Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Maryati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safe'i
"Adalah akuntansi suatu hal yang lazim dalam dunia akan terjadinya perbedaan perhitungan praktek laba akuntansi yang di tentukan dengan Prinsip Akuntansi Indonesia atau generally accepted berdasarkan lebih kepada accounting principles yang makna ekonomisnya, dengan perhitungan laba menurut pajak yang lebih berdasarkan kepada makna hukumnya. Tetapi yang menjadi masalah adalah kalau perbedaan perhitungan laba menj adi demikian besarnya sehingga mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, yang pada akhirnya kedalam akan mempengaruhi kemampuan perusahaan membayar pajak tepat jumlah dan waktu, keluar akan berpengaruh terhadap para pengambil keputusan. Hal seperti ini tampak pada laporan keuangan perusahaan leasing di Indonesia. Untuk itu menarik sekali untuk mengetahui dan menelaah sampai sejauh mana hal itu mempengaruhi laporan keuangan lessor. Untuk membahas hal ini dilakukan studi kepustakaan dan analisa data kuantitatif untuk memudahkan perumusan masalah."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Tanuwidjoyo
"Dalam Kongres IAI tahun 1986 telah ditetapkan suatu agenda prinsip akuntansi yang harus ditangani oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesia, dan salah satu prinsip akuntansi yang harus disiapkan adalah prinsip akuntansi untuk perusahaan perkebunan/pertanian/peternakan. Sampai sekarang ini prinsip akuntansi untuk penrsahaan perkebunan tersebut belum dikeluarkan, walaupun Kornite PAI telah merancang prinsip tersebut. Tujuan penulisan skripsi ada1ah untuk memberikan masukan bagi Komite PAI dalam merancang prinsip akuntansi tersebut. Fokus pembahasan skripsi ini adalah pada masalah-masalah akuntansi yang utama ada pada perusahaan perkebunan tanaman keras; yaitu akumulasi dan alokasi biaya, penilaian biaya dan aktiva tanaman, serta pengakuan pendapatan. Masalah-masalah akuntansi tersebut muncul karena adanya sifat tanaman keras yang spesifik dan lain dari produk atau aktiva perusahaan manufakturing. Pembahasan skripsi dilakukan dengan menjabarkan prinsip akuntansi bagi perusahaan pertanian yang telah ditetapkan oleh AICPA; kemudian penulis menjabarkan perlakuan akuntansi dan pengungkapan laporan keuangan yang sebaiknya digunakan dalam perusahaan perkebunan tanaman keras dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu PAI. Perlakuan akuntansi dan pelaporan atas biaya-biaya yang berhubungan dengan tanaman keras dibedakan berdasarkan periode penanamannya : Pembibitan, Tanaman Belum Menghasilkan, dan Tanaman Menghasilkan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pembibitan dialokasikan ke dalam perkiraan Biaya yang Ditang,guhkan, biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman tanaman keras sampai dengan siap dipanen dialokasikan ke dalam perkiraan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM); pada masa siap dipanen atau masa komersial, perkiraan TBM tersebut dipindahkan ke dalam perkiraan Tanaman Menghasilkan dan didepresiasikan sepanjang umur komersialnya. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Lia Susanti
"Ide inti dari TOC adalah bahwa setiap sistem yang nyata seperti perusahaan yang berorientasi profit pasti mempunyai minimal satu kendala (constraint). Jika tidak, maka sistem akan memproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas, yang arfinya infinite profits. Karena kendala adalah faktor yang membatasi sistem dalam mendapatkan lebih dart seharusnya, maka manajer yang ingin mendapat profit yang lebih besar harus dapat mengatasi kendala tersebut. Tidak ada pilihan. Kita mengatasi kendala atau kita dikuasai oleh kendala tersebut. Kendala akan menentukan output dad suatu sistem, apakah dikelola dengan baik atau tidak. Banyak bisnis dilihat sebagai suatu rangkaian proses yang mengubah input menjadi output yang siap dijual. Dalam TOC, dapat dianalogikan sebagai sistem dan rantai. Jika ingin memperkuat suatu rangkaian sistem, cara apa yang paling efektif? Apakah berkonsentrasi pada rangkaian yang paling kuat? atau yang paling besar? Apakah diterapkan sistem yang sama pada semua tahap? atau berusaha untuk mengidentifikasi tahapan proses yang paling lemah dan usaha dikonsentrasikan untuk memperkuat sistem tersebut? Jelasnya, akan menghasilkan benefit terbesar dalam hubungannya dengan usaha yang dilakukan. Prosedur untuk memperkuat sistem. Pertama, identifikasi rantai yang terlemah, yang merupakan kendala. Mengidentifikasi tidak mudah karena banyak proses bisnis berusaha untuk memasukkan demand yang berfiuktuasi dan random disruptions dengan menyimpan buffer inventories pada setiap tahap proses. Persediaan dalam proses tidak dapat mengungkap masalah ini karena mempersulit identifikasi kendala yang sebenarnya dalam sistem. Kedua, jangan mencoba untuk menekan sistem dengan muatan yang besar. Jika muatan yang besar ditempatkan pada rantai tersebut (lebih besar dari yang dapat diatasi oleh rantai yang terlemah), rantai tersebut akan putus. Rantai penghubung yang paling lemah seharusnya menjadi langkah awal bagi seluruh sistem. Ketiga, Konsentrasikan pada usaha perbaikan untuk rantai penghubung yang paling lemah. Keempat, Jika usaha perbaikan berhasil, rantai penghubung yang terlemah tidak lagi lemah. Usaha lebih lanjut untuk meningkatkan "the weakest link" tidak akan memberikan keuntungan. Pada titik ini, rantai penghubung terlemah yang baru harus dicari, dan usaha perbaikan dialihkan pada titik ini. TOC mempunyai dua grup teknik yaitu metode yang berhubungan dengan kendala produksi secara fisik (Physical Production Constraint = PPC), dan alat pemecahan masalah khusus (Generic Problem-solving Tools = GPT). GPT berevolusi setelah metode yang berhubungan dengan PPC dibuat. Evolusi ini memberikan pandangan apakah TOC itu. Menurut Goldratt, skedul perbaikan yang sederhana hanya memberikan benefit yang terbatas. Lebih jauh, perbaikan yang terus menerus dalam fasilitas produksi tergantung pada bagaimana kendala dalam proses diatasi. Bukunya yang pertama "The Goal", adalah hasil petnilcirannya mengenai hal tersebut dan hampir terfokus seluruhnya pada pengelolaan kendala produksi. Teknik yang diberikan, seperti skedul "Drum-Buffer-Rope" dan lima langkah untuk perbaikan yang terus menerus dengan terfokus pada kendala, dapat diterapkan dengan cepat dan mudah pada pekerjaan yang berkapasitas dan berkendala tinggi dengan ragam produk yang banyak. Penerapan teknik ini selalu menghasilkan payoffs yang cepat dengan throughput yang besar, peningkatan due date performance dan berkurangnya cycle times. Namun ada batasan - batasan pada job shop bottlenecks. Karena saat The Goal ditulis, TOC dianggap sebagai manufacturing thing yang relevan hanya pada job shop yang kesulitan dalam memenuhi due dates. Pandangan ini tidak benar - 'TOC mempunyai cakupan luas, tetapi banyak yang menghadapi kesulitan untuk menghubungkannya dengan situasi lain. Namun demikian, persepsi TOC yang dapat diterapkan pada "capacity - constrained job shops" memberi hambatan. Karena resesi, saat ini tampaknya bukan masalah utama pada banyak perusahaan. Bahkan dalam perusahaan yang kendalanya adalah production bottleneck, manajer produksinya yang menerapkan ide "The Goal" secara efektif menemukan bahwa kendala akan beralih ke luar pabrik. Pada titik ini, perbaikan lebih lanjut akan sulit karena manajer diluar bagian produksi tidak melihat relevansi TOC. Pada saat perbaikan berhenti, moral akan menurun dan organisasi akan mundur. Situasi ini adalah salah satu masalah potensial dalam penerapan TOC yang tidak tepat yang harus diwaspadai. Masalah ini memberikan ide pembuatan suatu pendekatan khusus untuk mendiagnosis dan memecahkan masalah yang disebut Thinking Process. Menurut penyusun TOC, pendekatan ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah di bagian manapun dalam organisasi. Dilihat dalam prospektif yang lebih luas, ide dasar dalam "The Goal" untuk mengelola pabrik adalah contoh sederhana dari penerapan Thinking Process untuk masalah yang umum. Dengan menggunakan Thinking Process, TOC dapat diterapkan untuk shop floor. Pendekatan Thinking Process mencakup mmbuat logical trees, yang merupakan cause-effect diagrams. Dimulai dengan observasi gejala-gejala masalah, cause-and-effect reasoning digunakan untuk mengurangi inti masalah. Proses ini mirip dengan diagnosa medis yang dimulai dengan observasi gejala-gejala penyebab. Logical trees yang lain kemudian digunakan untuk mengidentifikasi dan mencari penyelesaian. Umumnya, manajer tidak puas dengan TOC yang telah mereka terapkan. Mereka cukup senang dengan apa yang telah dilakukan tetapi merasa bahwa mereka harus berbuat lebih dan dihadapkan dengan keterbatasan waktu dan keahlian. Perusahaan yang menggunakan TOC secara konsisten umumnya menghasilkan gain yang cukup mengejutkan dalam hal keuangan dan key operating statistics seperti cycle time dan due date performance. Seperti tercantum dalam literatur tentang TQM dan iTT, kesuksesan setiap program yang mencakup perubahan kultur yang besar dalam organisasi tergantung pada keterlibatan manajemen puncak. Masalah terbesar adalah pada manajemen puncak yang mengevaluasi manajer produksi berdasarkan pada pengukuran efisiensi daripada profit."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Mentari Putri
"Kondisi bisnis yang semakin maju dan kompetitif menuntut perusahaan untuk dapat menerapkan strategi-strategi yang menunjang kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu alternatif yang dipilih oleh beberapa perusahaan adalah melakukan penggabungan usaha dalam bentuk merger dan akuisisi dengan perusahaan lain. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan, namun hasil yang diperoleh tidak selalu konsisten. Beberapa peneliti menemukan pengaruh positif, namun peneliti lain menemukan pengaruh negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui apakah rasio keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi mengalami perbedaan atau tidak. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 2000-2002. Dengan teknik purposive sampling, diperoleh 6 perusahaan sebagai sampel penelitian. Untuk memfokuskan permasalahan, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja ekonomis perusahaan manufaktur.
Rasio keuangan yang diteliti yaitu rasio keuangan triwulanan yaitu triwulan pertama sampai dengan triwulan keempat sebelum dan setelah merger dan akuisisi dilakukan. Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan diukur dengan variabel-variabel rasio keuangan. Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa sebagian besar rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi tidak mengalami perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Hasil analisis triwulan pertama sampai dengan triwulan keempat menunjukkan terdapat perbedaan kinerja saham yang tidak signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Perbedaan signifikan hanya terlihat pada Price to Book Ratio (PBV) dan Return On Investment (ROI) yang mengalami peningkatan signifikan. Meskipun ada peningkatan, tetapi peningkatan tersebut tidak tidak cukup kuat untuk menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio ini menjadi lebih baik dari sebelum merger dan akuisisi.
Dari hasil analisis tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa merger dan akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan. Sinergi yang diharapkan belum terwujud sampai dengan akhir triwulan keempat. Hal ini mungkin dikarenakan lemahnya strategi, tidak adanya pengalaman merger dan akuisisi, kurangnya pengetahuan mengenai industri atau perusahaan target, dan adanya faktor non ekonomis lain. Faktor non ekonomis tersebut adalah motivasi untuk menyelamatkan perusahaan dari kehancuran dan faktor motivasi dan jajaran manajerial untuk mendapatkan keuntungan individual.

Business condition which progressively go forward and competitive claim company to can apply strategy supporting the continuity of company life of a period to the next. One of alternative selected by some company is conduct business combination in the form of merger and acquisition with other; dissimilar company. Some researches have been conducted to know influence merger and acquisition to company performance, but the result obtained does not be consistent always. Some researcher found positive influence, but the other researcher found negative influence.
This research is to analyze decision merger and acquisition influence to company performance, which implied with finance ratio. Research intended to know whether ratio of company's finance after merger and acquisition experience of difference or not. Population in this research is company doing merger and acquisition between year 2000-2002. With technique purposive sampling, obtained 6 companies as sample research. To focused problems, in this research only limited influence merger and acquisition to economic performance of manufacturing business.
Ratio of Finance checked by that is ratio of quarterly finance that is quarterly first up to fourth quarterly before and after merger and acquisition done. In this research, performance of company measured with variable of finance ratio. By using test of Wilcoxon Signed Rank Test with level of significance 5% indicating that most ratios of finance hereafter merger and acquisition do not experience of difference which significant compared to before doing of merger and acquisition. Result of analysis quarterly first up to fourth to quarterly show there are difference of performance of share which do not significant before and hereafter doing of merger and acquisition. Difference of Significant is only seen at Price to Book Ratio (PBV) and Return On Investment (ROI) experiencing of improvement significant. Though there is improvement, but the improvement is not be strong insufficient to express that performance of company which show with this ratio become is better the than before merger and acquisition.
From result of the analysis inferential in general that merger and acquisition do not have an effect on by significant at performance of company which show with finance ratio. Synergy expected not yet been existed up to fourth final quarterly. This matter possible because of its weakness is strategy, inexistence of experience of merger and acquisition, lack of knowledge hit industry or goals company, and existence of factor is non economic dissimilar. Factor of none the economic is motivation to save company from ruination and factor motivate from managerial to get individual advantage.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Prakarsa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Nurhati Patra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan dengan melihat pengaruh pre performance sebagai proksi dari aktivitas akuisisi dan merger serta "pure" cash flow dan operating cash flow sebagai proksi dari kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square regression dengan sampel perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2012.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pre performance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan melalui pure cash flow dan operating cash flow. (2) pre performance dan asset return memiliki pengaruh yang signifikan terhadap post performance. (3) pengestimasian peningkatan kinerja lebih tinggi ketika pure cash flow dipergunakan dibandingkan ketika menggunakan operating cash flow.

This study aims to analyze the determinant factors which have influenced the improvements in company' performance by looking at the effect of pre performance as the proxy of merger and acquisition, also "pure" cash flow and operating cash flow as the proxies of the company's performance. This study uses data panel regression with a sample of non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2005-2012.
The results showed that : (1) pre performance have a significant effect on company's post takever performance which is proxied by pure cash flow and operating cash flow. (2) pre performance and asset return also have a significant effect on the company's operating performance (3) improvement estimates are higher when pure cash flow is used compared to a operating cash flow measure.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S10241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Reza
"Setiap perusahaan yang ingin menjadi pelopor dalam industri tertentu yang diinginkan harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Untuk itu perusahaan dapat melakukan kegiatan riset dan pengembangan agar dapat terus menciptakan produk yang unggul dalam hal harga maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari kegiatan tersebut, maka perlakuan akuntansi atas biaya yang timbul dalam kegiatan tersebut harus menjadi titik perhatian dari manajemen perusahaan yang bersangkutan dan juga keharusan pengungkapannya di dalam laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Metode penelitian yang dilakukan pertama kali adalah studi kepustakaan atas biaya riset dan pengembangan. Kemudian penulis juga mengambil suatu contoh kasus dari kegiatan riset dan pengembangan tersebut pada PT. Abadi Genteng Jatiwangi. Dan yang terakhir, penulis melakukan riset lapangan untuk melihat kegiatan riset dan pengembangan tersebut di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa masih terdapatnya kekeliruan dalam praktek akuntansi di perusahaan tersebut dalam memisahkan biaya-biaya atas kegiatan riset dan pengembangan. Biaya-biaya yang dikeluarkan bagi kegiatan riset menurut PSAK No. 20 harus dibebankan langsung pada periode terjadinya. Sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan bagi kegiatan pengembangan dapat diakui sebagai aktiva bila memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan dalam PSAK No. 20. Sedangkan keharusan pengungkapan kegiatan riset dan pengembangan tersebut di dalam laporan keuangan, perusahaan telah melakukan dengan sebagaimana mestinya. Perusahaan yang melakukan kegiatan riset dan pengembangan harus melakukan pemisahan dengan baik dan benar terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan. Hal ini dilakukan untuk dapat melihat mana biaya yang dapat dibebankan pada periode terjadinya dan mana biaya yang dapat ditangguhkan pembebannya dengan diakui sebagi aktiva. Perusahaan yang melakukan kegiatan riset dan pengembangan mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan kegiatan riset dan pengembangan tersebut didalam laporan keuangan perusahaan tersebut pada periode yang bersangkutan. Terdapatnya beberapa kekeliruan dalam perlakuan akuntansi atas biaya riset dan pengembangan mengharuskan pihak perusahaan untuk segera melakukan koreksi atas kekeliruan tersebut. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan yang dihasilkan tersbut dapat berguna dengan baik bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Disamping itu perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengklasifikasikan biaya atas kegiatan yang nampak seperti kegiatan riset dan pengembangan, walaupun sebenarnya bukan kegiatan tersebut. Begitu pula sebaliknya, perusahaan harus dapat memisahkan mana biaya-biaya yang termasuk biaya riset dan pengembangan dan mana yang termasuk biaya operasional rutin perusahaan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahjoe Wibowo Sarodja
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S17060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>