Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surabaya: Revka Petra Media, 2011
303.4 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Revka Petra Media, 2011
303.4 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siahaan, Asa Nisi
"Penggabungan usaha atau megjer merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memacu pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan nilai untuk pemegang saham. Potensi penambahan nilai bagi pemegang saham dapat terjadi apabila terdapat sinergis dari penggabungan usaha tersebut, dimana nilai perusahaan gabungan lebih besar dari pada jumiah nilai masing-masing perusahaan apabila kedua perusahaan tersebut beroperasi scbagai dua entitas bisnis yang berbeda.
Menilik dari kondisi-kondisi yang dialami cleh PT Multistrada Arah
Sarana Tbk ("MASA'") dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk ("PSDN"), dimana PSDN sedang mengalami kesulitan keuangan namun memiliki prospek masih baik, sedangkan MASA memerlukan kepastian pasokan bahan baku untuk menunjang kontinuitas produksinya. maka mejer merupakan salah satu wacana yang dapat dipertimbangkan baik oleh manajemen maupun pemegang mayoritas kedua perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan
Langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan merjer adalah dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh perusahaan yang akan diakuisisi serta melakukan penilaian terhadap pcrusahaan sehingga diperoleh harga akuisisi yang layak.
Untuk mencari nilai sinergi yang terjadi dari penggabungan usaha tersebut, dilakukan valuasi terhadap nilai masing-masing perusahaan scbagai entitas bisnis tersendiri dan valuasi nilai perusahaan pasca meger. Nilai sinergi diperoleh dengan mencari selisih nilai perusahaan pasca merjer dan nilai total kedua perusahaan sebelum merjer
Business mergers or mergers are one of the company's strategies to spur company growth and increase shareholder value. The potential for additional value for shareholders can occur if there is a synergy from the merger, where the value of the combined company is greater than the total value of each company if the two companies operate as two different business entities.
Judging from the conditions experienced by PT Multistrada Arah Sarana Tbk ("MASA'") and PT Prasidha Aneka Niaga Tbk ("PSDN"), where PSDN is experiencing financial difficulties but has good prospects, while MASA requires certainty in the supply of raw materials to support the continuity of production. then the merger is one discourse that can be considered by both the management and the majority holders of the two companies to increase the value of the company.
The step that must be taken before carrying out a merger is to conduct a thorough evaluation of the company to be acquired and conduct an assessment of the company in order to obtain a reasonable acquisition price.
To find the value of the synergy that occurs from the business merger, an evaluation of the value of each company as a separate business entity is carried out and the valuation of the post-merger company value. The synergy value is obtained by finding the difference between the post-merger company value and the total value of the two companies before the merger
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Ahmad Nurhoiriza
"Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) telah mengembangkan dua aplikasi web, yaitu (1) Sistem Informasi Sidang (Sisidang) dan (2) Sistem Pengecekan Plagiarisme Elang. Kedua aplikasi web tersebut berturut-turut digunakan untuk memfasilitasi proses pengumpulan, penilaian, dan revisi, serta mengecek tingkat plagiarisme laporan tugas akhir setiap mahasiswa. Akan tetapi, pada kedua aplikasi web tersebut masih terdapat beberapa kelemahan cara kerja, yaitu (1) Elang hanya mengakomodasi pengecekan laporan tugas akhir mahasiswa versi pra-sidang, (2) Elang belum melakukan pengecekan laporan-laporan akhir baru secara otomatis setiap kali terdapat laporan yang diunggah ke Sisidang, (3) pada beberapa kasus Elang menampilkan judul laporan tugas akhir yang kurang sesuai, (4) penggunaan query parameter berupa NPM dapat menimbulkan masalah kurang tepatnya penilaian tingkat plagiarisme, (5) halaman detail hasil cek plagiarism kurang user-friendly, dan (6) hasil cek plagiarism hanya bisa dilihat di Elang. Oleh karena itu, sejumlah perbaikan/penyesuaian perlu dilakukan untuk memperbaiki cara kerja kedua aplikasi web tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada cara kerja Sisidang dan Elang dalam tahapan-tahapan sebelum dan sesudah Sidang. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan integrasi yang lebih matang antara Sisidang dan Elang. Penelitian ini menggunakan metodologi design science research sebagai metodologi penelitian. Identifikasi serta analisis masalah dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif berupa wawancara serta mengadakan pertemuan antara product owner dan pengguna kedua aplikasi tersebut. Setelah identifikasi dan analisis masalah dan kebutuhan, penelitian ini mengajukan usulan solusi terhadap masalah yang telah diidentifikasi. Dengan berdasar kepada usulan solusi tersebut, integrasi Elang dan Sisidang serta modifikasi dan penyesuaian fitur untuk mengakomodasi integrasi tersebut berhasil dikembangkan. Setelah integrasi serta penyesuaian fitur berhasil dilakukan, evaluasi sistem dilakukan dengan menggunakan metode user acceptance test. Evaluasi dilakukan kepada enam orang responden yang terdiri dari dosen dan staf sekretariat akademik Fasilkom UI. Seluruh responden setuju bahwa sistem berhasil dalam menyelesaikan masalah dan mampu memenuhi kebutuhan pengecekan plagiarisme. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu melancarkan proses berjalannya Sidang terutama bagi dosen dan staf sekretariat akademik serta bagi para pengembang aplikasi dalam memperbaiki serta mengembangkan aplikasinya.

The Faculty of Computer Science (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) has developed two web applications, which are (1) Sistem Informasi Sidang (Sisidang) and (2) Sistem Pengecekan Plagiarisme Elang. Both applications are used to facilitate the submission, the markings, and the revision of a student's thesis, as well as checking for the possibility of plagiarism. However, both applications have weaknesses on how they operate, which are (1) Elang only does plagiarism checks for documents that are uploaded before the thesis defence, (2) Elang needs to be triggered manually to check for newly submitted document before running plagiarism checks for that specific document, (5) Elang would extract the wrong title of the thesis in some cases, (4) the use of only using student ID as query parameter for plagiarism checks leads may lead to a duplication of results, (5) the not so user-friendly plagiarism check results page, (6) plagiarism check results can only be accessed in Elang. Therefore, the need for modifications and adjustments are needed to address the problems. This study uses design science research as the methodology of study. The identification and analysis of problems are conducted by using the qualitative method of interview and meetings with the product owner and users of both applications. After the identification and analysis of the problems, this study proposes solutions to address each of the problems that have been identified. Based on the proposed solution, the integration of Sisidang and Elang as well as the modifications and adjustments to accommodate the integration has been successfully finished. After the integration, modifications, and adjustments are finished, evaluation of the system is done by using the methodology of user acceptance testing. The evaluation is done through six respondents who are the main users of both apps, the lecturers, and the academic secretariat staff. All respondents agree that the new system has successfully addressed the problems and fill in the need of plagiarism checks in the process of thesis defence. This study is expected to smoothen the process of the thesis defence especially for lecturers and the academic secretary staff and developers that need improving their applications."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdi Imani Wafi
"Salah satu fungsi yang sangat kritikal dalam proses tugas akhir adalah pengecekan plagiarisme tugas akhir sebelum kelulusan. Fasilkom UI membuat aplikasi sistem pengecekan plagiarisme (Elang). Selain itu juga mempunyai aplikasi untuk administrasi dokumen tugas akhir (Sisidang). Dua website ini sudah berjalan sejak lebih dari tujuh tahun lalu, dan kemudian diperbarui lagi pada dua tahun lalu.  Walaupun demikian terkadang masih terjadi masalah permasalahan sehingga kegunaan dari dua aplikasi kurang optimal. Dalam melakukan tugas akhir ini, penulis ini menggunakan metodologi design science research sebagai metodologi penelitian. Berdasarkan analisa yang penulis lakukan permasalahannya adalah: integrasi pengecekan plagiarisme dari Sisidang ke Elang, Halaman Elang kurang informatif karena tidak menampilkan error message, dan Terhentinya proses pengecekan karena adanya masalah di proses pengecekan sebelumnya. Penulis memberikan solusi sebagai berikut: Menggunakan Django-Sesame magic link untuk memberikan akses ke pengguna Sisidang untuk melihat hasil di Elang. Menggunakan Django-Session dan Django-Messages untuk mengatasi permasalahan error message yang tidak sampai ke pengguna. Memperbaiki logik dengan menambah try & catch untuk mengembalikan flag reset ke semula agar proses pengecekan tidak terhenti karena masalah sebelumnya. Setelah implementasi solusi tersebut, evaluasi dilakukan dengan melakukan serangkaian tes berdasarkan scenario dari solusi. Berdasarkan hasil dari tes tersebut, disimpulkan solusi yang telah diimplementasikan menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Hasil dari tugas akhir ini membantu mengoptimalkan proses Sidang dan pengecekan plagiarisme terutama bagi dosen dan staf IT/sekretariat akademik. Hasil ini juga diharapkan menjadi acuan bagi para pengembang aplikasi dalam memperbaiki serta mengembangkan aplikasinya.

One very critical function in the final assignment process is checking plagiarism in the final assignment before graduation. Fasilkom UI created a plagiarism checking system application (Elang). Apart from that, it also has an application for administering final assignment documents (Sisidang). These two websites have been running for more than seven years, and were then updated again two years ago.  However, sometimes problems still occur so that the usability of the two applications is less than optimal. In carrying out this final assignment, this author used the design science research methodology as a research methodology. Based on the analysis carried out by the author, the problems are: integration of plagiarism checking from Sisidang to Elang, the Elang page is less informative because it does not display error messages, and the checking process has stopped due to problems with the previous checking process. The author provides the following solution: Using Django-Sesame magic link to provide access to Sisidang users to view results from Elang. Using Django-Session and Django-Messages to solve the problem of error messages not reaching the user. Improved logic by adding try & catch to return the reset flag to its original state. After implementing the solution, evaluation is carried out by conducting tests based on a scenario of the solution. Based on the results of those tests, it was concluded that the solution that had been implemented resolved the problems found. The results of this final assignment help optimize the trial process and check plagiarism, especially for lecturers and IT staff/academic secretariat. It is also hoped that these results will become a reference for application developers in improving and developing their applications."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Economic development contributes to integration and trade dynamics among countries. From now on, with global economic crisis as background setting, market diversification seems to be an appropriate strategy to minimize the hazardous impact on Indonesia's trade balance performance. It appears that the Middle East is a promising region with Turkey, Tunisia dan Morocco as potential trade partners. An Intra Industry Trade (IIT) analysis shows that Indonesia experiences a relatively higher trade integration with Turkey compared to those with Tunisia and Morocco. In the meantime , a constant Market Share Analysis (CMS) analysis indicates that the existing export dynamics is convergence for potential products. These products of animal and vegetable fats and oils , wood and wood products and rubber and rubber products vary in decomposition effects in each trade partner. Combination of market intelligence and export product differentiation is considered as a comprehensive recommendation in first round stage for the Indonesia - Middle East FTA"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pattinama, Eklefina
"Desertasi ini mengkaji masalah integrasi pasca konflik, studi kasus di Maluku Tengah Saparua. Realitas konflik politisasi agama-etnis yang terjadi di Maluku Tengah Saparua, tahun 2000 antar negeri Sirisori Salam dan negeri Sirisori Sarani, membuat warga masyarakat mengalami penderitan secara sosial, budaya, ekonomi dan politik. Penderitaan mendorong kesadaran para pelaku berupaya mempertahankan diri, menciptakan budaya lokal untuk integrasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif secara khusus etnografi.
Untuk membaca data lapangan bagaimana proses reintegrasi yang dilakukan oleh para pelaku dan bagaimana mereka mengrekonstruks ikan integrasi pascakonflik, maka pemikiran Giddens dengan teori strukturasinya dimanfaatkan untuk itu. Temuan penelitian menunjukan bahwa (1). Atas inisatif para pelaku terjadi interaksi diantara para pelaku pada ruang dan waktu sesuai situasi berbeda. Pada situasi rawan interaksi pelaku terjadi di hutan, laut, pantai, loka/perbatasan pos militer. Di situasi keamanan terkendali interaksi pelaku korban konflik semakin melebar, di tempat kerja, ruang domestik dan publik. Adapun para pelaku reintegrasi lokal: kaum perempuan, petani, nelayan, pengemudi ojek, tukang bangunan, anak-anak, pemuda, tokoh pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, kelompok kekerabatan. (2). Dari interaksi para pelaku sehari-hari, berlangsung terus menerus dan berulang, mereka menciptakan budaya lokal untuk integrasi, antara lain : (a).budaya ?gandong? baru lintas agama etnis, membentuk kembali struktur tiga batu tungku dan pertemanan baru. (b).menciptakan kerjasma ekonomi ; budaya ?pela? baru lintas agama-etnis ; membudaya kontrak hutan dibayar dengan hasil hutan. (c). membudayakan doa dan dialog, serta budaya Silaturahmi. (d). Menciptakan budaya mempertahankan diri melalui: berteman dengan militer, jaga lingkungan bersama serta menciptakan strategi menghadapi kemungkinan konflik baru, dengan cara mempertahankan identitas diri dan mengalihkan perhatian pada kerja.
Implikasi teoritis: (1) Temuan penelitian menunjukan bahwa kajian terhadap masalah integrasi telah mengalami pergeseran perhatian dari ide ke aktual, dari kultural ke struktural Pergeseran ini menunjukan bahwa kebudayaan dibentuk oleh tindakan manusia, yang mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan lagi sekedar struktur yang mengarahkan tindakan para pelaku. Tetapi dari tindakan para pelaku sehari-hari, struktur diproduksi dan sekaligus menjadi sarana dari tindakan. 2), Melalui interaksi sehari-hari para pelaku memproduksi struktur baru atau bentuk kerjasama baru lintas agama-etnis, untuk memenuhi kepentingan para pelaku ; ekonomi, sosial-budaya dan politik. 3). Untuk memperkuat kerjasama baru ini, maka dibutuhkan Trust (saling percaya). Trust menjadi sarana utama mengembangkan relasi-relasi sosial lintas ruang dan waktu. Dengan kata lain trust harus diusahakan, dikerjakan, dikelola (karena tidak lagi given). Intensitas tust ditentukan oleh kesalingan dalam pengungkapan diri antara para pelaku.
Kesimpulan : Integrasi pascakonflik produksi tindakan manusia, tidak hanya memiliki kekuatan kerjasama budaya, tetapi juga sosial, ekonomi, religi dan politik dalam kesatuan sistem yang saling terkait.

The dissertation examines the integration of post-conflict issues, case studies in Central Maluku Saparua. The reality of the politicization of religion-ethnic conflicts that occurred in Central Maluku Saparua, the year 2000 between negeri Sirisori Salam and negeri Sirisori Sarani, making residents experience suffering socially, culturally, economically and politically. The suffering encourages awareness of the agency to try to defend themselves, creating a local culture for the integration. This study is an ethnographic qualitative research in particular.
To read how the process of reintegration of field data performed by the agency and how they reconstruct integration of post-conflict, the writer makes use of Giddens assumption concerning with structuring theory . Findings showed that (1). Of the agency initiative, interaction can take place among the agency in space and time according to different situations. In vulnerable situations agency interaction occurs in the forest, ocean, beach, workshops / frontier military posts. In the under control security situation the interaction of agency victims of the conflict widened, in the workplace, domestic space and the public. The local reintegration agency are women, farmers, fishermen, and ojek drivers, construction workers, children, youngsters, government leaders, religious leaders, community and kinship group leaders. (2). Because of daily interaction of the agency which is on going and repetitive, the agency create a local culture for the integration, among others: (a). "Gandong" new cross-ethnic religious culture, reshaping the structure of three-stone stoves and a new friendship. (b). Creating economic cooperation; "pela" new cross-ethnic religious culture; entrenching forest products contracts and forest contracts paid for with its commodity. (c). Culturing prayer and dialogue, and cultural gatherings. (d). Cultures to defend themselves through: making friends with the military, sharing environment and strategic guard against the possibility of new conflicts by maintaining the identity and turning their attention to the work.
Theoretical implications are that: (1) There are findings that showed that the study of the problem of integration has been a shift attention away from idea to actuality, from the cultural to the structural. The shift shows that culture is shaped by human action, and this indicates that culture is no longer a structure that directs the actions of the agency. But based on the actions of everyday agency, structures are produced and become the means of action. (2) Through the daily interactions, the agency produce new structures or new forms of co-operation across religions, ethnicities to meet the interests of the agency economically, socio-culturally and politically. (3) To strengthen this new partnership, the Trust is required (mutual trust). Trust becomes the primary vehicle for developing social relations across space and time. In other words, trust must be cultivated, treated, managed (because it is no longer given). The trust intensity is determined by the reciprocity in selfdisclosure among the agency.
Conclusions: The integration of post-conflict is produced by human action; it does not only have the power of cultural cooperation only, but also social, economic, religious and political unity of interrelated systems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
D00903
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djopari, Johannes Rudolf Gerzon
"Pembangunan yang diselenggarakan di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya sejak daerah itu dikembalikan ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tangga1 1 Mei 1963, dihadapkan kepada berbagai permasalahan. Hal yang demikian menyebabkan rakyat di wilayah Propinsi itu tidak cepat berubah dan berkembang mengikuti kemajuan sama dengan saudara-saudara mereka di daerah Indonesia lainnya.
Proses integrasi politik di Irian Jaya menghadapi suatu tantangan yang utama dan berat yaitu pemberontakan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dimulai pada tahun 1965 tepatnya pada tangal 26 Juli di Manokwari yang dipimpin oleh Permenas Ferry Awom, bekas anggota Batalyon Sukarelawan Papua (Papua Vrijwilinger Corps) buatan Belanda. Pemberontakan OPM yang terus berlangsung hingga saat ini dan secara sporadisadis itu merupakan hambatan terhadap penyelenggaraan pembangunan pada umumnya baik pemaangunan fisik maupun pembangunan non fisik.
Sebagai gerakan separatis, maka pemberontakan OPM merupakan hadangan terhadap proses integrasi di Irian Jaya yang lebih banyak diwarnai oleh dimensi yang horizontal, yaitu suatu tujuan untuk mengurangi diskontinuitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses penciptaan suatu masyarakat politik yang homogen.
Di Irian Jaya, bentuk pemberontakan OPM dapat digolongkan ke dalam beberapa tindakan sebagai berikut Pertama; aksi perlawanan fisik bersenjata atau aksi militer yang dilakukan secara sporadis; Kedua; aksi penyanderaan; Ketiga; aksi demonstrasi massa; Keempat; aksi pengibaran bendera Papua Barat; Kelima; aksi penempelan dan pengebaran pamflet/selebaran; Keenam; aksi rapat-rapat politik dan pembentukan organisasi perjuangan lokal; Ketujuh; aksi pelintasan perbatasan ke Papua New Guinea; Kedelapan; aksi pengrusakan/pembongkaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa OPM itu lahir di Irian Jaya dari dua faksi utama pimpinan Terianus Aronggear, SE dan Aser Demotekay pada tahun 1964 dan tahun 1963. Sebagai organisasi OPN kegiatannya terbagi dua yaitu kegiatan politik dan kegiatan militer. Kegiatan politik kemudian terus dilanjutkan di lu ar negeri sedangkan kegiatan militer dilakukan di Irian Jaya. Secara keseluruhan kegiatan politik di luar negeri kurang efektif sebab terjadi perpecahan antara para pemimpin politik OPM dari segi orientasinya ada yang pro-Barat dan ada yang berorientasi ke neo-Marxis/Sosialis. Perpecahan ini jelas mempengaruni faksi militer di Irian Jaya sehingga kegiatan mereka lemah dan mudah dipatahkan oleh Pemerintah atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Justru orientasi ke neoMarxis/Sosialis itu merupakan hambatan utama bagi dukungan politik maupun dukungan dana dari negara-negara Barat terhadap OPM.
Berdasarkan telaahan teori dan pendapat para sarjana dapat diungkap bahwa pemberontakan itu terjadi karena ketidakpuasan dan kekecewaan yang dialami oleh manusia dalam suatu sistem politik atau negara.
Di Irian Jaya saat ini masih saja ada aktivitas pemberontakan dari OPM secara sporadis, walaupun setiap kegiatan dengan mudah dapat dipatahkan dan tidak ada dukungan politik secara internasional. Kondisi yang demikian ini menimbulkan pertanyaan sebagai berikut :
Pertama; apakah benar bahwa pemberontakan OPM itu terjadi karena integrasi politik di Irian Jaya kurang mantap ? Kedua; apakah benar bahwa pemberontakan OPM itu merupakan bom waktu yang dibuat oleh Belanda, atau pemberontakan OPM itu terjadi karena tumbuh kesadaran nasionalisme Papua ? Ketiga; apakah benar dan mengapa masih saja ada orang-orang Irian Jaya yang berideologi serta mendukukung pemberontakan OPM ? Keempat; kalau memang demikian, bagaimana sebaiknya pendekatan pembangunan politik di Irian Jaya itu dilakukan, agar dapat mewujudkan integrasi politik yang mantap ?
Berangkat dari ke-4 pertanyaan tersebut di atas, yang menjadi pokok permasalah dalam tulisan ini adalah sampai sejauh mana pengaruh pemberontakan OPM terhadap pembentukan integrasi politik yang mantap di Irian Jaya.
Dari hasil kajian diperoleh kesimpulan bahwa pada hakekatnya pemberontakan OPM masih mempengaruhi pembentukan integrasi politik yang mantap di Irian Jaya, hal mana dapat dilihat dari sikap dan dukungan yang diberikan oleh rakyat Irian Jaya terhadap OPM sehingga timbul berbagai aksi pemberontakan secara sporadis dalam kurun waktu 20 tahun dan OPM lebih mampu mensosialisasikan nilai-nilai "nasionalis Papua" sebagai ideologi OPM kepada rakyat Irian Jaya.
Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi politik yang mantap di Irian disarankan agar terlebih dulu menghilangkan ideologi OPM serta melakukan pendekatan "cinta-kasih" dalam pergaulan atas dasar persamaan dan persaudaraan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Mansur
"Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana kaitan antara etnik keturunan Arab dengan integrasi nasional Indonesia dalam perspeksif ketahanan nasional. Siapa keturunan Arab itu, bagaimana identitas kelompok dan interaksi sosialnya serta aspek-aspek apa yang memiliki potensi serta menghambat integrasinya dengan penduduk pribumi. Demikian pula bagaimana sikap dan pandangannya terhadap penduduk pribumi dan begitu pula sebaliknya. Data yang terkumpul melalui teknik kuesioner terhadap 140 orang responden (70 orang dari keturunan Arab dan 70 orang dari pribumi ), wawancara dengan 23 orang keturunan Arab dan pribumi, observasi langsung dan data kepustakaan, dianalisis dengan metoda analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian, dapat digambarkan bahwa keturunan Arab yang terdapat di beberapa lokasi dan daerah dan tersebar di seluruh Indonesia, kakek moyangnya adalah orang Arab yang umumnya berasal dari Hadramaut yang menetap tinggal dan berkembang di Indonesia turun-temurun melalui lembaga perkawinan dengan wanita penduduk pribumi. Beberapa faktor yang merupakan identitas kelompok keturunan Arab seperti faktor bahasa, pendidikan, organisasi sosial, organisasi politik, yang semestinya keturunan Arab mendukungnya sebagai solidaritas kelompoknya, ternyata tidak mendukungnya sehingga solidaritas kelompoknya tipis atau lemah, yang akibatnya mereka berinteraksi dan berintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan dengan kelompok lain di luar kelompoknya / pribumi sehingga terbinalah komunikasi dan kebersamaan dalam masyarakat majemuk Indonesia, dan kondusif bagi ketahanan nasional.
Faktor waktu keberadaan keturunan Arab yang telah lama, telah memberi kesempatan kepada mereka untuk menyerap dan terpengaruh oleh kebudayaan setempat sehingga walaupun asalnya dari tanah Arab, mereka tidak berorientasi ke tanah leluhurnya itu, tapi berorientasi Indonesia, memiliki sense of belonging, merasa Indonesia tanah airnya, terlibat dalam berbagai perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia. Sikap dan pandangan positif penduduk pribumi terhadap keturunan Arab dan demikian pula sebaliknya, memiliki makna positif bagi terbinanya kebersamaan dan saling harga menghargai sehingga kondusif bagi ketahanan lingkungan, daerah dan bemuara pada ketahanan nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T11171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>