Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvian Rizal
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Suendra
"Krisis nilai tukar yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang diikuti oleh krisis moneter, telah menimbulkan berbagai perubahan dalam struktur pengelolaan ekonomi moneter di Indonesia. Perubahan tersebut, diantaranya adalah: (1) beralihnya sistem nilai tukar Rupiah dani sistem manage floating exchange rate menjadi free floating exchange rate sejak 14 Agustus 1997, dan (2) berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan Rupiah.
Dalam penelitian ini, hubungan antara jumlah uang beredar (M2), nilai tukar (ER) dan tingkat harga (CPI) dianalisis menggunakan model identified Vector Autoregression Approach sebagaimana penelitian Dmyto Holod (2000) untuk kasus Ukraine.
Hasil analisis menunjukkan bahwa, asumsi sticky price lebih cocok untuk Indonesia bukan flexible price, karena dalam penentuan harga terdapat faktor kebijakan yang tercermin -dalam administrated-price seperti Mahan- bath- riiinyiIC(BBM); tarif dasar listrik.
Secara spesifik hasiI penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Peningkatan jumlah uang beredar mengarahkan pada terjadinya kenaikan tingkat harga (teori Money Marker equilibrium) dan terjadinya depresiasi nilai tukar (teori IRP). (2) Depresiasi nilai tukar mengakibatkan terjadinya kenaikan tingkat harga dan peningkatan jumlah uang beredar. (3) Kenaikan tingkat harga mendorong terjadinya depresiasi nilai tukar (teori PPP) dan setelah periode bulan pertama terjadi penurunan jumlah uang beredar.
Kontraksi moneter yang mengikuti kenaikan tingkat harga menunjukkan bahwa Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan inflation targeting, dimana uang beredar digunakan sebagai instrumen moneter atau sasaran antara untuk mengontrol inflasi, bukan sebagai sasaran akhir.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Djunasien
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
S16434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto Nugroho
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudha Dharma Prayogo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Indradjaya
"Merosotnya penerimaan ekspor migas di Indonesia pada paruh awal dekade 8O-an membuat peningkatan penerimaan ekspor non-migas menjadi teramat penting. Kondisi ini merupakan titik tolak rantai dari alasan ekonomi yang mendorong para pembuat kebijaksanaan ekonomi untuk menempuh penyesuaian struktural melalui serangkaian deregulasi di berbagai sektor. Adapun prasyarat penting untuk keberhasilan pelaksanaan penyesuaian struktural tersebut adalah stabilitas ekonomi. Dengan demikian stabilitas ekonomi perlu diciptakan untuk menjamin keberhasilan penyesuaian struktural tersebut, selain juga menjadi salah satu tujuannya. Salah satu aspek kebijaksanaan stabilisasi ekonomi yaitu kebijaksanaan pengendalian permintaan comestik (demand mamagement policies) ditempuh melalui kebijaksanaan moneter dengan mengendalikan laju pertumbuhan uang beredar. Masalahnya pengetatan pertumbuhan uang beredar ini mencapai sasarannya melalui kontraksi pengeluaran domestik. Sedangkan investasi (Swasta) yang merupakan salah satu komponen pengeluaran domestik tersebut merupakan variabel yang turut menentukan besarnya ekspor non-migas. Apabila kontraksi investasi ini ikut menghambat pertumbuhan ekspor non-migas, naka kebijaksanaan pengendalian laju inflasi justru dapat menciptakan kondisi yang kontra-proouktif. dipandang dari tujuan semula ditempunya kebijaksanaan tersebut. Sedangkan pengendalian atau lebih tepatnya pengetatan pertumbuhan uang beredar itu mencapai sasarannya, yaitu pengurangan laju inflasi, melalui pengurangan permintaan agregat perekonomian domestik yang berarti pengurangan pengeluaran domestik tersebut. Seberapa jauh kebijaksanaan ini dapat menjadi kontra produktif dalam konteks pertumbuhan ekspor non-migas, dan sejauh ini efektifitasnya dalam pengendalian harga, nerupakan masalah kebijaksanaan yang menarik untuk dikaji."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Franseno
"Fenomena inflasi Indonesia : selain uang beredar sumber inflasi menurut berbagai studi yang ada adalah APBN kita yang menganut sistem anggaran berimbang dengan hutang, harga barang-barang pokok dan inflasi yang diimpor. Tetapi inflasi dua digit selalu menjadi ancaman yang rutin menimpa Indonesia, setiap tahun. • Untuk kasus Indonesia bahwa peran NFA begitu besar dalam pembentukan uang beredar, yang peningkatannya banyak dipengaruhi oleh faktor ekspor, capital inflow (yang salah satunya dalam bentuk pinjaman untuk APBN). Peran NFA untuk mengembangkan BOP (menutup defisit BOP) dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti impor, capital inflow untuk pembayaran cicilan hutang dan bunganya maupun capital flight (yang menyebabkan penurunan NFA). Disatu sisi ada kebutuhan akan memiliki NFA yang memadai untuk transaksi luar negeri yang dikatakan sebagai penjaga stabilitas nilai tukar, tetapi disisi lain terjadi ketakutan bahwa peningkatan NFA hanya akan mempengaruhi uang beredar yang berakhir pada kesimpulan bahwa NFA menyebabkan inflasi dalam negeri yang tinggi. • Perbedaan dampak inflasi dunia terhadap inflasi domestik dengan perbedaan sistem nilai tukar yang dianut Indonesia sebelum tahun 1978 (fixed exchange rate) dan sesudah tahun 1978 (managed floating). • Data : data tahunan 1968 - 1992 dengan sumber : International Financial Statistic- IMF berbagai terbitan Ada hubungan kausalitas tetapi Iebih kepada inflasi dunia mempengaruhi inflasi Indonesia (hubungan Iebih kuat terjadi pada masa fixed exchange rate) O Ada hubungan kausalitas tetapi Iebih kepada inflasi dunia mempengaruhi NFA Indonesia. O Ada hubungan kausalitas terjadi antara NFA dengan nilai tukar. O Ada hubungan kausalitas NFA dengan uang beredar. • Ada hubungan kausalitas terjadi antara NFA dengan variabel atau faktor yang berkaitan dengan luar negeri (ekspor dan impor). • Hubungan pertumbuhan GDP dunia dengan pertumbuhan GDP Indonesia, adalah hubungan dimana pertumbuhan GDP dunia mempengaruhi pertumbuhan GDP Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zilal Hamzah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh jumlah uang beredar, pengelauran pemerintah dan nilai tukar rupiah terhadap tingka inflasi di Indonesia pada periode tahun 1990-2005. Penelitian ini menggunakan model koreksi kesalahan atau error correction model (ECM). Sejumlah pengujian dilakukan terhadap data empat variabel tersebut menggunakan uji akar unit, uji derajat integrasi uji kointegrasi dan uji model koreksi kesalahan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel jumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah dan nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi dalam jangka pendek, tetapi berpengaruh signifikan dalam jangka panjang."
2006
JUKE-2-1-Agust2006-21
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>