Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rippin, Andrew
London: Routledge, 1993
297.3 RIP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rippin, Andrew
Londo: Routledge, 1990
297.3 RIP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Safitri
"ABSTRAK
Retorika Islam Nusantara NU (2015), menjadi retorika yang diperdebatkan di kalangan organisasi massa Islam pada media baru, karena mendapat retorika negasi dari beberapa organisasi keagamaan Islam, salah satunya disampaikan di web resmi HTI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui retorika argumentasi Islam Nusantara di web resmi NU dan HTI. Metode penelitian ini adalah, model retorika argumentasi Toulmin dan situasi retorika Bitzer. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan dalam tindak tutur dan retorika Islam Nusantara di media baru. Perbedaan tersebut dibentuk oleh wacana pedagogi dan kontestasi elit intelektual organisasi keagamaan NU dan HTI. Wacana Islam Nusantara NU di dukung oleh pemerintah Joko Widodo, namun mendapat retorika argumentasi perlawanan, dari HTI yang mengusung wacana syariah dan khilafah

ABSTRACT
Nahdlatul Ulama (NU)'s rhetoric on Islam Nusantara, became a topic widely discussed among Islamic organization, especially in new media. NU's rhetoric faced few negation from another Islamic organization. one of them are Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) who used their official website to offer counter rhetoric. This research aims to understand argumentation rhetoric of Islam Nusantara written at official website of NU and HTI. This research is using Toulmin's model of argumentation rhetoric and Bitzer's rhetoric situation theory. This research finds differences in speech act and Islam Nusantara rhetoric in new media which was caused by pedagogic literature and contestation of intellectual elites between NU and HTI.
"
2016
D2206
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintan Humeira
"Konstruksi perempuan sebagai otoritas keagamaan melibatkan dialektika momen internalisasi-eksternalisasi-obyektivasi secara simultan dalam sejarah kehidupannya. Proses ini melibatkan ruang kehidupan perempuan sebagai konteks sosial yang penting, salah satunya adalah ruang online (daring) di media sosial. Dialektika tiga momen konstruksi perempuan muslim kemudian menghasilkan realitas subyektif dan obyektif perempuan muslim dan kemudian mempengaruhi pembentukan perempuan sebagai otoritas keagamaan baru. Riset ini menggunakan Teori Konstruksi Sosial atas Realitas dan The Mediated Construction of Reality untuk memahami proses dialektika dalam proses konstruksi tersebut. Untuk itu penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan metode studi kasus kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi realitas di ruang online (daring) tidak mungkin dipisahkan dari konstruksi awal di ruang offline (luring). Ruang luring yg sejatinya membentuk individu sebelum ruang daring dimasukinya. Dan ketika konstruksi realitas di ruang daring terjadi, maka proses internalisasi-objektivasi-eksternalisasi itu selalu berkelindan dengan hasil konstruksi di ruang luring. Proses konstruksi perempuan secara dominan dipengaruhi oleh suami sebagai significant others, namun ketika perempuan melibatkan diri di media sosial proses konstruksi secara dominan ditentukan oleh follower sebagai pelaku konstruksi. Riset ini juga menunjukkan bahwa praktik keagamaan yang dilakukan perempuan di media sosial justru mendesiminasi pandangan agama konservatif tentang perempuan, alih-alih memunculkan pandangan alternatif. Selain itu, riset ini juga menunjukkan proses konstruksi perempuan sebagai otoritas keagamaan di media sosial dibangun melalui afeksi dan sense of attachment berbasis kesamaan gender.

The construction of women as religious authorities involves a dialectic of simultaneous internalization-externalization-objectification moments of their lives. This process involves women's living spaces as important social contexts, one of which is the online space. The dialectic of the three moments of construction produces the subjective and objective reality of muslim women and then influences the formation of women as new religious authorities. This research uses Berger and Luckmann's Theory of Social Construction of Reality and The Mediated Construction of Reality to understand the dialectical process in the construction process. For this reason, this study uses a constructivist paradigm with qualitative case study methods. The results show that the construction of reality in the online space cannot be separated from the initial construction in the offline space. Offline spaces that actually form individuals before they enter online spaces. As the construction of reality in the online space occurs, the internalization-objectivation-externalization process is always intertwined with the construction results in the offline. In addition, this research shows husband as significant others, dominantly influencing the construction process. However, when women are actively involved in social media, the construction process is dominantly influenced by followers as construction actors. This research also shows that religious practices carried out by women on social media actually disseminate conservative religious views about women, instead of giving rise to alternative views. In addition, this research also shows that the construction process of women as religious authorities in social media is built through affection and a sense of attachment based on gender equality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Khozen
"ABSTRACT
Pemuka agama memiliki kedudukan sosial yang penting dalam masyarakat Indonesia. Segala ucapan, perbuatan, dan tingkah laku mereka banyak dijadikan sebagai sumber keteladanan oleh masyarakat. Pemuka agama dianggap memiliki pemahaman keagamaan di atas rata-rata orang kebanyakan. Adanya perbedaan pendapat mengenai kebolehan pajak yang pada umumnya disebabkan oleh perbedaan penafsiran mengenai ada atau tidaknya kewajiban lain di samping zakat telah menimbulkan diskursus sehingga penting untuk diteliti. Untuk itu, penelitian ini mencari tahu persepsi di kalangan pemuka agama Islam mengenai kewajiban perpajakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan termasuk penelitian cross-sectional. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pemuka agama Islam di Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan pimpinan pesantren di Kota Depok memiliki persepsi positif atau setuju dengan kewajiban perpajakan yang berlaku.

ABSTRACT
Religious leaders have an important social status among Indonesian society. Their speech, deeds, and behavior are often referred to by society. Religious leaders are considered to have a religious understanding above the average people. But, the existence of differences of opinion about tax abilities that are generally caused by differences in interpretation of the presence or absence of other obligations in addition to zakat has led to become discourses which important to be examined. Therefore, this research finds out the perception among Islamic religious leaders about tax obligations. This study used a quantitative approach and included a cross sectional study. Data were collected by distributing questionnaires to Pesantren leaders in Depok City. The results of this study indicate that the pesantren leaders in Depok City has a positive perception or agree with the existing tax obligations. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Syamsu Purnomo
"Dakwah Islam merupakan fenomena baru, yang makin marak dalam kurun waktu lebih dari 4 tahun terakhir mi terutama dengan tumbuhnya stasiun televisi swasta. Sebagai negara dengan penduduk lebih dari 180 juta yang beragama Islam, acara dakwah di televisi mernperoleh perhatian yang cukup baik dari para pemirsa di Indonesia. Kenyataan mi membuat para pengelola stasiun televisi menyadani bahwa dakwah Islam merupakan acara yang dibutuhkan Pemirsa. Semua stasiun televisi swasta menyajikan acara dakwah Islam setiap pagi, sebelum memulai acara-acara unggulannya pada hari itu sehingga Pemirsa mempunyai ragam pilihan acara dakwah Islam. Adanya acara dakwah di televisi setiap hari memerlukan para pengisi acara sebagai Ulama ataU Narasumber, yang jumlahnya cukup banyak untuk kebutuhan lima stasiun televisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi pesan komunikasi dakwah yang disampaikan di RCTI dan TPI, umumnya sangat sesuai dengan kerangká pemikiran atau teori-tebri komunikasi yang ada. Hal mi disebabkan karena para Ulama/Narasumber sudah terbiasa mengikuti metode, teknik dan sistematika yang ada dalam Kitab Suci Al Qur'an dalam menyampaikan pesan-pesan agama. Namun demikian dalam dakwah yang dilakukan melalui media televisi, penggunaan teknik rekaman dan editing yang baik belum banyak digunakan sebagai suatu produk acara televisi yang menarik. Bagaimanapun juga, acara dakwah di televisi merupakan upaya dari stasiun televisi untuk lebih mendekati pemirsanya secara spiritual. Sehingga upaya-upaya peningkatan mutu acara dakwah dalam hal materi bahasan, teknik siaran, editing dan pemanfaatan teknologi televisi perlu terus dilakukan agar acara dakwah juga merupakan tontonan yang tetap disukai pemirsa Penggunaan Retorika dan Komunikasi oleh Ulama Narasumber merupakan suatu keharusan, karena dakwah bertujuan agar pesan-pesan agama dapat diresapi pemirsa dan diharapkan untuk dapat diamalkan. Pesan-pesan agama tidak lepas dari aplikasi struktur pesan dan daya tank pesan, agar dakwah agama juga menarikbagi pemirsa sebagai suatu tontonan yang menghibur. Sedangkan teknik argumentasi merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan pemirsa, bahwa pesan agama yang disampaikan memiliki landasan yang kuat dan layak di-imani."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Ghazali, Muhammad
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
297.218 MUH M
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Qothrun Nadaa
"Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri rantai sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin dan interkoneksinya dengan sanad K.H. Dalhar serta pengaruh ajarannya pada masyarakat Muslim Indonesia. Mujahadah ini menarik untuk dibahas sebab walaupun tidak terikat dengan organisasi masyarakat apapun, perkembangannya sangat pesat di berbagai daerah. Selain itu, pentingnya sanad keilmuan perlu untuk dikaji secara mendalam bukan hanya dalam ranah pembahasan hadits, tetapi juga mencangkup seluruh disiplin ilmu, dengan fungsi utamanya menjaga orisinalitas suatu ilmu. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan interkoneksi sanad keilmuan sebagai fokus utama. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pendekatan studi kasus melalui wawancara pada tokoh-tokoh yang bersangkutan. Dalam menganalisis interkoneksi sanad keilmuan mujahadah, penulis menggunakan teori integrasi-interkoneksi Amin Abdullah dan teori sanad keilmuan Abu Hamid Al-Ghazali. Berdasarkan teori tersebut menyimpulkan bahwa sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin masuk dalam kategori sanad ijazah, ketersambungan sanad keilmuan diberikan langsung oleh guru (Kyai Nahrowi Dalhar) kepada muridnya (Gus Muh). Eksistensi mujahadah ditemukan membawa pengaruh dalam merekatkan hubungan antar masyarakat dan meluaskan koneksi karena diikuti oleh ribuan masyarakat.

This study aims to trace the chain of sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin and interconnection with sanad K.H. Dalhar, as well as the influence of its teachings on the Indonesian Muslim community. This mujahadah is interesting to discuss because although it is not tied to any community organization, its development is very rapid in various regions. In addition, the importance of scientific sanad needs to be studied in depth not only in the realm of hadith discussion but also covers all disciplines, with its main function being to maintain the originality of a science. This research was conducted by qualitative methods with the interconnection of scientific sanad as the main focus. The source of data used in this study comes from a case study approach through interviews with the figures concerned. In analyzing the interconnection of the mujahadah scientific sanad, the author uses Amin Abdullah's theory of integration-interconnection and the theory of Abu Hamid Al-Ghazali’s scientific sanad. Based on this theory, it is concluded that the sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin is included in the category of sanad diploma, and the connection of scientific sanad is given directly by the teacher (Kyai Nahrowi Dalhar) to his students (Gus Muh). The existence of mujahadah was found to influence bonding relations between communities and expand connections because it was followed by thousands of groups of people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Diana Mohd Mahudin
"While religiosity as a field of inquiry has been gaining research interest in recent years, a central issue about its conceptualisation, measurement, and relationships with work outcomes remains unresolved. The aims of this paper are: (1) to introduce a new scale designed to measure religiosity among Muslims, based on an Islamic perspective that centres on the bodily action or human activity (islam), the mind or understanding of God (iman), and the spirit or actualisation of virtue and goodness (ihsan); and (2) to demonstrate how religiosity relates to various work outcomes. We followed a rigorous multi-steps scale development procedure using four empirical studies involving 703 participants. The final scale yielded one factor with 10 underlying items. Our results showed that religiosity was positively correlated with job satisfaction, positive work behaviour, workplace integrity, and organisational commitment, but negatively correlated with antagonistic work behaviour. This new scale also showed incremental validity over an existing Muslim attitude scale in predicting organisational commitment and integrity. Overall, this new scale demonstrates good psychometric properties and is a promising tool for the measurement of religiosity among Muslims in organisational settings.
Meski belakangan ini relijiusitas telah mendapatkan perhatian riset-riset, masalah fundamental tentang konseptualisasi, pengukuran, dan hubungan dengan kinerja individu dalam organisasi masih belum terpecahkan. Tujuan dari artikel ini adalah: (1) memperkenalkan skala baru yang disusun untuk mengukur relijiusitas pada Muslim dimana ini didasari oleh perspektif Islam yang berpusat pada perilaku atau aktivitas manusia (Islam), benak atau pemahaman akan Tuhan (Iman), dan semangat aktualisasi nilai-nilai dan kebaikan (Ihsan); dan (2) menunjukkan bagaimana relijiusitas bisa berhubungan dengan berbagai kinerja kerja individu. Kami melakukan pengembangan skala lewat beberapa tahapan ketat menggunakan empat studi empiris dengan 703 partisipan. Skala akhir terdiri atas satu factor dengan 10 aitem. Hasil juga menunjukkan bahwa relijiusitas berkorelasi positif dengan kepuasan kerja, perilaku kerja positif, integritas kerja, dan komitmen organisasi, serta berkorelasi negatif dengan perilaku kerja antagonistik. Secara umum, skala baru ini menunjukkan properti psikometrik yang baik dan bisa menjadi instrumen menjanjikan untuk mengukur relijiusitas Muslim di lingkungan organisasi."
International Islamic University Malaysia. Department of Psychology, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pandu Saksono Prasetyo
"ABSTRACT
Sejak berakhirnya era Orde Baru, di Indonesia, terjadi fenomena meningkatnya konservatisme masyarakat di Indonesia, yang ditandai dengan makin merebaknya dukungan dan penerapan perda-perda di daerah yang berdasarkan syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antara ancaman simbolis identitas agama terhadap meningkatnya konservatisme pada Muslim di Indonesia. Stimulus ancaman simbolis identitas agama diberikan dalam bentuk pembacaan berita yang mengandung tingkat ancaman yang berbeda-beda, sedangkan pengukuran tingkat konservatisme dilakukan dengan menggunakan Social Economic Conservatism Scale SECS Everett, 2013. Partisipan penelitian ini berjumlah 100 orang yang berasal dari mahasiswa aktif S1 maupun D3 Universitas Indonesia. Penelitian ini memiliki desain penelitian 3 ancaman tinggi vs rendah vs netral x 1 konservatisme. Pengujian hipotesis menggunakan teknik one-way ANOVA. Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh signifikan negatif dari ancaman simbolis identitas agama terhadap konservatisme F 2, 97 = 37,79.

ABSTRACT
Since the end of the New Order era, Indonesia has experienced a new phenomenon of rising conservatism within the society, characterized by the increasingly popular support and the implementation of sharia themed local bylaws across the country. This research intends to find a causal effect between symbolic threat to religious identity with rising conservatism in Indonesias Muslim population. The stimulus of symbolic threat to religious identity is created by reading news articles that contained different level of threats to religious identity, meanwhile conservatism level is measured with Social Economic Conservatism Scale SECS Everett, 2013 . There are 100 participants in this research, taken from active students of bachelor or vocational program in the University of Indonesia. This research has a design of 3 high threat vs low threat vs neutral threat x 1 conservatism. The hypothesis testing method used in this research is one way ANOVA. This research found a negative, yet significant effect of symbolic threat to religious identity and conservatism F 2, 97 37,79."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>