Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa Hartati
"Hunian sebagai salah satu aspek penting dari kehidupan manusia telah mengalami banyak perkembangan dari masa ke masa. Salah satu bentuk hunian yang diminati masyarakat karena kemudahannya yaitu kawasan permukiman yang berkonsep one-stop-living di mana ruang tempat tinggal manusia tidak hanya terdiri dari hunian saja melainkan juga fasilitas-fasilitas untuk kebutuhan sehari-hari yang pada akhirnya menciptakan suatu ruang publik bagi manusia yang menempatinya. Namun kemajuan teknologi dan komunikasi menjadi sebuah rintangan bagi ruang publik dalam perannya sebagai wadah untuk interaksi sosial sebagai kebutuhan manusia yang penting di kawasan permukiman. Di sinilah arsitektur mendapat tantangan dalam penataan ruang publik tersebut untuk memunculkan kualitas dan karakter tertentu yang berkontribusi dalam usaha manusia untuk mewujudkan neighborhood yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, salah satunya adalah interaksi sosial, dengan efektif.

Housing as one of the important aspect of human's life has went through many changes over the years. One form of housing that gains many interests among people due to its practicality is the one-stop-living concept housing where human's living space does not only consist of the house itself but also additional features to carry out human's daily needs which, in the end creates public space for the inhabitant of the area. However, the development of technology and communication turned out to be a kind of obstacle for public space in its role as a place for social interaction, which is, one of the important needs of human in residential area. Here is where architecture get the challenge concerning the arrangement of public space to establish certain qualities and characters that contribute in the human's attempt to build the neighborhood that can fulfill human needs, one of them is social interaction, effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42565
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Yogan Gandakusuma
"Banyak bentuk duplikasi dan salinan arsitektur yang bermacam-macam rupa memenuhi wajah arsitektur kota Jakarta akhir-akhir ini. Hal ini dapat dilihat oleh kita melalui berbagai tampak, bentuk, nama-nama berbahasa asing yang memiliki konotasi tertentu atas image arsitektur yang muncul, serta pertumbuhan apartment, condominium, berbagai pengembangan area rumah tinggal, bangunan mall dan ITC di seluruh pelosok Jakarta yang cukup pesat setelah krisis moneter 1997. Hal tersebut juga memberikan kontribusi bagi pemandangan arsitektur yang gegap gempita, hingar bingar, penuh warna, dan semangat peniruan yang tampak sering diulan-gulang. Penelitian ini memfokuskan pada studi tentang kemunculan image arsitektur pada real estate yang memiliki nama berkonotasi tertentu dengan studi kasus Kota Wisata Cibubur. Penelitian bersifat kualitatif dengan tujuan memahami mengapa pengembang real estate tersebut memakai nama-nama tersebut sebagai ide perencanaan dan pengembangan lahannya. Berangkat dari pengamatan image yang muncul pada media cetak harian Kompas, brosur, studi banding melalui image lainnya, dan pengamatan ke Kota Wisata Cibubur saya menemukan bahwa bentuk arsitektur tersebut adalah penanda bagi kehadiran suatu image real estate si pengembang itu sendiri. Pengembang terlibat sebagai produsen realitas imitasi yang muncul melalui image duplikasi bentuk tampak hunian dan lewat nama-nama yang dipersepsikan sebagai image arsitektur yang dianggap lazim dan benar melalui iklan pemasaran pada media cetak. Disinilah pesan arsitektur sebagai bahasa komunikasi bisa menjadi baur seperti dugaan Baudrillard, yang menyatakan bahwa meskipun informasi itu menghasilkan makna tetapi ia tidak dapat menghindari hilangnya makna penting dari setiap informasi tersebut, yaitu makna yang menjadi kabur karena dibungkus oleh banyaknya pesan-pesan citra iklan di luar informasi yang ingin disampaikan. Pengembang berusaha mengisi kekosongan makna kebutuhan hunian bagi konsumen yang telah dipenuhi dengan realitas kemacetan, masalah kebanjiran di lingkungan tinggal, buruknya masalah infrastruktur kota, lemahnya rencana perkotaan secara umum, buruknya manajemen transportasi angkutan umum, masalah keamanan, serta budaya harus memiliki hunian permanen. Semuanya itu ditawarkan pengembang melalui image berkonotasi yang terlihat positif di mata konsumennya dengan pesan tertentu yang menyatakan bahwa hunian yang mereka kembangkan adalah hunian yang dekat dengan tema alam, aman, nyaman, cluster dengan keamanan 24 jam, bentuk tampak hunian dengan nama dan image yang memakai kata-kala atau bentuk arsitektur `luar negeri' seperti `Mediterania', `Vienna', `Virginia', `Ambassador', dsb. Faktor itulah yang mendorong para pengembang akhirnya berlomba-lomba menawarkan beragam image tadi. Masyarakat pun akhirnya bisa bebas memilih dan tinggal di dalam citra hunian seperti yang ditawarkan oleh pengembang tadi.

Many of architecture copies and duplicating designs in various forms have fully faced Jakarta now days. Apparently we can see all of these forms through the several designs with foreign names and words in connotation meaning and images outside architecture context especially after monetary crisis in 1997. All of the development and growth give a contribution to the architectural sight in the various design, fully colors, glamorous style, Roman types, Mediterranean images, and nonetheless the spirit of duplicating image of architectural. This research is focusing in the study of rising of the architectural image in the real estate, especially landed house real estate, which is naming their area development with connotation meaning. Kota Wisata Cibubur is my case study, which is, has many several images in connotation meaning. Starting from the observation images of others real estate in Kompas as comparative study to others, I find that architectural form is the signifier image of the real estate its self The developer involves as producer of an imitation realty which appears through duplicated forms and image of housing their developed to percept an architectural images as common opinion and right through marketing advertisement in media. In this point of view, the architectural massage as a communication language becomes matching likes Baudrillard hypotheses that loss meaning is directly linked to the dissolving, dissuasive action of information, the media, and the mass media. The developer try to fill the society need of the consumer in their living problems like 24 hours security, architectural form images using names or words related to foreign architecture e.g. `Vienna', `Orlando', `San Francisco', etc. Those need factors is motivating the developers to offer their product through the images mention above and tries to compete in the market place. Because of this, their consumer could choice their residence freely under architectural image built through the marketing campaign. My research observes these phenomena and tries to explain the reason behind developers mind when they develop their properties area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Destiny Marisa
"ABSTRAK
Tidak dapat dipungkiri, dalam suatu kota yang terus berkembang tentunya
akan selalu ada ruang-ruang kota yang kehilangan fungsi dan identitasnya, atau
dapat juga disebut lost space. Kehadiran lost space membuat berbagai elemen
yang ada dalam suatu kawasan menjadi kurang terintegrasi dan mengakibatkan
orang-orang yang tinggal di dalamnya kehilangan kesempatan untuk beraktivitas
secara efektif dan berinteraksi dengan penduduk lainnya. Secara khusus pada
kawasan neighborhood, kehadiran suatu ruang publik sangat berpengaruh
terhadap terbentuknya ikatan sosial (neighborhood social ties) yang memiliki
sense of community. Berdasarkan fenomena tersebut, para perancang urban
menggunakan konsep placemaking untuk memanfaatkan lost space pada kawasan
neighborhood sebagai ruang publik untuk meningkatkan interaksi sosial dan
ikatan sosial dalam suatu kawasan neighborhood.
Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, ruang sisa pada kawasan
neighborhood dapat dimanfaatkan menjadi ruang terbuka publik melalui konsep
redesign dan placemaking. Hal tersebut dilakukan dengan melihat potensi konteks
tidak hanya dari segi dua dimensi, tapi juga tiga dimensi serta kondisi masyarakat
sebagai pengguna ruang. Selain itu, karakteristik neighborhood juga
mempengaruhi penggunaan serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu ruang
publik.

ABSTRAK
It is undeniable that in a developing city there will always some city spaces
which lose their function and identity, called as lost space. Lost space presence
makes city elements become less integrated and causes the people who lives there
to lose their opportunity for doing their activities effectively and interacting with
other people. Especially in inner-city neighborhood, the presence of public space
is highly influential to the formation of neighborhood social ties which have sense
of community within it. Due to those phenomenon, urban designers use
placemaking concept to utilize lost space in inner-city neighborhood as public
space to increase neighborhood social interaction and social ties.
Based on the analysis of case studies, lost space in inner-city neighborhood
can be utilized as public open space through redesigning and placemaking
concepts. The concepts are performed by analyzing the potential of context not
only two dimentionally but also three dimentionally and observing the condition
of the people who lives in there. Moreover, the neighborhood characteristics also
determine the usage of public space and social interaction within it."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
""Gang" is walking area applied as supporting facilities for circulation for in and out setlement of urban settlement which is the existing has become part of environmental variation urban which is inveterate there is in big towns in Indonesia.. Public residence culture in town kampong coloured by traditional life values in life is having neighbour and going into society influences their position in looking and utilizes road(street space. Gang which ought to be supporting facilities for circulation property of public is treated likely part of area of its. The thing mirror from usage pattern of road(street space in their everyday life. Road(street space which is public domain utilized as medium to do various public spirited not only activities but also having the character of personal. Road(street space in settlement of town kampung public becomes multifunction.Road (street space which ought to become public area often disturbed by behavior of dweller activity in right left along the length of gangway line. Gangway likely becomes area of property of dweller and its(the public is often is disturbed, intervenced even is dregs ."
710 JIAUPI 8:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Madrim Djody Gondokusumo
"ABSTRAK
Jumlah penduduk kota Jakarta yang tergolong berpenghasilan rendah atau miskin adalah sekitar 68% dari keseluruhan jumlah penduduk (widyapura Desember 1985) dan mereka menghuni lingkungan permukiman buruk (slum area) yang luasnya sekitar 50% luas kata Jakarta (Ramto 1985). Kenyataan bahwa masyarakat yang berkualitas hidup rendah labih banyak dari pada yang berkualitas hidup tinggi, dan luasnya lingkungan permukimah buruk itu merupakan masalah utama kota Jakarta.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah D.K.I.(Pemda) Jakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, tetapi hasilnya relatif kecil (Silaban et al. 1981; Karamoy et al. 1982). Upaya-upaya yang telah dilaksanakan tersebut bersifat fisik separti Proyek Mohamad Husni Thamrin - I, mau pun non-fisik seperti pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan sebagainya.
Mungkinkah kurang berhasilnya Pemda dalam mengatasi permasalahan di atas adalah karena terdapat perbedaan persepsi kualitas hidup antara masyarakat dengan Pemda mengenai faktor-faktor yang harus mendapat prioritas perbaikan, agar peningkatan kualitas hidup masyarakat berjalan lebih cepat? Mungkinkah ada Perbedaan persepsi mangenai cara-cara memperbaiki Faktor-faktor yang mempangaruhi peningkatan kualitas hidup itu ?
Adapun tujuan dari penalitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat mengenai kebutuhan pukok yang dirasakan, yang dapat mempercepat proses peningkatan kualitas hidup mereka. Berdasarkan hal tersebut akan dapat dirumuskan strategi peningkatan kualitas hidup masyarakat yang diteliti dan dapat pula ditentukan persyaratan tata ruang daerah penelitian."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jakarta sebagai Ibu Kota negara dan kola Metropolitan, menjadi salah satu magnit bagi masyarakat Indonesia dan juga Dunia. Masyarakat kota dengan tingkat sosial ekonomi yang heterogen mempunyai aktivitas atau kegiatan yang tinggi dan beragam. Berbagai kegiatan ini membutuhkan ruang, tempat dan waktu. Kegiatan utama manusia adalah kegiatan untuk melangsungkan kehidupannya, untuk berinteraksi sosial dan juga untuk pengembangan diri. Kegiatan manusia di perkotaan juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dari kebutuhan tempat-tempat untuk hidup dan bekerja (to live and to work) menjadi tempat untuk hidup (untuk tinggal, makan), bekerja, berinteraksi, berbelanja dan juga bcrekreasi atau bersantai (to Live, to Work, to Interact, to Shop and to leasure). Pengembangan kota sebagai tujuan wisata. selain melihat potensi tempat yang disesuaikan dengan kegiatan masyarakat dari berbagai golongan, hendaklah tidak melupakan benang merah pemersatu berbagai golongan dan identitas kota. Wisata kota sebagai suatu "perjalanan" adalah penelusuran seluruh komponen kehidupan manusia kota yang nyata dan berwujud pada kegiatan manusia yang menempati ruang dan waktu. Sejarah perkembangan kehidupan (budaya) dan kegiatan manusia pada suatu kota merupakan modal dasar bagi terwujudnya tempat-tempat wisata yang beridentitas. Berbagai artifak berupa bangunan dan arsitektur pada jamannya, tempat-tempat wisata budaya baik itu berupa permukiman penduduk, kawasan kerja, ruang publik, bangunan publik, pusat-pusat perbelanjaan maupun taman-taman rekreasi, menyatu membentuk fisik dan arsitektur kota. Jakarta memiliki potensi untuk pengembangan ini. Penulisan ini mcmaparkan berbagai potensi, hambatan serta upaya untuk mewujudkan kota Jakarta menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat kota dan dunia. Ketidakseimbangan pcmbangunan sosial maupun fisik kota, ketidakseimbangan pembangunan gedung-gedung dengan ruang terbuka kota (ruang publik kota), menimbulkan berbagai permasalahan sosial psikologis kota. Hambatan berupa pengelolaan kota yang buruk, kemacetan lalu lintas, kurangnya tempat-tempat rekreasi nyaman yang mudah diakses berbagai golongan, pcnyebaran yang tidak merata, masalah keamanan, kenyamanan dan integrasi antara satu tempat wisata dengan lainnya, merupakan beberapa hambatan yang perlu ditangani untuk dapat menciptakan suatu "perjalanan" wisata kota yang menyenangkan."
720 JIA 3:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP 1993 158.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Cattleya Tiara Delina
"Skripsi ini membahas tentang sejarah dan definisi karya seni patung, definisi dan kriteria ruang publik, dan tata cara pencahayaan yang baik bagi karya seni patung yang terletak di ruang publik outdoor khususnya saat malam hari. Patung tidak hanya berfungsi mengisi ruang-ruang interior dalam suatu bangunan, tetapi juga dapat menyatu dengan ruang publik outdoor. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan saat menata cahaya pada patung agar dapat mencapai suatu penataan cahaya yang baik dan optimal. Selain itu, hasil terbaik dapat tercapai jika skema pencahayaan individual (hanya untuk objek patung) bekerja sama dengan pencahayaan bagi keseluruhan distrik atau area.

This thesis discusses the history and definition of sculpture, the definition and criteria of public space, and the lighting technique for sculpture that located in outdoor public spaces. Sculpture not only serves to fill interior spaces in a building, but also can be integrated with an outdoor public spaces especially at night. There are several aspects that must be considered when arranging the light on the sculpture in order to achieve the best and optimal arrangement of light. Furthermore, the best results can be achieved if the individual lighting scheme (only for sculpture) collaborating with the lighting of the entire district or area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Lucky Steffano Samuel
"Pengembangan suatu kawasan harus memenuhi berbagai aspek pendukung supaya dapt berkembang pesat, salah satunya dalam segi transportasi. Transportasi sebagai urat nadi dalam kehidupan politik, perekonomian, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan suatu negara selayaknya diperhatikan oleh negara supaya tujuan dari fungsi penggunaan transportasi berhasil. Tahun 2015 melalui Peraturan Presiden  (Perpres)  Nomor 98, pemerintah menunjuk PT. Adhi Karya Tbk. untuk melaksanakan pembangunan prasarana LRT (Light Rapid Transit) Jabodetabek dengan salah satunya trayek Cibubur-Cawang. Stasiun Cibubur sebagai penunjang sarana LRT pada trayek ini, wajib meperhatikan hak-hak penggunanya. Penumpang kereta LRT dalam berpindah moda maupun bergerak dalam lingkup bangunan stasiun dengan berjalan kaki. Penelitan ini ditujukan untuk menganalisis tingkat pelayanan skenario pejalan kaki pada stasiun LRT apabila sudah selesai dibangun dan beroperasi. Penelitian dilakukan dengan mensimulasikan model pejalan kaki di Stasiun dengan kondisi rencana dengan software PTV Viswalk. Parameter – parameter model diestimasi berdasarkan parameter – parameter kondisi rencana target penumpang. Penelitian ini menghasilkan desain stasiun pada skenario rencana dan alternatif masih mampu mengakomodir jumlah penumpang rencana dengan beberapa catatan. Tingkat pelayanan pejalan kaki untuk area, ramp, dan antrean pada skenario alternatif cenderung lebih baik dibandingkan skenario rencana. Perlunya antisipasi ketika stasiun sudah beroperasi akibat berbagai skenario yang mungkin terjadi sehingga memengaruhi tingkat pelayanan Stasiun LRT Harjamukti, Cibubur.
Kata Kunci: Tingkat pelayanan (LOS), Simulasi, PTV Viswalk, Stasiun LRT, area, ramp, antrean, skenario, skenario alternatif

The development of an area must meet various supporting aspects so it can develop rapidly, one of them is transportation. Transportation as the lifeblood of a country's political, economic, social, cultural, defense and security life should be considered by government so the purpose of transportation use will be successful. In 2015 through Presidential Regulation (Perpres) Number 98, the government appointed PT. Adhi Karya Tbk. to carry out the construction of Jabodetabek LRT (Light Rapid Transit) infrastructure with one of them Cibubur-Cawang routes. Cibubur Station as a support for LRT facilities on this route, must be noticed of the rights of its users. LRT passengers when moving within the scope of the station building by foot. This research is intended to analyze the level of service of pedestrian scenarios at LRT stations when they are completed and operating. The research was conducted by simulating pedestrian models at the Station with plan design using Viswalk PTV software. Model parameters are estimated based on the parameters of the target passenger plan conditions. This research resulted that station design in the plan and alternative scenarios still able to accommodate the number of passengers planned with a few notes. The level of pedestrian service for areas, ramps, and lines in alternative scenarios tends to be better than the planned scenario. The need for anticipation when the station has been operating due to various possible scenarios that affect the level of service of LRT Harjamukti Station, Cibubur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>