Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Terry Atmajaya
"ABSTRAK
Pada industri yang berhubungan dengan air laut dimana pada lingkungan
tersebut banyak mengandung ion Cl- sebagai pemicu terjadinya korosi sumuran.
Pemilihan material merupakan hal yang sangat penting untuk membuat fasilitasfasilitas
struktural. Material Stainless Steel merupakan pilihan utama dalam
membuat fasilitas ini. Material Stainless Steel AISI 430 mempunyai sifat mekanis
dan ketahanan korosi yang cukup baik.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh canai hangat terhadap sifat
mekanis dan ketahanan korosi sumuran Stainless Steel AISI 430. Penelitian
dilakukan dengan proses canai hangat untuk melihat sifat mekanis Stainless Steel
430 dan metode immersed solution serta weight loss untuk menguji ketahanan
korosi sumurannya. Hasil dari penelitian ini dapat menggambarkan sifat Stainless
Steel AISI 430 saat digunakan sebagai material dasar fasilitas-fasilitas yang
berada pada lingkungan yang kaya ion Cl-.
Stainless Steel AISI 430 ini memiliki temperatur transisi karena berstruktur
Body Center Cubic (BCC). Tetapi memilki ketahanan terhadap serangan ion Cl-
yang tinggi. Adanya temperatur transisi ini sangat membahayakan bagi fasilitas
struktural. Hasil dari penelitian ini merupakan tahap awal, sebagai bahan masukan
untuk melakukan upaya peningkatan sifat mekanis Stainless Steel AISI 430 dan
melihat pengaruh canai hangat terhadap ketahanan korosi sumuran Stainless Steel
AISI 430 ini.

ABSTRACT
In industries associated with the sea water in which the environment
contains a lot of Cl- ion, as a trigger of pitting corrosion, material selection is very
important to make structural facilities. Stainless Steel is the good choice to
making this facilities. Stainless Steel AISI 430 having good mechanical properties
and corrosion resistance
This study aims to see the effect of warm rolled on the mechanical
properties and pitting corrosion resistance of Stainless Steel AISI 430. Research
carried out by the warm-rolled to see mechanical properties of Stainless Steel
AISI 430 and immersed solution method and weight loss to test pitting corrosion
resitance. The results of this study can describe the properties of Stainless Steel
AISI 430 when used as basic material in facilities which contain a lot of Cl- ions.
The existence of this transition temperature is very dangerous for
structural facilities because it?s structure is Body Centered Cubic (BCC). But, this
material have good chloride-stress corrosion cracking resistance. The results of
this study is an early stage, as input to make efforts to improve the mechanical
properties of Stainless Steel AISI 430 and see the effect of warm rolled against
pitting corrosion resistance of Stainless Steel AISI 430.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dean Agasa Ardian
"Penelitian dalam studi ketahanan hydrogen embrittlement dan pengaruh variasi suhu canai hangat terhadap ukuran butir ferit pada stainless steel AISI 430 diawali dengan melakukan pemanasan ulang pada sampel AISI 430 dengan temperatur reheating sebesar 1100oC untuk mendapatkan fasa fully ferittic pada struktur mikro sampel. Selanjutnya material mengalami singlepass dengan besaran deformasi 55% pada 3 variabel suhu dalam rangkaian proses canai hangat (warm rolling) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ukuran butir ferit yang dihasilkan pada proses TMCP. Langkah berikutnya adalah melakukan hydrogen charging test pada sampel yang belum mengalami deformasi dan sudah mengalami deformasi dari proses canai hangat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh proses canai hangat terhadap peningkatan sifat mekanis baja AISI 430 stainless steel dan pengaruh dari besar butir akibat dari deformasi yang dilakukan terhadap ketahanan dari Hydrogen Embrittlement.

Research in study of hydrogen embrittlement resistance and effect of several temperature for ferrite grain size of AISI 430 Stainless Steel is initiated by reheating the sample of AISI 430 at temperature of 1100oC to obtain fully ferritic phase in microstructure. Furthermore, the material is 55% deformed in 3 temperature variables in series of warm rolling process to know the effect of warm rolling for the ferrite grain size of the material. The next step is doing hydrogen charging test on the both of sample which are not deformed and deformed from warm rolling process. This research objective is analyzing the effect of the warm rolling process on mechanical properties of AISI 430 Stainless Steel. The second objective of this research is analyzing the effect of ferrite grain size on hydrogen embrittlement resistance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1752
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrini Wulandari
"Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap proses canai untuk mendapatkan material dengan sifat mekanis yang baik namun nilai ekonomisnya tetap tinggi. Penghalusan ukuran butir ferit melalui kontrol proses termo mekanikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk peningkatan sifat mekanik baja karbon rendah. Pada penelitian ini slab baja karbon rendah dideformasi dengan metode warm rolling, kemudian diuji kekerasan dan ketahanan korosi-nya melalui hydrogen charging test. Salah satu penguatan material terhadap serangan difusi hidrogen adalah dengan penghalusan butir ferit melalui proses deformasi. Sehingga dapat dibuat suatu hubungan antara deformasi dengan perubahan struktur mikro ferritic dan ketahanan korosi baja karbon rendah.
Ukuran butir yang diperoleh dalam penelitian ini diukur dengan metode garis intercept. Hasilnya berupa ukuran diameter butir baja karbon rendah yang lebih kecil dibanding dengan diameter butir baja karbon rendah yang tidak dideformasi. Sementara ketahanan korosi baja karbon rendah terhadap pengaruh proses difusi hidrogen untuk benda uji yang ukuran butirnya lebih kecil cenderung meningkat. Peningkatan kekuatan-nya diamati melalui pengujian kekerasan setelah sebelumnya benda uji diaplikasi ke dalam larutan 0,5M H2SO4 + 100 mg/L Thiourea CS(NH2)2 selama 10 menit.

Various studies have been carried out on rolling process to achieve materials with good mechanical properties but its economic value remains high. Grain refinement through thermo-mechanical process control is one of many methods used to improve low carbon steel mechanical properties. On this paper, low carbon steel is deformed with warm rolling method, then the deformed material is applied to hardness test and corrosion resistance test against hydrogen charging. Hydrogen introduction into material may occur in many ways and one of physical properties of material against this introduction is through microstructure refinement of ferrite grain size by deformation process. So there is a connection between the deformation with the change in ferritic microstructure and corrosion resistance of low carbon steel.
The grain size was measured by intercept line method. The result is grain size of the deformed steel is smaller than the undeformed one. In addition, there is an improvement of corrosion resistance of low carbon steel with smaller grain size against hydrogen diffusion. The improvement can be seen from the result of hardness test. Before the hardness test began, the deformed specimen are introduced to 0,5M H2SO4 + 100 mg/L Thiourea CS(NH2)2 solution for 10 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Putri Perwitasari
"ABSTRAK
Baja tahan karat dua fasa SAF 2205 memiliki ketahanan korosi menyeluruh dan korosi terlokalisasi di berbagai lingkungan. Akan tetapi, baja tahan karat dua fasa SAF 2205 rentan terserang korosi sumuran pada lingkungan klorida. Perlakuan panas dilakukan untuk meningkatkan ketangguhan baja tahan karat SAF 2205. Pada penelitian ini dilakukan investigasi pengaruh perlakuan panas baja tahan karat SAF 2205 terhadap korosi sumuran dengan melihat temperatur kritis terjadinya korosi sumuran (critical pitting temperature). Nilai temperatur kritis korosi sumuran diinvestigasi menggunakan polarisasi potentiodynamic dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) di larutan NaCl 1M. Hasil pengujian menunjukkan nilai temperatur kritis korosi sumuran baja tahan karat dua fasa SAF 2205 adalah 650C dan perlakuan panas tidak mempengaruhi nilai tersebut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fasa yang rentan terserang korosi sumuran adalah fasa austenit.

ABSTRACT
Duplex stainless steel SAF 2205 has good corrosion reistance of uniform and localized corrosion in various environments. However, duplex stainless steel SAF 2205 is susceptible to pitting corrosion in chloride environment. Heat treatment was done to improve the toughness of duplex stainless steel SAF 2205. This research was investigated influence of heat treatment on pitting corrosion resistance of duplex stainless steel SAF 2205 by looking at the Critical Pitting Temperature (CPT). The value of critical pitting temperature was investigated by using potentiodynamic polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) methods in 1 M NaCl solution. The results showed that the critical pitting temperature of duplex stainless steel SAF 2205 is 650C and heat treatment didn?t affect the critical pitting temperature. Moreover, the result showed that the austenite phase is susceptible to pitting corrosion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldhi Mahardhika
"Penelitian terhadap proses penghalusan butir harus dilakukan pada saat ini untuk mendapatkan material dengan sifat mekanis yang baik yang diharapkan dapat bermanfaat untuk masa depan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi media pendinginan terhadap pembentukan butir ferit, kekuatan, dan ketahanan korosi baja karbon rendah SS 400 setelah proses deformasi canai hangat. Sampel dideformasi pada temperatur 650°C dengan waktu tahan 5 menit dan derajat deformasi 70 %. Kemudian, sampel dipanaskan kembali hingga temperatur 500°C dengan waktu tahan 60 menit dan kemudian di-quench dengan media air dan es. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat kecepatan pendinginan suatu media pendinginan, maka butir yang dihasilkan semakin halus dan kekuatan material yang dihasilkan juga semakin tinggi. Media pendinginan yang memiliki kecepatan pendinginan paling tinggi adalah es. Hasil yang didapatkan dari media pendinginan es adalah ukuran butir 7,68 ?m dengan nilai kekuatan 549,23 MPa.

Nowadays, the research of grain refinement process must be done.to get a material with good mechanical properties that expected will be a benefit for industry in the future. The object of the present work is to investigate the effect of cooling medium on ferritic grain structure, strength, and corrosion resistance of warm rolled SS 400 Low Carbon Steel. The samples were heated and deformed at 650°C for 5 minutes with 70% deformation degree. Then, the samples were reheated at 500°C for 60 minutes and quenched by water and ice. Experimental results have shown that increasing cooling rate of cooling medium increases significantly the grain refinement and strength. Ice is cooling medium that has the fastest cooling rate, its grain size is 7,68 ?m with 549,23 MPa of strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51534
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S41941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sudarta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Suryo Herdiansyah
"Pada saat ini dunia industri sedang berusaha untuk mendapatkan suatu material yang memiliki sifat mekanik yang baik tapi dengan biaya produksi yang murah. Hal itu mendorong dilakukannya penelitian terhadap baja karbon rendah untuk mendapat sifat-sifat yang lebih baik. Baja karbon rendah biasanya memiliki struktur mikro ferit dan perlit dengan sifat mekanik yang rendah.
Dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh deformasi yang dilakukan terhadap sifat-sifat mekanis dan ketahanan korosi baja karbon rendah dengan TMCP dan Canai Hanga. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baja karbon rendah memiliki sifat-sifat mekanik dan ketahanan korosi yang baik melalui proses tersebut. Besar deformasi memberikan pengaruh terhadap sifat-sifat tersebut.

Nowadays, industrial world is trying to get materials having the good mechanical properties and corrosion resistance with low cost production. It encourages of doing research on carbon steel to get better properties of carbon steel. Carbon steel usually has microstructure of ferrite and pearlite having low mechanical properties.
Research is done to study the effect of deformation on mechanical properties dan corrosion resistance by involving the TMCP and warm working. The results show that low carbon steels having the good mechanical properties and corrosion resistance by using these processes. Deformation influences those properties.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51650
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Akhmad Faizal
"Cu-30Zn memiliki ketahanan korosi atmosferik yang baik sehingga banyak digunakan sebagai inti radiator otomotif, komponen amunisi, lamp fixtures, flashlight shells dan kickplates. Cu-30Zn hasil canai dengan deformasi 33,87% pada suhu 300OC dilakukan pengujian SCC. Pengujian Stress Corrosion Cracking (SCC) dilakukan pada larutan Mattson 0,5 M (NH4)2SO4 + 0,05 M CuSO4 dalam kondisi suhu kamar dengan menggunakan beban konstan. Cu-30Zn memiliki kelemahan pada korosi retak tegang pada kondisi lingkungan ammonia. Pengujian SEM menunjukkan Cu-30Zn hasil canai 300oC memiliki arah perambatan transgranular. Selain itu, retak yang terjadi berada pada tegangan dibawah kekuatan luluh dari Cu-30Zn. Hasil EDS menunjukkan adanya indikasi dezincification pada permukaan patahan. Pengamatan visual memperlihatkan adanya perubahan warna dari kuning menjadi merah yang merupakan indikasi dezincification. Cu-30Zn homogen memiliki tingkat ketahanan SCC yang lebih tinggi dari canai dingin Cu-30Zn.

Cu-30Zn has good atmospheric corrosion resistance. Cu-30Zn mainly used as automotive radiator cores, ammunition component, lamp fixture, flashlight shells and kickplates. Cold rolled Cu-30Zn with deformation degree 33,87% at 300OC used in Stress Corrosion Cracking (SCC) test. Stress corrosion cracking (SCC) of a Cu?30Zn has been investigated using Mattsson solutions 0,5 M (NH4)2SO4 + 0,05 M CuSO4 in room temperature by using a constant load method. Cu-30Zn has a weakness on stress corrosion cracking in ammonia environment. SEM testing indicate cold roll Cu-30Zn has transgranular cracking. Furthermore, cracking occur at stress below yield stress. EDS test exhibit dezincification indication on fracture surface. Visual examination show discoloration from yellow to red. Homogenized Cu-30Zn has better SCC resistance than cold rolled Cu-30Zn."
2015
S62011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>