Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gisela Haza Anissa
"Pendahuluan. Mikosis paru adalah gangguan paru yang disebabkan infeksi atau kolonisasi jamur atau reaksi hipersensitif terhadap jamur. Kecenderungan mikosis paru di masyarakat cenderung meningkat tetapi diagnosis sulit ditegakkan. Tujuan. Mengetahui karakteristik klinis dan laboratorium mikologi pasien tersangka mikosis paru.
Metode. Penelitian menggunakan metode cross sectional. Data diambil dari hasil pemeriksaan mikologi Laboratorium Parasitologi FKUI/RSCM dan rekam medis pasien di RS Persahabatan dari Januari 2010 hingga Januari 2011.
Hasil. Dari 49 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, sampel dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 73,5%. Kasus terbanyak pada rentang usia 51 hingga 60 tahun sebesar 26,5%. Bahan klinis yang paling banyak diperiksa adalah bilasan bronkus sebesar 55,1%. Gejala klinis yang banyak dikeluhkan yaitu batuk berulang sebesar 67,3%. Gambaran radiologi terbanyak yaitu gambaran massa sebesar 12,2%. Pada pemeriksaan langsung menunjukkan elemen jamur sebanyak 32,7% dan dari pemeriksaan biakan didapatkan hasil positif sebesar 46,9%. Prevalensi keberadaan jamur di paru atau saluran napas pasien tersangka mikosis paru di RS Persahabatan adalah 46,9%. Pada pemeriksaan spesies jamur didapatkan spesies terbanyak yaitu Candida albicans sebesar 69,6%.
Kesimpulan. Kasus yang dicurigai mikosis paru terbanyak pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki dan pada rentang usia 51-60 tahun. Bahan klinis yang paling banyak diperiksa adalah bilasan bronkus. Gejala klinis paling banyak dikeluhkan adalah batuk berulang dan gambaran radiologi terbanyak yaitu gambaran massa. Prevalensi keberadaan jamur di paru atau saluran napas pasien tersangka mikosis paru di RS Persahabatan adalah 46,9%. Spesies terbanyak dari hasil biakan yaitu Candida albicans.

Introduction. Lung mycoses is lung disease which caused by fungal infection or colonization or hypersensitivity reaction to fungi. Lung mycoses trend is increasing in community, however, diagnosis was hard to obtained.
Aim. To acknowledge the clinical and laboratory characteristics of lung mycoses suspected patients.
Method. This cross-sectional study is taken from mycology lab results in Parasitology Laboratorium FKUI/RSCM and medical records in RS Persahabatan from January 2010 until January 2011.
Result. All 49 samples fulfilling inclusion criteria are 73,5% male. Most cases are from age 51 until 60 years as much as 26,5%. Mostly used clinical specimens are bronchial lavage (55,1%). While most clinical symptom in patients is recurrent cough (67,3%). Most radiological in samples are masses (12,2%). Direct examination of clinical samples showing fungal elements are 32,7% and cultures yielding positive results are 46,9%. Hence, prevalence of fungal existence in lung or respiratory tract of suspected patients in Persahabatan Hospital are 46,9%. Most species found is Candida albicans (46,9%).
Conclusions. Most lung mycoses suspected patients are male and in range of age 51 until 60 years. Most examined clinical specimens are bronchial lavage. Samples mostly has recurrent cough as their clinical symptom while most radiological finding is ?masses? lesion. Prevalence of fungal existence in lung or respiratory tract of suspected patients in RS Persahabatan are 46,9% and most species found is Candida albicans.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inadia Putri Chairista
"Penyakit jamur paru (mikosis) adalah gangguan paru yang disebabkan infeksi atau kolonisasi jamur atau reaksi hipersensitif terhadap jamur. Selama ini permasalahan jamur paru masih terabaikan sehingga data mengenai infeksi jamur paru sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil jamur yang diisolasi dari saluran pernapasan pasien tersangka mikosis paru sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang lebih baik.
Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Data diambil dari hasil pemeriksaan mikologi Laboratorium Parasitologi FKUI RSCM dari Januari 2010 hingga Januari 2011.
Hasil yang didapatkan dari 60 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, sampel paling banyak adalah laki-laki pada 63,3%, dengan rentang umur terbanyak berkisar antara 30-39 tahun sebesar 30%. Rumah sakit pengirim terbanyak berasal dari Rumah Sakit Persahabatan sebesar 48.3%.Bahan klinis yang paling banyak diperiksa adalah sputum langsung sebesar 78,3%. Hasil pemeriksaan sputum langsung mendapatkan hasil positif terdapat elemen jamur sebesar 63,3% dan pemeriksaan biakan pada 60 pasien yang sama mendapatkan hasil positif lebih tinggi, sebesar 81,7%, yang menunjukkan angka prevalensi keberadaan jamur di paru atau saluran napas pasien tersangka mikosis paru. Spesies terbanyak adalah Candida albicans berjumlah 40,8%,diikuti oleh Candida spp. pada sebesar 32,6%, dan Aspergillus spp. sebesar 6,1%.
Disimpulkan bahwa kasus yang dicurigai mikosis paru terbanyak pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki dan pada rentang usia 30-39 tahun. Kasus terbanyak dari RSP. Bahan klinis yang paling banyak diperiksa adalah sputum langsung. Prevalensi keberadaan jamur di paru atau saluran napas pasien tersangka mikosis paru sebesar 81,7%. Spesies terbanyak yang ditemukan berdasarkan hasil biakan yaitu Candida albicans.

Lung mycoses is lung disease which caused by fungal infection or colonization or hypersensitivity reaction to fungi. So far, the problem of pulmonary mycosis is still neglected thus data regarding this diseases is limited. Aim. To know the fungal profile that was isolated from respiratory tract of patients suspected of pulmonary mycosis thus better treatment can be achieved. This research use the cross sectional design.
Data is taken from Parasitology Lab FMUI-RSCM examination from January 2010- January 2011.
The result obtained from 60 samples that met the inclusion criteria, the samples mostly come frome men, 63,3%; the age group mostly affected is the 30-39 years group, 30%; most of the samples came from Persahabatan Hospital, 48,3%; the type of clinical samples mostly examined is direct sputum examination, 78,3%. Direct microscopic examination for sputum smear was positive in 63,3% samples, and culture yield 81,7% positive result from the same 60 patients, showing the prevalence of fungal existence in lung or respiratory tract of patients suspected with pulmonary mycosis. The species mostly encountered is Candida albicans, 40,8%, followed by Candida spp 32,6%, and Aspergillus spp, 6,1%.
Patients suspected with pulmonary mycosis are mostly men, with age range around 30-39 years old. Most cases were sent from Persahabatan Hospital. The clinical samples that is mostly being examined is direct sputum examination. The prevalence of fungi in lung or respiratory tract of patients suspected with pulmonary mycosis is 81.7%. The species mostly found is Candida albicans.
"
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anjas Asmara
"ABSTRAK
Dermatofitosis khususnya tinea korporis dan/atau kruris termasuk kasus penyakit kulit yang sering dijumpai dokter umum (dokter) dalam praktek sehari-hari.. Meskipun demikian, hasil penelitian di luar negeri menunjukkan dokter masih sering melakukan kesalahan dalam menegakkan diagnosis kasus dermatofitosis. Hal ini antara lain disebabkan diagnosis kasus dermatofitosis umumnya ditegakkan hanya berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan KOH belum secara rutin digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat ketepatan diagnosis klinis dokter pada kasus tinea korporis dan/atau kruris dengan cara membandingkannya dengan diagnosis yang didasarkan pada hasil pemeriksaan KOH. Sebanyak 101 subyek penelitian dirujuk oleh 5 orang dokter yang bertugas di puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan nilai sensitivitas diagnosis klinis dokter sebesar 77,1%, spesifisitas 54,5%, nilai duga positif 47,4%, dan nilai duga negatif 81,8%. Hal tersebut menujukkan bahwa gambaran klinis tidak cukup baik untuk digunakan sebagai dasar menegakkan diagnosis tinea korporis dan atau kruris, dan pemeriksaan KOH perlu dilakukan untuk membantu menegakkan kasus yang dicurigai dermatofitosis.

ABSTRACT
Dermatophytosis, specifically tinea corporis and cruris are cases commonly encountered by general practitioners (GP). However, studies in foreign countries showed that dermatophytosis are still among the cases that often misdiagnosed by GP. It was found that in treating dermatophytosis cases, diagnosis by GP most only based on clinical feature, and KOH preparation is often passed over for diagnosis confirmation. This condition can cause dermatophytosis cases misdiagnosed. The aim of this study is to determine the accuracy of clinical diagnosis by GP in tinea corporis and cruris cases, compared with diagnosis confirmed by KOH preparation. One hundred and one patient were referred by GP in Barito Utara Regency, Central Borneo. The result of the study showed the sensitivity of clinical diagnosis by GP was 77,1%, its specificity 54,5%, positive predictive value 47,4%, and negative predictive value 81,8%. It can be concluded that diagnosing dermatophytosis based only on clinical signs and symptoms is doubtful, and KOH preparation should be done to confirm the diagnosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beneke, Everett Smith
Kalamazoo: Upjohn Company, 1976
616.9 BEN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati Gandjar
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0491
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Reiss, Errol
New Jersey: Wiley-Blackwell, 2012
616.969 REI f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati Gandjar
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018
579.5 IND m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Grigoriu, D.
Basle, Switzerland: Editiones Roche, 1984
616.969 01 GRI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wegmann, T.
Basel, Switzerland: Editiones Roche, 1987
616.969 01 WEG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati Gandjar
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009
579.5 IND g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>