Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Hapsari Heriyanto
"Masalah berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan masalah gizi yang sedang dihadapi dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Para wanita dan pria dengan berat badan normal namun persen lemak tubuhnya tinggi, akan mengalami proses inflamasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan para wanita dan pria dengan berat badan dan persen lemak tubuh yang normal dan berisiko besar terkena penyakit kardiovaskular.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, dan gaya hidup dengan persen lemak tubuh di mahasiswi. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan desain studi cross sectional dan dilakukan pada 173 mahasiswi Program Studi Gizi dan Komunikasi UI pada tahun 2012 angkatan 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), 31.8% mahasiswi tergolong kedalam persen lemak tubuh tinggi. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan persen lemak tubuh adalah indeks massa tubuh dan asupan lemak. Penulis menyarankan agar IMT dan persen lemak tubuh diupayakan selalu berada pada kondisi yang normal dengan mengontrol serta mengurangi jajanan yang mengandung tinggi lemak seperti gorengan dan meningkatkan aktivitas fisik.

Overweight and obesity issue are commonly happen in either developed or developing country. Males and females with normal weight but high body fat percentage, will has higher inflammation process than males and females with normal weight and body fat percentage, and also can give a high risk of cardiovascular diseases. The focus of this study is the body fat percentage of female students of Nutritional Science and Communication UI 2012.
The purpose of this study is to understand the association between nutrient intakes, body mass index, physical activity, nutritional knowledge, and lifestyle to body fat percentage in females students. This study using cross sectional design. Data were collected from 173 female students at Nutritional and Communication Study Program, badge 2009.
The result shows that based on measured by Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) method, 31.8% of the respondents belong to have a high body fat percentage. BMI and fat intake are significantly associated to body fat percentage. The author suggests that female students should control the BMI and body fat percentage on the normal level by reducing fat intake especially from fried food and also increasing physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Ayuningtyas
"Diet, jika dilakukan secara berlebihan akan menyebabkan perilaku makan menyimpang. Perilaku diet banyak ditemukan remaja putri di belahan dunia, maupun di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara faktor individu dan lingkungan perilaku diet pada mahasiswi Prodi Gizi dan Ilmu Komunikasi UI angkatan 2009.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan dengan cara total sampling pada 173 mahasiswi. Penelitian dilakukan pada April-Mei 2012. Variabel dependen dari penelitian ini adalah perilaku diet dan variabel independennya adalah IMT, citra tubuh, penghargaan diri, pengetahuan diet, pengaruh keluarga, teman sebaya, dan media massa. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, seca, dan stadiometer. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36.4% responden melakukan diet dengan tujuan paling banyak adalah agar lebih sehat, yaitu sebanyak 73% responden. Cara diet yang paling banyak dilakukan adalah diet sehat, yaitu sebanyak 60.3% responden. Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara IMT, citra tubuh, pengetahuan diet, dan pengaruh paparan media massa terhadap perilaku diet.
Sesuai dengan perkembangan psikososialnya, remaja mulai berusaha nyaman dengan tubuhnya dan risau untuk menjadi lebih menarik. IMT memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku diet. Selain itu, citra tubuh juga berhubungan bermakna karena internalisasi "kurus adalah ideal" oleh media akan menanamkan ketidakpuasan citra tubuh bagi yang belum kurus sehingga remaja banyak melakukan diet untuk menjadi "ideal". Selain itu, pengetahuan diet juga akan berhubungan dengan perilaku diet. Media massa menampilkan gambar atau model yang kurus sehingga berhubungan dengan citra tubuh dan akhirnya berhubungan bermakna dengan perilaku diet.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa IMT, citra tubuh, pengetahuan diet, dan pengaruh paparan media massa memiliki hubungan bermakna dengan perilaku diet. Disarankan untuk melakukan intervensi melalui penyuluhan atau pelatihan mengenai gizi seimbang, diet, perhitungan IMT kepada remaja putri serta kerja sama dengan media massa.

Excessive diet can cause eating disorder. Dieting behavior is common found in girl adolecents in the world and even in Indonesia. The objective of this study was to determine the description and relationship of individual and environmental factors with dieting behavior among university students of Nutrition and Communication Science Universitas Indonesia Batch 2009.
The method used in this study is cross sectional design which was conducted towards 173 samples with total sampling. The study was done at April-May 2012. The dependent variable is dieting behavior and the independent variables are BMI, body image, self-esteem, diet knowledge, family, peer group, and mass media influence. The instruments that used in this research are questionnaire, seca, and stadiometer.The statistical analysis is using chi-square test.
The result of this study found that proportion of respondents who are dieting was 36.4% with the purpose of that behavior was to be more healthy at most (73%). Healthy diet is the most common which was 60.3% respondents. The result of analysis showed that BMI, body image, diet knowledge, and mass media influence have significant association with dieting behavior.
As their psychosocial development, adolecents start trying to pleasant with their body and concern to looks attractive. The BMI has the significant relation to dieting behavior. Besides that, body image also significantly related to dieting behavior because the internalization of thin is ideal by mass media will instill body disatisfaction to those who are not thin so that they diet to be ideal. The diet knowledge also related to dieting behavior. Mass media show the pictures and the models that are thin so that those are related to body image and eventually related to dieting behavior.
The conclusion of this study is BMI, body image, diet knowledge, and mass media influence have significant association with dieting behavior. The author suggest to do the intervention through education or training related to balance nutrition, diet, BMI measurment to girl adolecents and also cooperation with mass media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Cipako Sinamo
"Skripsi ini membahas hubungan antara indeks massa tubuh (IMT), persen lemak tubuh (PLT), asupan zat gizi makro (kalori, karbohidrat, lemak dan protein), asupan zat gizi mikro (thiamin, riboflavin, piridoksin, vit.C dan Fe), dan aktivitas fisik dengan VO2max. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 81 mahasiswa Reguler Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI angkatan 2010 dan 2011. VO2max diukur dengan menggunakan alat Fitmate Med Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan negatif antara IMT (r= -0,231) dan persen lemak tubuh (r= -0,447) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Terdapat hubungan positif antara asupan Fe (r=0,231), dan aktivitas fisik (r=0,338) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar pada atlet dengan pengendalian yang lebih ketat terhadap faktor-faktor lain yang berpotensi menyebabkan bias dalam penelitian agar korelasi variabel indepenen dengan data VO2max dapat merepresentasikan kekuatan hubungan yang sebenarnya.

This thesis discusses the relationship between body mass index (BMI), body fat percent (BFP), the intake of macro nutrients (calories, carbohydrates, fats and proteins), the intake of micro nutrients (thiamin, riboflavin, pyridoxine, vit. C and Fe), and physical activity with VO2max. The study was a quantitative study with cross sectional design conducted in 81 undergraduate students of Public Health University of Indonesia majoring Nutrition in 2012. VO2max was measured by using Fitmate Med. The result of correlation test showed a negative relationship between BMI (r= -0,231) and percent body fat (r= -0,447) with VO2max in the overall respondents. Artifacts positive association between intake of Fe (r=0,231) and physical activity (r=0,338) with VO2max in the overall respondents. There were no significant relationship between other independent variables with VO2max. Further research is needed with larger samples in athletes with a more strict control of other factors that could potentially lead to bias in the study so that the data correlation with VO2max independen variables can represent the real strength of the relationship."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aidah Auliyah
"Obesitas merupakan permasalahan gizi dunia dengan prevalensi yang meningkat setiap tahun. Berbagai permasalahan kesehatan timbul sebagai dampak dari kejadian obesitas terutama obesitas sentral. Pencegahan terhadap kejadian obesitas sentral tersebut perlu dilakukan dengan mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan obesitas sentral seperti pada tujuan penelitian ini.
Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan pada bulan April-Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan di Polresta Depok dengan melibatkan 143 anggota Satuan Lalu-Lintas (Satlantas) dan Sumber Daya Manusia (Sumda) yang merupakan total populasi dari dua satuan tersebut. Variabel dependen dari penelitian ini adalah obesitas sentral yang diukur melalui lingkar pinggang dengan variabel independen yang meliputi usia, pendidikan terakhir, pangkat, pengetahuan, riwayat genetik gemuk, IMT dan persen lemak tubuh, aktivitas fisik, status merokok, serta asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, serat. Instrumen yang digunakan adalah pita ukur dan timbangan berat badan merk SECA, stadiometer, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), kuesioner serta food model sebagai alat penunjang wawancara 3x24 hours food recall dengan hasil yang akan dianalisis menggunakan uji Chi-Square, t-test, korelasi regresi linier sederhana.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata usia responden (39,85 ± 8,77) tahun, 89,5% berpendidikan ≤ SMA dan 69,4% berpangkat golongan 2. Responden yang memiliki riwayat genetik gemuk sebesar 79,7%. Rata-rata pengetahuan responden (60,46 ± 18,59) % dengan IMT (27,03 ± 3,57) dan persen lemak tubuh (25,74 ± 5,15) %. Berdasarkan distribusi gaya hidup, sebesar 67,1% responden memiliki aktivitas fisik tinggi dan 53,8% responden adalah perokok dengan tingkat ketergantungan sedang. Dari segi asupan gizi, rata-rata asupan energi adalah (65,92 ± 16,3) %, karbohidrat (36,99 ± 9,85) %, protein (84,99 ± 24,53) %, lemak (20,15 ± 7,37) % dan serat adalah (6,99 ± 3,19) g. Dari analisis bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, riwayat genetik dan pendidikan dengan obesitas sentral (p < 0,05).
Penelitian ini dapat menjadi bukti bahwa kejadian obesitas sentral di Satlantas dan Sumda Polresta Depok cukup tinggi (46,2%). Dari hasil penelitian tersebut, disarankan agar Polresta Depok menyediakan pengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh dan perhitungan nilai indeks massa tubuh (IMT), memperbarui jadwal olahraga, serta menyelenggarakan penyuluhan terkait obesitas sentral.

Obesity is a world nutritional problem accompanying case increase in each year. A variety of health problems appear as impact of obesity especially abdominal obesity in cases where the excessive fat fall in belly line. The prevention to abdominal obesity needs to be done as soon as possible by knowing some risk factors that have relationship with abdominal obesity like the objective of this study.
This cross sectional study was held in April-Mei 2012 comprised 143 men of Satlantas and Sumda as total population from that two units. Dependent variables of this study was abdominal obesity that was measured by waist circumference and the independent variable consist of age, educational background, occupational status, nutritional knowledge, genetic history, Body Mass Index (BMI), Body Fat Percentage (BFP), physical activity and smoking status) and nutrient intake. Those variables were taken with the used of instruments such as tape measurement and weight scales ?SECA?, stadiometer, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), questionnaire, and food models as supporting tools for 3x24 hours food recall. Data were analyzed by used of chi square, t-test, simple linier regression and correlation.
The result of this study was got that the mean of age was (39,85 ± 8,77) years, 89,5% have educational background ≤ Senior High School, and 69,4% in 2nd occupational status. For about 79,7% respondents had obesity genetic history. While, the mean of nutritional knowledge was (60,46 ± 18,59) %, BMI (27,03 ± 3,57) and BFP (25,74 ± 5,15) %. According to life style distribution, 67,1% respondents have high physical activity and 53,8% respondents were moderate smoker. The mean of energy was (65,92 ± 16,3) % AKG, carbohydrate (36,99 ± 9,85) % of total energy AKG , protein (84,99 ± 24,53) % AKG, fat (20,15 ± 7,37) % of total energy AKG and fiber was (6,99 ± 3,19) g. Bivariate analyses showed that BMI, BFP, physical activity, genetic history and educational background were significantly associated with abdominal obesity (p < 0,05).
This study can become evidence that abdominal obesity cases in Satlantas and Sumda Polresta Depok was precisely high (46,2%). From the result of this study, researcher suggest that Polresta Depok provides waist circumference measurement, BFP and BMI calculation, renews sport schedule for each unit, and holds socialization about abdominal obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hantoro Adhi
"Persen lemak tubuh (PLT) berlebih yang tergolong obesitas merupakan faktor risiko penyakit degeneratif salah satunya diabetes. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persen lemak tubuh pada polisi laki-laki Kabupaten Purworejo (n = 100; usia 30?58 tahun) diantaranya karakteristik individu, asupan, dan aktivitas fisik. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Hasil penelitian menemukan 54% polisi tergolong obesitas. Faktor yang berhubungan dengan PLT diantaranya asupan energi (p=0,0001;CI 95%), protein (p=0,007; CI 95%), lemak (p=0,018; CI 95%), karbohidrat (p=0,001; CI 95%), indeks glikemik (IG) pangan (p=0,0001 ; CI 95%), dan aktivitas fisik (p=0,025; CI 95%). Hasil ini menunjukkan sebaiknya polisi memiliki asupan yang cukup, meningkatkan asupan serat, mengurangi makanan dengan IG tinggi, dan meningkatkan aktivitas fisik.

Abstract
Excess of body fat percentage (BFP) is a risk factor of degenerative illness. The objective of this study was to investigate the relation between factors of body fat percentage in policemen Purworejo Regency. This factors were individual characteristic, macronutrient, fiber intake, and physical activity. Design of this study is cross sectional. This study revealed that 54% polices were obese. Some factor positively associated with BFP were energy intake (p=0,0001; CI 95%), protein (p=0,007; CI 95%), fat (p=0,018; CI 95%), carbohydrate (p=0,001; CI 95%), glycemic index (GI) (p=0,000 ; CI 95%), and physical activity (p=0,025; CI 95%). Results suggest that policemen has to adequate intake, increase fiber intake, decrease food with high GI, and increase physical activity"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Diana Galman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran densitas mineral tulang (DMT) pada mahasiswi Reguler Gizi dan Komunikasi UI angkatan 2009. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang dilakukan dengan sampel penelitian total sampling sebesar 161 responden. Penelitian ini dilakukan pada April sampai Juni 2012. Data variabel dependen yang diteliti yaitu DMT menggunakan alat quantitative ultrasound (QUS). Sedangkan data variabel independen meliputi IMT melalui pengukuran antropometri (berat badan menggunakan timbangan seca dan tinggi badan menggunakan stadiometri), pengetahuan dan merokok menggunakan kuesioner, aktivitas fisik menggunakan GPA Questionnaire, asupan kalsium, fosfor, vitamin D, dan protein melalui wawancara food recall 24 hour sebanyak 3 kali (1 kali pada hari libur dan 2 kali pada hari biasa), kebiasaan minum kopi, teh, dan minuman berkarbonasi, yang didapat melalui pengisian FFQ. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dan T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 21,7% responden memiliki DMT tidak normal dan terdapat hubungan yang signifikan (nilai p < 0,05) antara IMT dengan DMT tidak normal, dan ada perbedaan rata-rata antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi kopi dengan DMT normal dan DMT tidak normal. Disarankan untuk melakukan intervensi melalui peningkatan pengetahuan mengenai status gizi dan kesehatan tulang serta pemeriksaan DMT secara berkala.

This study aim's to know the description of bone mineral density (BMD) of regular class female student majoring nutrition and communication University of Indonesia for the class of 2009. This is a quantitative study with study design cross sectional performed by total sampling 161 respondents. The study was conducted from April to June 2012. Data collected were BMD (measured by quantitative ultrasound), BMI was measured by anthropometric measurements (using seca and stadiometry for measuring weight and height), knowledge and smoking were measured by filling a questionnaire, intake of calcium, phosphor, vitamin D, and protein were measured by 3 times interviewed food recall 24 hour (1 day for weekend and 2 days for weekday), drinking coffee, tea, and soft drink frequency which was measured by filling FFQ. Data was analyzed by Chi-square and T-test. The result of this study showed 21,7% of respondent having abnormal BMD. The result showed that BMI was significantly associated (p value < 0,05) with BMD and there're mean average differences of knowledge and drinking coffee frequency with BMD normal and BMD abnormal. It's recommended to do an intervention by increasing knowledge of nutrition status and bone health, and checking BMI levels regularly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Andriani
"Kebugaran dengan fleksibilitas rendah dapat berkontribusi pada timbulnya cedera akut. Posisi yang dimodifikasi and-reach test, yang merupakan tes yang paling banyak digunakan untuk mengukur hamstring dan backflexibility yang lebih rendah, dilakukan untuk mengukur kelenturan kebugaran dari para penari mahasiswa tingkat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara BMI, persentase lemak tubuh, aktivitas fisik, aktivitas peregangan, asupan kualitas tidur, energi dan makronutrien dengan kebugaran fleksibel Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 160. Kebugaran fleksibilitas rata-rata dengan metode tes duduk dan jangkauan yang dimodifikasi dalam penelitian ini adalah 31,70 ± 6,70 cm. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara aktivitas peregangan dengan kebugaran fleksibel (nilai p 0,001). Selain itu, aktivitas fisik, aktivitas peregangan, kualitas tidur, dan asupan protein memiliki hubungan positif dengan kebugaran fleksibilitas. Sementara itu, BMI, persentase lemak tubuh, asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan lemak memiliki hubungan negatif dengan kebugaran fleksibilitas.

Fitness with low flexibility can contribute to acute injury. Modified position and-reach test, which is the most widely used test to measure hamstring and lower backflexibility, was carried out to measure the flexibility of fitness of high-level student dancers. The purpose of this study was to determine the relationship between BMI, body fat percentage, activity physical activity, stretching activity, intake of sleep quality, energy and macronutrients with flexible fitness This study used a cross sectional design with a total sample of 160. Fitness average flexibility with the sitting test method and the modified range in this study was 31.70 ± 6.70 The results of the bivariate analysis showed a significant relationship between stretching activity and flexible fitness (p value 0.001). In addition, physical activity, stretching activity, sleep quality, and protein intake have a positive relationship with fitness flexibility. Meanwhile, BMI, body fat percentage, energy intake, carbohydrate intake, and fat intake have a negative relationship with fitness flexibility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aridianti Nisa Karima
"Nilai VO2max merupakan salah satu pengukuran terbaik untuk status kebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi, aktivitas fisik, asupan zat gizi, status merokok, tingkat stres dan durasi tidur dengan nilai VO2max pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ tahun 2016.
Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan sampel 114 mahasiswa laki-laki yang dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2016. Data yang dikumpulkan antara lain nilai VO2max dengan 20-m shuttle run, status gizi dengan pengukuran berat badan, tinggi badan dan persen lemak tubuh, aktivitas fisik dengan kuesioner aktivitas fisik GPAQ, asupan zat gizi dengan food recall 2x24 jam, tingkat stres dengan kuesioner tingkat stres SRQ (Self Reporting Questionnaire), status merokok dan durasi tidur dengan kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji t-independen dan uji korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik, IMT, persen lemak tubuh, status merokok, durasi tidur, asupan protein, asupan vitamin B1, B2, B6 dan vitamin C dengan nilai VO2max. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan mahasiswa dapat meminimalkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan nilai VO2max sehingga berdampak baik bagi kesehatan dan performa saat latihan maupun bertanding.

VO2max is one of the best indicators to measure cardiorespiratory fitness. This study was conducted to determine the relationship between nutritional status, physical activity, nutrient intake, smoking status, level of stress, sleep duration and VO2max among Sport Science Students in State University of Jakarta 2016.
The study design was cross-sectional study with 114 samples of male sport science students in State University of Jakarta, conducted in April-May 2015. Data were collected include the estimated value of with VO2max using 20-m shuttle run test, nutritional status determined by BMI and percent body fat, physical activity using GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire), nutrient intake was collected by food recall 2x24 hours, level of stress using Self Reported Questionnaire (SRQ), smoking status and sleep duration by questionnaire. Statistical analysis was using independent t-test and correlation-test.
The result of this study showed the variables BMI, percent body fat, physical activity, smoking status, sleep duration, protein intake and vitamin B1, B2, B6, and C intake was significantly associated with VO2max. According to that, it was expected that students can minimize factors which will reduce cardiorespiratory fitness to get health benefit and increase sport performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhana Komala
"Tingkat kebugaran yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran berdasarkan status gizi, aktivitas fisik, dan asupan gizi. Pada penelitian ini melibatkan responden sebanyak 156 mahasiswi Program Studi Gizi FKM UI yang berusia 18-22 tahun. Kebugaran diukur menggunakan tes bangku 3 menit YMCA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tes kebugaran terdapat 67,9% mahasiswi tergolong tidak bugar. Variabel yang memiliki perbedaan yang bermakna pada penelitian ini adalah persen lemak tubuh, asupan protein, lemak, vitamin B2, dan seng/Zn. Persen lemak tubuh yang normal, asupan protein, lemak, vitamin B2, dan seng/Zn yang cukup akan meningkatkan kebugaran.

The low fitness levels was a risk factor for cardiovascular disease. The primary purpose of this cross-sectional study design that aims to identify differences in fitness status based on the status of nutrition, physical activity, and nutrition. In this study, 156 female students of Nutrional Sciences FPH UI were aged 18-22 years. Physical fitness was measured using YMCA 3-minute step test method.
The results shows that based on the fitness tests are 67.9% female students classified as unfit. Variables that have significant differences in this study were percent body fat, intake of protein, fat, vitamin B2, and zinc/Zn. Normal percent body fat, intake of protein, fat, vitamin B2, and zinc /Zn sufficient to improve physical fitness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulvia Damayanty
"Penelitian dengan desain studi cross-sectional dilakukan pada bulan April-Mei 2013. Penelitian di Kementerian Perindustrian RI melibatkan 122 pegawai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan lingkar pinggang sebagai indikator obesitas sentral. Variabel dependen pada studi ini ialah obesitas sentral berdasarkan pengukuran lingkar pinggang. Variabel independen ialah jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pengetahuan gizi, riwayat genetik, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan asupan gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat). Data dikumpulkan melalui pengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh, antropometri, kuesioner, dan wawancara asupan makanan 2x24 jam. Analisis bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara jenis kelamin dan kebiasaan merokok dengan lingkar pinggang. Para pegawai diharapkan mulai mengontrol asupan makanan dan gaya hidup.

This cross sectional study was held in April-Mei 2013 comprised 122 employee at Ministry of Industry. The objective of study was to determine the association of some risk factors in waist circumference as an abdominal obesity indicator. Dependent variables of this study was abdominal obesity that was measured by waist circumference and the independent variable consist of sex, age, aducational background, nutritional knowledge, genetic history, Body Mass Index (BMI), Body Fat Percentage (BFP), smoking status, physical activity, and nutrient intake (intake of energy, protein, fat, and carbohydrate). Data were collected through waist measurement, Body Fat Percentage, anthropometry, questionnaires, and food models as supporting tools for 2x24 hours food recall. Bivariate analyses showed that age, BMI, BFP, intake of energy, protein, fat, and carbohydrate were correlated with a statistically significant in was circumference. Meanwhile, this study also indicated a significant difference between the sex and smoking status with circumference. It is suggested to employees to start controlling food intake and lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>