Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Joni Tua
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S23868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Tarigan, Antonius
"ABSTRAK
Pemekaran wilayah nerupakan trend baru yang mengiringi implementasi
kebijakan pembentukan daerah otonom baru dan sebagai salah satu jawaban atas
berbagai persoalan yang muncul dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di
Indonesia. Implementasi kebijakan tersebut mengarah pada upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Namun, persoalan pelik muncul dalam implementasi
kebijakannya karena kepentingan yang melatarbelakangi pemekaran wilayah
seringkali tidak jelas apakah berupa kepentingan jangka panjang yang konstruktif
atau kepentingan jangka pendek yang justru destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh faktor kebijakan, organisasi dan lingkungan terhadap
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom baru. Kemudian, untuk
menggambarkan model persamaan struktural hubungan yang sesuai antara' ketiga
faktor determinan tersebut dan pengaruhnya terhadap keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan daerah otonom baru.
Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dan desain evaluasi
implementasi kebijakan. Unit analisisnya iaiah pegawai yang mewakili organisasi
pemerintah daerah otonom baru di Propinsi Gorontalo. Data dikumpulkan dengan
menggunakan teknik observasi, angket dan wawancara mendalam. Data yang
terkumpul dan dianalis dengan menggunakan SEM {Structural Equation Modeling) dan
dengan memakai perangkat lunak LISREL {Linear Structural Relationship).
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom baru diukur
berdasarkan pemenuhan tujuh prakondisi daerah otonom: lembaga perwakilan yang
mendukung terciptanya ikiim demokrasi dan pembelajaran politik rakyat berbasis
partisipasi masyarakat lokal; manajemen urusan daerah dilakukan secara optimal;
kelembagaan pemerintah daerah terbangun berdasarkan kewenangan, kebutuhan^
kemampuan yang dimiliki; supervisi dan monitoring dilakukan sebagai dasar penilaian
hasil pembangunan daerah; manajemen pelayanan publik dasar yang terlaksana
secara efislen, efektif, ekonomis dan akuntabel; tersedia personalia yang dibutuhkan
untuk mendukung kelancaran tugas pemerintah daerah dan tersedia sumber
keuangan yang cukup untuk membiayai pembangunan daerah.
Kebljakan, organisasi dan lingkungan implementasi kebijakan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah
otonom bam. Kebijakan diwakill oleh aspek kesesualan tujuan kebijakan, konsistensi
dan kejelasan isi kebijakan, jenis manfaat yang dihasilkan, efektivitas penyampaian
dan perubahan yang ten'adi melalui implementasi kebijakan. Kemudian, organisasi
diwakili oleh adanya tugas pokok dan fungsi yang jelas untuk dilaksanakan oleh
instansi pemerintah daerah; kegiatan intra dan antar unit organisasi pemerintah
daerah terkoordinasi dan sinkron satu sama lain; adanya struktur organisasi yang
mewadahi dan mencirikan dinamika kegiatan yang dilakukan; sistem kepegawaian
yang didasarkan pada kecakapan dan keahlian; sistem kompensasi yang berbasis
kinerja serta tersedia sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran tugas
pemerintah. Kemudian, lingkungan diwakili oleh aspek kerjasama antar lembaga
secara horizontal dan vertikal; hubungan sosial yang solid; budaya organisasi sebagai
perekat yang menyatukan langkah pemerintah daerah; aspek politik lokal yang berciri
demokratis berbasis partisipasi masyarakat; potensi sumber daya alam yang
dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan daerah; kepemimpinan berdasarkan
hati nurani dan partisipasi lembaga mitra untuk memacu akselerasi pembangunan
daerah. Selanjutnya, pemodelan persamaan struktural hubungan antara faktor
kebijakan, organisasi dan lingkungan serta pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom baru menunjukkan nilai
probabilitas signifikansi 0,99943 (p > 0.05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara matriks kovarian model teoritik dengan matriks kovarian data.
Implikasi teoritis penelitian ini menguatkan perpaduan elemen dalam model
implementasi kebijakan sebagai proses politik dan administrasi, model kesesualan,
model linier dan model interaktif. Efek sinergisnya, terdapat dimensi baru bernama
"dimensi infrastruktur" implementasi kebijakan yang sekaligus menguatkan konstruksi
model deskriptif sistem determinan implementasi kebijakan yang dihasilkan. Tiga
dimensi dalam model sistem determinan implementasi kebijakan melengkapi dimensi
model implementasi kebijakan yang ada, khususnya terhadap model proses politik
dan administrasi yang hanya meliputi dimensi isi kebijakan dan dimensi konteks
implementasi. Secara metodologis, penelitian ini mendukung kesesualan aplikasi
pendekatan analisis pemodelan persamaan struktural dalam menjelaskan pengaruh
kebijakan, organisasi dan lingkungan terhadap keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan daerah otonom baru. Keberhasilan tersebut didasarkan pada
pemenuhan prakondisi daerah otonom menjadi fondasi untuk menerapkan konsep
pemerintahan yang berwirausaha berbasis inovasi kelembagaan.
Berdasarkan konstruk teoritis (tesis) dan realitas di lapang (anti tesis) diperoleh
hasil analisis faktor konfirmatori (sintesis) pemikiran ilmiah mengenai keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom yang didukung dengan infrastruktur
yang kondusif bagi pelaksanaan kebijakan dalam konteks pemerintah daerah.
Keberhasilan tersebut didasarkan pada pemenuhan ketujuh prakondisinya yang
dipengaruhi oleh faktor yang saling berhubungan antara isi (kebijakan), infrastruktur
(organisasi) dan konteks (lingkungan) implementasi kebijakan. Implikasi kebijakannya
adalah stakeholders kebijakan perlu mencermati kondisi aktual daerahnya agar
sinyalemen bahwa pemekaran sebagai derita bagi sang induk dan nestapa bagi rakyat
miskin di daerah otonom baru tidak menjadi pengalaman buruk yang berulang hanya
untuk kepentingan politik atau ajang perburuan jabatan bagi pihak tertentu di daerah.

ABSTRACT
"Regional Pemekaran" (proliferation of the regions) is a new trend that
conveyed implementation policy of establishment new regional autonomy and it also
answered various problems appeared in administering the local government in
Indonesia. Implementation policy mentioned has been directed on ultimate cause,
which efforts to improve people welfareness. Nevertheless, often times obstacles set
to emerge in implementing the policy due to interests in relevance to the motif of
Regional Pemekaran would be intended for constructive long term objectives or
merely temporarily yet unpopular. This research aimed to analyze the influence factor
of policy, organization, and environment on successful in administering the new
regional autonomy. Furthermore, the research also design a model equation on
structural relation between said three determined factors and its influence on
successful to oversee the new regional government.
This study conducted based on quantitative analysis method and design
evaluation on implementing policy. The unit analysis was represented by employee in
the organization of new local autonomy government in Gorontalo Province. Data
gathered was using observation technique, questionnaire, and in-depth interview.
Data collected was then analyzed with SEM (Structural Equation Modelling) and
availed by LISREL (Linear Structural Relationship) instrument.
Successful administering the new regional autonomy government measured
by completing seven regional autonomy pre-requisites, namely: representative
institution in support to establish democracy climate and lessons learnt society based
on civic iocal participatory, optimized regional management for internal affair,
institutionalized local government based on authority, need, and capacity, supervision
and monitoring as a base tool to assess regional development, management for
public service delivery implied effectively, efficiently, economically, and accountable,
competent personnel to support the administer local government, and availability
funding for regional development.
Policy, organization, and environment to implement the policy have been
positively influenced and significant on successful overseeing new autonomy of
regional government. Policy represented by relevant aspect on objective policy,
consistency and clarity of policy, output for beneficiary, effectivity in processing and
adjustment that occurred through implementation of the policy. In addition,
organization represented by main task and clear function to be implemented by
regional government institution; intra activity and inter unit organization of local
government coordinated and synchronized between another. Availability of
organization structure that coping and characterized their dynamic activity; personnel
system based on competencies; compensation system based on performance and
availability infrastructure that support the tasks for the government. Moreover,
environment embodied by aspect of cooperation between institution in horizontal and
vertical; solid social relation, organization culture to reunite into vision of local
government. Local political aspect characterized by democratize based on civil
participation. Cultivated potential of natural resource for local purpose. Additionally,
modeling equation relationship between factor policy, organization, and environment
and its influence on successful managing new autonomy local government has shown
probability significant value 0.99943 (p > 0.05). This means that there were no
significant differences between matrix Covarian theoretical model and Covarian matrix
data.
Theoretical implication from the research strengthened combination element
in model implementation policy as political and administration process, relevance
model, linier model, and interactive model. And its synergize effect, accessibility of
new dimension with so called " infrastructure dimension" implementation policy that
apparently strengthening the descriptive model determined system as a result of
implementation policy findings. Three dimension in system model determining policy
implementation complemented on current model implementation policy, especially
political and administration process model that only covered the dimension of policy
content and dimension of policy context. Methodologically, this research supported
relevant application on approach to analyze modeling structure in explaining policy
influence, organization, and environment for successful administering new autonomy
regional government. Successful mentioned above were basically due to fulfillment of
prerequisites of new regional autonomy as foundation to imply a concept of
entrepreneurial government based on institutional innovation.
Based on theoretical construct (thesis) and reality (anti thesis) obtained the
result of confirmatory analytical factor (synthesis) research on successful
administering regional autonomy government supported by conducive infrastructure
for policy implementation in regional government context. Implication of the policy
that policy stakeholders need to assess actual local condition in order to detect that
pemekaran caused suffer for holding and misery for poor people in new regional
autonomy would not duplicate as bad experience only for politic interest or chasing
position for certain parties in the region."
2007
D726
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachrul Elmi
Jakarta: UI-Press, 2002
352.4 BAC k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bachrul Elmi, 1943-
Jakarta: UI-Press, 2002
352.4 BAC k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
IG. Sigit Murwito
"Dari kelemahan-kelemahan studi mengenai indeks daya saing investasi yang pernah dilakukan di Indonesia, tesis ini mencoba melihat pengaruh variabel-variabel yang mempengamhi daya saing investasi daerah. Tesis ini mempakan penggembangan dan penelusuri Iebih lanjut dari hasil studi KPPOD (Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah). mengenai Peringkat Daya Saing Investasi Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia dari tahun 2002-2005. Tesis mencoba ini mencari perhedaan pengaruh variable-variabel ekonomi terhadap indeks daya saing investasi daerah kabupaten dan dengan indeks daya saing investasi daerah kota berdasarkan studi ICPPOD.
Studi ini didasari oleh teori pertumbuhan elconomi daerah yang dikembangkan pertama kali oleh Solow (1956) dan Swan (1956), serta teori lokasi industri oleh Mano dan Utsuka (2000). Beberapa literatur menjelaskan bahwa tingkat daya saing daerah sorta keterbukaan global sangat berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah yang dapat diukur dengan pertumbuhan ekonominya. Dari literatur dan teori pertumbuhan ekonomi serta teori lokasi industri, daya saing daerah dipengaruhi oleh beberapa variabel utama, yakni: (1) Variabel Peran Pemerintah, (2) Variabel Kinerja Perekonomian Daerah, (3)Variabel Efisiensi Dunia Usaha yang termasuk di dalamnya adaiah sumber daya manusia (tenaga kerja), serta aspek geografis atau Iokasi.
Pendekatan penelitian dari tesis ini adalah ekonometri dengan melakukan regresi terhadap 7 (tujuh) variabel independen - yang juga dikelompokkan menjadi tiga kelompok variabel seperti tersebut diatas~ dengan dependen (Indeks Daya Saing Investasi Daerah menurut hasil penelitian KPPOD), dengan spesiiikasi model sebagai berikut: Anggaran Pembangunan terhadap APBD; PAD: Rasio PAD Terhadap APBD; IPM: Indeks Pembangunan Manusia; YKAP: PDRB Perkapita; Prod: Produktivitas Tenaga Ketja; Upah: Biaya tenaga kerja; dan IKK: Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Dengan mempertimbangkan keunggulan-keunggulan data panel maka dalam penelitian ini akan digunakan regresi data panel 132 daerah kabupaten/kota (39 kota dan 93 kabupaten) di Indonesia dalam kurun waktu 2002-2005. Metode pendugaan yang digunakan untuk analisis regresi adalah metode OLS (Ordinmjv Least Square). Penggunarm model regresi pada data panel asumsi OLS harus terpenuhi untuk menghasilkan taksiran yang BLUE.
Uji statistik terhadap model indeks daya saing investasi daerah dengan menggunakan data panel kabupaten dan kota yang digabung, maupun yang diestimasi secara sendiri-sendiri (kabupaten dan kota dipisahkan) menunjukkan bahwa model fixed qjfect regression merupakan model yang paling tepat dan terpilih untuk mengestimasi model untuk menjawab pertanyaan penelitian ini. Salah satu temuan yang paling mendasar adalah adanya perbedaan karaktetistik antara daerah rural (kabupaten) dan urban (kota) dalam hal daya saing investasi daerah Perbedaan karakteristik terlihat dari pengannh variabel tetilcat khususnya terkait dengan .gpecffic location factor yang menjadi perhatian dalam kegiatan investasi berdasarkan tipe-tipe investasi yang akan dilakukan. Estimasi hasil regresi dengan data kabupaten kota secara bersamaan memperlihatkan seluruh variabel bebas secara signjfikan mempengaruhi indeks daya saing investasi daerah pada tingkat kepercayaan 99%. Dengan melakukan regresi data kabupaten dan kota secara terpisah diperoleh hasil tidak semua variabel be/bas benpenganlh secara signilikan terhadap indeks daya saing investasi kabupaten atau kota.
Hasil studi ini diharapkan dapat melengkapi studi mengenai "Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia", yang telah dilakukan oleh KPPOD. Selain itu juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan rnasukan dalam pengambilan kebijakan pembangunan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan daya saing investasi daerah. Secara akademis Studi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi studi-studi sejenis berikutnya.

Base on the weakness of studies concerning investment competitiveness index which have ever been done in Indonesia, this thesis try to see variables influence on regional investment competitiveness. This thesis is the jitrther developing and tracing of the result of KPPODCS (Komite Pemantauan Pelalrsanaan Otonomi Daerah) stuajv concerning Rating of Regional Investment Competitivenex of Cities and Regencies in Indonesia 2002-2005.
The basic theory of this studv is base on growth theory by Solow (1956) and Swan (1956), and also Industrial Location theory by Mano and Utsuka (2000). Some literatures explain that level of regional connzetitiveness and also global openness hardly relating to level of public prosperity in an area, and available for measured with the regional economic growth. Base on literature and growth theory and also industrial location theory, regional competitiveness in/luenced by some main variables, namebi: (1) Local Government Role Variable, (2) Local Economic Pe/_-formance Variable, and (3) Private Sector Ejiciency - which inclusion in it is human resource (labor), and also geographical aspect or location. the research approach of this study is econometrics by doing regression to the 7 (vevery independent variable and dependent (Regional Competitiveness Index according to the KPPODCS study resuly. Seven vmiables influencing to regional investment competitiveness in this thesis are grouped in three grozqys some as tree grotms of variables as mentioned above, and with specyication of model as following: Indeks,,=,6?0+,B,lF,, f~,B2PAD,,+£_¢1?KAP,, +B,¢.lPM,, +B5Prod,,+,0¢Upah,,+,0f1KK,, l~e. Where is: lndeks: Index (Regional Competitiveness Index) .' IF (Infrastructure): Ratio of Budged Allocations for Development to APBD (Local Government Budgey; PAD: Ratio of PAD (Local Government Original Income) to Total of Local Government Budget; IPM: HDI Hiuman Development Index); XKAP: GRDP Per Capita; Prod: Labor productivity; Upah: Salaries (Labor Cosy; cmd IKK: Construction Costliness Index.
By considering excellence of panels data hence in this research will be applied by panels data regression of 132 area cities/regencies (39 cities and 93 regencies) in Indonesia in range of time of 2002-2005. Metlzod suspect which applied for regression anabtsis is method OLS (Ordinary Least Square). By regression model at assumption panel data OLS have to _#Hill to yield valuation which BL UE.
Statistical test to regional investment competitiveness index model by using the joined cities and regencies panel data, and also which estimated in its self (dissociated cities and regencies) inthcate that model fixed eject regression ts very accurate modeling and chosen for estimating model for repbiing the question of this research. One of _finding of this research is there is difference characteristic between rural areas (regencies) and urban areas (cities) in the case of regional investment competitiveness.
Difference of characteristic seen _#om dependent variables influence specially related to specyic location factor becoming attention in activity of investment based on investment types which will be done. Regression resulted estimation with cities-regencies data concurrentb/ show all independent vmiable in influence on regional investment competitiveness index at level of tmst of 99%. By doing cities and regencies data regression separatebt obtained result is not all independent variables have an ¢#act on in signyicant to cities or regencies investment competitiveness index.
The result of this study expected can equip study concerning ?Rating of Regional Investment Competitiveness of Cities and Regencies in Indonesia", which have been done by KPPOD. Besides also expected can be exploited as component of input in intake of policy of development of area chartered investment cotmselfor the agenda of increasing area investment competitiveness. Academically this study espected can be made as one of reference for the next specific studies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T34447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Candra Hima Yudha Pratama
"Penelitian ini mengkaji proses pembentukan daerah otonom baru di Indonesia yang dilakukan tanpa adanya desain besar penataan daerah yang terstruktur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian doktrinal, yang menitikberatkan pada analisis normatif terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur pembentukan daerah otonom baru. Pembentukan daerah otonom baru di Indonesia sering kali didasarkan pada pertimbangan politis dan kepentingan jangka pendek, tanpa memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan tanpa adanya panduan strategis yang komprehensif. Hal ini berimplikasi pada kurang optimalnya pelayanan publik, kesenjangan pembangunan antardaerah, serta potensi konflik kewenangan antara Pemerintah Pusat dan daerah. Analisis dilakukan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan terkait, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan-peraturan turunannya. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji praktik-praktik pembentukan daerah otonom baru di wilayah Papua dan pembentukan Ibu Kota Nusantara. Hasil penelitian menunjukkan perlunya penyusunan desain besar penataan daerah otonom yang komprehensif dan berbasis data, dengan melibatkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan. Penelitian ini merekomendasikan agar Pemerintah Pusat mengintegrasikan prinsip-prinsip desentralisasi dan kekhususan wilayah dalam penyusunan desain besar penataan daerah otonom di Indonesia.

This study examines the process of establishing new autonomous regions in Indonesia, which is often conducted without a comprehensive and structured regional design. The research employs a doctrinal methodology, focusing on normative analysis of the legislation governing the creation of new autonomous regions. The formation of new autonomous regions in Indonesia is frequently driven by political considerations and short-term interests, without adhering to principles of good governance and lacking a comprehensive strategic framework. This has implications for suboptimal public service delivery, development disparities between regions, and potential conflicts of authority between the central and regional governments. The analysis includes various relevant regulations, such as Law Number 23 of 2014 on Regional Government and its derivative regulations. Additionally, the study examines the practices of establishing new autonomous regions in Papua and the formation of the Nusantara Capital City. The findings indicate the need for a comprehensive and data-driven grand design for regional structuring, involving the participation of various stakeholders. This research recommends that the central government integrate principles of decentralization and regional specificity into the formulation of a comprehensive grand design for regional structuring in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada hakekatnya undang-undang tentang pemerintahan daerah merupakan penjabaran dan pelaksanaan dari UUD 1945, terutama penjabaran dari pengaturan yang tercantum di dalam pasal 18...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>