Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miksic, John N.
Berkeley: Periplus Editions , 1994
R 726.1 MIK b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Miksic, John N.
Jakarta: Periplus Editions, 1997
R 726.1 MIK b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Yudo Wahyudi
"Candi Panataran merupakan salah satu peninggalan kebudayaan materi dari masa Hindu-Buddha yang berada di daerah Blitar, Jawa Timur. Candi ini diketahui dibangun dari masa Majapahit berdasarkan temuan beberapa angka tahun yang berada pada berbagai komponen di kompleks percandian. Penemuan Prasasti Palah yang in situ dari jaman Kadiri menjadikan beberapa sarjana menghubungkan candi ini dengan bangunan suci Palah yang telah ada sejak masa Kediri. Berbagai komponen dalam percandian ini menyiratkan pada suatu sifat keagamaan tertentu yang menjadi dasar bagi percandian ini. Upaya rekonstruksi keagamaan dilakukan dengan pendekatan arkeologi sejarah yang didukung aleh sumber data artefaktual berupa komponen percandian dan data tekstual baik primer maupun sekunder. Metode fenomenologi agama dipandang sesuai untuk mengungkap makna berbagai fenomena keagamaan yang muncul di kompleks ini.
Pengungkapan rekonstruksi keagamaan tidak terlepas dari penerapan lima unsur religi yang biasa digunakan untuk mengkaji masalah keagamaan. Tokoh utama yang dipuja merupakan kajian utama untuk dapat merekonstruksi sifat keagamaan candi Pengungkapan tokoh utama yang dipuja ini sebagai penjabaran dari konsep keyakinan yang dianut. Komponen lain yang dikaji adalah tentang ritual keagamaan yang terjadi di kompleks percandian ini dan terkait dengan tata upacara yang dilakukan. Terakhir adalah upaya merekonstruksi fungsi candi ini yang berkaitan dengan umat keagamaan, karana kegiatan umat pendukungnya akan menunjukkan sejauh mana fungsi bangunan suci ini masih terus dapat bertahan.
Candi Panataran merupakan bangunan suci yang memiliki keunikan-keunikan dibandingkan dengan pola percandian yang sejaman dengannya. Keberadaan candi ini juga didukung oleh berbagai pemberitaan dalam sumber tekstual. Keunikan dan kekayaan data tersebut pada akhirnya dapat membantu untuk merekonstruksi berbagai unsur keagamaan yang berhubungan dengannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrtha Soeroto
Jakarta: Yayasan Keluarga Batam, 2009
726.1 MYR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Hasil Penelitian di Dukuh candi desa Karangnongko itu ditemukan sebuah candi induk dan tigacandi perwarayang berhadap-hadapan. Keempat-empatnya merupakan satu kelompok di halaman yang berbentuk bujur sangkar. Halaman ini dikelilingi tembok yang disebelah barat mempunyai regol sebagai pintu masuk. Adapun sifat keagamaannya dari candi Merak itu dapatlah dipastikan bahwa bangunan-bangunan ini adalah candi agama Siwa."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1953
S12288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekmono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
726.1 SOE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academy Editions, 1994
725.74 WAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kramrisch, Stella, 1898-1993
Calcutta: University of Calcutta, 1946
294.535 KRA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kramrisch, Stella, 1898-1993
Calcutta: University of Calcutta, 1946
294.535 KRA h II (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chaidir Ashari
"Candi merupakan peninggalan bangunan suci masa Hindu-Buddha di Indonesia yang mulai berkembang pesat pada zaman Singhasari-Majapahit (Abad ke-13-15 M). Perkembangan candi pada masa kerajaan tersebut sangat pesat dan adanya bangunan candi didirikan sebagai bangunan untuk menghormati raja yang telah wafat atau biasa disebut candi Pendharmaan. Kajian ini berusaha untuk mendapatkan makna dari adanya candi Pendharmaan tersebut. Kajian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode semiotika. Analisis semiotik yang digunakan adalah analisis semiotik Charles Sanders Peirce yang mengkaji makna dengan hubungan segitiga antara tanda, pengguna dan realitas luaran. Tanda berpusat pada seseorang yang diciptakan dalam fikiran seseorang mengenai suatu tanda yang setara. Tanda yang kemudian dihasilkan dari tanda pertama dinamakan interpretant dan tanda tersebut menunjukkan sesuatu, yaitu objeknya. Lebih dalam lagi dengan menggunakan teknik analisis sistem triadik Peirce yang menekankan adanya proses bernalar (semiosis) untuk mendapatkan suatu makna. Hasil dari kajian ini bahwa melalui proses bernalar (semiosis) makna candi Pendharmaan pada zaman Singhasari-Majapahit (Abad ke-13-15 M) memiliki makna tersendiri pada masa Jawa Kuna dan makna tantrayana sangat besar dalam aliran keagamaan yang ada pada candi Pendharmaan.
The temple is a sacred relic building the Hindu-Buddhist in Indonesia, which began to grow rapidly in Singhasari-Majapahit era (13-15 century BC). The development of the royal temple during very rapid and the presence of the temple was founded as a building in honor of the king who had died or it usually called Pendharmaan temple. The aim of this study will be analyze to exlpore about how to get the meaning of the existence of the temple Pendharmaan. Qualitative method with semiotic analysis has been applied in this study. Semiotik analysis that is used is analysis semiotik charles peirce sanders that looked at the meaning to the relation of a triangle between a sign users and the outer covering of reality. Entered on a sign of someone who was created in the mind of someone on a sign of equivalent. A mark then resulting from the first sign is called interpretant and the mark show you something that is its object. This research more deeper by using analysis techniques of systems triadic of Charles Sanders Peirce, who emphasized the reasoning processes (semiosis) to get a meaning. The result of this study explain that through a process of semiosis the meaning of the temple Pendharmaan in Singhasari-Majapahit era (13-15 century BC) has special meaning during the Javanese and Tantric enormous significance in the religious meaning that existed at Pendharmaan temple."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>