Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parwati Wahjono
"ABSTRAK
Ziarah kubur yang khusus pada bulan Ruwah sebelum bulan Puasa yang disebut nyadran merupakan tradisi orang Jawa yang sampai sekarang masih dilakukan. Namun ternyata dari liputan wartawan pada beberapa media cetak, mengenai nyadran atau sadranan di daerah satu dengan lainnya berbeda pelaksanaannya, bahkan merupakan suatu upacara yang unik.
Nyadran umumnya dilakukan dengan membersihkan makam, berdoa dan kemudian menaburkan bunga diatas pusara. Di suatu daerah merupakan tradisi bersama seluruh warga masyarakat, dengan disertai kenduri di atas makam (bersih desa). Ubarampe sesaji dibawa ke makam dengan wadah yang berbeda, dengan rumah-rumahan yang ditandu, atau dengan Jodhang, atau tenong; ada yang disertai pagelaran wayang kulit, dsb. Berbagai upacara yang dilakukan tersebut memakai nama sadranan atau nyadran.
Dalam Nagarakertagama yang disebut graddha adalah upacara penghormatan yang ditujukan untuk Rajapati Gayatri, merupakan pesta besar selama tujuh hari, dengan membuat arca bunga (puspa garira) sebagai wadah roh Sri Rajapatni. Dipuja dengan pelbagai doa dan mantra disertai bermacam-macam persembahan sesaji dari raja dan para pembesar berupa makanan uang dan pakaian, pergelaran kesenian yang sangat meriah. Pada hari terakhir arca bunga diturunkan dan dimusnahkan dengan upacara, semua sesaji makanan dibagikan kepada para abdi.
Penelitian ini bertujuan menelusuri apakah ada kemiripan unsur-unsur dalam tradisi sadranan dengan upacara graddha dalam Nagarakertagama, sehingga dapat dikatakan bahwa tradisi nyadran berasal dari graddha."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Khalil
"Sufism related with the ethics and traditions of Java."
Malang: UIN-Malang Press, 2008
297.459 82 AHM i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Otto Sukatno CR
Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002
392.6 OTT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Rochyatmo
"ABSTRAK
Cerita Anglingdarma selain terdapat di dalam sastra Jawa juga diketahui terdapat di dalam naskah berbahasa Melayu bernama Hikayat Shah Marden. Motif cerita Anglingdarma (sastra Ja­wa) sama dengan motif cerita Shah Mardan (sastra Melayu). Pada sastra Bali cerita itu dikenal dengan nama Ajidarma atau Aridarma.
Menurut Poerbatjaraka motif cerita Anglingdarma merupakan salah satu episode yang terselip di dalam kitab Tantri Kamandaka (Poerbatjaraka, 1952 : 64-69). Winter juga pernah menggarap cerita Anglingdarma dalam bentuk suntingan teks di dalam KBG Vol. 25/Tahun 1853. Di dalam cerita-cerita Melayu Klasik pengaruh sastra asing, pengaruh sastra pesisir dan pengaruh antar pulau terkenal di dalam cerita prosa Melayu Klasik.
Pigeaud menyatakan bahwa cerita tentang raja yang mengetahui bahasa binatang semacam Anglingdarma, Ajidarma dan Shah Mardan, umumnya mengacu kepada teks India. Antara tiga teks tersebut Jawa, Bali, dan Melayu pada hakekatnya saling bergayutan (Pigeaud, 1967 : 250-251). Cerita Anglingdarma juga terdapat di dalam Serat Kandha (Pigeaud, 1970 : 172). Cerita Anglingdarma sangat dikenal. Selain tersebar secara naratif, juga telah berkembang melalui interaksi antar bidang seni. Cerita itu selain dikenal dalam bidang seni sastra juga terdapat di dalam bidang seni pertunjukan : wayang, ketoprak, tari klasik atau tari tradisional garapan. Cerita Anglingdarma yang bersumber dari naskah lama ini di antaranya ditransformasikan ke dalam bentuk tari klasik tari serimpi Renggawati diciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana V.
Hingga sekarang ini tari serimpi Renggawati masih hidup, sayang penampilannya hanya dilingkungan terbatas dan pada waktu tertentu saja. Tari ini bersifat sakral. Dipergelarkannya hanya untuk peristiwa penting seperti menjamu tamu agung, peringatan naik tahta.
Serimpi Renggawati menggambarkan episode percintaan puteri Renggawati dari Kerajaan Bojanegara dengan Prabu Anglingdarma raja Malapati dalam penyebaran penyabaran sebagai seekor belibis putih yang mampu berbicara. Teks yang digarap dengan ungkapan gerak adalah episode di taman Keraton Bojanegara. Di dalam tari serimpi penggungkapan cerita diutarakan dengan bahasa gerak. Penggambaran suasana adegan disampaikan dalam bentuk monolog. Dialog dikemukakan dengan tembang. Pelukisan cerita dengan bahasa gerak dengan sendirinya tidak lepas dari daya serap dan daya ungkap di samping kemampuan pemahaman dari pencipta/penata tari."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Rochkyatmo
"ABSTRAK
Di dalam tradisi kehidupan masyarakat Jawa senantiasa akrab dengan unsur alam sekitarnya. Salah satu unsur hayati yang berhubungan erat dan akrab dengan kehidupan insan adalah bangsa unggas.
Sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayatnya lazim­nya terikat oleh upacara-upacara tradisi sepanjang daur hidupnya. Dalam hal ini kehadiran jenis unggas ikut berpe­ran serta di dalam kegiatan upacara adat itu baik sebagai unsur upacara ataupun kelengkapan upacara itu.
Masih di dalam kehiduan tradisi pula, apabila seseorang telah memiliki lima unsur pokok dalam hidupnya, yaitu wisma, wanita, curiga, turangga dan kukila (rumah kediaman, isteri, keris, kuda tunggangan dan burung) dianggap telah mapan kehidupan sosial ekonominya. Kukila (burung merupakan salah satu unsur yang meningkatkan tataran prestige pemiliknya.
Hingga saat ini di antara anggota kelompok etnis Jawa ada yang gemar memelihara burung perkutut, nuri, platuk bawang, puter, bekiser sampai burung merak, bahkan burung-burung dari mancanegara pun tidak luput dari sasaran perburuan untuk memeliharanya. Pemilihan jenis-jenis unggas itu mengisyaratkan status sosial pemiliknya dan derajat kemampuannya. Selain itu unggas-unggas yang dipelihava itu dianggap dapat memberi daya pengaruh tertentu yang sifatnya positif terhadap pemiliknya : derajat, pengkat, rejeki dan sebagainya.
Tujuan penelitian ini dimaksud memberi jawaban atas perntanyaan yang dikemukakan di atas serta memberikan uraian keterlibatan jenis unggas di dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti : upacara adat, makna simbolis, kepercayaan, pengobatan, pantangan, ragam hias, tata gelar perang sampai kepada perhitungan Pakuwon dan sebagainya.
Didalam penelitian ini dipergunakan metode pengumpulan data yang materinya, sumber-sumbernya digali dari karya tulis naskah, karya tulis cetak serta sumber tradisi lisan, berupa donggeng, ibarat, peribahasa dan sebagainya.
Hasil yang dicapai adalah paparan mengenai peran serta unggas atau jenis burung selaku sumber daya hayati dalam kaitan hubungan yang akrab dengan kehidupan manusia yang ternyata dapat memberi pengaruh baik serta memiliki makna simbolis, kekuatan mistis, dan lain sebagainya bahkan sampai keberadaannya sebagai lambang negara Republik Indonesia, dalam upaya meningkatkan dan memperluas wawasan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jayabaya
"Buku ini aslinya karangan Bagawan Palasara masih menggunaka kata-kata kawi dan sekar ageng lalu dikarang kembali dengan diberi makna dalam bahasa Jawa biasa oleh Prabu Jayabaya. Isi teksnya berupa pelajaran-pelajaran yang berwujud ajaran olah rasa atau kebatinan. Mengenai sopan-santun (tatakrama). Diuraikan secara per bab ada sebanyak 105. Ada juga menyebut berbagai nama pohon yaitu nagasari, cempaka dan yang sejenis lainnya."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1921
BKL.0039-PW 39
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan ketikan yang dibuat oleh petugas Panti Boedaja di Yogyakarta pada tahun 1933. Naskah asli ialah FSUI/PR.16. Ralat dan perbaikan atas teks telah dilakukan oleh Pigeaud, sehingga di setiap halama naskah terdapat coretan dan catatan denga pensil. Selain itu, seperti biasanya dengan naskah ketikan yang dipakai oleh Pigeaud dalam menyusun kamusnya, maka setiap nama tokoh serta nama tempat dalam naskah ini telah digarisbawahi dengan pensil biru atau merah. Keterangan selengkapnya tentang pengarang serta isi teks Pustaka jimat pepali ini dapat dibaca pada deskripsi naskah PR.16. Pada koleksi FSUI ada dua salianan dari naskah ini, yaitu ketikan asli (PR.17 ini) dan tembusan berkarbon (PR.18). Hanya ketikan asli yang dimikrofilmkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.17-G 64
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Purwaningsih
Yogyakarta: BPNB DI Yogyakarta, 2016
306.598 ERN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tulus Setiyadi
Temanggung: Raditeens, 2016
306 TUL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Franz Magnis-Suseno
Jakarta: Gramedia , 1991
170.598 2 FRA j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>