Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusrini Handayani B.
"Lembaga perbankan memiliki peran vital dalam kehidupan masyarakat, tetapi tidak semua golongan masyarakat dapat menerima keberadaan lembaga konvensional. Keberatan tersebut antara lain berkaitan dengan sistem bunga dalam perbankan konvensional. Bermula dari permasalahan di atas, para ekonomi dan ahli Hukum Islam di berbagai negara berusaha memperkenalkan konsep sistem perbankan Islam. Strategi pengembangan Bank Syariah diarahkan untuk meningkatkan kompetensi usaha yang sejajar dengan sistem perbankan konvensional. Berdasarkan minat terhadap kebutuhan nasabah tersebut, BII Syariah hadir sebagai unit usaha BII yang menjalankan operasionalnya secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip Syariah di bawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah. Salah satu produk yang ditawarkan oleh BII Syariah adalah Tabungan Platinum Access yaitu suatu tabungan untuk berinvestasi yang memberikan keuntungan bagi hasil. Bagaimana konsep Tabungan Platinum, manfaat, kelebihan dan kekurangan dan apa saja dan bagaimana Tabungan Platinum dari BII Syariah Platinum Access ini, yang dapat ditinjau dari berbagai segi. Salah satu segi adalah segi hukum, terutama dalam kaitannya dengan sistem perbankan Syariah. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian normatif yaitu penelitian kepustakaan dengan menggunakan data sekunder ditambah dengan wawancara. Tabungan platinum bertujuan untuk melengkapi produk dan jasa perbankan yang telah ada mengingat kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Kelebihan prinsip bagi hasil pada Tabungan Platinum adalah tingkat bagi hasil yang diterima oleh pemilik dana akan lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Kekurangan prinsip bagi hasil tersebut adalah apabila tingkat pendapatan bank sedemikian rendah maka bagian bank, setelah pendapatan didistribusikan oleh bank tidak mampu membiayai kebutuhan oeprasionalnya sehingga merupakan kerugian bank dan membebani para pemegang saham sebagai penanggung kerugian."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S24329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervinia Ida Wahyuni
"Konsumen perbankan biasanya berada pada posisi yang lemah dan harus mendapat perlindungan hukum agar tidak dirugikan. Terutama konsumen muslim yang menggunakan jasa syariah charge card yang terhitung produk baru yang dikeluarkan oleh salah satu perbankan syariah di Indonesia. Oleh karena itu perlu pengkajian yang menyeluruh terhadap produk syariah charge card tersebut. Pengkajian yang mencakup apa dan bagaimana konsep syariah charge card, bagaimana konsep syariah charge card di dalam BII Syariah Platinum Access yang juga dikenal dengan nama BII Syariah Card, serta pengkajian mengenai penggunaan kartu syariah charge card, khususnya BII Syariah Card dikaitkan dengan hukum perlindungan konsumen. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat hukum normatif dengan berpedoman pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perbankan syariah, dapat diambil kesimpulan bahwa BII Syariah Card adalah kartu plastik berjenis Syariah Charge Card yang sesuai dengan prinsip Kafalah (penjaminan) dan prinsip Qardh (peminjaman) yang menyediakan fasilitas dana talangan pada setiap transaksi yang dilakukan antara pemegang kartu dengan perusahaan atau toko (merchants) yang bersedia menerima pembayaran dengan BII Syariah Card. Selain sebagai dana talangan pada saat pembayaran kepada merchant, pemegang BII Syariah Card juga dapat menggunakan kartu tersebut untuk melakukan penarikan secara tunai di mana dana tersebut akan ditagih BII Syariah Platinum Access pada waktu tertentu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Berkaitan dengan ketentuan Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengenai Syariah Charge Card bahwa penggunaan kartu syariah charge card tidak boleh digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat. Pada kenyataannya, saat ini belum ada teknologi serta sistem yang bisa melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap hal tersebut agar transaksi yang berkaitan tidak dapat diproses. Sehingga saat ini yang terjadi adalah cardholder BII Syariah Card bila tidak dilandasi dengan moral serta itikad yang baik dapat melakukan transaksi pembelian objek yang haram dan maksiat."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T15452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi Wulandari
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S24317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dini Hastuti
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
S24009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Luh Putu Devina Ichasia Prawira
"Perkembangan industri yang pesat menjadikan katalis sebagai jawaban atas kecepatan reaksi pada suatu proses. Proses yang menggunakan katalis pada industri minyak dan gas adalah Contiunous Catalytic Cracking Platforming Unit, yang dimana proses tersebut menghasilkan limbah katalis Pt/Al2O3 sekitar 2000-3000 kg/tahun dengan kandungan platinum sebesar 3200 ppm. Hal tersebut menyebabkan metode leaching asam organik, leaching aqua regia, dan digestion aqua regia diperlukan untuk mengambil kembali logam platinum sangat diperlukan untuk menghemat biaya pembelian katalis platinum karena harganya yang sangat mahal dan limbah katalis merupakan limbah B3. Dalam penelitian ini akan dilakukan tiga metode berbeda untuk mengambil kembali logam platinum dari limbah katalis Pt/Al2O3. Metode yang digunakan adalah leaching dengan asam oksalat, leaching dengan aqua regia, dan digestion dengan aqua regia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses digestion dinilai paling efektif dalam me-recovery logam platinum dengan persentase efisiensi digestion sebesar 98,13%. Proses tersebut memiliki kondisi optimum dengan menggunakan massa padatan limbah katalis 0,1 gram pada suhu 220oC selama 60 menit.

Rapid industrial development uses the catalyst in response to reaction speed in a process. The process uses catalysts in the oil and gas industry is Continuous Catalytic Cracking Platforming Unit, in which the process produces Pt/Al2O3 catalyst waste approximately 2000-3000 kg/year and contains of 3200 ppm platinum metals. It becomes the reason why organic acid leaching, aqua regia leaching, and aqua regia digestion is needed to recover the platinum metals to save cost because its price is very expensive and spent catalyst waste is also considered as hazardous and toxic materials. In this experiment, there are three different methods used to obtain the recovery of platinum metals from spent.Pt/Al2O3 catalyst. The methods used are leaching with oxalic acid, leaching with aqua regia, and digestion with aqua regia. The experiment showed that digestion method is the most effective method in recovering platinum metals with thedigestion efficiency percentage of 98.13%. The optimum conditions for the digestion process is by using 0.1 grams of spent catalyst at 220oC.The digestion process should last for 60 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita Rahayu
"Partikel logam mulia dengan permukaan high energy facets diketahui memiliki aktivitas katalitik yang tinggi. Pada penelitian ini berhasil dilakukan sintesis partikel Pt diatas elektroda ITO dengan teknik elektrodeposisi mode Square-Wave Pulse (SWP) dengan variasi parameter potensial atas (0,5, 1,0, 1,5 dan 2,0 V), jenis elektrolit (H2SO4, H2SO4 + KCl dan KCl) serta pulse deposition time (0,05 s dan 0,25 s). Partikel Pt ini kemudian  digunakan sebagai katalis hidrogenasi aseton dibawah pengaruh gelombang mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial atas hingga 1,5 V menyediakan driving force yang cukup untuk terbentuk partikel dengan kelopak tajam seperti nanoflower. Bentuk permukaan seperti ini merupakan high energy facets yang dikonfirmasi sebagai puncak difraksi (220) dan (311). Laju penumbuhan kristal pada bidang kristal (220) dan (311) juga akibat adanya ion-ion elektrolit HSO4- dan SO42- yang cenderung untuk teradsorpsi secara selektif pada bidang permukaan Pt tertentu yang mendorong pembentukan partikel anisotropik. Penambahan Pulse Deposition Time (t) dari 0,05 s ke 0,25 s menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil. Aktivitas katalitik partikel Pt pada proses hidrogenasi aseton bergantung kepada keberadaan high index facets dan densitas sebaran partikelnya. Diperoleh hasil yang paling tinggi yaitu 30,9% dalam waktu 300 s ketika sintesis menggunakan elektrolit H2SO4 dengan tegangan 1,0 V. 

It is known that noble metal particles with high energy facets have high catalytic activity. In this study, Pt particles were successfully synthesized on ITO electrodes using the Square-Wave Pulse (SWP) electrodeposition technique with variations in the upper potential parameters (0.5, 1.0, 1.5 and 2.0 V, electrolyte type (H2SO4, H2SO4 + KCl and KCl) and pulse deposition time (0.05 s and 0.25 s). Pt particles were then used as catalysts for hydrogenation acetone under the microwaves exposure. The results show that the upper potential of up to 1.5 V provides sufficient driving force for the formation of microflowers with sharp petals such as nanoflower that is confirmed as the diffraction peak of (220) and (311). In addition, the crystal growth rate in the crystal plane (220) and (311) is also due to the presence of electrolyte ions HSO4- and SO42- which tend to be selectively adsorbed in certain Pt surface facets which encourage the formation of anisotropic particles. In addition, the increase Pulse Deposition Time from 0.05s to 0.25s results in smaller particle size. The catalytic activity of Pt particles in the hydrogenation process of acetone depends on the presence of high index facets and its particle density and achieves the highest yield of 30.9% at 275s when using H2SO4 electrolyte with an upper voltage of 1 volt."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pesatnya perkembangan perbankan syariah menimbulkan
ketertarikan bank konvensional untuk menawarkan produkproduk
perbankan syariah. Hal ini ditandai dengan semakin
banyaknya bank konvensional yang membuka unit usaha
syariah. Bank Internasional Indonesia adalah salah satu
bank konvensional yang membuka unit usaha syariahnya pada
tanggal 12 November 2002. BII Syariah telah menjalankan
kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana yang dikemas
dalam layanan platinum. Karena permintaan akan pembiayaan
pemilikan rumah makin meningkat, maka pada tahun 2005 BII
Syariah mengemas produk pembiayaan pemilikan rumahnya
dengan nama Rumah Syariah. Produk Rumah Syariah ini
dijalankan dengan prinsip jual beli (murabahah). Khusus
pada penelitian ini diuraikan mengenai konsep Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) Syariah secara umum, yaitu KPR
Syariah yang dijalankan dengan prinsip jual beli (ba’i) dan
prinsip sewa beli (ijarah wa iqtina/ijarah muntahiyyah
bittamlik) serta pelaksanaan KPR Syariah (produk Rumah
Syariah) ditinjau dari peraturan perundang-undangan di
Indonesia dan ketentuan syariah. Untuk memperoleh data
dalam penelitian ini, dilakukan wawancara terhadap nara
sumber (dari BII Syariah) dan penelitian kepustakaan. Dalam
pelaksanaannya, produk Rumah Syariah ini adalah suatu
bentuk pembiayaan yang berpedoman pada peraturan perundangundangan
di Indonesia dan ketentuan-ketentuan syariah yang
bersumber dari al Quran, hadist dan ijtihad, baik dalam
pelaksanaan akad murabahah, pengikatan jaminan, dan cara
penyelesaian sengketa."
Universitas Indonesia, 2005
S24041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratih Langenati
"Hydroxyapatite atau Hap adalah material keramik yang digunakan sebagai biomatrial dan mempunyai ketangguhan yang rendah.. Dalam rangka meningkatkan ketangguhannya, serbuk logam platinum ditambahkan untuk memperkuat Hap. Penelitian ini dilakukan untuk me ngetahui pengaruh penambahan Pt pada komposit Hap. Material yang digunakan adalah serbuk Hap dan serbuk ammonium chioroplatinate kemudian diproses untuk menghasilkan pelet sinter komposit Hap Pt. Pada proses tersebut tekanan pengonzpakan dan .suhu sinter divariasi, produk akhir yaitu pelet sinter dikarakterisasi menggunakan SEM, XRD dan pengujian kekerasan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa densitas relatif komposit Hap pada variasi tekanan pengompakan lebih rendah dibanding dengan Hap murnipada tekanan yang sama, hal yang sama terjadi pada variusi suhu sinter. Hasil pengujian kekerasan pun mentherikan kecenderungan yang saina pula, hal sebaliknya terjadi prosentase porositas. Meningkatnya tekanan kompaksi dan suhu sinter berpengaruh pada kekerasan, kekerasan komposit Hap Pt lebih rendah daripada Hap murni. Hal ini terjadi karena adanya Pt meningkatkan duktilitas komposit Hap Pt dan darl pola djfraksi sinar X menunjukkan tidak ada reaksi antara Pt dengan Hap akan tetapi pada suhu tinggi sebagian kecil Hap terdekomposisi mEnjadi whitlockite.

Hap is a ceramic material, which is used as a biomaterial and has a low toughness. In order to improve the toughness, platinum metal powder was added to reinforced Hap. This research has been conducted, to identify the influence of Pt in Hap. The raw materials used in this research were flap and ammonium chloroplatinate and they were treated to produce flap Pt composites. During the treatment of the material, it was found that the compression load and sintering were varied. After finalising the treatment, the sintered pellet was characterised using SEM, XRD and micro-hardness test.
Hence, the result showed that the relative density of Hap composites at various: compression load was lower than pure Hap in a similar condition and the same goes for various sintering temperature. The trend of hardness is similar to the relative density. However, the percentage porosity is opposite. For increasing load compression and sintering temperature, the hardness of Hap composites is lower than pure Hap. Those caseshappened due to the present of Pt, which has increased the ductility and did not play the role in sintering process. However, in the (-ray diffraction pattern, there was no reaction between Hap and Pt but some of Hap .decomposed :to whitloclilte and chloroapatite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T39443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>