Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wekoyla
"Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Di Indonesia, walaupun belum ada data yang pasti mengenai jumlah tenaga kesehatan yang tertular penyakit di tempat kerja, namun jika melihat pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih lemah, maka resiko penularan infeksi termasuk HIV/AIDS, hepatitis dan TBC terhadap tenaga kesehatan khususnya bidan bisa dikatakan cukup tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, dan masa kerja perilaku penggunaan alat pelindung diri pada tindakan pertolongan persalinan di ruang bersalin RSUP Sulawesi Tenggara dan RSU Kota Kendari tahun 2012."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Putri
Bandung : Kaifa, 2006
618.2 CHO mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Wicensius Parulian
"Preeklampsia berat (PEB) berefek negatif pada ibu dan bayi. Pada ibu, terdapat angka kematian maternal yang tinggi akibat PEB, sedangkan pada bayi, salah satu masalah yang serius ialah penurunan skor Apgar ketika bayi lahir. Masih sedikit penelitian yang menunjukkan hubungan antara kondisi preeklampsia pada ibu dengan kondisi bayi pada saat dilahirkan.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui PEB dan hubungannya dengan skor Apgar bayi sebagai indikator kondisi fisiologis bayi ketika lahir. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2011 (n=2223).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi PEB adalah 16,3%. Rerata skor Apgar bayi pada menit ke-5 adalah 8,1 (SD 1,7). Pasien dengan PEB memiliki risiko 1,67 kali lebih besar (95% CI 1,61—1,72) daripada pasien tanpa PEB untuk memiliki bayi dengan skor Apgar yang rendah. Dengan uji Chi-square diketahui bahwa terdapat perbedaan signifikan proporsi bayi dengan skor Apgar. Terdapat hubungan yang signifikan antara skor Apgar dan prevalensi PEB di RSCM pada tahun 2011 (p<0,0001).

Severe preeclampsia contributed negative effects to both maternal and neonatal problems. It contributed to the high prevalence of maternal death and a serious neonatal outcome which is the depressed Apgar score. There were still few researches exploring the relationship between severe preeclampsia and neonatal outcomes.
The objective of this study was to know the prevalence of severe preeclampsia at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 and its relationship with Apgar score as indicator of physiological condition of neonates at birth. The design of this study was cross-sectional which used medical records of patients at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 as samples (n=2223).
The result of this study showed that the prevalence of severe preeclampsia at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 was 16,3%. The mean of Apgar score at the 5th minute of neonates in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 was 8,1 (SD 1,7). Patients with severe preeclampsia had 1,67 times higher risk (95% CI 1,61—1,72) than patients without severe preeclampsia to have neonates with depressed Apgar score. There was a significant association between prevalence of severe preeclampsia at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 and Apgar score (p<0,0001).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford University Press, 2000
618.2 GUI (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beischer, Norman A.
Sydney: W.B. Saunders, 1989
618.2 BEI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Kusmiyanti
"Persalinan pada dasarnya merupakan proses natural yang setiap ibu harus alami. Meskipun disebut sebagai proses natural, namun beberapa masalah / penyimpangan dapat terjadi dan mungkin menimbulkan resiko baik terhadap ibu maupun neonatus.
Beberapa studi yang dilakukan di negara yang berbeda telah menunjukkan bahwa ibu yang didampingi oleh suami, kerabat wanita ataupun tenaga khusus yang terlatih memperoleh keuntungan yang berarti (signifikan) ditunjukkan dengan menurunnya angka tindakan persalinan yang menggunakan alat forceps, vakum maupun tindakan operasi seksio sesarea, berkurangnya penggunaan analgesik dan oksitosin selama proses persalinan dan meningkatnya nilai APGAR neonates di atas 7 pada 5 menit pertama kehidupannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pendampingan keluarga selama proses persalinan terhadap keberhasilan persalinan di Unit Kebidanan Pelayanan Kesehatan Sint Carolus dan unit Tanjung Priuk selama periode Mei - pertengahan Juli 2004. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain kohort prospektif dan mengambil sampel dari pasien bidan berdasarkan teknik kuota untuk dijadikan responden studi. Peneliti melakukan pendampingan secara kontinyu terhadap 65 responden sedangkan 65 responden lainnya tidak didampingi secara kontinyu. Data didapatkan dengan melakukan observasi langsung dan teknik wawancara untuk kemudian dianalisa secara statistik menggunakan teknik Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara pendampingan keluarga selama proses persalinan terhadap kebeihasilan persalinan (p-value=0,826) dengan variabel terkontrol yaitu usia, paritas, interval persalinan, konsistensi serviks dan tempat persalinan.
Walaupun demikian, peneliti tetap menganjurkan atau menyarankan kepada para bidan agar senantiasa mendorong atau memotivasi keluarga dalam melakukan pendampingan selama proses persalinan. Rekomendasi yang dapat peneliti berikan untuk studi selanjutnya adalah dengan menggunakan responder primipara dan pendamping yang telah dipersiapkan sejak perawatan antenatal (antenatal care) sehingga dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan kualitas pendampingan.

The Effect of Family Support in the Labor Process to the Labor Success in the Maternity Unit of Sint Carolus Health Service 2004 Labor or giving birth basically is a natural process every mother should have overcome. Although it is called as a natural process, some problems I deviations are frequently encountered and potentially causing risk for both mother and neonate.
Studies in different countries had shown that mother in the labor process who were supported by the husband, other female relatives or even special trainee assistant I caregiver had gained some significant advantages. There were decrease of assisted labor treatments using vacuum extraction / forceps I cesarean section, decrease of analgesic and oxytocin therapy used in the labor process, and increase / improvement of APGAR score of 7 and above for the first five (5) minutes in the neonate's life.
The objective of this study was to determine the effect of family support to the labor success in the maternity unit of Sint Carolus Health Service and Tanjung Priok unit in the period of May to mid of July 2004. The study used prospective cohort design and recruited midwives' patients as the respondents by quota sample technique. The researcher gave family labor support to 65 respondents continuously and the other 65 were not supported continuously. The data gathered using direct observation and interview and analyzed statistically by the use of Chi Square test.
The results showed that there was no significant effect of family support in the labor process to the labor success (p-value = 0.826) with the controlled variable of age, parity, labor interval, cervix consistency and place of labor.
Although there was no significant effect, the researcher suggested that midwives keep on motivating the family to give support during delivery or labor process. It is recommended for further study to use "primipara" respondents (mother who gave birth for the first time) and prepared family support starting from antenatal care to maximize and optimize support quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Nina Herlina
"Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya dan perlu diwaspadai apalagi bila terjadiya pada trimester II dan III kehamilan, karena perdarahan cenderung untuk menjadi peristiwa yang fatal bagi ibu dan mengakibatkan angka persalinan prematur serta mortalitas perinatal. Menurut SKRT(1995) Insiden perdarahan antepartum di Indonesia sebesar 3,7 % sedangkan di RSU Kabupaten Tangerang kejadian perdarahan antepartum pada tahun 2001 , sebanyak 262 kasus (5,4%) dari 4778 persalinan, adapun penyebabnya 87,7 % karena Plasenta previa, dan 12,3% karena solusio plasenta, jadi sekitar 5,48 %.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum akibat kehamilan di RSU kabupaten Tangerang. Faktor yang diteliti meliputi umur ibu, paritas frekwensi kehamilan, usia kehamilan, riawayat abortus, riwayat seksio sesarea dan tingkat sosial ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder dan rekam medic bagian kebidanan dan kandungan RSU Kabupaten Tangerang pada tahun 2002, analisis dilakukan dengan sampel sebanyak 3928. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2002 dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ibu yang mengalami perdarahan antepartum sebanyak 259 orang (6,6%) dari 3928 persalinan. Adapun variabel yang berhubungan secara bermakna dengan terjadinya perdarahan antepartum adalah usia kehamilan (P=0,000 OR = 27,508), riwayat abortus (P=0,000 OR = 2,851) dan sosial ekonomi (P= 0,003 OR = 1,755).
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada pihak RSU Kabupaten Tangerang untuk lebih meningkatkan PKM RS melalui dokter dan bidan sebagai pelaksana langsung untuk menyampaikan penyuluhan kepada ibu hamil agar melaksanakan Antenatal Care sedini mungkin dan secara teratur pada pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, apabila ibu hamil yang diduga akan mengalami perdarahan anteparturn, pada usia kehamilan trimester II dan III dianjurkan untuk mengurangi aktivitas, istirahat cukup dan pengawasan kehamilan serta persalinannya di rumah sakit, Untuk ibu yang mempunyai riwayat abortus agar di upaya untuk menjarangkan kehamilan dengan mengikuti program KB. Hal ini disampaikan dengan cara pemberian pamplet, pemutaran video, penyuluhan kesehatan dan konseling.
Untuk peneliti lain disarapkan dapat melakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum yang belum terungkap pada penelitian ini dengan desain yang berbeda.

Bleeding during pregnancy should always be considered as dangerous and to be paid full attention, especially if it is occurred in the second and third trimester of pregnancy since it tends to be fatal for mother and causes prematurity and prenatal mortality. According to SSKRT (1995), the incidence of antepartum bleeding in Indonesia was 33% while in Tangerang District General Hospital in 2001, there was 262 cases (5.4%) out of 4778 deliveries where 87.7% was caused by placenta previa and 12.3% was caused by solutio placenta.
This study aimed to understand factors related to antepartum bleeding caused by pregnancy in Tangerang District General Hospital. Factors under study including mother's age, parity, age of pregnancy, abortion history, sectio caesaria history, and social economic status. This study analyzed secondary data from medical record in maternity and obstetric-gynecological department in Tangerang District General Hospital in 2002. Analysis was conducted among 3928 subjects whose record could be accessed. This study was conducted in July 2002 using cross sectional design.
The study showed that the proportion of mother experienced antepartum bleeding was 259 mothers out of 3928 deliveries (6.6%). Variables significantly related to antepartum bleeding were age of pregnancy (p=0.000 OR = 27,508), abortion history (p=0.000 OR= 2,851), and social economic status (p=0.043 OR = 1,755).
Based on the study results, it is suggested to Tangerang District General Hospital to improve the PKM through physician and midwife as direct implementers of education and extension to pregnant mothers as to have ANC as early as possible in a regular way to nearest health care facility. Mother suspected to experience antepartum bleeding in the second or third trimester should reduce her activities, take adequate rest, regularly monitor her pregnancy and should have delivery in hospital. Mother with history of abortion should reduce her parity by participate in family planning program.
All of these information should be conveyed through pamphlet distribution, video show, as well as health education and counseling. It is also suggested to conduct other research on factors related to antepartum bleeding using different design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junizaf
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0142
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Henriene Octavianus
"Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan. Di Indonesia, kedua angka ini masih jauh dari target SDGs. Salah satu cara menurunkan angka kematian maternal dan neonatal adalah melalui sistem rujukan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil rujukan kasus obstetri serta luaran maternal-neonatal di RSCM selama pandemi COVID-19 pada tahun 2021. Penelitian deskriptif observasional ini menggunakan data rekam medis RSCM tahun 2021. Variabel yang dianalisis meliputi usia, pekerjaan, usia kehamilan, gravida, paritas, asal rujukan, indikasi rujukan, COVID-19, metode persalinan, kontrasepsi, kondisi maternal, neonatal, berat bayi, dan skor APGAR. Mayoritas pasien dirujuk ke RSCM berusia 19–35 tahun, ibu rumah tangga, usia kehamilan 29–36 minggu, multigravida, melahirkan ≤1 anak, dan dirujuk dari FKRTL karena keterbatasan NICU. Sebagian besar melahirkan melalui operasi sesar, menggunakan IUD sebagai metode kontrasepsi, dan berada di ruang rawat inap pasca persalinan. Kondisi neonatal menunjukkan berat lahir 1.500–2.500 gram dan skor APGAR 7–10. Penelitian ini menggambarkan karakteristik ibu yang dirujuk beserta luaran maternal-neonatal dan dapat menjadi referensi untuk penelitian serta perbaikan sistem rujukan di masa depan.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are key indicators of healthcare quality. In Indonesia, these rates remain far from Sustainable Development Goal (SDG) targets. An effective referral system is essential to reducing maternal and neonatal mortality. During the COVID-19 pandemic, referral cases to higher-level healthcare facilities increased, posing a greater risk of mortality if prompt treatment was not provided. This study aimed to describe the profile of obstetric referral cases and maternal-neonatal outcomes at RSCM during 2021. A descriptive observational method was used to analyze medical records from RSCM, focusing on variables such as age, occupation, gestational age, gravida, parity, referral origin, referral indication, COVID-19 status, maternal condition, delivery method, contraception, neonatal condition, birth weight, and APGAR scores. Most referred patients were aged 19–35, housewives, with a gestational age of 29–36 weeks, multigravida, and having ≤1 child. Referrals predominantly came from secondary or tertiary facilities due to NICU unavailability, and most patients did not have COVID-19. Cesarean section was the common delivery method, and IUD was the preferred contraception. Newborns mostly weighed 1,500–2,500 g, had APGAR scores of 7–10, and required inpatient care. This study highlights the characteristics and outcomes of referred cases, providing insights for improving referral systems and future research."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agussalim
"Dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) perlu terus dipantau dan dievaluasi dari berbagai aspek.
Salah satu aspek yang cukup penting dan banyak konstribusinya dalam menopang keberhasilan program KIA adalah aspek kemampuan manajerial dan bidan Puskesmas. Meskipun pemerintah telah melakukan terobosan-terobosan dengan penempatan bidan di desa, namun hasilnya sampai sekarang belum sesuai dengan harapan yang ditandai masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan manajerial bidan dalam pelaksanaan program KIA di Puskesmas, dan faktor-faktor yang berhubungan.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Cabang Dinas Kesehatan Ciawi Kabupaten Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan unit analisis Bidan Puskesmas dan bidan di desa (individu) dan pengambilan sampel dilakukan dengan total populasi, sebanyak 105 responden.
Variabel yang diteliti meliputi variabel dependen yaitu fungsi-fungsi pelaksanaan manajemen program KIA (perencanaan, penggerakan dan penilaian), sedangkan variabel independen adalah faktor internal (umur, pendidikan dan lama bekerya) dan faktor eksternaI ( supervisi, pelatihan, umpan balik, dorongan masyarakat dan sarana kerja).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan manajerial bidan di Puskesmas dan desa proporsinya tidak jauh berbeda antara yang baik dan yang kurang baik. Dengan Kai Kuadrat dan multivariate, bermakna yang berhubungan dengan kemampuan manajerial bidan yaitu , supervisi, pelatihan dan dukungan masyarakat, dan yang paling bermakna adalah supervisi dengan p. value 0,000.Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor , Kepala Cabang Dinas Kesehatan Ciawi Kabupaten Bogor dan Kepala Puskesmas agar mengingatkan serta menegaskan kembali pentingnya melaksanakan manajemen program KIA oleh Bidan di Puskesmas, selalu melakukan bimbingan teknis dan segera memberikan umpan balik hasil kerja bidan di Puskesmas dan desa.

In discreasing Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) as one of the effort in the human resource improvement, the implementation of Mother and Child Care must be monitored and evaluated on several aspects.
One of the aspect that is necessary which will contribute to success of break through Mother and Child Care program in Public Health Centre of Midwife is the midwife's managerial competence. While although government base distributed some midwife in Public Health Center and the village midwife, but the result is unmet with the expectation it is can be prospek by the highly Maternal Mortality Rate and Infant Mortality Rate.
The goal of this study is feed back to describe the ralation factors in managerial competence of midwife in implementing Mother Chuld Care program in Public health. Design research is using cross sectional with analysis unit in Public Health Centre midwives and village midwives. Sampel has taken by total population, sum 105 respondent.
The variables which was researched involve dependent variable by the function of the Application of Management Mother and Child Health Care program namely planning, actuating, and evaluation, where as the independet variables were age, educuation , periode of work, supervision, training, community support, jof feed back and infra structure. Result of this study is that midwif's managerial competence in Health Centre and in the village midwife is not so different. By the Chi-Square statistic exam and Multivariate, known that supervision was a factor related with comptence manajerial midwife of the mother and child Health care Program (p.value = 0,000).
According to the reseach, recommended for District Health Bogor and Ciawi Health Area and head of Public Health centre in order to remind and will focus how necessary application of Mother and Child care by midwife, always technical guidance and job feed back with midwife resulted in Public Health Centre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>