Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisa Yartin Thalasa
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penulisan cross sectional yang bersifat deskriptif. Penulis melakukan penyebaran kuesioner pada kelompok pekerja yang berisiko terserang penyakit kardiovaskular. Kuesioner berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, yaitu konsumsi makanan, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan stres.
Hasil yang menunjukkan presentase yang besar yaitu terdapat pada konsumsi lemak berlebih dan kurangnya aktivitas fisik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerja mengadopsi gaya hidup yang kurang sehat, yaitu dengan mengkonsumsi lemak berlebih dan kurangnya aktivitas fisik. Dengan demikian, kedua faktor risiko ini merupakan faktor yang paling dominan di kalangan pekerja yang berisiko di PT Komatsu Indonesia (Cakung, Jakarta) tahun 2012, yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap timbulnya penyakit kardiovaskular.

This research is a quantitative research with a cross sectional descriptive design. Authors conducted questionnaire on the deployment of workers at risk for cardiovascular diseases. The questionnaire contained questions related to the studied variable, that is food intake, smoking habit, physical activity and stress.
Results show that a large percentage is found in excessive fat consumption and physical inactivity. From these result it can be concluded that the most workers adopt an unhealthy lifestyle by excessive fat consumption and physical inactivity. Thus, both risk factors is the most dominant factor in among the risk workers at PT Komatsu Indonesia (Cakung, Jakarta) in 2012, which can contribute greatly to the incidence of cardiovascular diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Isni Alfia Nur Fauzia
"Penelitian ini membahas tentang gambaran tingkat risiko dan keluhan CTDs pada pekerja Assembly Line PT NGK Busi Indonesia yang bekerja dengan posisi duduk statis. Faktor risiko yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor risiko ergonomi (postur janggal, durasi, dan frekuensi) dengan metode RULA serta faktor individu (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, kebiasaan merokok, masa kerja, dan IMT). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan risiko sangat tinggi terdapat pada proses pengisian metal shell dan sheet packing, pemasangan insulator dan lower wire packing, pemasangan talc powder (tubuh bagian kanan), talc press, dan caulking press, sedangkan risiko tinggi terdapat pada proses preliminary press, pemasangan talc powder (tubuh bagian kiri), dan pengisian wire packing. Keluhan CTDs terbanyak adalah pada bagian bahu kanan (77,3%), punggung (72,7%), dan pinggang (71,2%). Untuk itu, diperlukan upaya pengendalian secara teknik dan administratif untuk menurunkan tingkat risiko dan keluhan CTDs.

The focus of this study is about description for risk level and ctds complaints of assembly line workers at PT NGK Busi Indonesia who work in static sitting posture. The risk factor is ergonomic risk factors by using RULA method and individual risk factors (age, gender, diseases, smoking, working time, and BMI). This study is descriptive by using cross sectional study design. Result of this study is the very high risk level is found in metal shell and sheet packing assembling, insulator and lower wire packing assembling, talc powder assembling (for right side), talc charging press, and caulking press, while the high risk level is found in preliminary press, talc powder assembling (for left side), and wire packing charging. CTDs complaints is the most at right shoulder (77,3%), back (72,7%), and spinal (71,2%). It is important to control the risk with engineering and administrative control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Guna Dharma
"Perilaku sedentari, ditandai dengan adanya kegiatan dalam jangka waktu yang lama yang melibatkan duduk atau berbaring, telah dilaporkan terkait dengan adanya peningkatan risiko jantung dan pembuluh darah. Duduk lebih dari 10 jam sehari dibandingkan dengan duduk kurang dari 5 jam sehari dikaitkan dengan peningkatan risiko terhadap penyakit kardiovaskular. Tingkat permasalahan yang ada di perusahaan ini, karena dari hasil pemeriksaan berkala pada 1 departemen didapatkan angka yang cukup signifikan terhadap faktor-faktor risiko PJK. Sedangkan pada departemen lainnya tidak ada sama sekali penilaian terhadap faktor-faktor risiko PJK.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat stratifikasi risiko PJK pada pekerja main office dan pekerja site dengan menggunakan Skor Kardiovaskular Jakarta, untuk masukan bagi manajemen perusahaan sebagai rekomendasi menggunakan skor tersebut untuk menilai risiko PJK pekerja, khususnya pekerja yang berada di main office. Metode penelitian menggunakan disain potong lintang dengan analisis komparatif. Hasil yang paling berhubungan dengan stratifikasi risiko kardiovaskular Jakarta adalah faktor risiko riwayat penyakit keluarga p=0.021, OR=1334.3, dan 95 CI=147.1-12103.6.

The sedentary behaviour, characterized by long term activities involving sitting or lying down, has been reported to be associated with an increased risk of cardiovascular disease. Sitting more than 10 hours a day compared to sitting less than 5 hours a day is associated with increased risk of cardiovascular disease.The underlying problems in this company, is that the periodic check results in one department obtained a significant number of risk factors for cardiovascular disease. While in other departments there is no assessment of cardiovascular disease risk factors.
The purpose of this research was to determine the level of cardiovascular disease risk stratification using Jakarta cardiovascular score, as an input for company management to recommend using this score to assess workers cardiovascular disease risks, especially for workers in the main office. A cross sectional study was used as a design for this research, with comparative analysis. The most closely related result with cardiovascular risk stratification is a family history with cardiovascular disease p 0.021, OR 1334.3, dan 95 CI 147.1 12103.6.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Puspita Sari
"Metode self-care atau self-management merupakan salah satu penatalaksanaan standar pada pasien diabetes tipe 2 yang dapat mencegah risiko komplikasi gangguan kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran karakteristik self-care activities (terdiri dari diet, latihan fisik, rutinitas pengecekan nilai gula darah, merokok, dan kepatuhan medikasi) yang dilakukan oleh pasien diabetes tipe 2 yang dapat menyebabkan risiko komplikasi gangguan kardiovaskular. Desain penelitian adalah deksriptif dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 76 pasien diabetes tipe 2berusia dewasa di kecamatan Cipayung Jakarta Timuryang dipilih secara acak dengan menggunakanmetode simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi kategori risiko gangguan kardiovaskular berdasarkan karakteristik self-care pada pasien diabetes tipe 2 rata-rata adalah tinggi dan sangat tinggi dengan kualitasself-care atau selfmanagement yang masih kurang baik, terutama pada manajemen latihan fisik (100%), namun hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan medikasi yang sudah cukup baik pada pasien diabetes tipe 2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dapat meningkatkan pengetahuan baik perawat maupun pasien mengenai self-care atau self-managementyang dapat memicu komplikasi kardiovaskular pada pasien diabetes tipe 2 berusia dewasa.

Self-care or self-management is one of the Diabetes Standards of Medical Care which can prevent the risk of cardiovascular disease complication. This study aimed to describe self-care activities characteristics (general & specific diet, exercise, checking blood glucose regularly, smoking, dan medication) of adult patient with type 2 diabetes which could leads to the cardiovascular disease. This research designed as descriptive study with cross sectional approach, involving 76 patients with type 2 diabetes in Kecamatan Cipayung Jakarta Timur which were selected by simple random sampling.
The results of this research shows cardiovascular disease risks categories based on self-care characteristic from type 2 diabetes adult patients are high and very high, with poor quality of selfmanagement especially body exercise, but the result also tell that medication selfmanagement from the patients was good enough. This study is expected to be beneficial to rise the nurses and patients knowledge of self-care or selfmanagement which can cause cardiovascular disease complication in type 2 diabetes adult patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
"Ketidakhadiran merupakan indikator yang dapat menggambarkan baik tidaknya dari sebuah perusahaan. Ketidakhadiran yang tinggi dapat menurunkan produktivitas. Tujuan penelitian mengkaji faktor determinan ketidakhadiran pada pekerja perempuan di bagian sewing PT.X Jakarta tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dengan menggunakan data primer dan sekunder. Subyek diambil dari populasi dengan cara purposive sampling. Setelah dilakukan pengelompokan yang masuk kiteria inklusi menjadi 57 orang. Variabel yang diteliti adalah masa kerja, lama perjalanan, umur, status anemia, gaji/upah, riwayat penyakit sebelumnya.
Hasil analisis didapatkan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap ketidakhadiran adalah masa kerja dengan Odds Ratio (OR) 13,040. Sedangkan variabel umur, anemia, gaji/ upah dan riwayat penyakit terdahulu sebagai variabel confounding.

Absenteism is an indicator of a good company or the contrary. High absenteism could reduce the productivity. The purpose of this research is to assess the determinant factor of absenteism on female workers at sewing department in PT X year 2012.
This research is using cross sectional design with primary and secondary data. Subjects were taken from the population using purposive sampling method. After the categorization, the number of inclusive criteria is 57 people. Research variables are working years, travelling time, age, anemia status, wage/salary, history of previous disease.
Analysis result shows the most influencing variabel on absenteism is the working years with odds ratio 13.040, wbile age, anemia, wage / salary, and history of previous disease variabels act as confounding variabel.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdani
"ABSTRAK
Bahaya kebisingan di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja pada pekerja. PT. Bredero Shaw Indonesia pada seluruh area proses produksinya mempunyai intensitas bising lebih dari 85 dB yang diperkirakan akan memberikan dampak kesehatan akibat pajanan bising pada pekerja. Penelitian ini berjudul "Analisis Penurunan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Yang Terpajan Kebisingan Di PT. Bredero Shaw Indonesia Tahun 2012

ABSTRACT
Noise hazard in the occupational environment is one of the factors which could cause health problems and occupational disease among the workers. All production areas of PT. Bredero Shaw Indonesia have noise intensity more than 85 dBA which could give health impact as the result of noise exposure to the workers. This study examine the Analysis of Hearing Loss Among Workers Exposed To Noise At PT. Bredero Shaw Indonesia in the year 2012"
Universitas Indonesia, 2013
T32791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Primadona
"Penurunan pendengaran merupakan salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat pajanan kebisingan di tempat kerja. Terdapat banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan penurunan pendengaran pekerja, selain itu dampak yang ditimbulkannya pun dapat merugikan banyak pihak. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang merupakan salah satu perusahaan yang mana kegiatan produksinya juga tidak terlepas dari bahaya kebisingan. Data yang ada menunjukkan terdapat beberapa pekerja di sana mengalami penurunan pendengaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara faktor risiko dan kejadian penurunan pendengaran pada pekerja di PT. PGE Area Kamojang Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Terdapat enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini : kejadian penurunan pendengaran sebagai variabel dependen, tingkat pajanan bising per hari dan lama pajanan bising per hari sebagai variabel independen dan masa kerja, usia pekerja dan pemakaian APT sebagai variabel counfounding. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis hasil pemeriksaan audiometri tahun 2011 yang dimiliki perusahaan, mengukur tingkat kebisingan area kerja menggunakan sound level meter (SLM) dan pengisian kuesioner oleh para pekerja. Pekerja yang menjadi sampel penelitian ini ada sebanyak 60 orang.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 pekerja yang mengalami penurunan pendengaran. Area kerja yang memiliki tingkat kebisingan lebih dari NAB adalah WPS Cikaro, area sumur dan area lokal PLTP Unit IV. Variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian penurunan pendengaran adalah variabel usia pekerja. Faktor risiko utama yang kemungkinan besar menyebabkan penurunan pendengaran pada pekerja yang terpajan kebisingan adalah tingkat kebisingan yang sangat tinggi yang berasal dari kegiatan uji produksi sumur, khususnya uji tegak, yaitu maksimal hingga mencapai 129,5 dBA (dosis=2.818.382,9%). Saran yang diberikan peneliti untuk mencegah atau mengurangi kejadian penurunan pendengaran adalah pihak perusahaan meningkatkan pelaksanaan program konservasi pendengaran yang telah dilakukan. Selain itu, sebaiknya lakukan pengendalian secara engineering untuk meredam kebisingan pada pipa uji tegak dan area ejector PLTP Unit IV.

Hearing loss is one of the health problems that may occur due to noise exposure in the workplace. There are many risk factors that could cause hearing loss of workers, its impact can also be detrimental to many parties. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang is one of the companies in which the production activities can not be separated from the noise hazard. The data shows that there are some workers who suffered hearing loss.
The objectives of this study are to identify and explain the relationship between risk factors of hearing loss and the incidence of hearing loss in workers at PT. PGE Area Kamojang in 2012. This study uses cross sectional study design. There are six variables that are used in this study: the incidence of hearing loss as a dependent variable, the level of noise exposure per day and the time of noise exposure per day as independent variables, while the years of employment, age of workers and the use of hearing protection device as confounding variables. The methods of data collecting are done by analizing the results of company's audiometric examination in 2011, measuring the noise level at working area by using sound level meter (SLM) and filling out the questionnaire by the workers. There are 60 workers taken as samples in this study.
The results of this study show that there are 5 workers who suffered hearing loss. Working areas where the noise level greater than threshold value are WPS Cikaro, production well areas and the local area of PLTP Unit IV. Variable that has significant relationship with the incidence of hearing loss is the age of workers. The main risk factor that is likely to cause hearing loss in workers exposed to noise is the very high noise level from the well production test activities, especially vertical test (uji tegak) which the maximum noise level is up to 129,5 dBA (dose=2.818.382,9%). Advice that could be given to prevent or reduce the incidence of hearing loss is the company should enhance the implementation of hearing conservation program. In addition, company should do engineering control to reduce noise level in the pipe of vertical test and ejector area of PLTP Unit IV.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Chocky Charly Raja
"Penelitian ini membahas tentang gambaran perilaku berisiko yang terjadi pada pekerja unit produksi di Pabrik Tahu X. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko yang terjadi di Pabrik Tahu X dengan model ABC. metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan dan kepedulian, pengawasan yang buruk, tidak adanya peraturan yang jelas, persepsi yang buruk, ketersediaan APD, dan adanya sanksi dan penghargaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berisiko pekerja. Peneliti menyarankan agar pihak manajemen dan pemerintah setempat mengadakan penyuluhan dan pelatihan keselamatan kerja untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan pekerja untuk meminimalisir perilaku berisiko.

This study discusses at-risk behavior description that occur on production unit worker at X Tofu Factory. The purpose of this study was to described at-risk behavior that occur by using the ABC mode. This study is using quantitative with descriptive analytic method. Result of this study concluded that lack of knowledge and awareness, poor supervision, the absence of regulations on occupational health safety, lack of risk perception, availability of PPE, punishment and reward are factors that affect at-risk behavior of worker. This study suggested that management and local government held a counseling and training about occupational health and safety to improve the knowledge, behavior, and skills to minimize worker?s at risk behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dina Rahmawati
"Kejadian dislipidemia di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun, tak terkecuali pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian dislipidemia. Penelitian yang dilakukan pada sebuah perusahaan alat berat di Cakung, Jakarta Timur ini menggunakan desain studi cross sectional dan metode simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 93 orang pria berusia 25-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80,6% responden mengalami dislipidemia. Terdapat hubungan bermakna antara asupan karbohidrat (OR=10,8 95% CI 1,2-95,4), usia (OR=1,7 95% CI 0,5-5,6), IMT (OR=3,9 95% CI 0,7-21,9 ), lingkar pinggang (OR=2,3 95% CI 0,6-8,4), dan hipertensi (OR=1,5 95% CI 0,4-6,7) terhadap kejadian dislipidemia. Asupan karbohidrat merupakan faktor risiko paling dominan setelah dikrontrol oleh variabel usia, IMT, lingkar pinggang dan hipertensi. Diperlukan sosialisasi mengenai PUGS secara lengkap, program kompetisi olah raga yang menarik, dan penyediaan alat pengukur berat badan, tinggi badan serta lingkar pingang yang memadai dari divisi kesehatan perusahaan.

Dyslipidemia is a public health problem in Indonesia which prevalence is increasing every year, including in workers. The objective of this study was to identify risk factors associated with dyslipidemia. This study was conducted a heavy equipment company located in Cakung, East Jakarta using cross sectional design and simple random sampling method with 93 men aged 25-55 years old. The result showed that 80,6% of respondents are having dyslipidemia. There were significant associations between carbohydrate intake (OR=10,8 95% CI 1,2-95,4), age (OR=1,7 95% CI 0,5-5,6), Body Mass Index (BMI) (OR=3,9 95% CI 0,7-21,9), waist circumference (OR=2,3 95% CI 0,6-8,4), and hypertension (OR=1,5 95% CI 0,4-6,7) with dyslipidemia in which carbohydrate intake was the most dominant risk factors after adjustment of multiple confounders. Comprehensive general direction of balanced nutrition (PUGS)’s elucidations, attractive sport competition, and equipping weight scale, stadiometer, and waist circumference tape are needed to done by health division of the company."
2013
S52882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>