Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Tendian
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrahmiati
"Periode persalinan merupakan periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Propinsi Banten yang merupakan wilayah pada penelitian ini membutuhkan upaya yang lebih besar untuk mencapai cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mengingat cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang dicapai hanya sebesar 68,9% menurut data susenas 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cakuipan persalinan oleh tenaga kesehatan di provinsi Banten tahun 2010, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode cross sectional.
Penelitian menunjukkan bahwa jarak tempuh dan pelayanan persalinan di puskesmas merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Nilai R square sebesar 0.217 artinya 8 (delapan) variabel bebas yang diteliti dapat menjelaskan variabel cakupan persalinan 21.7% , sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Delivery period is the period that contribute greatly to maternal mortality in Indonesia, death during childbirth and a first week of an estimated 60% of all maternal deaths. Aid deliveries by trained health personnel to be very important in an effort to decrease maternal mortality. Banten Province which is a region in this study requires a larger effort to achieve coverage of deliveries by health personnel in accordance with the target of Minimum Services Standard in 2015 ie by 90%, considering the scope of delivery by health personnel who achieved 68.9% (Susenas, 2009). This study used cross sectional method.
Study shows that the mileage and service delivery in health centers is a factor that has a significant association in improving the coverage of deliveries by health personnel. R square value of 0.217 means 8 (eight) independent variables under study may explain the variable scope of delivery for 21.7%, while the rest is explained by other variables not included in this study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30047
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Maryani
"Rumah sakit Tangerang telah menjadi unit swadana tahun 1996, sebingga pembiayaan operational dari penghasilan fungsionalnya sendiri, tetapi fungsi social dari rumah sakit tersebut tetap masih dilaksanakan terbukti dengan menangani pasien tidak mampu dilaksanakan sebagaimana mestinya serta sebagai pusat pelayanan dan rujukan Terlihat dengan penanganan pelayanan dasar pada ibu bersalin terjadi pertumbuhan 14,9 % dari tahun 2001 - 2002. Dari pertumbuhan pelayanan persalinan tersebut ,penanganan persalinan normal pertumbuhannya adalah 23,4 % dan diikuti persalinan dengan tindakan sebesar 13,6 %. Bila dilihat dari sisi kenaikan pendapatan pada kamar bersalin terdapat pertumbuhan sangat signifikan yaitu sebesar 99,6%, Bila dibandingkan antara pertumbuhan pelayanan persalinan dengan pedapatan di kamar bersalin, indikasi adanya kenaikan biaya yang sangat berarti. Salah satu upaya untuk mendukung peningkatan cakupan layanan kepada ibu bersalin diperlukan informasi mengenai struktur biaya satuan tindakan persalinan normal dan persalinan dengan ekstraksi vakum di kamar bersalin.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi biaya satuan persalinan normal dan persalinan dengan ekstraksi vakum di kamar bersalin RSUD Tangerang khususnya teridentifikasinya besaran & elemen total biaya di kamar bersalin dan teridentifikasinya besaran biaya satuan layanan tindakan persalinan normal dan persalinan dengan ekstraksi vakum di kamar bersalin RSUD Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik secara operational research , dengan analisis biaya menggunakan metode Activity Based Costing.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya satuan persalinan normal adalah Rp 146.828,-(semua komponen biaya dihitung), apabila mengabaikan perhitungan biaya investasi dan gaji PNS maka besarnya adalah Rp 36.940; , Pada persalinan dengan eksiraksr vakum menghasilkan biaya satuan sebesar Rp 198.048,-(semua komponen biaya dihitung), apabila mengabaikan biaya investasi dan gaji PNS maka besamya adalah Rp 59.255,- . RSUD Tangerang adalah rumah sakit umum pemerintah maka peneliti melakukan perhitungan dengan mengabaikan biaya investasi dan biaya gaji PNS. Sehingga terlihat ada efisiensi biaya satuan sebesar 79 %pada persalinan normal dan persalinan ekstruksr vakum sebesar 78 %.

Tangerang Hospital has been included in self funding hospital program by the Government therefore they have to maintain their social function as hospital in general. It is proven by caring poor patients and been appointed to be service center and reference hospital for Tanggerang district. In implementing such function during year 2002 Tangerang Hospital has served and cared mothers delivering babies almost 15% higher compare to previous year. Normal childbirth itself has grown up by 23% while Childbirth with Vacuum Treatment has grown by almost 14%. Meanwhile when we take a look at revenue growth at Delivery Unit for 2002 compare to 2001 it was a tremendous growth of almost 100%, it was interesting case to be analyzed that in terms of revenue it was significant growth compare to 23% growth of number of services then our rough assumption is it was higher price/tariff and basic assumption of higher price/tariff is higher coast. Coast efficiency and effectiveness can produce lower price/tariff so that can serve more patients, especially poor patients. One way to increase the quality of service to the pregnant is to get information of unit cost structure for Normal Childbirth with Vacuum Treatment in Delivery Room.
The objective of this research is to get information on information of unit coast structure for Normal Childbirth and childbirth with Vacuum Treatment at Delivery Room in Tangerang Hospital, especially identifying cost components and total cost in delivery room and unit cost for Normal Childbirth service and Childbirth with Vacuum Treatment service as weel. This research is a descriptive and analytical operation research, with cost analysis using Activity Based Costing as An approach.
From the research it is concluded that unit cost for normal Childbirth is 146.828,- this calculation charged all cost components while if investment cost and civil servants (PNS) salary was not included the unit cost was only Rp. 36.940,- For Childbirth with Vacuum Treatment service the unit cost was 198.048,- for all cost components included in the calculation but if investment cost and PNS salary is not included then the unit cost become Rp. 59.255,-. The reason for this kind of cost calculation is Tangerang Hospital is Public hospital where all facilities and salaries for civil servants is government subsidy so there is a potential cost efficiency for normal childbirth is about 79 and 78 for childbirth with vacuum treatment. With this potential cost efficiencies in both Normal Childbirth and Childbirth with Vacuum Treatment services then more patients can be served and more services can public as social functionality of Tangerang Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Nuraida
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab utama kematian maternal dan perinatal. Kejadian komplikasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tahun 2011 sebesar 17,6%. Untuk mengetahui gambaran komplikasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain case series, menggunakan data sekunder dari rekaman medik semua ibu yang mengalami komplikasi persalinan. Dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentasi variabel komplikasi persalinan yaitu sosial demografi, status kesehatan, status obstetri dan pelayanan kesehatan ibu yang mengalami komplikasi persalinan.
Hasil penelitian menggambarkan proporsi kejadian komplikasi persalinan yaitu perdarahan saja 69%, preklamsia/eklamsia saja 19%, partus lama saja, perdarahan dan preeklamsia/eklamsia 8,6%, perdarahan dan partus lama 0,9%, sebagian ibu berpendidikan rendah 53,4%, rata-rata paritas ibu 1,6 kali, kekuatan his kurang dari 40 detik/10 menit 74,1% dan datang tanpa rujukan 51,7%. Disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tentang penatalaksanaan persalinan dengan komplikasi perdarahan. Serta meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil primipara.

Complications of childbirth are the leading cause of maternal and perinatal mortality. Incidence of complications of labor at General Hospital in Depok in 2011 of 17.6%. To know the description of childbirth complications at General Hospital in Depok conducted the research with case series design, using secondary data from medical records of all women who experience complications of labor. Univariate analysis was performed to determine the distribution and frequency of complications of labor is a variable percentage of social demographics, health status, health status and maternal obstetric complications of childbirth.
The results illustrate the proportion of the incidence of bleeding complications of labor is only 69%, preklamsia / eclampsia was only 19%, long confinement alone, bleeding and preeclampsia / eclampsia was 8.6%, bleeding 0.9% and long confinement, some mothers with low education 53.4 %, an average of 1.6 times the parity of the mother, his strength is less than 40 minutes detik/10 74.1% and 51.7% came without a referral. It is recommended to further enhance the knowledge and competence of the management of labor with bleeding complications. And increasing outreach to pregnant primiparas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yadi Hidayat
"Untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul sebagai dampak krisis ekonomi, pemerintah telah memberikan pelayanan kesehatan bagi Keluarga Miskin (Gakin) melalui program PKPS-BBM Bidkes diantaranya dengan memberikan biaya pertolongan persalinan oleh tenaga bidan sebesar Rp. 150.000. Pemanfaatan dana pertolongan persalinan masih rendah. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui berapa biaya satuan untuk pertolongan persalinan serta pemanfaatannya oleh Gakin.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan analisis ekonomi terhadap kebutuhan biaya pertolongan persalinan bagi Gakin serta melakukan Survey Cepat untuk mengetahui pemanfaatan pertolongan persalinan oleh keluarga miskin serta faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pertolongan persalinan. Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh jawaban atau informasi mendalam yaitu: persepsi bidan desa dalam melaksanakan pertolongan persalinan, kecukupan biaya pertolongan persalinan dan mekanisme pencairan biaya pertolongan persalinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pertolongan persalinan yang sesuai dengan kebutuhan adalah sebesar Rp. 213.250. Adapun Gakin yang memanfaatkan pertolongan persalinan dengan bidan sebanyak 69, 9 %. Dan faktor bidan sebagai provider yang mempengaruhi pemanfaatan pertolongan persalinan adalah karena biaya pengganti untuk pertolongan persalinan gakin relatif kecil dan lamanya proses pencairan dana pertolongan persalinan. Dari faktor ibu bersalin Gakin, faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan persalinan oleh bidan antara lain: ketidaktahuan Gakin bahwa persalinan dengan bidan tidak dipungut biaya dan khawatir bayar mahal kalau ditolong oleh bidan.
Secara garis besar hasil dari penelitian ini adalah diperlukan upaya-upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi Gakin khususnya pelayanan pertolongan persalinan melalui penyesuaian kembali biaya pertolongan persalinan yang sesuai kebutuhan, memudahkan mekanisme pencairan dana pertolongan persalinan, sosialisasi tentang hak gakin memperoleh pelayanan kesehatan serta dengan peningkatan kinerja bidan di desa.

The government has given a health service for Poor Family (Gakin) by PIPS-BBM Bidkes program to overcome the health problem which emerges as an economic crisis impact, such as giving the expense of helping child birth by midwife is equal to 150.000 rupiahs. The used of helping child birth cost is still lower. Because of this, the writer wishes to know how much set cost of helping childbirth and also it?s used by Gakin.
This research is a quantitative research by conducting an economic analysis of child birth cost requirement for Gakin and also conducting a Rapid Survey to know the used of helping child birth by poor family and also the factors that related to help child birth. A qualitative research is used to get an answer or deep information, such as countryside midwife perception in conducting child birth help, cost sufficiency of helping child birth and cost mechanism of helping child birth.
The research result indicates that cost of helping child birth which is available with requirement is equal to 213.250 rupiahs. Gakin which has been used child birth help by a midwife is almost 69, %. From midwife factor as provider which affected the used of helping child birth because substitution cost for helping child birth of Gakin is low relatively and long duration of cost liquefaction process of helping childbirth. From child birth mother factor of Gakin, as a factor which affected the lower of using a child birth by midwife such as: ignorance of Gakin that child birth by midwife is not getting charge and they are worry to pay high cost if they are helped by a midwife.
From marginal result of this research, it was suggested to government and society efforts to improve the health service access for Gakin, especially the service of helping child birth by adjustment return the cost of helping child birth which is available with requirement, facilitating the cost liquefaction mechanism of helping child birth, socialization concerning Gakin rights to get health service and also the improvement of midwife performing in countryside.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T20059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Setyono P.
"Masih tingginya angka kematian bayi dan kematian maternal, hal ini mencerminkan masih kurangnya kemampuan negara dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat khusunya perawatan kehamilan serta proses pertolongan persalinan dan neonatal. Kabupaten Sumedang sudah mempunyai 243 bidan diantara 269 desa, dengan kenyataan tingginya angka kunjungan pemeriksaan kehamilan oleh bidan, tidak disertai dengan pemanfaatan tenaga bidan sebagai penolong persalinan.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan tentang gambaran pengetahuan, sikap dan karakteristik sosio demografi ibu dalam pemanfaatan pertolongan persalinan oleh dukun atau bidan serta alasan-alasan yang melatarbelakangi pemanfaatan penolong persalinan di Kabupaten Sumedang.
Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif dengan fokus group diskusi, karena ingin diperoleh informasi yang lebih dalam dan rinci. Kegiatan analisis data yang dilakukan berupa analisa isi I content analysis. Infoman pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan anak terakhir pada kurun waktu antara bulan Januari 1997 sampai dengan bulan Juni 1997 yang menggunakan jasa pelayanan dukun, bidan serta dukun bersama bidan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Pengetahuan informan tentang hal yang berkaitan dengan persalinan dan penolong persalinan cenderung baik 2) Sikap informan cenderung positif terhadap bidan, ini terlihat dari tingginya kunjungan pemeriksaan kesehatan kehamilan 3) Umur informan berisiko tidak selalu memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan, bahkan ada kecenderungan memilih dukun 4) Informan paritas berisiko tidak selalu memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan 5) Pendidikan informan yang relatif tinggi ada kecenderungan tidak memanfatkan dukun sebagai tenaga penolong persalinan 6) Penghasilan keluarga informan yang lebih baik ada kecenderungan mernilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan 7) Persepsi informan tentang jarak menyatakan dekat bila masih satu desa dengan tenaga penolong persalinan 8) Pengambilan keputusan dalam pemilihan tenaga penolong persalinan masih dipengaruhi oleh orangtua, mertua atau suami.
Mengingat pengambilan keputusan pemanfatan tenaga penolong persalinan masih dipengaruhi oleh orangtua atau mertua maka diperlukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi ) bagi tokoh masyarakat, tokoh agama dari para orangtua serta para suami dari ibu yang sedang hamil atau pasangan usia subur.

The death-rate of baby and maternal mortality are still high, it indicates the state ability in giving the medical services to the people is still submissive : especially in taking care of pregnancy and the process of birth-rate and neonatal. The regency of Sumedang has 243 midwives in 269 villages in fact that the inspection rate of pregnancy by midwives not involving the using of midwives abilities in the process of birth.
The objective of this research are to get the illustration of skill, behavior and sosiodemografy of mother in using of birth process aid by tradisional or obstretical midwives and also the background reason of the midwives utilization.
Ths method of research is accomplished by the approximation of qualitative method and foccused in group discussion to get more detailed information. The activity of data analysis is accomplished by using the form of content analysis. In this research, the informans are mother who bore the last baby in January 1997 until June 1997 and use the services of traditional midwives, obstretical midwives or both of them.
From this research, the conclusions are : 1) The skill informans of birth process and the personal who help the birth process are good enough. 2) The informans behaviour of midwives is good enough. It is indicaated the maximum inspection rate of pregnancy to the people. 3) The age of risky mothers do not always choose the obstretical midwives to help the bird process but they prefer using the traditional midwives services. 4) The risky paritas mother do not always choose the obstretical midwives to help the bird process.5) The education level respondents that high relatively has tendency to use obstretical midwives.6) A mother coming from the family with the better income ho s a tendency to choose the obstretical midwives to help the bird process.7) Mother has a perception of the distance, it indicates close if the midwives stay in the same village.8) The taking of decision to choose the man who help the birth process is still influenced by the parents and parents in law.
Deciding that taking decision in using the skillful personal to help the birth process is still influenced by the parents and parents in law so it important to involve KIE to the mayor figure in community, the mayor figure of religion society, the parent and husband of pregnant wife or fertilized couples.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad
"Persalinan pada dasarnya merupakan proses alamiah yang sudah merupakan tugas seorang ibu yang harus dihadapi. Namun demikian, tidak jarang terjadi penyimpangan, sehingga keadaan ini bukan saja menimbulkan risiko bagi ibu, tetapi juga berisiko terhadap bayinya. Salah satu risiko yang mungkin terjadi bagi bayi akibat persalinan ini adalah afiksia neonatorum.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan prevalen afisia neonatorum sedang dan berat di Indonesia setiap tahun sekitar 144.900 bayi. Sementara itu data pada Rumah Sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2000 terungkap kejadian asfiksia neonatorum sedang dan berat tahun 1999 sebesar 24,9 % meningkat menjadi 45,9 % pada tahun 2000.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari register ibu dan register bayi di Rumah SakitUmum Dr.Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2000. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum. Faktor lain meliputi umur ibu saat bersalin, paritas, berat badan bayi lahir, kelainan plasenta, persalinan tindakan, kelainan letak dan kasus rujukan diduga mempengaruhi hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Desain yang digunakan adalah case control. kelompok kasus adalah bayi yang lahir di Rumah sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung selama tahun 2000 dengan nilai Apgar menit pertama kurang dari 7. Sedangkan kelompok kontrol adalah bayi yang lahir di Rumah sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung periode selama 2000 dengan nilai Apgar menit pertama 7 sampai 10.
Dari keseluruhan sampel, bayi yang lahir dengan mengalami persalinan lama pada kelompok kasus proporsinya hampir lima kali lebih besar (43%) dibanding kelompok kontrol (8,5%). Terbukti adanya hubungan bermakna antara persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum. Bayi yang lahir dengan asfiksia neonatorum, setelah dikontrol persalinan tindakan dan kasus rujukan berperan sebagai confounder, atau mempunyai pengaruh terhadap hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Perlunya dilakukan persalinan tindakan sesegera mungkin,apabila diketahui ibu bersalin telah mengalami persalinan lama. Kegiatan lainnya adalah perlu terus dilakukan upaya penyuluhan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil untuk selalu melakukan perawatan ante natal yang baik selama kehamilannya guna mendeteksi secara dini penyulit persalinan.

The Connection Between Long Duration Childbirth rith Neonatorum Asphyxia Case to Newborn Baby at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000Delivering a baby or childbirth, basically is a natural process as a mother's duty that have to deal with. In such a case, sometimes there is childbirth deviations have risks that could be dangerously to mothers and also to newborn babies. One of this risks is Neonatorum Asphyxia.
Ministry of Health Republic of Indonesia has predicted that medium and heavy cases of Neonatorum Aphyxia in Indonesia are about 144.900 cases. In the same cases, RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitungs Neonatorum Asphyxia in 1999 is 24,9% and increasing to 45,9% in 2002.
This research was using the secondary data that sourced on numbers of mothers and babies registration data at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000. The main goal of this research is to find out the connection between long duration childbirth and Neonatorum Asphyxia case. Others factors that could make effect are; mother's age, paritas, baby's weight, placenta disorder, breech delivery, and referral cases had presumed to influrnce the long duration childbirth with Neonatorum Asphyxia cases.
The research's design that used by the writer is case control design. The cases group is numbers of babies that born at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000 with Apgar value less than 7. Whereas the control group is number of babies with Apgar value range at 7 - 10.
From all samples, the babies that born with long duration childbirth at the cases group have the proportion cases five times bigger (43%) than the babies at control group (8,5%). It shows that there's connection between long duration childbirth and Neonatorum Asphyxia cases. The babies with Neonatorum Asphyxia cases from long duration childbirth have 3.053 probability odds times than the babies without Neonatorum Asphyxia cases, after being controlled by maternity acts and referral cases. Maternity acts and referral cases it also predicted had taken part as cofounder, or influence to long duration childbirth and Neonatorum aphyxia cases.
The maternity acts must be conducted as soos as possible if a long duration childbirth has been detected. Another actions that should be done and continued are public information or illumination acts, especially to pregnant mothers, to always take care of their pregnancy by doing the best ane natal caring along hers/their pregnancy to pre-detect and prevent maternity or childbirth problems.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Sinurtina
"Salah satu indikator yang sensitif untuk mengetahui dasar kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu negara adalah Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu. Kematian ibu masih merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. SDKI 2002-2003 memperlihatkan bahwa MU di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka ini tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor ibu hamil dengan komplikasi persalinan di Indonesia 1998-2000. Adapun variabelvariabel independen adalah status kesehatan , status reproduksi, pelayanan antenatal dan perilaku sehat ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di seluruh propinsi Indonesia kecuali Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Maluku dan Propinsi Papua karena alasan keamanan dimana sedang terjadi pergolakan di ketiga wilayah tersebut.
Desain studi adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001. Sebagai sumber data digunakan kuesioner SKRT 2001. Sampel dari penelitian ini merupakan sub sample dari modul Susenas 2001, dimana terdapat 16.009 orang perempuan berstatus menikah yang berumur 15-49 tahun dan diidentifikasi hamil sebanyak 738 orang, dan yang berhasil diwawancarai dan ditemukan dari mereka sebanyak 286 ibu yang mempunyai pengalaman terminasi kehamilan pada tahun 1998-2000.
Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Kejadian komplikasi persalinan adalah 42,3%. Dari hasil analisis bivariat, factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah riwayat komplikasi kehamilan (OR = 6,01), K1 (OR = 1,78), K4 (OR = 2,77), pemeriksaan antenatal (OR = 6,04), penolong persalinan (OR = 3,73) dan tempat persalinan (OR = 2,77).
Dari hasil multivariat, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian komplikasi persalinan adalah riwayat komplikasi kehamilan, K1, K4, pemberian tablet besi/Fe, pemeriksaan antenatal, penolong persalinan dan tempat persalinan.
Upaya pencegahan terjadinya komplikasi persalinan perlu lebih ditingkatkan, dimana deteksi dini terhadap ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tinggi dapat dideteksi dan ditangani secepatnya dengan baik. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan perlu ditingkatkan. Bidan desa harus diperbanyak di desa-desa, terutama di daerah-daerah terpencil yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Daftar Bacaan : 57 (1980 - 2004)

One of sensitive indicators to find out health degree of a country, even to measure progression level of a country is Infant Mortality Rate and Maternal Mortality Rate. Maternal Mortality Rate is still a major health problem in Indonesia. Study on maternal mortality showed a relatively high maternal mortality was 307 per 100,000 live birth from Indonesia Demographic and health Survey (IDHS) 2002-2003, and this figure is still the highest one if compared to the other ASEAN country.
The research is to find out the relation between factors of pregnancy woman and complication of delivery in Indonesia 1998-2000. As independent variables are reproductive behavior, health status, access to antenatal care and health care behavior of woman. This study was done in all of provinces In Indonesia exclude Nanggroe Aceh Darussalan province, Maluku province and Papua province because of conflict at there areas.
This research used cross sectional design. The source of data was questioners gets from National Household Health Survey 2001. Sample of this study was sub sample of Susenas 2001, which consisted of 16,009 married women aged 15-49 years, and identify there are 777 pregnancy women were interviewed and 286 of them have pregnancy termination in 1998-2000.
Data was analyzed by using univariate, bivariate and multiple logistic regression. The result of this research showed that the delivery complication was 42.3%. Based on bivariate analysis it was known that factors related to the occurrence of delivery complication showed the significant relationship was complication of pregnancy (6.01), time of first ANC visit (1.78), number of ANC visit (2.77), antenatal care from a medical professional (6.04), delivery helper was non health provider (3.73) and delivery at non health facility (2.77).
In order to prevent the occurrence of delivery complication, it needed to improve, beside this, the pregnant mother of high risky should detected earlier well as handle the cases as soon as possible. The use midwives as birth attendant should be improved. The distribution of village midwives should improved, especially in the remote areas which are far from health facilities.
Reference: 57 (1980 -2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah
"Komplikasi persalinan menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu, kejadiannya meningkat dari 46% pada tahun 2012 menjadi 71,1% pada tahun 2017. Penelitian analisis lanjut menggunakan data SDKI 2017 dengan desain cross sectional, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di 34 Provinsi di Indonesia tahun 2012-2017. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang melahirkan dalam dalam periode 2012-2017 yaitu sebanyak 14.996 orang.
Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubugan yang signifikan antara status ekonomi, umur, paritas, komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan, penolong persalinan dan tempat persalinan dengan komplikasi persalinan. Hasil analisis regresi logistik ganda didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan komplikasi persalinan adalah riwayat persalinan. Responden yang pernah mengalami komplikasi persalinan berisiko hampir 4 kali (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) mengalami komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh faktor umur, paritas, komplikasi hamil, penolong persalinan, dan tempat persalinan.
Komplikasi kehamilan, dan tempat persalinan berinteraksi dengan riwayat komplikasi persalinan terhadap komplikasi persalinan. Disarankan Kementerian Kesehatan dan BKKBN dapat memberikan pelatihan ANC, INC, dan metode kontrasepsi kepada petugas yang memiliki wewenang untuk memberikan perawatan antenatal, intranatal dan pascanatal. Serta memberikan KIE khususnya pada ibu yang mempunyai riwayat komplikasi persalinan.

Labor complications caused maternal morbidity and mortality, the incidence increased from 46% in 2012 to 71.1% in 2017. Further analysis of the study used the 2017 IDHS data with a cross sectional design, aimed to finding out the factors associated with labor complications at 34 Provinces in Indonesia in 2012-2017. The sample in this study were women of childbearing age (WUS) who gave birth within the period 2012-2017 which were 14,996 people. The results of this study showed significant correlation between economic status, age, parity, pregnancy complications, history of labor complications, birth attendants and place of delivery with labor complications.
The results of multiple logistic regression analysis found that the most dominant factor associated with labor complications was labor history. Respondents who had experienced labor complications had a risk of almost 4 times (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) experiencing labor complications after being controlled by factors such as age, parity, pregnancy complications, birth attendants, and place of delivery.
Complications of pregnancy, and the place of delivery factors interact with a history of labor complications in labor complications. It is recommended that the Indonesia Ministry of Health and BKKBN to provide ANC, INC and contraceptive training for health practitioner who have the authority to provide antenatal, intranatal and postnatal care. As well as providing IEC especially for mothers who have a history of labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Pada
"Keberadaan seorang ibu merupakan tonggak utama tercapainya keluarga yang sejahtera karena ibu mempunyai nilai strategis dalam pembangunan sumber daya manusia yang sekaligus merupakan kelompok rawan karena resiko kesakitan dan kematian. Angka kematian ibu (AM) dijadikan salah satu indikator nasional yang digunakan dalam menilai tingkat kesejahteraan ibu dan derajat kesehatan. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, angka kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi. Pemanfaatan penolong persalinan adalah satu mata rantai dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan pemeriksaan kehamilan dengan pemanfaatan penolong persalinan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari data Survei Kesehatan Ibu dan Anak Indonesia tahun 2001 dengan desain cross sectional. Sampel adalah wanita yang sudah menikah, berumur 15-45 tahun dan pernah melahirkan anak, baik lahir hidup maupun lahir mati dalam satu tahun terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan sebesar 94,3%, akan tetapi yang memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan hanya 62,6%. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa ibu yang tidak memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan (tidak ANC) mempunyai peluang 5,09 kali memanfaatkan bukan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan setelah dikontrol variabel pendidikan dan pengetahuan ibu. Selain itu akses terhadap media informasi dan status ekonomi keluarga juga berhubungan secara independen dan bermakna dengan pemanfaatan penolong persalinan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin di Propinsi Jawa Barat adalah dengan meningkatkan ketrampilan tenaga kesehatan dalam konseling-komunikasi interpersonal, memberikan layanan antenatal yang lebih berkualitas, pemantapan sistem rujukan yang komprehensif dari keluarga, masyarakat, puskesmas sampai rumah sakit serta mengupayakan kesinambungan pembiayaan kesehatan bagi keluarga miskin khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil/bersalin serta rujukan melalui APBD propinsi dan kabupaten/kota setelah program JPS-BK berakhir.

Relationship between Antenatal Care History and Birth Delivery Assistant Utilization in the Province of West Java 2001 (Secondary Data Analysis: Indonesia Mother and Child Survey, 2001)The existence of a mother is the main pillar to attempt a welfare family due to it has a strategic value in human resource development. Also, the mother is classified as vulnerable group because of having morbidity and mortality risk. Maternal Mortality Rate (MMR) is one of national indicators assessing the level of well-being mother and health status. In comparison with other ASEAN countries, MMR in Indonesia is relatively high. So, in order to decrease MMR and Infant Mortality Rate (IMR), delivery assistant utilization is an important chain.
The objective of the study was to obtain the information about relationship between antenatal care and birth delivery assistant utilization. This study used secondary data from Indonesia Mother and Child Survey 2001 as well as a cross sectional design, The sample of this study was married women aged 15-45 years and having given birth history, both alive or stillbirth in the last one year.
The results showed that antenatal care provided by health provider was 94.3% but of those who utilized health provider as birth delivery assistant was 62.6%. Logistic regression test revealed that mothers who did not examine their pregnancy to the health provider had chance 5.09 times to utilize other provider beside health provider as their birth delivery assistant after being controlled by mother's educational and knowledge. Furthermore, the access to information media and economical status in the family related to birth delivery assistant utilization independently and significantly.
It is recommended that some attempt that could be conducted to increase health provider utilization in health care for pregnant women and delivery women in the Province of West Java by increasing the health provider's skill on interpersonal communication and counseling, providing quality antenatal care and comprehensive referral system, as well as trying to give continuous health expenses for the poor family, particularly providing the service for pregnant/delivery women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T5755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>