Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Nurhadyana
"ASBTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor (karakteristik,
pengetahuan,sikap, keterpaparan oleh media, ketersedian saran, dukungan orang
tua, dukugan guru dan peraturan di sekolah) yang berhubungan dengan perilaku
membuang sampah pada siswa di beberapa SDN se-Kecamatan Bantar Gebang.
Desain penelitian yangdigunakan pada penelitian ini adalah desain cross-sectional
dengan total sampel berjumlah 400 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik multistage random sampling dan kuesioner digunakan sebagai alat
ukur penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 44,6% siswa yang
berperilaku buruk terhadap sampah 49,7% diantaranya adalah para siswa laki-laki
dan 39,3% siswa perempuan. Selain itu sebesar 46,3% siswa yang berperilaku
buruk merupakan siswa yang berusia diatas rata-rata, sedangkan 42,2% berusia
dibawah rata-rata. Berdasarkan uji khai kuadrat diperoleh 4 variabel yang
memiliki hubungaN bermakna dengan perilaku membuang sampah pada siswa di
beberapa SDN se-Kecamatan Bantar Gebang, yakni sikap (Pvalue= 0,046),
dukungan guru (Pvalue= 0,040), keterpaparan oleh media (Pvalue= 0,017) dan
ketersediaan sarana (Pvalue= 0,000). Lebih lanjut berdasarkan uji regresi logistik
didapatkan bahwa ketersedian sarana (Pvalue= 0,000) merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap perilaku membuang sampah pada siswa di beberapa
SDN se-Kecamatan Bantar Gebang.

ABSTRACT
The aim of this study was to analyze factors (characteristic, knowledge,
attitude, media exposure, availability of facilities, parents? support, teacher?s
support, and school regulation) related to garbage disposing behavior among 4th
and 5th grade students in some elementary schools in Kecamatan Bantar Gebang.
This study used cross sectional design with 400 students as the samples.
Multistage random sampling was used as sampling technique, and questionnaire
was used to collect the data. The result of this study showed that 44,6% students
had inappropriate garbage disposing behavior, 49,7% of them were males, and
39,3% were females. 46,3% students with inappropriate behavior were students
whose age above the average. Chi square analysis showed variable that had
significant correlation with garbage disposing behavior are attitude (p=0,046),
teacher?s support (p=0,040), media exposure (p=0,017) and availability of
facilities (p=0,000). Linier regression was used for multivariate analysis and the
result shows that the availability of facilities has biggest influence toward the
garbage disposing behavior among students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Irvindiaty Hendrawan
"ABSTRAK
Leachate yang terbentuk dari hasil penguraian secara biologis dan fotolisis pada sampah mengandung bahan pencemar organik dan anorganik yang tinggi. Bila masuk ke badan air penerima akan mengubah kualitas airnya yang pada gilirannya secara Iangsung atau tidak langsung akan berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.
Kali Ciketing dan Sumur Batu merupakan 2 sungai kecil yang melintas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang. Sungai itu dimanfaatkan sebagai penerima leachate yang telah diolah. Masukan leachate ke Kali Ciketing dan Sumur Batu menyebabkan kualitas air berubah dan melewati baku mutu untuk pertanian yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No. 38 Tahun 1991.
Kemampuan pemurnian alami sungai diduga dari perhitungan nilai K. Hasil perhitungan nilai K pada Kali Ciketing dan Sumur Batu dilihat dari perubahan nilai COD sebesar 8,7 x 10"$1 detik dan dilihat dari nilai BOD sebesar 9,8 x 10-$ / detik. Nilai K dianggap bagus bila rnendekati 1 /detik. Pada Kali Ciketing dan Sumur Batu nilai K yang didapat sangat kecil yang berarti kemampuan kali untuk memumikan diri sangatlah berat dalam menerima beban masukan yang ada.
Hasil evaluasi terhadap Bangunan Pengolah Leachate (BPL) yang ada temyata kurang efisien karena jumlah produksi leachate yang terbentuk melebihi perkiraan semula. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan efisiensi kerja BPL yang ada dengan cara modifikasi proses.
Proses Activated Sludge dipilih sebagai salah satu alternatif dalam modifikasi proses dalam BPL dengan pertimbangan faktor lingkungan, teknologi dan tidak terlaiu merubah disain BPL yang telah ada.
Untuk mengetahul kinerja proses activated sludge dalam pengolahan leachate dilakukan uji laboratorium. Hasil pengamatan menunjukkan kemampuan proses dalam menurunkan beban pencemar dilihat dari nilai TSS sebesar 76,63 %, kekeruhan 71,40 To, BOD 88,73 %, COD 81,73 %, NH3-N 68,08 %, dan P04-P 61,91 %. Hasil pendugaan secara statistik dengan asumsi terjadi pertumbuhan logaritmik didapat penghilangan BOD = 95 % dan COD = 90 % pada pengoperasian reaktor ± 60 hari sejak start up. Hasil pengujian statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil secara umum menunjukkan perlakuan pemberian aerasi dan pengendapan dalam proses activated sludge berpengaruh nyata pads tingkat kepercayaan 95 %.
Untuk mendapatkan nilai-nilai seperti pada percobaan di laboratorium, maka perencanaan pengembangan BPL menggunakan tipe Step Feed Activated Sludge (SFAS). Konstruksi BPL yang ada tetap dipergunakan dengan menambah beberapa instalasi lagi seperti bak pengendapan dan bak pengering Lumpur.
Dengan modifikasi proses yang dapat meningkatkan efisiensi BPL, diharapkan keluaran leachate dari BPL sesuai dengan baku mutu yang diharapkan.

ABSTRACT
The Influence Of Leachate Toward The Stream And Improvement Of The Leachate Treatment Plant (Case Study in the Final Solid Waste Disposal Bantar Gebang, Bekasi)The leachate formed from as a result of biological degradation and photolysis of salid waste contain concentration of organic and anorganic pollutant material. If the leachate entered the recipient body water its quality will be changed. This in turn will have a'negative impact, directly or indirectly, toward the quality of human life.
Kali Ciketing and Sumur Batu are 2 streams which cross the Location of Final Solid Waste Disposal of Bantar Gebang. The stream are utilized as the receivers of the processed leachate. The intake to the streams Ciketing and Sumur Batu caused the water quality to change and exceed the water quality standard for agriculture as stipulated, based on the Decree of the West Java Governor No. 38, 1991.
The natural ability of the rivers to purify the water is estimated by the value of K. The calculation of the K value in Ciketing and Sumur Batu streams can be seen in terms of the COD value chage which is 8.7 x 10 'S /second and can be seen ini terms of the BOD value which is 9.8 x 10 "S /second. The K value is considered as good if it approximate 1/second. In the cases Ciketing and Sumur Batu streams the K values obtained are very small which means that the rivers abilities for self purification are low, meaning that is hard to receive further load intake.
Therefore, an evaluation is carried out toward the existing Leachate Treatment Plant (BPL) which turned out that it is inefficient, because the amount of leachates production exceeds the previous estimate. As a result, an improvement of the existing BPL efficiency is needed by modifying the process.
The Activated Sludge is chosen as an alternative in the modification process of the BPL becuse the environmental factors and technology do not require much modification of the existing BPL.
To know the performance of the leachate process, laboratory test are carried out. The observation results indicate that the process ability in decreasing the pollutant load in terms of TSS value is 76.63 %, turbidity 71.40 %, BOD 88.73 %, COD 81.73 %, NH3-N 68.08 %, and P04-P 61.91 To. While according to the statistical test obtained assuming the occurence of logarithmic growth a reduction the BOD of 99 % and COD of 90 % by operating the reactor about 60 days since the start up. The statistical test with ANOVA followed by the least square significance difference test, generally, indicate that the aeration treatment and sedimentation in the Activated Sludge process is significantly influenced at the confident level 95 %.
To achieve the above laboratory values, the BPL should be modified by applying the Step Feed Activated Sludge (SFAS). The existing BPL construction is used by adding several other installation such as sedimentation pool and mud drying pool.
With these process modifications which can increase the BPL efficiency, it is expected that the leachate output of the BPL will be within the required standard quality.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutikno Citro
"Untuk mewujudkan hidup yang sehat diperlukan kondisi lingkungan yang sehat pula. Kondisi lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih, tertib, indah, aman dan nyaman. Lingkungan yang bersih dapat terwujud apabila sampah dikelola dengan baik.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dan berhubungan dengan keberhasilan pengelolaan sampah padat rumah tangga di Kelurahan Khusus Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Pengelolaan sampah yang berhasil dengan baik mempunyai dampak positip terhadap lingkungan (mengurangi proses terjadinya pencemaran lingkungan). Pengelolaan sampah yang tidak berhasil dengan baik dapat berdampak negatip (menambah proses terjadinya pencemaran lingkungan). Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan, persepsi masyarakat terhadap peraturan kebersihan, retribusi kebersihan, tenaga pengelola kebersihan, sarana dan prasarana serta penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan berhubungan dengan keberhasilan pengelolaan sampah padat rumah tangga, dan berhubungan dengan pencemaran lingkungan.
Dari uraian tersebut, dapat disusun 6 hipotesis seperti tersebut dibawah ini :
  1. Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan, dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  2. Persepsi masyarakat terhadap kebersihan dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  3. Iuran atau retribusi kebersihan dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  4. Tenaga pengelola kebersihan yang ada, dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  5. Sarana dan prasarana yang ada, dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
  6. Penyuluhan terhadap kebersihan lingkungan dapat membantu berhasilnya pengelolaan sampah.
Selanjutnya pengujian hipotesis menggunakan uji chi-square (X2), sedangkan pengolahan data dilakukan dengan media personal computer (PC) dan dianalisis secara deskriptif. Pengambilan sampel ditentukan 2 (dua) RW (RW 01 dan RW 05) dipilih 'secara acak (random) dan dengan cara yang sama masing-masing RW ditentukan 60 (enam puluh) responden (KK), sehingga jumlah seluruhnya 120 (seratus dua puluh) responden (KK). Sampel yang terdiri 120 tersebut diwakili oleh Kepala Keluarga atau Ibu Rumah Tangga atau anggota keluarga lainnya yang dianggap dewasa dan dianggap dapat mewakili keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial RW. 01 jauh lebih baik dibandingkan dengan di RW 05, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, sarana dan prasarana kebersihan yang dimiliki termasuk rumah tempat tinggal yang mereka tempati. Kondisi sosial berhubungan dengan keberhasilan pengelolaan kebersihan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sampah di RW 01 lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan sampah di RW 05.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengelolaan sampah di wilayah penelitian terdapat dua sistem kegiatan operasional yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta (meliputi pengangkutan sampah dari lokasi penampungan sementara ke lokasi pembuangan akhir), serta kegiatan yang dilakukan oleh Dinas TNI-AU dan swadaya masyarakat (meliputi pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah-rumah penduduk ke lokasi penampungan sementara).
Pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh swadaya masyarakat. Dan sebaliknya tanpa usaha pemerintah, pengelolaan sampah juga tidak akan berjalan karena usaha tersebut membutuhkan sarana, prasarana, tenaga dan dana yang besar. Dengan demikian kerjasama antara masyarakat dan pemerintah merupakan kunci keberhasilan dalam menangani pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (terciptanya lingkungan yang sehat).
Berdasarkan hasil analisis data. dapat disimpulkan bahwa :
  1. Keenam faktor yang terdiri : partisipasi, persepsi, iuran atau retribusi, tenaga kebersihan, sarana dan prasarana kebersihan dan penyuluhan tentang lingkungan tersebut mempunyai hubungan dengan pengelolaan sampah.
  2. Disamping 6 (enam) faktor tersebut di atas faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, (penghasilan), lingkungan tempat tinggal dan lingkungan tempat kerja mempunyai hubungan dengan persepsi dan berhubungan dengan berhasilnya pengelolaan sampah.
  3. Di wilayah yang kondisi pengelolaan sampahnya belum berhasil dengan baik, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan dan berhubungan dengan pengelolaan sampah belum berfungsi dengan baik.
  4. Proses pengelolaan sampah dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan.

For the realization of a healthful living, a healthy environmental condition is needed. An environmental condition that is healthy is that environment which is clean, ordered, beautiful, safe and comfortable. A clean environment can be realized when waste is managed properly.
This study is descriptive in nature, conducted to know the factors which play a role and related to the successful management of domestic solid waste at the special subdistrict of Halim Perdanakusuma, East Jakarta.
Waste management that is successful has positive impact towards the environment (reducing the process of environmental pollution occurence).Solid waste management that is not successful can have. negative impact (increase the process of environmental pollution occurence).
Community participation in cleanliness, community perception towards cleanliness regulations, cleanliness retribution, cleanliness manager, infrastructure, facilities and cleanliness communication, information and education on environmental cleanliness are related to the successful domestic solid waste management and in turn is also related to environmental pollution.
The elaboration above can be formulated into 6 hypothesis as follows:
  1. Community participation in cleanliness can help waste management to succeed.
  2. Community perception towards cleanliness can help waste management to succeed.
  3. Contribution or cleanliness manager can help waste management to succeed.
  4. The available cleanliness manager can help waste management to succeed.
  5. The available infra-structure and facilities can help waste management to succeed.
  6. Communication, information and education towards environmental cleanliness can help waste management to succeed.
In addition, hypothesis testing was carried out by using the Chisquare test, whereas data processing was undertaken by Personal Computer (PC) media analyzed descriptively. Two Hamlets (RW 01 and RW 05) were chosen randomly as samples. In a similar manner, 60 respondents (household heads) were determined for each RW, making up some 120 respondents. The sample of some 120 respondents were represented by the household head or house-wife or other members of the family who are considered as adults and can represent the respective family in question.
The results of the study showed that, the social condition of RW 01 is far better if compared with RW 05. This can be seen from the level of education, type of occupation, level of income, cleanliness infra-structure which are owned including the houses they are occupying. Social condition is related to successful environmental cleanliness management. Based on the above elaboration, a conclusion can be drawn that waste management in RW 01 is better than that in RW 05.
The study results disclosed that there are 2 operational activities' systems of waste management in the study area, namely activities conducted by government and non-government (covering the transportation of waste from the temporary disposal location to the final disposal site), as well as activities carried out by the TNI-AU (Indonesian Air force) service and community self-help (covering the collection and transportation of waste from the inhabitants' homes to the temporary disposal location).
Waste management cannot function properly without the support of community self-help. The reverse is true, without government effort, waste management cannot function also, because the Endeavour needs infra structure, facilities, manpower and funds. Thus, cooperation between community and government is the key towards success in handling waste management. Waste management constitutes a part of development which has as' objective to promote community welfare (the realization of a healthy environment).
Base on the result of data analysis, it can be concluded that :
  1. The 6 factors consisting of participation, perception, contribution or retribution, cleanliness hands, cleanliness infra-structure-and facilities and communication, information and education on environment have associations with waste management.
  2. Besides the 6 factors, age, educational level, occupation, income, living quarters environment and occupational 'environment have associations with perception and is related to the success of waste management.
  3. In areas where waste management conditions are not yet successful showed that factors which play a role and associated with waste management are not yet functioning properly.
  4. Waste management process can reduce the occurrence of environmental pollution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T1219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Maryanto Abdullah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan pengelolaan sampah dan berpikir kreatif dengan perilaku kreatif siswa pada pengelolaan sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode sampling yang digunakan adalah non random sampling dengan teknik sampling insidental. Sampel yang digunakan sebanyak 34 orang siswa Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 12 Jakarta. Metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari 3 kategori, pertama kemampuan berpikir kreatif setiap siswa dijaring menggunakan Tes Kreativitas Figural (TKF) dari Torance. Kedua, data pengetahuan tentang pengelolaan sampah di jaring menggunakan tes pilihan berganda (multiple choice). Ketiga, data perilaku kreatif didapatkan dari guru Pembimbing KIR, nilai tersebut adalah nilai keterampilan siswa dalam hal membuat keterampilan berbahan dasar sampah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, pertama hubungan pengetahuan pengelolaan sampah dengan perilaku kreatif siswa pada pengelolaan sampah sangat lemah dan tidak signifikan. Kedua, hubungan berpikir kreatif dengan perilaku kreatif siswa pada pengelolaan sampah sangat lemah dan tidak signifikan.

ABSTRACT
This study aimed analyzing the relationship of trash management knowledge and creative thinking with creative behavior. The research method was quantitative method. The sampling method used was non-random sampling with saturated sampling techniques. The number of samples that had been used in this study was 34 high school students who are registered as the members of Trash Management
Scientific Group Teenagers in SMAN 12 Jakarta. The data collected in this research include 3 categories. First, students? creative thinking abilities were tested using figural creativity tests from Torance. Second, the data about trash management knowledge were tested using multiple-choice tests. Third, creative behavioral data
related to the value of students' trash management skills were obtained from the teacher of Scientific Group Teenagers in SMAN 12 Jakarta. The conclusions of this study are the first relationship of trash management knowledge with creative behavior of students on trash management is very weak and not significant. Second, the relationship of creative thinking with creative behavior of students on trash management is very weak and not significant."
2011
T30189
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunggoro Trirahardjo
"Tujuan hidup dari mahluk-mahluk hidup yang berada di bumi ini adalah untuk melestarikan keberadaan spesiesnya di dunia ini, untuk mencapainya dibutuhkan kondisi lingkungan hidup yang seoptimal mungkin.
Aktivitas manusia sehari-hari pada dasarnya adalah tindakan yang selalu menghasilkan Iimbah, sebagai contoh adalah dengan bernafas akan dihasiikan C02. Contoh Iain adalah Iimbah domestik yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, dan masalah akan muncul bilamana produksi Iimbah domestik tersebut menjadi sangat besar. Peningkatan jumlah limbah domestik tersebut diakibatkan oleh meningkatnya jumlah populasi manusia. Kontribusi dari permukiman adalah yang terbesar pada timbulan sampah perkotaan, dan setiap permukiman memiliki karakteristik perilaku yang khas dalam menghadapi persoalan lingkungan.
Permasalahan sampah diperkotaan tampak tidak ditangani secara serius, penyelesaiannya saat ini cenderung bersifat teknis. Fenomena Not in my backyard (NIMBY) nampaknya merupakan norma yang umum berlaku pada masyarakat pada saat ini. Selama tidak ada sampah terlihat di pekarangan, maka tidak ada persoalan dengan sampah. Untuk itu perlu penelaahan pada aspek hulu dan sosio-psikologis.
Masalah yang diteliti adalah melihat apakah ada perbedaan pola perilaku pada dua permukiman yang berbeda. Juga bagaimana pola persepsi, sikap dan orientasi perilaku lingkungan. Serta konsep pengelolaan sampah rumah tangga yang sesuai dengan kondisi lingkungan permukiman.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran daiam upaya mencari solusi mengatasi permasalahan sampah domestik pada area permukiman yang berbeda, melalui upaya untuk mengetahui perbedaan pola perilaku, juga pola persepsi, sikap dan orientasi perilaku lingkungan berdasarkan karakteristik permukimannya. Serta menghasilkan konsep pengelolaan sampah rumah tangga yang sesuai dengan karakteristik permukiman.
Penelitian ini dilakukan di wilayah perumahan Mitra Dago Parahyangan, Kelurahan Antapani (MDP) dan Perumahan Golf Garden Estate Blok Atletik Arcamanik, Kelurahan Sukamiskin (Ati), Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah metoda survei yang bersifat deskriptif analisis. Waktu penelitian dimulai Juli 2003 sampai dengan Oktober 2003. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran persepsi, sikap terhadap sampah rumah tangga, orientasi perilaku lingkungan dan data-data penunjang. Jumlah sampel pada perumahan MDP ada1ah 78 dan Atl adalah 58.
Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok yang diamati dalam pola perilakunya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai perbedaan berdasarkan uji t dengan tingkat signifikansi antara 99% s/d 100%. Pola persepsi dan sikap dari kedua kelompok pengamatan ini cenderung berada dalam kategori positif, sedangkan orientasi perilaku Iingkungannya didominansi oieh pola biospheric. Dengan demikian sebenarnya masyarakat penghuni permukiman di kedua lokasi pengamatan ini memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan masalah lingkungan oleh mereka sendiri, khususnya dalam menangani sampah rumah tangga. Penguatan perlu dikembangkan dalam bentuk insentif, yaitu bentuk keuntungan yang dirasakan Iangsung oleh setiap pihak yang terlibat. Perlu paradigma baru dalam mengatasi masalah tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Terdapatnya perbedaan yang signitikan antar kedua kelompok penelitian, menunjukkan bahwa pada permukiman yang berbeda, maka akan berbeda pola perilaku anggotanya. Dengan pola persepsi dan sikap pada kedua anggota kelompok permukiman cenderung berada pada pola yang positif, dan pola orientasi perilaku Iingkungannya cenderung mengacu kepada pola biospheric. Pola persepsi dan sikap yang positif menunjukkan kelompok masyarakat pemukiman tersebut bersifat dinamis. Pola orientasi yang cenderung pada pola biospheric menunjukkan keperdulian akan kelestarian kehidupan di sekitarnya. Konsep pengelolaan sampah permukiman diawali dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sampah rumah tangga, kemudian diikuti oleh peran serta aktif dari pihak-pihak terkait. Melalui penyediaan sarana, supervisi sampai dengan mengembangkan peraturan-peraturan.
Adapun saran yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya studi lanjutan dengan karakteristik kelompok sasaran yang berbeda-beda, sebagai bahan informasi untuk mendasari pengambilan keputusan yang lebih komprehensif.
2. Perlunya wadah kerjasama antara seluruh pihak yang terkait dalam mengatasi persoalan sampah rumah tangga di permukiman. wadah. Dibutuhkannya pendekatan yang tepat berdasarkan karakteristik pemukiman.
3. Perlu disusunnya buku petunjuk praktis pengelolaan dan pengoiahan sampah rumah tangga, dengan tujuan pemberdayaan masyarakat yang mengacu kepada pendekatan minimum waste dengan penerapan 4 R (Recycle, Replace, Reduce, and Reuse)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andie Pramudita
"Semakin bertambah pesatnya jumlah penduduk di kota, merupakan beban yang semakin berat bagl kota tersebut Apabila pertumbuhan penduduk kota yang sangat pesat jauh meninggalkan pertumbuhan fasilitas pe!ayanan yang disediakan, maka yang akan terjadi adalah kemerosotan kualitas kota. Kondisi yang terjadi saat ini bahwa di sebagian besar kota-kota di Indonesia adalah tidak tertanganinya permasalahan sampah katena rendahnya tingkat pelayanan di bidang kebersihan dan keindahan kota. Permasalahan sampah yang tidak tertangani banyak berakar dari pengelolaan sampah saat ini yang dilakukan dengan sistem terpusat, sehingga perlu dilakukan perubahan paradigma pengelolaan sampah menjadi sistem terdesentralisasl. Pada prinsipnya pengelolaan sampab harus dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya, rerutama diawali dengan proses pemilahan antara sampah organik dan anorganik di skala rumah tangga.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dekat dengan sumbernya menjadi salah satu alternatif utama bagi pengelolaan sampah di kota. Metode pengelolaan sampah ini sebagian besar keberhasilannya ditentukan oleh partisipasi masyarakat berupa pemilahan sampah darl sumbernya dan daur ulang. Secara garis besar, partisipasi masyarakat pada program pengeloiaan sampah rumah tangga, termasuk kegiatan pemilahan dan mendaur ulang sampah dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yaitu (1) informasi, (2) insetif, (3) Dukungan komunitas, serta (4) Akses ke program daur ulang.
Dari keempat faktor-faktor tersebut dilakukan pengembangan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat, sehingga diperoleh 3 (tiga) faktor yang bersifat internal. yaitu; (i) Persepsi kebersihan warga; (ii) Rasa kepemilikan warga; {iii) Harapan warga ke depan akan keberlanjutan program; dan 3 (tiga) faktor yang bersifat eksternal, yaiiu (i) Peran kepala kampung dan perangkat organisasl: (ii) Transfer pengetahuan pengelolnan sampah berbasis masyarakal; dan (iii} Ketersediaan infrastruktur alat.
Penelitian ini dilakukan sebngai scbuah studi kasus. dcngan lokasi yang rJipilih adalah Rawajati RW 03, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Penelitlan ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasls masyarakat khususnya da!am melakukan pemilihan sampah di skala rumah tangga. Metode penjelasan yang digunakan adalah deskriptif analitis, artinya bahwa temuan-temuan tidak hanya dijelaskan secara deskriptif, namun disertai dengan analisis penjelas, balk itu berupa analisis hubungan sebab akibat, analisis alas teori-teori terkait dan hasil-hasil penelitian sejcnis ataupun ana!isis peneliti berupa penjelasan kualitatif atas data kuantitatif yang diperoleh.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dalam menerapkan pcngelolaan sampah berbasis masyarakat pada suatu komunitas. maka yang lmrus dilakukan adalah: (i) Membentuk persepsi positif warga akan manfaat dari kebersihan melalui transfer pengetahuan: (ii) Menampung seluruh harapan-harapan dan aspirasi warga yang berkaitan dengan motivasi mereka untuk ikut berpartsipasi: (iii) Memperkuat institusi internal formal {RT/RW, PKK, dll} yang berperan sebagai penggerak dan pengendali warga; (iv) Menyediakan infrastrukur pengelo!aan sampah untuk mendukung warga berpartisipasi.

Rapid growth of urban population causes increasing burden to the city, When the
urban population growth goes further beyond the growth of service facilities that can be provided, it will result in the deterioration of urban quality of life. The current condition that happened in most big cities in lndonesia is the unsolved problem of solid waste disposal due to low level of service in urban cleanliness and beauty. The unsolved problem of solid waste is caused by the application of centralized system, so a new paradigm is needed for a decentralized system of solid wasted management. In principle, solid wasre management should be earried out as close as possible to the source, mainly started by segregation process of organics and inorganics materials at domestk leveL
Community-based solid waste management dose to the source becomes one main alternative tbr urban solid wasted management The success of this solid waste management method mostly determined by community participation in on-site solid waste segregation and recycling. Broadly, community participation in household solid waste management program. including solid wasted segregation nnd recycling activities are Influenced by 4 (four) main factors, those are: {I) Information, (2} lncentive, (3) CommuniLy support, also (4) Access to the recycling progmm.
The four influencing factors are developed into J (three) internal factors, those are: 0) Citizen's perception of cleanliness: (ii) Citizen's belonging of the neighborhood~ (iii) Citizen's expectation for the sustainability of the program; and 3 (three) external factors, those are: (i) Role of community leadership and the organization's personels; (ii) Knowledge transfer of community-based solid wasted management; and (iii) Availability of infrastructure and equlpments.
This research is carried out in the tbrm or a case study, and selected Rawajati RW 03, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan as the location of the study. The research investigates tbe the influencing factors of community participation in - community-based solid waste management, especially in solid wasted scgregarion at domestic scale. The explanation method applied in this research descriptive analysis, meaning that the research lindings will not be only explained in description but also followed by explanation analysis, either by causality relation analysis, related theories analysis, end similar study analysis. or qlllllitative analysis of the obtained quantitative data.
The result of this research is that in implementing community-based solid waste management, the measures should be taken arc: (l) Creating citizen·s positive perception on the advantage of cleanliness through transfer of knowledge: (ii) Accepting all citizct1s expectation and nspiration related to their motivation to participate (iii) Strengthening fotmal internal institutions (RT/RW, PKK. etc) that have roles to motivate and control the citizen; (iv) Providing solid wasted infrastructure to support citizen to participate.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditha Cahyani Isty Ningdiyah
"Sampah merupakan sisa dari suatu kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berwujud padat, keberhasilan pengelolaan sampah berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan segala bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah mulai dari proses prencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan, dan faktor eksternal terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Setelah dilakukan perhitungan besar sampel minimum menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi (Lemeshow, 1990) didapatkan besar sampel minimum sebanyak 114 sampel.  Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar telah memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam pengelolaan sampah rumah tangga yaitu sebanyak 60 responden (52,6%), dimana 54 responden lainnya (47,4%) memiliki tingkat partisipasi rendah dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Pada penelitian juga dinyatakan bahwa terdapat faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi pengelolaan sampah rumah tangga yaitu faktor sosiodemografi dan faktor eksternal. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah usia (nilai p 0,009; OR 10,26), sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah dukungan tokoh masyarakat (nilai p 0,002; OR 3,39). Untuk faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan; pengetahuan; dan faktor eksternal berupa sarana prasarana tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel usia dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Waste is the residue of daily human activities and natural processes in solid form, the success of waste management is related to the level of community participation. Community participation is all forms of community involvement in waste management starting from the process of planning, implementation, to evaluation. The aim pf this research is to analyze the relationship between sociodemographic factors, knowledge, and external factors on community participation in household waste management in Batu Ampar Subdistrict, East Jakarta, in the year 2023. This study employs an analytic survey method using a cross-sectional research design with stratified random sampling as the sampling technique. After calculating the minimum sample size using the hypothesis test formula for the difference in proportions (Lemeshow, 1990), the minimum sample size was determined to be 114 samples. The research result indicated that majority of households in Batu Ampar Subdistrict have a high level of participation in household waste management, with 60 respondents (52,6%), while the remaining 54 respondents (47,4%) have a low level of participation. The study also states that there are factors significantly associated with household waste management participation, namely sociodemographic and external factors. Sociodemographic factors significantly associated with community participation are age (p-value 0,009; OR 10,26), while the external factors significantly associated with community participation is community leader support (p-value 0,002; OR 3,39). Sociodemographic factors such as gender, education, occupation, and income; knowledge; and external factors such as facilities do not have significant relationship with community participation. In conclusion, age and community leader support variable are significantly associated with community participation in household waste management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fajrianti
"Penelitian ini membahas mengenai proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Komunitas Warga Peduli Lingkungan melalui program garbagepreneurship dan mendeskripsikan perubahan perilaku pengelolaan sampah warga RW 13 Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok yang mengikuti program garbagepreneurship. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat oleh Yayasan Komunitas Warga Peduli Lingkungan dilakukan melalui tahap persiapan, pengkajian, pelasanaan dan evaluasi dan terdapat perubahan perilaku pengelolaan warga baik dari domain kognitif, afektif dan psikomotorik.

This thesis discuss about community empowerment process that been held by Komunitas Warga Peduli Lingkungan Foundation using their garbagepreneurship program and describe behavior changing in waste management RW 13 society, Kelurahan Pancoran Mas, Depok City who following garbagepreneurship program. This research using qualitative approach and descriptive type.
Result of this research are community empowerment process by Komunitas Warga Peduli Lingkungan foundation are readiness stage, assessment, implementation and evaluation also behavior changing in waste management happened in several domain such as cognitive, affective and psychomotoric.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Arfia Utami
"Di era globalisasi saat ini, persoalan sampah memiliki dimensi persoalan yang luas seiring dengan perkembangan sosial ekonomi dan pertumbuhan perkotaan. Berdasarkan hasil observasi peneliti, Kota Bekasi selain menjadi kota percontohan dalam pengelolaan sampah tahun 2012, Kota Bekasi juga memiliki sarana TPA sampah utama yang juga disewa oleh Pemprov DKI Jakarta. Peraturan Daerah tentang pengelolaan sampah Kota Bekasi juga diatur dalam Perda No.15 Tahun 2011.
Berdasarkan beberapa fakta di atas, Kota Bekasi diharapkan dapat menjadi ikon Kota bersih dan sehat bagi kota-kota lainnya. Namun, realita yang ada saat ini menunjukkan bahwa kondisi persampahan Kota Bekasi masih jauh dari harapan terlebih rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan pengelolaan sampah seperti kegiatan Sabtu Bersih khususnya di wilayah Perumahan Jatibening Permai Kelurahan Jatibening.
Pelaksanaan program Sabtu Bersih kini dinilai kurang efektif melihat rendahnya partisipasi masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah Perumahan Jatibening Permai meskipun wilayah perumahan tersebut menjadi wilayah titik pantau pelaksanaan program Sabtu Bersih oleh Pemkot Bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mengungkap faktor-faktor apa saja yang memengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat Jatibening khususnya yang berada di Perumahan Jatibening Permai dalam pelaksanaan Program Sabtu Bersih tersebut.

In the current era of globalization, the waste problem has a wide dimension of the problem along with the socio-economic development and urban growth. Based on the observation of the researcher, Bekasi in addition to being a pilot city for waste management in 2012, Bekasi City also has a major landfill facilities that also hired by the city government. Regulation on waste management Bekasi also set out in Local 15 in 2011.
Based on some of the facts above, Bekasi is expected to become an icon of clean and healthy for other cities. However, the reality today shows that the condition of Bekasi City garbage is still far from expectations especially low community participation in the following activities such as waste management activities in the region's Net Saturday Jatibening Permai Village Housing Jatibening.
Net Saturday program implementation is now considered less effective look low community participation, especially people who live in the area Permai Housing Jatibening though the housing area to the area of program implementation monitoring points Saturday Clean by Bekasi city administration. The purpose of this study is to investigate and uncover any factors that affect low community participation Jatibening especially those in Jatibening Permai Housing in the implementation of the Clean Program Saturday.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Permatasari
"Penelitian ini membahas mengenai perilaku pengelolaan sampah rumah tangga berkelanjutan pada masyarakat RT 01 RW 13, Kampung Pitara, Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pengelolaan sampah rumah tangga berkelanjutan diwujudkan dengan perilaku mandiri dalam mengelola sampah rumah tangga. Masyarakat menggunakan metode 3R reduce, reuse dan recycle dan pengolahan sampah organik menggunakan ember organik dari Pemerintah Kota Depok. Selain itu, faktor pembentuk perilaku berkelanjutan yang berbasis aset komunitas terdiri dari faktor predisposisi, penguat, dan modal sosial dan spiritual.

This thesis discussabout the sustainable household waste management behavior in community of RT 01 RW 13, Pitara, Pancoran Mas, Depok City. This research uses qualitative approach with descriptive research type. Result of this research showed that the sustainable household waste management behaviormanifested by independent behavior in managing household waste. The community use the 3R reduce, reuse and recycle method and organic waste management use organic bucket from Depok Governement. Beside that sustainable behavior forming factors that are based on community assets consist of predisposition, reinforcing, and social and spiritual capital factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>