalam skala besar, memperoleh karakter enzim berdasarkan bobot molekul dan aktivitas, dan mengetahui aktivitas transglikosilasi terhadap asam askorbat dan asam benzoat.
Berdasarkan hasil SDS PAGE, bobot molekul SPase rekombinan adalah antara 45 dan 66 kDa. Aktivitas SPase diukur dengan menggunakan sukrosa sebagai substrat dan produk akhir diukur sebagai NADPH pada 340 nm, dengan hasil aktivitas relatif 98,52% terhadap SPase standar. Aktivitas transglukosilasi menggunakan asam benzoat sebagai substrat menunjukkan produk pada KLT, sedangkan asam askorbat tidak menunjukkan terbentuknya produk pada KLT dan KCKT.

Sucrosephosphorylase (SPase) is an enzyme that catalyzes glucosyl transfer reaction to the amount of acceptor molecules. The objective of this study was to obtain the recombinant SPase from E. coli BL-21 StarTM in a large scale, to characterize the recombinant SPase by its molecular weight and activity, and to determine the transglucosylation activity using ascorbic acid and benzoic acid as substrate.
SDS PAGE result showed that molecular weight of recombinant SPase between 45 and 66 kDa. SPase activity was measured by using sucrose as substrate, and the end product was measured as NADPH at 340 nm; this resulting relative activity 98.52% to standard SPase. Its transglucosylation activity using benzoic acid as substrate showed a product by performing TLC while as using ascorbic acid did not by performing TLC and HPLC.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Furqon Dwi Cahyo
"Sukrosafosforilase (SPase) merupakan suatu enzim yang dapat mengkatalisis reaksi pemindahan gugus glukosil dari molekul donor ke suatu molekul aseptor (glukosilasi). Glukosilasi telah banyak dimanfaatkan, terutama untuk meningkatkan stabilitas dan karakteristik suatu senyawa bioaktif. Pada penilitian ini dilakukan isolasi SPase dari bakteri Escherichia coli BL-21 STARTM rekombinan yang membawa gen penyandi sukrosafosforilase asal Leuconostoc mesenteroides MBFWRS-3(1). Uji konfirmasi berat molekul enzim telah berhasil dilakukan dengan SDS PAGE dan ditunjukan bahwa berat molekul SPase rekombinan berkisar antara 45?66 kDa, hal tersebut sesuai dengan studi sebelumnya. Aktivitas enzim diketahui dengan metode spektrofotometri dan didapatkan bahwa aktivitas relatif SPase rekombinan sebesar 98,5%. Esei aktivitas transglikosilasi SPase rekombinan terhadap substrat asam kojat telah berhasil dilakukan. Berdasarkan pengamatan KLT Densitometer, didapatkan bahwa produk transglikosilasi hasil esei aktivitas transglikosilasi SPase rekombinan dan SPase standar terhadap asam kojat memiliki kemiripan.

Sucrose Phosphorylase (SPase) is an enzyme that catalyzes glucosyl transfer reaction from donor molecules to acceptor molecules (glucosylation). Glucosylation has been used for many things, especially to increase chemical stability and improving characteristic of several bioactive compounds. In this study SPase has isolated from Escherichia coli BL-21 STARTM recombinants that carried gene of SPase expression from Leuconostoc mesenteroides MBFWRS-3(1). Confirmation of molecular weight has done by SDS PAGE and showed that the molecular weight of SPase was in range 66?45 kDa, as reported in other existed SPase studies. The activity enzyme obtained by using the spectrophotometric method, and performed relative activity 98.5 %. Transglucosylation activity assay of SPase recombinant has done to kojic acid. Based on TLC Densitometry analyzes, transglucosylation product of SPase recombinant was similarly to transglucosylation product of SPase standart."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42823
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Setyowati
"Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian informasi dari luar
sel sampai ke dalam inti sel melewati protein-protein yang bekerja secara
berantai. ERK2 termasuk dalam golongan enzim MAP Kinase yang berada
dalam rantai bagian atas proses transduksi sinyal. STAT3 adalah protein
yang berada paling bawah dalam proses ini yang punya kemampuan
berikatan dengan DNA untuk dapat mengatur ekspresi gen yang dikode DNA
itu. STAT3 dan ERK2 berasal dari sel eukariot. Untuk mempelajari aspek
biokimia dan biofisika diperlukan protein STAT3 dan ERK2 dalam jumlah
banyak yang dapat diperoleh dengan menggunakan DNA rekombinan.
Organisme yang membawa DNA rekombinan akan mensintesis protein.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan ekspresi protein rekombinan
transduksi sinyal STAT3 dan ERK2 dengan menggunakan IPTG sebagai
induser dalam E. coli DH5 dalam skala produksi 500 mL. Untuk
mendapatkan proteinnya, maka sel pelet bakteri harus dipecah. Supernatan
yang didapat dipurifikasi (dimurnikan ) dengan menggunakan kolom terbuka
metode kromatografi penukar anion (DEAE- Sepharose) dan kromatografi
kolom hidrofobik (Phenyl -Sepharose ). Hasil elusi selanjutnya dikonfirmasi
dengan menggunakan SDS ? PAGE. Dari hasil percobaan, protein
rekombinan STAT3 dan ERK2 berhasil diekspresikan dalam sel inang E.coli
DH5 dan berada dalam supernatan. Pita rekombinan STAT3 dengan berat molekul sebesar  66 kDa dan ERK2 sebesar  41 kDa yang telah
dimurnikan dengan matriks DEAE-Sepharose dan Phenyl-Sepharose belum
dalam bentuk pita tunggal."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], [2005, 2005]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>