Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penyu adalah satwa berpindah yang termasuk makhluk berumur panjang. Usia reptil ini bisa mencapai ratusan tahun, namun hidupnya penuh perjuangan. Banyak pemangsa yang menghadang mereka. Biawak dan manusia memakan telur penyu. Kepiting, burung laut, dan hiu memangsa tukik yang masih lemah. Tapi ketika penyu beranjak dewasa, kerapas atau cangkang tubuhnya menjadi alat bertahan yang ampuh. Sialnya, kerapas penyu acapkali diburu sekelompok pedagang cendera mata untuk diperjualbelikan. Pantai-pantai peneluran penyu saat ini semakin berkurang, akibat pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir pantai. Penyu betina yang akan bertelur kerap kali gagal bertelur akibat banyak sampah di pantai. Selain itu kebisingan yang ditimbulkan aktivitas manusia di sekitar pantai pun membuat penyu kembali ke laut. Ia juga sangat peka terhadap cahaya, sehingga tukik-tukik yang baru menetas sering salah arah akibat mengira cahaya lampu-lampu hotel di pinggir pantai sebagai cahaya bulan, sehingga akhirnya mati karena dehidrasi. Karena antara lain sebab-sebab itulah keberadaan penyu saat ini terancam punah di dunia. Penyu termasuk satwa yang saat ini tercantum dalam appendix I CITES, appendix I dan II CMS dan juga tercantum sebagai golongan yang rentan, genting atau kritis dalam red list IUCN. Namun itu semua belum cukup untuk melindungi penyu dari ancaman kepunahan. Maka dibuatlah The IOSEA Marine Turtles MoU yang secara khusus mengatur dan bertujuan untuk mengkonservasi penyu dan habitatnya. Indonesia adalah rumah enam dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia, dengan demikian Indonesia menjadi habitat dan tempat bertelur yang penting bagi penyu, juga menjadi rute migrasi yang penting yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Oleh karena itu sudah seharusnya negara-negara termasuk Indonesia harus melakukan upaya-upaya untuk mengkonservasi penyu dan habitatnya demi kelangsungan dan kelestarian penyu di masa depan."
Universitas Indonesia, 2006
S26045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juanita Joseph
"The green turtle, Chelonia my das, has suffered from population declines throughout its range, mainly due to a continuous over-exploitation of eggs and adults. To better understand the mating strategy of this endangered animal, paternity in egg clutches of 36 green turtles from two major rookeries in Malaysia were investigated using microsatellite markers. A high incidence of multiple paternity for the green turtles from Sabah was discovered, with 71% of egg clutches showing evidence of being sired by at least two different males. However, for the egg clutches from Terengganu, lower incidences I of multiple paternity (36%) were recorded. This study also documents the occurrence of sperm storage in the green turtles from both sites. Similar patterns of paternity were observed across successive clutches, consistent with the hypothesis of sperm being stored J from mating(s) prior to nesting and being used to fertilize all subsequent clutches of eggs for that season. These data provide the first examples of multiple paternity and sperm storage in the green turtle populations in Malaysia."
Terengganu: UMT, 2017
500 JSSM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Gulo, Graciella Stevani
"Eksploitasi secara berlebihan telah menyebabkan terjadinya penurunan populasi penyu. Permasalahan dalam konservasi penyu antara lain kurangnya pendanaan, keterlibatan masyarakat dan kurangnya efektivitas teknik konservasi penyu yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas konservasi penyu, menganalisis valuasi ekonomi tempat konservasi penyu menganalisis penerimaan masyarakat terhadap upaya konservasi penyu dan menyususn strategi keberlanjutan konservasi penyu di Pulau Kelapa Dua. Metode yang digunakan adalah metode campuran dengan analisis deskriptif, serta metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan presentase keberhasilan penetasan telur penyu adalah sebesar 71,89%. Tempat konservasi memiliki fasilitas kolam pemeliharaan. Monitoring sarang penyu dilakukan sebanyak enam kali dalam setahun. Sumber pendanaan konservasi berasal dari pemerintah dan filantropi. Secara keseluruhan penerimaan masyarakat baik terhadap konservasi penyu. Strategi yang dapat dikembangkan untuk keberlanjutan konservasi adalah strategi diversifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa keberlanjutan konservasi penyu di Pulau Kelapa Dua dapat dilakukan melalui penerapan strategi diversifikasi dengan mempertimbangkan aspek ekologi penyu, ekonomi dan sosial. 

Over-exploitation has led to a decline in sea turtle populations. Problems in sea turtle conservation include more funding, community involvement, and the effectiveness of conservation techniques. This study aims to evaluate turtle conservation activities, analyze the economic valuation of turtle conservation sites, analyze community acceptance of turtle conservation efforts, and develop a strategy for the sustainability of turtle conservation on Kelapa Dua Island. The method used is a mixed method with descriptive analysis and SWOT method. The results showed the percentage of turtle egg-hatching success was 71.89%. The conservation site has a rearing pond facility. Turtle nest monitoring is carried out six times a year. Funding sources for conservation come from the government and philanthropy. Overall, community acceptance of turtle conservation is good. A diversification strategy can be developed for conservation sustainability. Based on the results of this study, it is concluded that the sustainability of sea turtle conservation in Kelapa Dua Island can be achieved through the implementation of a diversification strategy by considering the ecological, economic, and social aspects of sea turtles."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Waworuntu, Damar Gerung
"Skripsi ini menganalisis implementasi dari Otoritas Manajemen di Indonesia berdasarkan ketentuan hukum dari Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) . Thesis ini akan membahas implementasi penegakan hukum akan perdagangan hewan langka dari segi international, regional, yang pada akhirnya mengerucut ke implementasinya di tingkat nasional di Indonesia. Penulis menemukan bahwa adanya ketentuan yang memberikan dua instansi negara menyebabkan susahnya isu perdagangan ilegal hewan langka ditegakkan. Penulis percaya bahwa dengan adanya kerjasama regional dan penggunaan sumberdaya dari ASEAN Wildlife Enforcement Network, perdagangan hewan liar dapat dikontrol hingga dapat menjadi pendapatan stabil untuk negara.

This research shall analyze the implementation of the Management Authority in Indonesia as based on the legal instructions of the Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). It shall discuss the implementation wildlife trade enforcement stage-by-stage from an international platform, a regional co-operation platform and finally leading into its implementation at a national level in Indonesia. Through the writing process, the writer has found that from a legal perspective, other then Indonesias lack of capacity to address this problem, endangered wildlife trade enforcement has been unable to reach its optimal level due to the overlaying laws which give authority to more than one state institution to excercise this right. Though such distribution of power is allowed by the CITES, Indonesia still needs to develop an optimal effort to address illegal endangered wildlife trade. The writer believes that this can be done by Indonesia through utilizing the resources of the regional wildlife enforcement, ASEAN Wildlife Enforcement Network, thus making endangered wildlife species trade a viable asset for the country."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S61713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umikalsum
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Salsabila Indratno
"Kura-kura leher ular rote (Chelodina mccordi, Rhodin 1994) merupakan spesies endemik Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dengan status konservasi kritis (critically endangered and Possibly Extinct in the Wild). Upaya reintroduksi kura-kura tersebut sudah dilakukan, tetapi keberadaan individu C. mccordi tetap tidak terdeteksi di alam. Pendekatan environmental DNA (eDNA) menjadi metode nonivasit alternatif untuk pendeteksian dan pemantauan spesies tersebut. Pengembangan metode pendeteksian eDNA C. mccordi memerlukan markah (primer) spesies spesifik agar dapat mengidentifikasi dengan akurat keberadaan DNA target pada sampel. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan primer spesies spesifik untuk markah gen Cytochrome b (Cyt b) dalam pendeteksian eDNA C. mccordi. Primer dirancang berdasarkan urutan nukleotida gen Cyt b dari C. mccordi dengan spesies Chelodina lain. Pengujian primer dilakukan menggunakan sampel air yang mengandung DNA target untuk mengevaluasi spesifitas dan sensitivitas primer. Sampel air yang sudah terekstrak kemudian diproses dengan teknik Quantitative Polymerase Chain Reaction (qPCR) dan High Resolution Melting (HRM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa primer desain (UI_Cm_Cytb) berhasil mengidentifikasi keberadaan C. mccordi dalam sampel. Nilai sensitivitas dan spesifitas primer tergolong tinggi, yaitu 87,5% dan 100%, serta primer tersebut dapat digunakan dalam pendeteksian eDNA C. mccordi dari sampel air. Primer perlu dilakukan optimasi lebih lanjut terkait pendeteksian kelimpahan individu.

The Rote snake-necked turtle (Chelodina mccordi) is an Indonesia endemic species with critically endangered and Possibly Extinct in the Wild status. Attempts to reintroduce this turtle have been conducted, however the tracking of C. mccordi individuals in their natural habitat has not been observed. The environmental DNA (eDNA) is an alternative non-invasive method for detection and monitoring of this species. The development of an eDNA method for detection of C. mccordi requires species-specific markers in order to accurately identify the presence of target DNA in the sample. This study aims to develop species-specific primers using the Cytochrome b (Cyt b) as molecular marker for the detection of eDNA from C. mccordi. The specificity and sensitivity of the primers were evaluated using water samples containing C. mccordi and their related species. The extracted eDNA from water samples are then processed using Quantitative Polymerase Chain Reaction (qPCR) and High-Resolution Melting (HRM) techniques. The results showed that the design primer (UI_Cm_Cytb) was successful for detection the presence of C. mccordi from the samples. The sensitivity and specificity values of the primers are relatively high, namely 87.5% and 100%. Futhermore, the primer needs to be optimized and tested regarding the individual abundance in sample."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mariati
"Kelompok hutan Tesso Nilo merupakan salah satu blok hutan yang terbesar yang tersisa di Provinsi Riau. Meskipun demikian, perubahan tutupan hutan alam kelompok hutan ini sangat cepat, khususnya karena keberadaan jalan yang dibangun oleh perusahaan untuk memperpendek jarak pengangkutan hasil produksi kayu HTI ke pabrik pulp and paper. Kami menilai dampak akses jalan yang membelah kawasan hutan Tesso Nilo (377.387 hektar) dari Selatan Ke Utara (jalan HTI Baserah sepanjang 50 km) dan dari Timur ke Barat (jalan HTI Ukui sepanjang 28 km) sebagai sarana pengangkutan kayu bagi industri pulp and paper.
Analisis dilakukan melalui tumpang tindih data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra landsat sebelum dan sesudah jalan akses HTI dibangun. Berdasarkan laju deforestasi yang terjadi antara tahun 2000 dan 2012 dilakukan proyeksi kecenderungan deforestasi Tahun 2018 dengan menggunakan perangkat lunak Idrisi dengan tool Land Change Modeler. Untuk membangun model harmonisasi ruang antara konservasi dan produksi di kawasan Hutan Tesso Nilo, dilakukan dengan menggunakan analisis spatial multi criteria menggunakan ArcGis 10.
Hasil penelitian menunjukkan periode 2000-2002 laju deforestasi ratarata tahunan mencapai 3.530 ha, dan meningkat drastis menjadi 13.903 ha tahun 2002-2007 setelah kedua jalan dibangun. Secara keseluruhan, laju deforestasi rata-rata tahunan periode 2000-2012 adalah 9,28 persen (8.156,97 ha hutan), atau penurunan perkiraan total 97.883,64 hektar selama 12 tahun. Hasil proyeksi kecenderungan deforestasi 2018 diperkirakan hutan alam Tesso Nilo hanya 28.017 ha dan non-hutan alam 335.930 ha. Hasil skoring dan pembobotan untuk pilihan skenario optimum produksi dan konservasi menjadi pilihan model harmonisasi ruang antara konservasi dan produksi di kelompok hutan Tesso Nilo. Model ini dapat menjamin keberadaan kawasan konservasi di masa mendatang, menjadikan distribusi satwa liar di konsesi HTI menjadi koridor satwaliar yang dilindungi.

Tesso Nilo forest block is one of the largest forest block remaining in the Riau Province. However, the forest changes rapidly, especially when roads were developed by company crisscrossing and transecting the area. This study is to reassess the impact of the access road development in terms of spatial differentiations. The roads crisscrossed Tesso Nilo forest area (377,387 hectares) from the South to the North (Baserah of HTI road along 50 km), and transects from East to West (Ukui of HTI road along 28 km) play very important function for a company to transport forest products of pulp and paper company.
The study applies over-laying techniques of digital data for land cover landsat image in various periods, and interpretates before and after the road built. Based on the rate of deforestation between 2000 and 2012, deforestation trends model 2018 using the Idrisi software tool Land Change Modeler were carried out. To build the spatial harmonization model between conservation and production in Tesso Nilo forest areas, the study applied used a spatial multi criteria analysis using ArcGIS 10.
The results showed that the average rate of annual deforestation period 2000-2002 reached to 3,530 ha, and increased dramatically after the second road was built to 13,903 ha for 2002-2007. Overall, the rate of deforestation annual average between 2000-2012 period is 9.28 percent (8,156.97 ha), or a reduction in the estimated total of 97,883.64 ha for 12 years. From our modeling study it shows that deforestation trends in 2018 is estimated that the remain of natural forests of Tesso Nilo area will be only 28,017 ha while non forested area increase to 335,930 ha. Using score and weight values of optimum production and conservation scenario to spatial harmonization model between conservation and production in Tesso Nilo Forest Block to ensure the existence of protected areas, wildlife corridors were proposed which connected Timber Plantation Forest concessions to the natural forest blocks and national park.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>