Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103455 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusdi Suwar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjandari Anggaradhiamayanti
"Sektor pariwisata merupakan bagian dad pembangunan nasional. Sebagai salah satu sumber devisa negara dari sektor non-migas, sektor pariwisata akhir-akhir ini telah menjadi perhatian pemerintah, swasta dan masyarakat. Salah satu sub sektor pariwisata yang dimulai sejak 1974 dan selama ini masih menjadi sorotan para pengusaha adalah sektor perhotelan, sekalipun tingkat hunian turun sejak 1990. Untuk itu diadakan analisa perbandingan laporan keuangan atas ketiga buah hotel bintang lima, untuk mengetahui kinerja (performance) mereka dalam kondisi perekonomian saat itu (1991 - 1993) dan kiat-kiat yang diperlukan untuk menghadapi kompetisi pasar yang sangat ketat. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yaitu menggunakan peralatan metode analisa ratio dan komparatif atas laporan keuangan serta pengamatan lapangan. Berdasarkan hasil perbandingan angka analisa perhitungan ratio ketiga hotel obyek penelitian, serta tanpa melupakan faktor-faktor ekonomi makro, seperti peristiwa perang teluk, kebijaksanaan uang ketat, suku bunga tinggi dan penambahan pasok kamar hotel yang barn di pasar, maka untuk periode saat itu, PT. BED adalah satu- satunya dari ketiga hotel tersebut yang relatif memiliki kinerja yang baik. Perbedaan itu antara lain disebabkan karena faktor internal, dimana pada periode yang sama, PT. HSJI sedang melaksanakan renovasi kamar dan fasilitas penunjang, serta PT. BM sedang merampungkan perluasan bangunan (new wing) dan fasilitas lainnya. Dan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya kegiatan renovasi nyata-nyata akan mempengaruhi kinerja perusahaan, karena berkurangnya suasana dan pelayanan yang nyaman, akhirnya akan mengakibatkan turunnya tingkat hunian kamar maupun tingkat kunjungan tamu non-kamai, yang datang untuk sekedar mencari hiburan di dalam lingkungan fasilitas hotel, seperti pub, cafe, lounge, dan fitness centre. Dari hasil penelitian lapangan juga dapat disarankan bahwa selain kenyamanan kamar serta pelayanannya, ternyata fasilitas-fasilitas di dalam hotel seperti yang telah disebutkan itu, juga dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan tambahan yang baik, disamping sumber penghasilan utama dari penyewaan kamar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Silviana Kulsum
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kebijakan pemerintah DKI Jakarta terhadap privatisasi di PAM Jaya. Privatisasi air adalah berpindahnya pengelolaan air baik sebagian maupun seluruhnya dari sektor publik kepada sektor swasta. Mitra swasta yang menjadi rekanan PAM Jaya ialah PT Garuda Dipta Semesta dengan Lyonnaise des Eaux dan PT Kekarpola Airindo dengan Thames Water International. Privatisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih di Jakarta, nyatanya tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Pemerintah daerah DKI Jakarta sebagai pemilik PAM Jaya harus membuat beberapa kebijakan untuk mencari jalan terbaik bagi semua pihak. Masyarakat Jakarta sebagai pelanggan air bersih PAM Jaya serta karyawan PAM Jaya merasakan dampak akibat adanya privatisasi ini. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber berupa arsip, surat kabar sezaman, buku, dan sumber lisan dengan wawancara masyarakat pelanggan PAM Jaya serta karyawan PAM Jaya sebagai pendukung penelitian.

ABSTRACT
This research discusses about DKI Jakarta Government policy towards PAM Jaya privatisation. It was a process of transferring water management either partly or whole management from public to private sector. As partners, PT. Garuda Dipta Semesta with Lyonnaise des Eaux and PT. Kekarpola Airindo with Thames Water International joined a mutual agreement to enhance the clean water service in Jakarta. In fact, the mutual agreement was not properly run. DKI Jakarta government, as the owner of PAM Jaya, did get the effect of privatisation itself. This research used historical methods by collecting primary resources archives, newspapers, literature studies and oral resources by interviewing PAM Jaya customer and employee as supporting data. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aya Sofia
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harun Djumadi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari
"Peraturan Menkes Rl No.416 tahun 1990 dalam standar kualitas Air Minum
menyatakan bahwa air minum tidak boleh terdapat bakteri Eschericia coli dalam 100 ml contoh air. Adanya bakteri Coliform merupakan indikasi air tercemar kuman pathogen, sehingga bakteri Coliform merupakan indikator pencemaran air secara mikrobiologis.
Bakteri E. Coli dapat menyebabkan Gastroenteristis. Salah satu cara mengurangi bakteri bakteri E. coli pada proses pengolahan air adalah dengan proses koagulasi (penggumpalan) yang diikuti proses flokulasi (pembentukan flok) dan sedìmentasi (pengendapan flok). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan koagulan adalah penggunaan koagulan yang tepat untuk tingkat kekeruhan air baku yang sudah ditentukan (dalam hal ini kekeruhan tinggi). Koagulan yang umum digunakan adalah
AI2(SO4)3 yang biasa disebut tawas atau alum, karena cukup murah dan mudah didapat dipasaran. Kenyataan menunjukkan tingkat kekeruhan air baku (dalam hal ini sungai Ciliwung) semakin tinggi sehingga diperlukan koagulan alternatif yang lebih efektif. Penggunaan koagulan PAC (Poly Aluminum Chiorida) sebagai koagulan alternatif yang lebih efektif untuk air baku kekeruhan tinggi.
Metode penelitian ini adalah true eksperimental. Sebagai kelompok eksperimen adalah sampel air baku yang diberi koagulan PAC, sedangkan kelompok pembanding adalah sampel air baku yang diberi koagulan Alum atau Tawas. Penelitian ini dilakukan dalam skala taboratorium, yaitu melalui analisa jartes untuk menentukan dosis optimum koagulan. Percobaan dilakukan di laboratonum pusat PAM Jaya dengan mengambil sampel air baku kekenihan tinggi (100 - 500 NTU) dan melakukan lima kali percobaan
dengan total sampel 30. Dosis koagulan yang digunakan adalah 20, 25, 30, 35, 40, 45
ppm.
Hasil yang diperoleh adalah Reduksi Eschericia coli rata-rata oleh PAC adalah 88.3166 dengari reduksi maksimum 99.97 % dan oleh Alum adalah 73.30 % dengan reduksi maksimum 96.67%. Secara statistik beda reduksi PAC terhadap Mum adalah perbedaan bermakna dengan nilai p <0,05. Dosis optimum rata-rata PAC adalah 20 ppmdengan rata-rata reduksi 89.01 %. Dosis optimum rata-rata Alum adalah 30 ppm dengan
rata-rata reduksi 81.60 %. Melihat kualitas air yang dihasilkan terhadap parameter pH,
kekeruhan, dan E. coil Iebih baik menggunakan PAC. Nilai rata-rata kualitas air pada
pemberian dosis optimum PAC adalah : kekeruhan 7,2 NTU, pH akhir 7.08 dan reduksi
E. coil 97.29%. Nilai rata-rata kualitas air pada pemberian dosis optimum Alum adalah:
kekeruhan 16.2 NTU, pH 6.8 dan reduksi E. coil 95.06%.
Secara ekonomis didapat penghematan yang cukup besar, yaitu dengan
pemakaian PAC dapat dihemat biaya Rp 47.740.400 / bulan untuk Instalasi I PAM DKI
Jaya. Perhitungan ini diambil dan penghematan penggunaan dosis koagulan dan dosis
kapur tohor, dimana dengan PAC tidak diperlukan pemakaian kapur tohor untuk
menaikkan pH.
Dari hasil ini disarankan untuk air baku kekeruhan tinggì PAC dapat dijadikan
koagulan pengganti Alum, karena dari segi teknis Iebih menguntungkan, yaitu tidak
perlu penambahan kapur tohor untuk menetralkan pH dan mengurangi dosis Kaponit
pada proses desinfeksi serta waktu digunakan lebih pendek, dari segi biaya lebih hemat,
dan dari segi kualitas air yang dihasilkan lebih baik.

In general, raw water which comes from the river has been contaminated by
human or animal feces which is shown by the existing of an organism society called
Coliform such as Bacterium coli, Bacilus coil or Eschericia coli which are the ones of
microbiologie parameter. The existent of Coliform bacteria is an indicator of pathogenic
bacteria, so the Coliform bacteria is an indicator of microbiological water
contamination. Ministry of health regulation no.416 1990 for standardization of drinking
water states that the drinking water mustn’t contain the Eschericia coil bacteria in 100
ml the sample of water.
The E. coil bacteria may cause Gastroenterist. One way of reducing E. coli
bacteri in the water treatment is by coagulation process which is followed by floculation
and sedimentation, One factor which determined the succes of coagulation is the use of
the right coagulant for determined standard turbid raw water (in high tu bid level
matter). The most commonly used coagulant is the AI2(SO4)3 called “Tawas” or “Alum”,
it is quite cheap and can be found easily. The fact shows that the high turbid level of raw
water (in Ciliwung river matter) is getting higher, so an alternative of more effective
coagulant is needed. Lise of the PAC (Poly Aluminum Chloride) coagulant is more
effective for high turbid level raw water.
Method used in this research is true experimental. The experiment group consists
of samples of raw water with the PAC coagulant, compared with samples of raw water
with Tawas or Alum coagulant Research was done in an laboratory scale, through
jartest analysis to decide the optimum dose of coagulant. The experiment was done at
the PAM Jaya Laboratory by taking samples of high turbid of raw water (100-500 NTU)
and doing 5 times experiment with total samples of 30. The coagulant doses used of are
20, 25, 30, 35, 40, 45 ppm.
Average reduction of E. coli by the PAC is 88,32%, with maximum reduction of
99.97%, and by the Alum is 73.3% with the maximum reduction of 96.67%.
Statistically, the reduction difference between PAC and Alum is (15.02 ± 5.33)% With P
<0.05 in CI 95% of significant difference. The avarage optimum dose of PAC is 20 ppm
with average reduction of 89 %. The average optimum dose of Alum is 30 ppm with
average reduction of 81.6%. If we see the produced water quality the parameters Like:
pH, turbidity, and E.coli, it would be better for us to use the PAC. The average values of
water quality with PAC optimum dose given are : the turbidity is 7.2 NTU, the last pH is
7.08 and the E. coli reduction is 97.29%. Condition with Alum are: the turbidity is 16.2
NTU, the PH is 6.8 and the E.coli reduction is 95.06%.
Economically, by using the PAC we can save costs for about Rp
47.740.000/month. This calculation was done by savings in coagulant dose and in quick
lime dose, which by using the PAC we do not need the quick-lime to increase the pH
anymore.
Using the results obtained, it’s recomended , for the high level turbidity of the
raw water, to use the PAC as a substitution of Alum. Technically, it gives more revenues
by not using the quick-lime addition to neutralize the pH, reduces the “Kaporit” dose in
the dissinfection process, and shortens the process time. We can also reduce costs,
because it’s cheaper, and we can get better water quality than before.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T3644
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Djahidin
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983
657.3 FAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harnanto
Yogyakarta: BPFE , 1987
657.3 HAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>