Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isa Triyasuma
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas evaluasi pelaksanaan program Unit Pelayanan
Kebersihan (UPK) yang dilaksanakan oleh Coroporate Social Responsibility
(CSR) PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. (ITP) serta menjabarkan faktorfaktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan program tersebut. Yang dievaluasi
pada penelitian ini dimulai dari perencanaan program, proses pengambilan
sampah dari rumah tangga, proses pengolahan sampah menjadi Sorted Munipical
Waste (SMW) dan kompos, pengiriman SMW dan kompos ke ITP, pemeliharaan
mesin crusher, screen dan kendaraan operasional serta proses monitoring dan
evaluasi.Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa terdapat beberapa perbedaan
pelaksanaan UPK dengan konsep penerapan CSR dan terdapat 4 faktor
penghambat dan 2 faktor pendukung pelaksanaan program.

ABSTRACT
This research about evaluation processof implementation UPK Program was
implemented by Corporate Social Responsibility PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk and explain restricting and supporting factors in program
implementation. This research evaluate planning program, collecting household
waste process, processing household waste to be Sorted Munipical Waste (SMW)
and compost, delivering SMW and compost process, crusher mechine, screen
mechine and vehicle maintanance process and monitoring and evaluation process.
The result, there are some of differencies betwen CSR concept and
implementation of UPK and also there are four restricting factors and two
supporting factors in program implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fajrianti
"Penelitian ini membahas mengenai proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Komunitas Warga Peduli Lingkungan melalui program garbagepreneurship dan mendeskripsikan perubahan perilaku pengelolaan sampah warga RW 13 Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok yang mengikuti program garbagepreneurship. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat oleh Yayasan Komunitas Warga Peduli Lingkungan dilakukan melalui tahap persiapan, pengkajian, pelasanaan dan evaluasi dan terdapat perubahan perilaku pengelolaan warga baik dari domain kognitif, afektif dan psikomotorik.

This thesis discuss about community empowerment process that been held by Komunitas Warga Peduli Lingkungan Foundation using their garbagepreneurship program and describe behavior changing in waste management RW 13 society, Kelurahan Pancoran Mas, Depok City who following garbagepreneurship program. This research using qualitative approach and descriptive type.
Result of this research are community empowerment process by Komunitas Warga Peduli Lingkungan foundation are readiness stage, assessment, implementation and evaluation also behavior changing in waste management happened in several domain such as cognitive, affective and psychomotoric.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherien Sherlita Widyasari
"Pengelolaan sampah saat ini melibatkan banyak sektor, termasuk platform daur ulang digital yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi. Salah satu platform tersebut adalah Duitin, yang digunakan oleh masyarakat untuk mendaur ulang sampah. Penelitian dilakukan di Kelurahan Karet Semanggi, Jakarta Selatan, tempat mayoritas pengguna Duitin berada, untuk mengevaluasi proses pengelolaan sampah dan dampak penggunaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata timbulan sampah per individu mencapai 0,27 kg per hari, dengan volume tertinggi di RW 4 dan terendah di RW 3. Komposisi sampah terdiri dari 69,52% sisa makanan, 13,3% plastik, 9,81% kertas/karton, dan lainnya, yang menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan pemilahan dan daur ulang. Evaluasi menunjukkan bahwa sebagian besar aspek teknis operasional pengelolaan sampah sudah terpenuhi, namun masih ada ruang untuk peningkatan, terutama dalam hal retribusi sampah dan keterlibatan masyarakat. Analisis mass balance menunjukkan bahwa platform Duitin lebih optimal dibandingkan bank sampah, menyoroti pentingnya integrasi antara berbagai sektor pengelolaan sampah. Rekomendasi yang diberikan meliputi upaya meningkatkan efisiensi dalam setiap tahapan pengelolaan sampah, seperti pengoptimalan sistem retribusi, sosialisasi regulasi, dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya peran aktif dalam pengelolaan sampah dan penggunaan teknologi yang tepat.

Waste management today involves multiple sectors, including digital recycling platforms that have emerged alongside technological advancements. One such platform is Duitin, used by the community to recycle waste. A study was conducted in Karet Semanggi Village, South Jakarta, where the majority of Duitin users are located, to evaluate the waste management process and the impact of its use. The study's results show that the average waste generation per individual is 0.27 kg per day, with the highest volume in RW 4 and the lowest in RW 3. The waste composition consists of 69.52% food waste, 13.3% plastic, 9.81% paper/cardboard, and others, indicating significant potential for improving sorting and recycling. The evaluation reveals that most technical operational aspects of waste management are already met, although there is room for improvement, particularly in waste collection fees and community involvement. The mass balance analysis indicates that the Duitin platform is more optimal compared to waste banks, highlighting the importance of integrating various waste management sectors. Recommendations include efforts to enhance efficiency at each stage of waste management, such as optimizing the fee system, promoting regulatory awareness, and educating the community about the importance of active participation in waste management and the proper use of technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Arfia Utami
"Di era globalisasi saat ini, persoalan sampah memiliki dimensi persoalan yang luas seiring dengan perkembangan sosial ekonomi dan pertumbuhan perkotaan. Berdasarkan hasil observasi peneliti, Kota Bekasi selain menjadi kota percontohan dalam pengelolaan sampah tahun 2012, Kota Bekasi juga memiliki sarana TPA sampah utama yang juga disewa oleh Pemprov DKI Jakarta. Peraturan Daerah tentang pengelolaan sampah Kota Bekasi juga diatur dalam Perda No.15 Tahun 2011.
Berdasarkan beberapa fakta di atas, Kota Bekasi diharapkan dapat menjadi ikon Kota bersih dan sehat bagi kota-kota lainnya. Namun, realita yang ada saat ini menunjukkan bahwa kondisi persampahan Kota Bekasi masih jauh dari harapan terlebih rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan pengelolaan sampah seperti kegiatan Sabtu Bersih khususnya di wilayah Perumahan Jatibening Permai Kelurahan Jatibening.
Pelaksanaan program Sabtu Bersih kini dinilai kurang efektif melihat rendahnya partisipasi masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah Perumahan Jatibening Permai meskipun wilayah perumahan tersebut menjadi wilayah titik pantau pelaksanaan program Sabtu Bersih oleh Pemkot Bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mengungkap faktor-faktor apa saja yang memengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat Jatibening khususnya yang berada di Perumahan Jatibening Permai dalam pelaksanaan Program Sabtu Bersih tersebut.

In the current era of globalization, the waste problem has a wide dimension of the problem along with the socio-economic development and urban growth. Based on the observation of the researcher, Bekasi in addition to being a pilot city for waste management in 2012, Bekasi City also has a major landfill facilities that also hired by the city government. Regulation on waste management Bekasi also set out in Local 15 in 2011.
Based on some of the facts above, Bekasi is expected to become an icon of clean and healthy for other cities. However, the reality today shows that the condition of Bekasi City garbage is still far from expectations especially low community participation in the following activities such as waste management activities in the region's Net Saturday Jatibening Permai Village Housing Jatibening.
Net Saturday program implementation is now considered less effective look low community participation, especially people who live in the area Permai Housing Jatibening though the housing area to the area of program implementation monitoring points Saturday Clean by Bekasi city administration. The purpose of this study is to investigate and uncover any factors that affect low community participation Jatibening especially those in Jatibening Permai Housing in the implementation of the Clean Program Saturday.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Digdoyo
"ABSTRAK
Setiap pembangunan industri minuman bir mempunyai pengaruh terhadap lingkungan, karena industri minuman bir menghasilkan limbah dan apabila limbah tersebut dibiarkan, limbah tersebut akan berpotensi untuk mencemari 1ingkungan. Untuk mencegah pencemaran lingkungan, bakumutu yang dihasilkan dari proses instalasi pengolahan limbah industri minuman bir harus berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dari Surat Keputusan Kotamadya Dati 11 Tangerang No 660.1/SK1395JLH-94 tanggal 19 September 1994.
Penggunaan unit reaktor Upflow Anaerob Sludge Blanket (UASB) di dalam instalasi pengolahan limbah cair industri minuman bir mempunyai beberapa kelebihan, karena seiain berfungsi menurunkan parameter-parameter kadar limbah cair minuman bir, juga dapat menghasilkan gas metana, dan dapat dikonversi menjadi energi listrik. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi kinerja dari reaktor UASB guna memperoleh informasi yang sesuai mengenai pemanfaatan reaktor UASB sebagai :
1. Unit pengolah limbah cair
2. Reaktor UASB sebagai sumber energi gas metana
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahul tingkat efisiensi reaktor UASB dan produksi gas metana yang dihasilkan, dengan memperhatikan beban pencemaran, kesesuain desain dan standar pengoperasian. Efisiensi reaktor UASB dapat diamati melalui besarnya removal capacity yang dihasilkan setelah kadar limbah cair melalui reaktor UASB, sedangkan volume gas metana yang dihasilkan diamati melaiul penurunan COD dan besarnya Volatile Fatty Acid.
Dalam penelitian ini kondisi khusus yang diberlakukan pada kadar limbah cair sebelum menuju unit reaktor UASB adalah pH 7 - 7,5, temperatur adalah 30 - 37°Celcius, volume UASB = 380 m3 dan Hydraulic Retention Time = HRT = 11 jam pada kapasitas :
- aliran umpan rata-rata = 36,79 m3/jam dengan Organic Loading Rate (OLR)= 6,06 kg COD/hari
- aliran umpan rata-rata = 36,72 m3/jam dengan Organic Loading Rate (OLR) = 5,87 kg COD/hari
Dari hasil percobaan didapat hal-hal berikut:
1. Adanya sifat hubungan yang sangat kuat antara parameter limbah cair sebelum melalui reaktor UASB dan sesudah melalui reaktor UASB, baik dari aliran umpan rata-rata = 36,79 m3/jam dan OLR =6,06 kg COD/hari maupun pada aliran umpan rata-rata = 36,72 m3/jam dan OLR =5,87 COD/hari. Adapun nilai r (hubungan) pada aliran umpan rata-rata = 36,79 m3/jam dan OLR =6,06 kg CQD/hari adalah CODt=0,05, CODs=(0,33), pH=0,75, SS=(0,18), sedangkan nilai r (hubungan) pada aliran umpan rata-rata = 36,72 m3/jam dan OLR =5,87 COD/hari adalah CODt=0,52, CODs=0,33, pH=0,43, SS=0,37. Di samping itu berdasarkan uji statistik dan basil pengukuran terbukti bahwa reaktor UASB mampu menurunkan kadar limbah cair hingga 82,41%.
2. Efisiensi reaktor UASB yang diperoieti pada aliran umpan 36,79 m3/jam dengan OLR= 6,06 kg COD/had mempunyal efisiensi UASB= 82,38% dan VFA= 81,36% sedangkan aliran umpan 36,72m3/jam dengan OLR=5,87kg COD/had mencapai etisiensi UASB= 82,41%. dan VFA=66,36%, berdasarkan data ini terlihat bahwa Efisiensi reaktor UASB akan meningkat dengan turunnya OLR.
3. Gas metana yang tertinggi diperoleh dari aliran umpan 36,79 m3/jam dengan OLR=6,06 kgCOD/hari pada VFA= 81,36%, menghasilkan gas metana 255,85 m3/hari, sedangkan aliran umpan 36,72 m3ljam OLR=5,87 kg COD/had pada VFA= 66,36%, menghasilkan gas metana 88,72 m3/hari dari data ini terlihat bahwa gas metana akan meningkat dengan mentngkatnya VFA.
4. Kapasitas gas metana 255,85 m3lhari bila dikonversi sebagai energi listrik menjadi 207,24 kilo watt perjam, sedangkan kapasitas gas metana 88,72 m3/hari bila dikonversi sebagai energi listrik menjadi 71,86 kilo watt perjam, ini menunjukkan bahwa daya listrik yang dihasilkan sebanding dengan konversi gas metana.
Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan bahwa reaktor UASB merupakan salah satu unit pengolahan limbah cair yang dapat menurunkan kadar limbah cair dan menghasilkan gas metana dan energi gas metana dapat dikonversi menjadi energi listrik.

ABSTRACT
Every development in beer industry may influence its environment, because the industry produces wastes. If the wastes are negleted, it can be a potensial pollutant to environment In order to keep the enviroment away from enviromental pollution, quality of waste treatment outcome must be lower than the stipulated quality standard regulation of Kotamadya Dati Ii Tangerang No. 660.11SK13951LH - 1994 dated 19 err September, 1994.
Using Upflow Anaerob Sludge Blanket (UASB) reactor utilization to waste water has some advantages, such as reducing level of waste water concentration, producing methane gas that can be converted into electrical energy. Therefore, performance of UASB needs to be evaluated to gain information regarding its benefit as a waste water treatment unit and a source of methane gas energy.
Generally, the research objectives to are detect efficiency level of UASB and production of methane gas by observation on pollution load, suitability on design and standardization in operation. Efficiency level of UASB reactor can be observed by removal capacity, meanwhile the capacity of methane gas production is observed by COD reduction and Volatile Fatty Acids.
Certain conditions are applied to waste water before it is processed in USAB reactor unit; they are as follows : pH 7.7.5; the temperature 30°C -37°C ; USAB volume = 380m3; and hydraulic retention time = 11 hours in capacity :
- A feed flow average of 37.79 m3/hour with Organic Loading Rate (OLR) = 6.4 kg COD/day
- A feed flow average of 36.72 m3/hour with Organic Loading Rate(OLR) = 5.87 kg COD/day
The research can be stated in followings :
1. There is a solid connection on waste water concentration before and after passing through the USAB in both capacities feed flow average of 36.79 m3/hour with Organic Loading Rate (OLR) = 6.06 kg COD/day and a feed flow average of 3712 m3lhour with Organic Loading Rate (OLR) = 5.87 kg COD/day. The result feed flow average of 36.79 m3lhour with Organic Loading Rate (OLR) = 6.06 kg COD/day is CODt =0.05, CODs =(0.33), pH =0.75, SS =(0.18) and a feed flow average of 37.72 m3lhour with Organic Loading Rate (OLR) = 5.87 kg COD/day is CODt =0.52, CODs =0.33, pH =0.43, 55 =0.37. Based on statical test and result measurement, it can be proved that UASB reactor can reduce waste water concentration up to 82,41%.
2. Efficiency of UASB reactor on feed flow average of 36.79 m3/hour with Organic Loading Rate (OLR) = 6.06 kg COD/day is 82.38% and VFA = 8t36%. Meanwhile, UASB reactor of feed flow average of 36.72 m3/hour with Organic Loading Rate (OLR) = 5.87 kg COD/day can reach USAB efficiency = 82.41% and VFA = 66.36%. From the above data, it can be concluded that efficiency UASB reactor is increased with the reduction of OLR.
3. The highest capacity 255.85 m3/day of methane gas can be reached on feed flow average of 36.79 m3/hour with Organic Loading Rate (OLR) = 6.06 kg COD/day and VFA =81.36%. Whilst, the feed flow average of 36.72 m3lhour with Organic Loading Rate (OLR) = 5.87kg COD/day, VFA =66.36% can produce 88.72 m3/day methane gas capacity. It can viewed that methane gas capacity is increased with the growth of VFA.
4. In capacity of 255,85m31day methane gas can be converted into 207.24 kwh electrical energy and capacity of 88.72 m3/day methane gas can be converted into 71.86 kwh. The condition is shown that production of electrical energy is equivalent to methane gas conversion.
It can be concluded that UASB reactor is one of waste water treatment installation which can reduce waste water concentration and produce methane gas as energy; methane gas can be convertion into electrical energy.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik
"Masalah utama yang dihadapi penduduk desa Barongan kota Kudus dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih selain bersifat material mencakup pula bahwa, interaksi pemerintah dan masyarakat belum mencerminkan suatu keterpaduan. Pemerintah setempat yang berusaha menerapkan inovasi kebersihan modern yang berasal dari negara maju sebagai acuan, kurang memperhatikan sifat urban kita yang sudah terbiasa mengelola sampah rumah tangga secara tradisional. Perbedaan kerangka acuan tersebut akhirnya menghambat terciptanya sikap tanggung jawab masyarakat pada kebersihan rumah tinggal secara nyata. Oleh karena itu pengkajian sikap masyarakat pada kebersihan rumah tinggal dan kaitannya dengan inovasi penanggulangan sampah sebagai bagian dari pembinaan kebersihan lingkungan pemukiman menjadi hal yang penting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan pelaksanaan, kecenderungan sikap masyarakat dalam kebersihan lingkungan rumah tangga,faktor sosial budaya yang mendominasi perilaku mereka terhadap sampah dan kategorinya, serta mekanisme sosial yang berkembang, sehubungan dengan program penanggulangan sampah yang diinovasikan.
Penelitian ini dilakukan di desa Barongan, kota Kudus, dengan sample 80 keluarga (ibu rumah tangga dan atau didampingi suami), sebagai responden yang dipilih secara acak stratifikasi, pada 3 RW. Metode yang digunakan adalah diskriptif, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dibantu kuesioner serta studi kepustakaan.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah: diketahuinya bentuk inovasi kebersihan pada lingkungan hidup kota yang berpenduduk heterogen sosial budayanya, dengan pelayanan sampah sistem modul. Pelaksanaannya dengan melibatkan masyarakat dalam penyuluhan kebersihan, pewadahan sampah, membayar iuran kebersihan serta mendapat pelayanan pengambilan dan pengangkutan sampah dari tiap rumah tinggalnya. Mereka sebelumnya telah didominasi oleh pengetahuan, kepercayaan, kebiasaan, kesempatan dan keputusan membuang sampah dan limbah rumah tangga secara tradisional (dimasukan ke dalam lubang pekarangan sekitar rumah, dibakar dan ditimbun tanah, serta ke comberan). Kecenderungan sikap mereka, menyatakan persetujuannya terhadap gagasan baru tentang penanggulangan sanpah, kecuali menegur pada orang yang buang sampah sembarang tempat,masih relatip lemah. Mekanisme sosial yang terjadi tampak kurang lampu merubah perilaku kebersihan yang lama dalam kelola limbah rumah tangga, karena terdapat kelemahan perangkat inovasi (materi kurikulum, kadar penyuluh, peserta), sehingga akhirnya kurang tercipta disiplin warga pada ketentuan inovasi. Walaupun begitu, mereka telah memiliki sedikit pengetahuan inovasi kebersihan modern. Praktek buang sampah rumah tangga tradisional digeser dengan pelayanan sampah sistem modul.
Dengan demikian kuat lemahnya penerimaan masyarakat terhadap inovasi kebersihan penanggulangan sampah, berhubungan dengan kesempurnaan komponen program dan tingkat kompleksitas psikologi,sosial dan budaya dalam masyarakat. Selanjutnya tahapan yang terjadi pada proses penerimaan dan penolakan dalam rejection-adoption theory berlaku pula pada masyarakat bersangkutan.

The man problem faced by the inhabitants at Barongan village Kudus city, in creating clean environmental surroundings is that, besides of non-material reasons, the interaction between the government and community, has not shown good coordination. The local government which tries to implement modern innovative environment cleanliness practices from developed countries as from of reference does not give enough consideration of local custom in overcome garbage traditionally. The difference in the two frame of reference in turn, hinders the implementation of sense of respons ability on part of inhabitants in creating clean household environmental. Therefore, studies on the attitudes of the society on home cleanliness in relation to wastes overcome innovation as part of building hosehold environmental cleanliness becomes prominent.
The objective of this study is to know the patterns, implementatlon and tendency of social attitude is home environmental cleanliness, social-cultural factors dominating their behaviours towards wastes and their categories,and developing social mechanism in relation to innovative waste overcome / management programmes.
This study is done at Barongan village, Kudus city, with sample of 80 household ( house-wives, either accompanied by their husbands or bs them selves) as respondents chosen with stratified random, at three RW' s. The method which is used is discriptive, and the techniques used in collecting the data are depth-interviews, questionairs, and literary studies.
What have been found in this study are pattern of home environmental cleanliness programme implemented in a small town with heterogeneous social-cultures with modullar garbage services. The implementation includes the involvement of the inhabitants in spreading information on the importance of clean environment, putting garbage into containers,contributing cleanliness fund and getting garbage-taking-away services from every home. They were previously influenced by knowledge, belie£, customs, opportunities and decisions on throwing away hone waste and sewage traditionally (put into square holes in the ground around the houses, burned, and covered with soil and open sewage ditch). They tend to agree at the new ideas wastes management, but the practice on warning on other who throw garbages not provided repositories is relatively weak. Social mechanism does not seem to change old cleanliness practices on overcome domestic waste. Because of the weaknesses in the innovative package (syllabi, staff, participants). As a result the inhabitants have not been fully committed to the innovative movement. Nevertheless,the have got some knowledge on modern way of keeping the environment waste have been seplaced by modular waste services.
Thus, weather or not the society has the full commitment to the inovative way of wastes overcome has much to do with the perfectness of the innovative program components and the levels of complexities of the psychological-social-cultures of the society.Then, stages in the processes of adoption-rejection theory is also true to the above-mentioned society."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Juli Edi
"ABSTRAK
Pengolahan bahan olah karat rakyat menjadi produk ekspor SIR 20 (Crumb Rubber), menghasilkan limbah cair yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan organisme perairan dan peruntukan badan air penerima.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tabun 1990 tentang pengendalian pencemaran air, mengupayakan agar sungai dengan berbagai fungsi perlu mendapat perhatian secara bijaksana, sehingga keseimbangan lingkungan dan upaya pengamanan sungai terhadap kerusakan yang disebabkan oleh tindakan manusia dapat dihindarkan.
Dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah tersebut PT. Lingga Djaja membuat sistem pengolahan air limbah bahan olah karet rakyat dengan metode sirkulasi bertahap, diharapkan mampu memperbaiki mutu air limbah sesuai dengan baku mutu limbah yang diizinkan pemerintah.
Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui kemampuan metode sirkulasi bertahap dalam menurunkan kadar pencemar dan mempelajari pengaruhnya terhadap badan air penerima limbah.
Lokasi penelitian terletak di tepi Sungai Enim, termasuk wilayah Kecamatan Tanjung Agung, lebih kurang 5 Km dari ibu kota Kabupaten Muara Enin, Provinsi Sumatera Selatan.
Untuk memperoleh data yang representatif, dilakukan pengambilan contoh air pada 5 lokasi pengukuran di daerah instalasi pengolahan limbah dan 3 lokasi pengukuran pada Sungai Enim, masing-masing sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut.
Selanjutnya dilakukan analisis contoh air di laboratorium untuk parameter BOD 5, COD, NH3-N, TSS, kekeruhan, DO, M03-N, TDS dan P04-P, sedangkan suhu dan pH diukur langsung di lapang (in situ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode sirkulasi bertahap berdasarkan nilai NSF-WTI hanya mampu menaikkan mutu air limbah sebesar 27,34% dengan nilai BOD 5 (+43,9 mg/I) dan NH3-N (+39,1) masih berada di atas baku mutu limbah cair untuk industri karat yang diizinkan. Sedangkan hasil uji t terhadap rata-rata kadar parameter yang diukur sebelum dan setelah pengolahan menunjukkan adanya perbedaan nilai BOD 5, NH3-N, COD, TSS, sedangkan pH tidak berbeda sebelum dan setelah air limbah mendapat perlakuan sirkulasi bertahap.
Kualitas air Sungai Enim sampai dengan jarak 25 meter dari Effluent tergolong buruk (nilai NSF-WQI 41,66). Pada jarak 100 meter dari Effluent, setelah mendapat pengenceran air sungai sebesar 3510 kali, air sungai tergolong baik (nilai NSF-WQI 67,47), mendekati mutu air baku produksi yang digunakan (nilai NSF-WQI 75,03).
Hasil uji t terhadap rata-rata parameter yang digunakan, terdapat perbedaan BOD 5, COD, dan NH3-N pada jarak 25 meter dari lokasi pembuangan limbah dibandingkan dengan konsentrasi sebelum terjadinya pencemaran, sedangkan pH dan TSS tidak menunjukkan adanya perbedaan. Pada jarak 100 meter dari lokasi pembuangan limbah, parameter BOD 5, COD dan T55 menunjukkan adanya perbedaan dibandingkan dengan konsentrasi sebelum terjadinya pencemaran, sedangkan pH dan NH3-N tidak menunjukkan adanya perbedaan.;

ABSTRACT
The small holder's rubber raw material processing to become crumb rubber (SIR 20) produces liquid waste in which if not properly treated, prior to discharge, may cause disturbance on aquatic living organisms in the receiving water bodies.
The Government Regulation (No. 20, 1990) concerning water pollution control has stated that attention on the multi usage of rivers should be wisely made in order to protect the environment from destruction caused by human activities and keep the nature in balance.
In the implementation of the government policy concerning the environment, PT. Lingga Djaja has treated its effluent using several steps circulation method. It is expected that the treated wastewater of this mill can comply the government's permissible limit for rubber industry.
The research aims to assess the capabilities of' the existing wastewater treatment plant of PT. Lingga Djaja to reduce its pollutants' concentration and the impact to the rivers. The mill located at the river Enim in Tanjung Agung sub-district, 5 km from Muara Enim, South Sumatera Province.
To obtain a representative data, samples were taken from 5 samples within the mill's wastewater treatment units and 3 samples at the river Enim, the samples were taken two times a day in three respective day. From each sample 10 physico-chemical parameters were measured. The BOD 5, COD, NH3-N, TSS, turbidity, dissolved oxigent, N03-N, TDS and P04-P were measured in the laboratory, while pH and water temperature were measured directly in the field (in situ).
The study revealsthat the several steps circulation method can only improve the quality of waste water of about 27,34% wit BOD 5 and HH3-N concentration were still above the government's permissible limit for rubber industry. However, the statistical t test shows that the BOD 5, COD, NH3-N and TSS concentrations, both before and after treatments, were significantly different, but not for pH.
The river water quality until 25 meter from the mill discharge point shows a bad quality (NSF-WQU value is 41,66). But, after 100 meter from discharge point, where 3510 times of dilution caused by the river Enin exists, the quality of water improved (NSF-WQI value is 67,47). This value approaches the upstream river water quality (NSF-WQI value is 75,03).
Statistical t-test on average value of BOD 5, COD, NH3-N 25 meter from the mill discharge point, shows significant difference to concentration before discharge point except for pH and TSS. After 100 meter from the discharge point, the BOD 5, COD, TSS shows a significant difference to the concentration before discharge point except the pH and NH3-N.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devika Sari
"Saat ini, permasalahan sampah sudah menjadi permasalahan besar di Ibu Kota Jakarta. Setiap harinya manusia memproduksi sampah sebanyak 0,8 kg dan sampah rumah tangga-lah yang menjadi penyumbang terbesar sampah yang ada. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah padat rumah tangga yang tepat dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat di bantaran sungai terhadap perilaku pengelolaan sampah padat rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif sederhana. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakulcan secara acalc teratur/simple random sampling sebanyak 54 warga di wilayah RW. 02 khususnya pada RT yang dilalui sungai Kalisari (RT 07, 09, 10, 12). Data yang sudah terkumpul dianalisa dengan rumus univariat dan a 0,05 dan didapatkan hasil bahwa masyarakat memiliki tingkat persepsi yang positif (61%) terhadap pengelolaan sampah padat rumah tangga.

Currently, the problem of waste has become a major problem in the capital city of Jakarta. Every day people produce as much as 0.8 kg of garbage and household trash that was the largest contributor to the existing waste. Public perception of household solid waste management right can help overcome these problems. This research aims to reveal people's perception along the river to the behavior of household solid waste management. This is a quantitative research with use simple descriptive method. Sampling in this study were randomly regular/ simple random sampling from 54 residents in the area of RW 02 especially on the RT 07, 09, 10 and 12 that impassable of the Kalisari's river impassable. The data have been collected will be analyzed with univariat pattern and ot 0.05 and the result is that people have a positive perception of the level (61%) of household solid waste management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5866
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Akbar Wahyu Jati
"ABSTRAK
Masalah lingkungan saat ini merupakan fenomena yang mengkhawatirkan, salah satunya adalah masalah Sampah, yang di Indonesia, sebagian besarnya dihasilkan oleh rumah tangga. Kabupaten Bogor, sebagai salah satu daerah dimana masalah sampahnya mengkhawatirkan, membuat sebuah program bernama Kampung Ramah Lingkungan, yang di dalamnya terdapat upaya-upaya penanggulangan masalah sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program Kampung Ramah Lingkungan di Kabupaten Bogor dalam menanggulangi masalah sampah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode post-positivisme dan menggunakan teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam implementasinya, program Kampung Ramah Lingkungan berjalan dengan kurang optimal. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya dukungan sumber daya yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Saran dari penelitian ini adalah Dinas Lingkungan Hidup dapat meningkatkan sumber daya yang dimiliki, baik kuantitas maupun kualitas.

ABSTRACT
Waste Issue nowadays is a huge environmental problem and cause huge damages. Most of the Waste we produce are household waste. Bogor Regency, as a region where the waste issue is one of the worst in Jawa Barat, created a program called Kampung Ramah Lingkungan, which consists of a series of activities, aimed to countermeasures environmental problems, such as waste issue. The purpose of this research are to analyze the implementation of Kampung Ramah Lingkungan Program as a mean to countermeasures waste issue in Bogor regency. This research Is a descriptive, post positivism research. The data is collected by means of deep interview and literature review. The result of the research suggests that Kampung Ramah Lingkungan Program is not running optimal enough. it doesn rsquo t have means to measure the outcome of the program, so the stackholder, in this case Dinas Lingkungan Hidup, doesn rsquo t really know well about the outcome. Dinas Lingkungan Hidup needs to increase the quality and the quantity of all the resources they have and need to support the program and other stakeholders rsquo participation, such as private sectors and NGO need to be increased to help Dinas Lingkungan Hidup to optimalize the program. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditha Cahyani Isty Ningdiyah
"Sampah merupakan sisa dari suatu kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berwujud padat, keberhasilan pengelolaan sampah berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan segala bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah mulai dari proses prencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan, dan faktor eksternal terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Setelah dilakukan perhitungan besar sampel minimum menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi (Lemeshow, 1990) didapatkan besar sampel minimum sebanyak 114 sampel. 
Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar telah memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam pengelolaan sampah rumah tangga yaitu sebanyak 60 responden (52,6%), dimana 54 responden lainnya (47,4%) memiliki tingkat partisipasi rendah dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Pada penelitian juga dinyatakan bahwa terdapat faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi pengelolaan sampah rumah tangga yaitu faktor sosiodemografi dan faktor eksternal. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah usia (nilai p 0,009; OR 10,26), sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah dukungan tokoh masyarakat (nilai p 0,002; OR 3,39). Untuk faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan; pengetahuan; dan faktor eksternal berupa sarana prasarana tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel usia dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Waste is the residue of daily human activities and natural processes in solid form, the success of waste management is related to the level of community participation. Community participation is all forms of community involvement in waste management starting from the process of planning, implementation, to evaluation. The aim pf this research is to analyze the relationship between sociodemographic factors, knowledge, and external factors on community participation in household waste management in Batu Ampar Subdistrict, East Jakarta, in the year 2023. This study employs an analytic survey method using a cross-sectional research design with stratified random sampling as the sampling technique. After calculating the minimum sample size using the hypothesis test formula for the difference in proportions (Lemeshow, 1990), the minimum sample size was determined to be 114 samples.
The research result indicated that majority of households in Batu Ampar Subdistrict have a high level of participation in household waste management, with 60 respondents (52,6%), while the remaining 54 respondents (47,4%) have a low level of participation. The study also states that there are factors significantly associated with household waste management participation, namely sociodemographic and external factors. Sociodemographic factors significantly associated with community participation are age (p-value 0,009; OR 10,26), while the external factors significantly associated with community participation is community leader support (p-value 0,002; OR 3,39). Sociodemographic factors such as gender, education, occupation, and income; knowledge; and external factors such as facilities do not have significant relationship with community participation. In conclusion, age and community leader support variable are significantly associated with community participation in household waste management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>